Kesetimbangan Fasa

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 51

KESETIMBANGAN

FASA

Sistem
Sistem adalah suatu zat atau campuran yang
diisolasikan dari zat zat lain dalam suatu bejana
inert, untuk diselidiki pengaruh perubahan
temperature, tekanan, dan konsentrasi terhadap
zat tersebut, misalnya sistem air, air dan garam,
gas dan sebagainya.

Fase
Fase ialah bagian dari sistem, yang secara fisis berbeda dan
dapat dipisahkan secara mekanis.
Dapat dipisahkan secara mekanis artinya fase tersebut
dapat dipisahkan denagn cara-cara: filtrasi, sedimentasi,
dekantasi, dan sebagainya. Dalam hal ini tidak termasuk
pemisahan dengan cara penguapan, destilasi, adsorpsi, atau
ekstraksi.
Banyaknya fase dalam sistem diberi notasi P.

Kesetimbangan Sejati
Sistem dalam keseimbangan sejati, bila keadaan yang
sama dapat didekati dari dua arah. Air pada 0C
setimbang dengan es pada tekanan 1 atm, terdapat
dalam kesetimbangan sejati.
Es (0C) Air (0C)
Kesetimbangan ini dapat diperoleh dari peleburan es
atau pembekuan air.

Jumlah Komponen
Jumlah komponen ialah jumlah terkecil dari variabel
bebas konstituen dalam sistem, yang dapat dipakai
untuk menyatakan susunan fase-fase yang ada.
Sistem air : sistem satu komponen
Sistem air Na sulfat : sistem dua komponen

Derajat Kebebasan
Derajat kebebasan atau varians dari sistem ialah
jumlah terkecil variabel bebas (temperatur, tekanan,
atau konsentrasi) yang harus ditentukan, supaya
variabel yang sisa data ditentukan.
Contoh: air mempunyai dua derajat kebebasan, yaitu
temperatur dan tekanan.

HUKUM FASE GIBBS


Hubungan antara:
jumlah derajat kebebasan (F)
jumlah komponen (C)
jumlah fase (P)

Dalam satu sistem, hubungan ini disebut Hukum Fase.


Misalnya sistem tersusun dari P fase dan C komponen.
Persoalannya adalah untuk menentukan, berapa jumlah
variabel agar sistem menjadi tertentu.
Sistem selalu tergantung dari variabel tekanan dan
temperatur.untuk menentukan sususnan tiap-tiap fase,
perlu ditentukan konsentrasi (C-1) konstituen, konsentrasi
komponen sisa adalah perbedaannya.
Dalam sistem ada P fase, jadi jumlah variabel konsentrasi
ada P(C-1), variabel tekanan ada 1 dan variabel temperatur
ada 1. jadi jumlah variabel yang harus ditentukan adalah:
P(C-1) + 2

Jumlah persamaan yang ada dapat dicari sebagai berikut. Untuk


kesetimbangan satu konstituen antara dua fase, dapat dituliskan satu
persamaan, yaitu persamaan tenaga bebas per mol. Tenaga bebas ini
merupakan fungsi temperatur, tekanan, dan (C-1) varibel konsentrasi.
Adanya P fase, menghasilkan (P-1) persamaan dan untuk C komponen ada
(P-1) persamaan
Bila jumlah variabel sama dengan jumlah persamaan, maka sistem sudah
tertentu. Umumnya hal ini tidak demikian. Jumlah variabel melebihi
persamaannya dan selisihnya disebut derajat kebebasan: F.
F = jumlah variabel jumlah persamaan
= {P(C-1) + 2}- {C(P-1)}
F=CP+2

Di sini dianggap, tiap komponen terdapat dalam tiap


fase. Bila satu komponen tidak ada dalam suatu fase,
maka C berkurang satu, demikian pula persamaannya,
hingga rumus tetap.
Menurut hukum fase, sistem dibagi berdasarkan
jumlah komponen yang ada seperti: sistem satu
komponen, sistem dua komponen, dan sebagainya

DIAGRAM FASE AIR

Diagram fasa. Tm adalah titik leleh normal air, T3 dan


P3 adalah titik tripel, Tb adalah titik didih normal, Tc
adalah temperatur kritis, Pc adalah tekanan kritis.
Diagram fasa merupakan cara mudah untuk
menampilkan wujud zat sebagai fungsi suhu dan
tekanan.

