Bendung Dan Bendungan
Bendung Dan Bendungan
Bendung Dan Bendungan
1.JORDI RIFALDI 2.MIKI RANDI 3.MUHAMMAD IQBAL 4.RICKO DWI ADI SAPUTRA 5.RICKI GUNAWAN 6.WANDA SUWARNO
Teknik Struktur mempelajari masalah struktural dan sifat dari material yang digunakan untuk bangunan. Material bangunan: baja, beton, kayu, kaca dll. Bangunan: gedung, jalan, jembatan, terowongan dsb.
Asep Sapei
BENDUNG
Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai.
FUNGSI
Ada pun fungsi bendung (weir) sebagai berikut : 1. Pada debit kecil bendung harus menutup sungai dan menaikan muka air. 2. Berfungsi sebagai peluap.
Jenis Bendung
Tipe Bendung
Syarat-syarat konstruksi bendung, antara lain : 1.Bendung harus stabil (terutama terhadap tekanan air) 2. Dapat menahan bocoran (bahaya piping) 3.Elevasi punggung bendung harus memenuhi syarat kebutuhan pengairan daerah yang dilayani 4. Muka air bendung serendah mungkin 5.Biaya pembuatan dan pembuatan semurah mungkin 6.Bentuk peluap harus sedemikian rupa sehingga batu dan pasir dapat dijatuhkan pada dasar sungai hilir dengan tidak merusak konstruksi
a. Tubuh bendung
b. Pintu air (gates) Bagian yang penting dari pintu air adalah : 1) Daun pintu (gate leaf) 2) Rangka pengatur gerakan (guide frame) 3) Angker (anchorage) 4) Hoist
arah
c. Pintu Pengambilan (intake) Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran.
d. Kolam Peredam Energi Secara garis besar konstruksi peredam energi dibagi menjadi 4 (empat) tipe, yaitu : 1) Ruang olak tipe Vlughter 2) Ruang olak tipe Schoklitsch 3) Ruang olak tipe Bucket 4) Ruang olak tipe USBR
e. Pintu Penguras Untuk membilas kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap harinya selama kurang lebih 60 menit.
Hal-hal yang dapat merusak bendung dan cara mengatasinya : 1. Piping Usaha untuk menghindari yaitu dengan memperkecil kecepatan aliran piping yang dapat dilakukan dengan cara: a. Pembuatan lantai muka b. Pembuatan turap
5. Stabilitas
BENDUNGAN
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi.
Fungsi
Bendungan atau dam mempunyai beberapa fungsi, antara lain : 1. Menyediakan air di perkotaan 2. Menyediakan air untuk irigasi 3. Meningkatkan navigasi 4. Menghasilkan tenaga hidroelektrik 5. Menyediakan tempat rekreasi 6. Habitat untuk ikan dan hewan lainnya 7. Pencegahan banjir 8. Sebagai penahan pembangunan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik.
Tipe Bendungan a.
Berdasarkan ukuran Bendungan besar: bendungan yang tingginya lebih dari 15m atau 10-15m, panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m, kapasitas waduk tidak kurang dari 1 juta m, debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m/detik.
- Bendungan kecil (small dams, weir, bendung) Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar di sebut bendungan kecil.
b. Berdasarkan tujuan pembangunannya - Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams) adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja. - Bendungan serbaguna (multipurpose dams) adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan.
c. Berdasarkan penggunaannya - Bendungan untuk membuat waduk (storage dams - Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams) - Bendungan untuk memperlambat jalannya air (detension dams)
d. Berdasarkan fungsinya - Bendungan pengelak pendahuluan - Bendungan pengelak - Bendungan utama - Bendungan sisi (high level dam) - Bendungan di tempat rendah (saddle dam) - Tanggul (dyke, levee) - Bendungan limbah industri (industrial waste dam) - Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
e. Berdasarkan jalannya air - Bendungan untuk dilewati air - Bendungan untuk menahan air f. Berdasarkan ICOLD - Bendungan urugan tanah (earthfill dams) - Bendungan urugan batu (rockfill dams) - Bendungan beton berdasar berat sendiri - Bendungan beton dengan penyangga - Bendungan beton berbentuk lengkung - Bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung (multiple arch dams)
Jenis Bendungan
1. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya. 2. Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m. 3. Bendungan Sadel 4. Bendungan Pengecek check dam 5. Bendungan kering dry dam 6. Bendungan separuh diversionary dam 7. Bendungan kayu
Perancangan Pembangunan
1.
