Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
EKONOMI ISLAM
Silabi Matakuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
MATERI KULIAH:
1. Pendahuluan
2. Perekonomian dalam Lintasan Sejarah (Peta besar sejarah Ekonomi sejak
zaman filsuf [Hellenisme] sampai sekarang);
3. Ekonomi Arab pra Islam
4. Islam dan perkembangan pemikiran Ekonomi (Bisnis);
5. Sistem Aktivitas Ekonomi dan Bisnis Masa Rasulullah;
6. Sistem Aktivitas Ekonomi dan Bisnis Masa Khulafa Ar-Rasyidun;
7. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Awal (Klasik);
8. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Kedua;
9. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Ketiga;
10. Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi (Bisnis): Periode Kontemporer;
11. Pemikiran Hukum Ekonomi dan Bisnis Syariah di Indonesia
REFERENSI
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Klasik hingga Kontemporer
Adiwarman A. Karim, Sejerah Pemikiran Ekonomi Islam Islam,
MB Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islam
AA. Islahi, The History of Islamic Economic Thought: Subjective Survey
GREAT GAP
Josep Schumpeter:
Terjadi Great Gap dalam sejarah pemikiran ekonomi
selama 500 tahun, yaitu masa yang dikenal sebagai
the dark ages
Pemikir ekonomi pertama kali timbul di Yunani Kuno
(abad 4 SM) dan bangkit kembali pada abad 13 M di
tangan pemikir skolastik Thomas Aquinas
Perkembangan Ekonomi
Islam
Garis Besar Periodisasi Sejarah Pemikiran Ekonomi
SM
1M
13 M
18 M
The Wealth
Adam Smith
Pemikiran
Yunani
Dark Age
Tak Ada Karya Pemikiian Ekonomi? Pemikiran
Thomas Aquinas,dll
Bibel
Perkembangan Ekonomi
Islam
PERIODISASI PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
7M
11M
13 M
Al-Ghazali,
QURAN
Ibn Rushd,
& Rasul Hanifa, SyafiI Ibn Taymiyah
Abu Yusuf,
Ibn Khaldun
Hanbali, Mawardi,
Farabi
19 M
Waliullah
M Iqbal
M Abduh
22M
Zarqa
Baqr ashadr
Siddiqie
Khursyid ahmad
Umer Chapra
Periodisasi
Filsof:
Hammurabi (1700 SM)
Xenophone (440-355
SM)
Plato (427 357 SM)
Aristoteles (350 SM)
Sebelum Masehi
Bible
Islam
Periodisasi
Abad ke-11 s/d 15
Islam
Fase Kedua (1058-1446M)
Al-Ghazali; Al-Mawardi; Ibn
Hazm; Al-Tusi; al-Kasani; alRazi; Ibn Qayim; Ibn
Taymiyah; Ibn Khaldun; AlMaqrizi
Era Merkantilisme:
Jean Bodin; Thomas Mun;
David Hume
Abad ke 15 20
Fase Ketiga (1446 1932 M)
Tidak ditemukan
penulisan tentang
ekonomi dari pemikir
Islam
Paham Fisiokratis:
Francis Quesnay
Tidak ditemukan
penulisan tentang
ekonomi dari pemikir
Islam
Paham Klasik
Adam Smith (1723 1790)
Periodisasi
Islam
Neo Klasik/Kapitalisme
Thomas R Malthus
David Ricardo
Jean Batiste Say
John S. Mill
Sosialisme
Robert Owen
Komusnisme:
Karl Marx
Frederich Engels
Neo Kapitalisme:
Alfred W. Marshal
Irving Fisher
John M. Keynes
Alvin H Hasen
Periodisasi
Abad ke-20
Islam
Muhammad Iqbal
Yusuf Qardawi
Khurshid Ahmad
M. Omer Chapra
Dll.
Penyebaran Islam
Pertahanan dan keamanan
Pembangunan infrastruktur
Pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Penyediaan fasilitas/layanan kesejahteraan sosial
Dampak ekonominya:
Penyebaran Islam kenaikan agregat demand dan supply.
Selain itu juga meningkatkan pendapatan Baitul Mal
pendapatan masyarakat meningkat
Pendapatan meningkat meningkatkan MPC (Marginal
Propensity to Consume) MPS (Marginal Propensity to
Save) juga meningkat meningkatkan tingkat investasi
(dalam jangka panjang) Pendapatan Nasional meningkat
secara keseluruhan
Kebijakan Moneter
Penetapan uang dinar dan dirham sebagai mata uang sah negara
face value
Fungsi uang untuk transaksi, kemudian untuk precautionary (jaga-jaga)
Kebijakan lainnya:
Mempertahankan sistem pemberian bantuan dan santunan serta
memberikan sejumlah besar uang kepada masyarakat secara
berbeda (prinsip keutamaan)
Pengelolaan zakat terdapat pendelegasian kewenangan menaksir
harta yang dizakati kepada pemiliknya masing-masing
mengurangi penyelewengan oknum pengumpul zakat
Al-Mahdi
Kebijakan yang menguntungkan rakyat banyak, seperti:
membangun tempat persinggahan para musyafir haji;
pembuatan kolam-kolam air bagi kafilah dagang
Mengembalikan harta rampasan kepada pemiliknya
Peningkatan ekonomi terjadi sejak terjadi peningkatan
sektor pertanian dan pertambangan serta perdagangan
PEMIKIRAN EKONOMI
ISLAM KONTEMPORER
Metodologi
Penelitian Sejarah
Metodologi
1.Metode berarti cara, jalan,
petunjuk pelaksanaan, atau
petunjuk teknis.