PERSAMAAN CLAPEYRON
Bila dua fasa dalam sistem satu komponen berada dalam
kesetimbangan, kedua fasa tersebut mempunyai energi Gibbs molar
yang sama. Pada sistem yang memiliki fasa dan ,
G = G ....................
(3.4)
Jika tekanan dan suhu diubah dengan tetap menjaga
kesetimbangan, maka
dG = dG .................
(3.5)
G

G
dP

G
dT
P
P

G
dP
T

dT
P

(3.6)

Dengan menggunakan hubungan Maxwell, didapat


...................
(3.7)
V dP S dT V dP S dT

S S
dP S ...........................................

dT V V V

(3.8)

Karena

H
S ...................................
T

maka

(3.10)
dP ...........................
S

dT TV

(3.9)

Persamaan 3.10 disebut sebagai Persamaan Clapeyron, yang


dapat digunakan untuk menentukan entalpi penguapan,
sublimasi, peleburan, maupun transisi antara dua padat. Entalpi
sublimasi, peleburan dan penguapan pada suhu tertntu
dihubungkan dengan persamaan

H sub lim asi H peleburan H penguapan

(3.11)

PERSAMAAN CLAUSIUSCLAPEYRON

Untuk peristiwa penguapan dan sublimasi, Clausius menunjukkan

bahwa persamaan Clapeyron dapat disederhanakan dengan


mengandaikan uapnya mengikuti hukum gas ideal dan mengabaikan
volume cairan (Vl) yang jauh lebih kecil dari volume uap (Vg).

.........................

V V g Vl V g

(3.12)

RT
.....................
Vg
P
maka persamaan 3.10 menjadi
(3.14)
P......................
H v
dP

dT
RT 2

Bila

H v
dP

dT
2
P
RT

.........................

(3.13)

(3.15)

P2

P1

H v
1
dP
P
R

T2

1
T T 2 dT
1

........................... (3.16)

P2 H v 1 1
ln
..........................

P1
R T2 T1

(3.17)

P2
H v T2 T1
ln

(3.18)
P1
RT1T.........................
2

Persamaan 3.18 disebut Persamaan Clausius


Clapeyron. Dengan menggunakan persamaan di atas,
kalor penguapan atau sublimasi dapat dihitung dengan
dua tekanan pada dua suhu yang berbeda.
Bila entalpi penguapan suatu cairan tidak diketahui,
harga pendekatannya dapat diperkirakan dengan
menggunakan Aturan Trouton, yaitu :
S penguapan

H penguapan
Tdidih

88 J / K .mol

DIAGRAM FASA
SISTEM SATU KOMPONEN

DIAGRAM FASA AIR

Keterangan KURVA :
AT: kesetimbangan antara gas dengan
padatannya,
CT : kesetimbangan antara zat cair dengan
gas,
BT : kesetimbangan antara zat cair dan zat
padat.
ketiga kurva ini berpotongan pada titik t (tripel
point) sehingga pada titik ini ketiga fase
(padat,cair, dan uap) ada bersama-sama.

Hukum fasa Gibbs


Hukum ini menyatakan bahwa:
kesetimbangan apapun dalam sistem tertutup, jumlah
variabel bebas -disebut derajat kebebasan Fmerupakan jumlah komponen (c) ditambah dua
kemudian dikurangi jumlah fasa (f)

F=C+2-P
Pada titik tripel (terdapat tiga fasa) tidak ada derajat
kebebasan.

DIAGRAM FASA BELERANG


Tekanan
Tekanan

G
F

Cairan
Cairan

Rhombis
Rhombis

monokl
in

B
A

Uap
Uap
Temperatur
Temperatur

Keterangan KURVA :
Kurva AB : tekanan uap dari kristal rhombis.
Kurva BC : tekanan uap dari kristal monoklin.
Kurva BE : tekanan uap yang metastabil untuk
sistem rhombis yang dapat dicapai bila zat ini
dipanaskan
dengan cepat melalui titik
peralihan.
Kurva EC : tekanan uap yang metastabil dan ini
dilanjutkan dengan kurva tekanan uap
cairan yang
stabil CD.
Kurva BF : keadaan kesetimbangan antara sistem
rombis dan monoklin.
Kurva CF : kesetimbangan antara sistem monoklin.
Kurva EF : kesetimbangan yang metastabil dari
sistem rhombis dan bentuk cairnya.

Kurva FG
Kurva CD

: menunjukkan hubungan antara sistem


rombis dan cairnya yang stabil.
: tekanan uap cairan yang stabil.