Perencanaa dimensi tubuh bendungan. Data yang diperlukan: Elevasi HWL dari perhitungan penelusuran banjir di pelimpah Elevasi mercu pelimpah (berdasarkan analisis Kapasitas Tampungan Mati dan Efektif Waduk) Persamaan lengkung kapasitas waduk Data geologi rencana tanah timbunan (Gs, e, w, ) Asumsi koefisien gempa (umumnya k = 0,15)
2. Perencanaan tinggi jagaan, dipengaruhi oleh tinggi kenaikan permukaan air akibat banjir abnormal , tinggi jangkauan ombak akibat angin/gempa, jenis type bendungan dan tinggi bendungan 3. Perencanaan lebar bendungan Perhitungan lebar atas mercuRumus : B = 3,6 H1/3 3 Dimana : B = lebar puncak bendungan H = tinggi bendungan total (termasuk jagaan)
4. Perencanaan lereng tubuh bendungan Rumus untuk kemiringan lereng hulu: Fs = 1,1 = [(m k )/(1 + k m )].tan Rumus untuk kemiringan lereng hilir: Fs = 1,1 = [(n k)/(1 + k n)].tan Dimana : M dan n adalah kemiringan lereng hulu dan hilir untuk daerah horizontal = sat / (sat 1) sat = w.Gs (1 + w) / (1 + e)
Sketsa
Proses Konstruksi
Prinsip yang harus diperhatikan: 1. Untuk mencegah terjadinya bahaya limpasan lewat puncak bendungan harus disediakan bangunan pelimpah dan bangunan pengeluaran yang cukup kapasitasnya. 2. Syarat-syarat stabilitas konstruksi dapat dipenuhi. 3. Untuk mencegah terjadinya bahaya gejala pembuluh maka rembesan air yang kemungkinan terjadi harus disalurkan lewat saluran pengering, sumur pengering atau sumur pelepas tekan.
Syarat stabilitas konstruksi Lereng disebelah hulu dan hilir bendungan harus tidak mudah longsor. Harus aman terhadap penurunan bendungan Harus aman terhadap rembesan
Keadaan berbahaya harus ditinjau dalam perhitungan ada 4 keadaan: Pada akhir pembangunan. Pada waktu terisi air penuh Pada waktu waduk terisi air penuh dan turun secara tiba-tiba (rapid drawdown). Pada waktu waduk terisi air penuh maka tekanan porinya sangat besar
Muatan dan gaya yang harus diperhitungan Yang terpenting adalah berat bendungan sendiri, tekanan pori, tekanan hidrostatik, dan gaya sebagai akibat gempa bumi. Tekanan hidrodinamis pada bendungan urugan sebagai akibat gempa bumi biasanya hanya kecil sehingga dapat diabaikan,. Menurut Zanger untuk menentukan tekanan hdirodinamis digunakan rumus : Pd = c.Wo.k.H
Keterangan : pd = tekanan hidrodinamis W0= berat jenis air (1) K = koefisien gempa bumi H = tinggi air disebelah hulu bendungan c = koefisien, = Cm/2 [h/H(2h/H)+h/H(2-h/H)] h = jarak antara permukaan air tertinggi dengan titik tangkap gaya hidrodinamis Cm = koefisien c disini pd mencapai maksimal
Ada beberapa cara untuk menentukan stabilitas terhadap geseran (1)Cara dengsn irisan (slices method) Cara ini disebut pula cara fellenius atau cara swedia. Diandaikan suatu bendungan mengalami longsoran maka dapat digambarkan bidang gesernya dan menurut pengalaman terjadi karena putaran. Terjadi bidang geser menurut keadaan berbahaya, yaitu : - Pada akhir pembanguanan - Pada waktu waduk terisi air penuhdan terdapat rembesan tetap - Pada waktu waduk terisi air sebagian dan terdapat rembesan tetap - Pada waktu waduk terisi air penuh dan turun secara tibatiba. (2)Cara Bioshop Juga menggunakan irisan seperti cara Fellenius hanya pemisalannya yang berlainan.
1.