2.Metodologi berarti ilmu
(logi) yang membahas
tentang jalan (science
methods)
Penelitian
Penelitian berarti
penyelidikan yang seksama
dan teliti terhadap suatu
masalah, digunakan untuk
mendukung atau menolak
suatu teori.
Sejarah
Sejarah (history, trkh) berarti masa
lampau umat manusia.
Bagi Ibn Khaldun, sejarah tidak
sekedar informasi-informasi dan
catatan-catatan kronologis. Tetapi,
sejarah adalah kritik terhadap faktafakta dan kajian terhadap sebab-sebab
kemunculannya. Maka diperlukan
diskusi dan pembahasan secara ilmiah.
Sejarah
1. Pembatasan menyangkut dimensi
waktu (berdasarkan kategori waktu
tertentu)
2. Pembatasan menyangkut peristiwa
(perilaku manusia)
3. Pembatasan menyangkut tempat
(tempat tertentu)
4. Pembatasan menyangkut seleksi
(keterkaitan dalam dinamika sejarah)
Metode Penelitian
Sejarah
Penyelidikan atas suatu masalah
dengan mengaplikasikan jalan
pemecahannya dari perspektif sejarah.
Seperangkat aturan atau prinsip
sistematis untuk mengumpulkan
sumber-sumber sejarah secara efektif,
menilainya secara kritis, dan
mengajukan sintesis dari hasil-hasil
yang dicapai dalam bentuk tertulis.
Metode Penelitian
Sejarah
1. Metode sejarah yang digunakan
tergantung dari sumber sejarah yang
digunakan (sumber tertulis, sumber
material, dan tradisi).
2. Pendekatan yang paling tepat untuk
mendeskripsikan dan menganalisis masa
lalu adalah menggunakan metode
historis (history approach) dan
tergolong dalam desain penelitian
kepustakaan.
Tahapan Penelitian
Sejarah
1. Penentuan Topik
Penelitian
Topik penelitian adalah masalah atau
2. Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein,
artinya memperoleh. Heuristik merupakan
suatu ketrampilan dalam menemukan,
menangani, dan memperinci bibliografi atau
mengklasifikasikan dan merawat catatancatatan.
Sejarawan harus mencari sumber primer yaitu
sumber yang disampaikan oleh saksi mata.
Dokumen asli yaitu arsip-arsip asli.
Wawancara dengan saksi mata.
3. Verifikasi
Verifikasi adalah kritik untuk
memperoleh keabsahan sumber data
penelitian sejarah, meliputi:
Keaslian sumber (otentitas): kapan sumber
dibuat? Di mana sumber dibuat? Siapa yang
membuat? Dari bahan apa sumber dibuat?
Apakah sumber itu dalam bentuk asli?
Kesahihan sumber (kredibilitas): Apakah
nilai bukti ada di dalam sumber? Apakah
sumber memberikan kebenaran informasi?
4. Teknik
Interpretasi
Interpretasi
atau penafsiran sejarah disebut
juga dengan analisis sejarah.
Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis
atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumbersumber sejarah dan bersama-sama dengan
teori-teori disusunlah fakta tersebut ke dalam
interpretasi yang menyeluruh.
Teknik interpretasi dapat menggunakan analisis
dan sintesis.
Interprestasi sejarah dilakukan dengan
mengerti tentang faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya peristiwa. Selain itu,
interprestasi dapat dilakukan dengan cara
membandingkan data.
Teknik Interpretasi
Sejarah
Observe
r
Actor (s)
Interpretation
of Situation
Action
Intended
Unintended
Counsequences
Observer
: peneliti
Aktor
Situation
Action
sekitarnya
Intended
Teknik Interpretasi
Sejarah
1. Analisis sejarah yaitu data sejarah yang
5. Historiografi
Historiografi merupakan cara penulisan,
pemaparan, atau pelaporan hasil
penelitian sejarah yang telah dilakukan.
Syarat umum historigrafi diantaranya:
Sesuai dengan standar baku penulisan
laporan penelitian.
Terpenuhinya kesatuan sejarah (kronologis).
Menjelaskan dengan argumentasi meliputi
bukti-bukti sejarah dan detail fakta yang
akurat.
Daftar Pustaka
Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian
Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah.
Yogyakarta: PT. Tiara Kencana.
Renier, G.J. 1987. Metode dan Manfaat Ilmu
Sejarah. Terj. Muin Umar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Soedjatmoko, dkk, ed. 1995. Historiografi
Indonesia Sebuah Pengantar. Terj. Mien Djubhar.
Jakarta: PT. Gramedia.
Usman, Hasan. 1986. Metode Penelitian Sejarah.
Terj. Muin Umar, dkk. Jakarta: Departemen Agama.