Kurva kurva BE, CE, dan EF menunjukkan


.
kesetimbangan
metastabil.
Dari gambar, sulfur mempunyai 4 triple point yaitu
titik dimana ada 3 bentuk yang setimbang ialah:
B : Rhombis Monoklin uap (0,01 mm Hg,
95,60C)
C : Monoklin cair uap ( 0,025 mm Hg, 1200C)
E : Rhombis cair uap (meta stabil)
F : Rhombis monoklin cair (1290 atm,155)

Pemakaian Hukum Fase pada Sistem Belerang


Ada 4 fase dari sistem belerang yang
mungkin, tetapi keempat fase ini tidak
mungkin ada bersama sama dalam suatu
kesetimbangan, sebab bila demikian maka, F
= 1 4 + 2 = -1

dan ini tidak mungkin. Jadi, untuk sistem satu


komponen jumlah fase yang ada maksimum
tiga dan ini merupakan sistem invariant.

SISTEM KESETIMBANGAN
DUA KOMPONEN
UAP CAIR
CAMPURAN IDEAL

Jika campuran dua cairan nyata (real) berada


dalam kesetimbangan dengan uapnya pada suhu
tetap, potensial kimia dari masing masing
komponen adalah sama dalam fasa gas dan
cairnya

i ( g ) .............................................
i (l )

(1)

Pada gas ideal


Jika uap dianggap sebagai gas ideal, maka:

i( g )

o
i( g )

Pi
RT ln o
P

.....................................

(2)

dimana Po adalah tekanan standar (1 bar).


Untuk fasa cair :

i (l ) io(l ) RT ln ai

.......................................

(3)

Persamaan 1 dapat ditulis menjadi :

o
i(g )

Pi
RT ln o io(l ) RT ln ai
P

..................................

(4)

Dari persamaan 4 dapat disimpulkan bahwa

Pi
RT ln
RT ln a i
o
Pi

Pi
ai o
Pi

...........................................

(5)

.................................................. (6)

Persamaan 6 menyatakan bahwa bila uap merupakan

gas ideal, maka aktifitas dari komponen i pada larutan


adalah perbandingan tekanan parsial zat i di atas
larutan (Pi ) dan tekanan uap murni dari zat i (Pio).

HUKUM RAOULT
Raoult mengemukakan hubungan sederhana yang dapat
digunakan untuk memperkirakan tekanan parsial zat i di
atas larutan (Pi ) dari suatu komponen dalam larutan.
Menurut Raoult,

Pi x i Pi

................................................

yang akan dipenuhi bila komponen komponen dalam


larutan mempunyai sifat yang mirip atau antaraksi
antar larutan besarnya sama dengan interaksi di
dalam larutan (A B = A A = B B). Campuran yang
demikian disebut sebagai campuran ideal
contohnya : campuran benzena dan toluena.

(7)

Campuran ideal memiliki sifat sifat :


Hmix = 0
Vmix = 0
Smix = - R ni ln xi
Tekanan uap total di atas campuran adalah

P P1 P2

xP x P
o
1 1

o
2 2 ...............................

(8)

Karena x2 = 1 x1, maka

P P P P x1
o
2

o
1

o
2

.........................................

(9)

P P P P x1
o
2

o
1

o
2

Persamaan di atas digunakan untuk membuat garis titik


gelembung (bubble point line). Di atas garis ini, sistem
berada dalam fasa cair. Komposisi uap pada kesetimbangan
ditentukan dengan cara

'
i

Pi

............................................

(10)

Keadaan campuran ideal yang terdiri dari dua


komponen dapat digambarkan dengan kurva tekanan
tehadap fraksi mol berikut.

Tekanan total dan parsial untuk campuran benzena toluena pada 60oC

Fasa cair dan uap untuk campuran benzena


toluena pada 60oC

Garis titik embun (dew point line) dibuat dengan


menggunakan persamaan

P1o P2o
P o
P1 P2o P1o x1o

.......................................

(11)

Pada tekanan yang sama, titik titik pada garis titik


gelembung dan garis titik embun dihubungkan dengan
garis horisontal yang disebut tie line (lihat gambar 4).
Jika diandaikan fraksi mol toluena adalah x, maka
jumlah zat yang berada dalam fasa cair adalah

C cair

xv

l v

..........................................

Sedangkan jumlah zat yang berada dalam fase


lx
uap adalah
..........................................

C uap

l v

(12)

(13)

SISTEM DUA
KOMPONEN CAIR UAP
TIDAK IDEAL

SISTEM CAIR UAP DUA KOMPONEN

Pada di atas, merupakan bagan sistem cairan uap


dua komponen terdiri atas sepasang bidang lengkung dan
(P,T,X) dan (P,T,Y), dengan X fraksi mol komponen 1 dalam
fasa cair dan Y fraksi mol komponen 1 dalam fasa uap. Di
bawah bidang yang bawah terdapat dasa uap, dan bila
kemudian tekanan dinaikkan kondensasi mulai tejadi ketika
mencapai permukaan bidang tersebut. Karena itulah disebut
sebagai permukaan titik embun.
Diatas bidang yang atas terdapat fasa cair, dan bila
kemudian tekanan diturunkan gelembung-gelembung uap
mulai terbentuk ketika mencapai permukaan bidang
tersebut. Karenanya disebut permukaan titik gelembung.
Bidang-bidang lengkung tersebut berpotongan pada garis
tekanan uap komponen 1 murni dan garis tekanan uap
komponen 2 murni, di bagian samping bagan. Garis-garis
tekanan uap itu berakhir pada titik kritiknya C1 dan C2.

Pada keadaan yang menyebabkan


terdapatnya fasa tunggal adalah sistem
trivarian: dan untuk melukiskan sistem
secara lengkap, suhu, tekanan, dan fraksi
mol, X, salah satu komponen harus
dinyatakan . Bila terdapat dua fasa,
sebagai yang tergambar di antara kedua
bidang lengkung, hanya perlu dinyatakan
dua variabel agar sistem menjadi pasti.
Contohnya, bila tekanan dan suhu
dinyatakan komposisi fasa cair dan fasa
uap diberikan oleh diagram fasa. Karena
terdapat dua variabel yang harus
dinyatakan, dikatakan sistem bivarian.

Kurva Sistem Dua Komponen Cair-Uap Tidak


Ideal
Penyimpangan Positif

Penyimpangan Negatif

Penyimpangan Positif
Penyimpangan positif hukum Raoult terjadi
apabila interaksi dalam masing masing zat
lebih kuat daripada antaraksi dalam campuran
zat ( A A, B B > A B). Penyimpangan ini
menghasilkan entalpi campuran (Hmix) positif
(bersifat endotermik) dan mengakibatkan
terjadinya penambahan volume campuran
(Vmix > 0). Contoh penyimpangan positif
terjadi pada campuran etanol dan n hekasana.

Penyimpangan Negatif

Penyimpangan negatif hukum Raoult terjadi apabila


antaraksi dalam campuran zat lebih kuat daripada
interaksi dalam masing masing zat ( A B > A A,
B B). Penyimpangan ini menghasilkan entalpi
campuran (Hmix) negatif (bersifat eksotermik)
mengakibatkan terjadinya pengurangan volume
campuran (Vmix < 0).. Contoh penyimpangan
negatif terjadi pada campuran aseton dan air.

Keterangan
Pada gambar kedua penyimpangan di atas terlihat bahwa
masing masing kurva memiliki tekanan uap maksimum
dan minimum. Sistem yang memiliki nilai maksimum atau
minimum disebut sistem azeotrop. Campuran azeotrop
tidak dapat dipisahkan dengan menggunakan destilasi
biasa. Pemisahan komponen 2 dan azotrop dapat
dilakukan dengan destilasi bertingkat. Tetapi, komponen 1
tidak dapat diambil dari azeotrop. Komposisi azeotrop
dapat dipecahkan dengan cara destilasi pada tekanan
dimana campuran tidak membentuk sistem tersebut atau
dengan menambahkan komponen ketiga.

SISTEM 2
KOMPONEN CAIRCAIR
Kelompok 5

MULAI

SELESAI

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sistem 2


Komponen Cair-Cair
A.Komposisi Zat Terlarut
B. Temperatur
Temperatur Kritis Atas
Temperatur Kritis Bawah

www.brainybetty.com

48

Tuc (293K)

1 Fase

2 Fase

290 K
T'
(273K)

X Nitrobenzen

www.brainybetty.com

49

2 Fase

Tlc
H2
O

1 Fase
Kompos
isi

Et3N

50

2100C

Dua fasa

610C

Satu fasa
H2O

Nikotin
51

Anda mungkin juga menyukai