Status Ujian Psikiatri Skizofrenia Paranoid
Status Ujian Psikiatri Skizofrenia Paranoid
Status Ujian Psikiatri Skizofrenia Paranoid
Identitas Pasien
Nama
: Tn. D
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 33 tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan
: SD kelas 4
Pekerjaan
: Pemulung
Agama
: Islam
Alamat
: Pademangan Utara, Jakarta
Utara
Riwayat Psikiatrik
Keluhan Utama
Pasien datang ke Rumah Sakit
dibawa oleh petugas panti laras
karena marah-marah karena
mendengar suara-suara
Keluhan tambahan:
Pasien mengaku kerasukan saat
marah-marah
Riwayat Gangguan
Sekarang
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengaku
marah-marah karena mendengar suara-suara dan
kemudian membanting-banting barang di jalanan sehingga
ditangkap oleh pak RT sehingga diciduk oleh satpol PP dan
kemudian dimasukkan ke panti laras di Cipayung dan
kemudian dibawa oleh petugas panti ke Rumah Sakit
Khusus Daerah Duren Sawit. Saat kejadian tersebut, pasien
mengaku sedang berjalan ke rumah kawan pasien untuk
meminjam modal uang untuk berjualan batu akik. Di
tengah perjalanan, pasien berpapasan dengan tukang
jamu, kemudian pasien mengaku kerasukan mahluk
berbentuk seperti manusia laki-laki yang bertubuh tinggi
besar berwarna hitam dan berambut panjang.
Riwayat Gangguan
Sebelumnya
Riwayat Gangguan Psikiatrik
Onset
Stressor
Klinis
2010
2015
Stressor : tuntutan uang dari istri, serta istri dianggap Stressor : tidak punya modal yang cukup untuk
selingkuh
2010
-Mood: Iritabel
-
2015
jualan
Mood : Iritabel
barang
Pasien
marah-marah
sambil
membanting-
banting barang
- Pasien marah karena mendengar suara-suara yang - Pasien marah karena mendengar suara-suara
memerintahkan pasien untuk melakukan hal tersebut yang memerintahkan pasien untuk melakukan
dan juga melihat sosok setan yang mengendalikan hal tersebut dan juga melihat sosok setan yang
pasien.
mengendalikan pasien.
Obat
Tidak ada
Tidak diketahui
Efek Samping
(-)
(-)
Fungsi
Interaksi
terganggu.
sosial
terganggu,
perawatan
diri
Riwayat Perkembangan
Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal
Riwayat Pekerjaan
Riwayat Keluarga
Pasien tinggal dengan ayah dan ibu pasien.
Merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara.
Tiap saudara memiliki selisih umur 2 tahun satu sama lainnya.
Pasien memikiki 2 saudara laki-laki dan 1 saudara perempuan.
Pasien memiliki hubungan baik dengan masing-masing
saudara.
Semua saudara pasien sudah menikah dan memiliki rumah
tangga sendiri.
Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai
Pasien ingin kembali ke rumah bersama istri dan anakanaknya di Jakarta dan bekerja sebagai pemulung lagi.
DESKRIPSI UMUM
Penampilan :
Berpenampilan sesuai jenis kelamin, sesuai usia,
cara berpakaian baik dan rapi, kebersihan dan
perawatan diri baik.
PEMBICARAAN
Pasien dapat berbicara dengan
kurang spontan, pembicaraan lancar.
Kecepatan berbicara cepat, volume
bicara sedang, artikulasi jelas.
Isi pembicaraan dapat dimengerti.
GANGGUAN PERSEPSI
Ilusi: Tidak ditemukan
Halusinasi
Auditorik
Berupa suara suara yang memerintah, yang
pertama kali muncul tahun 2010.
Suara tersebut memerintah pasien untuk
membanting-banting barang, setelah pasien
tenang suara tersebut hilang.
Tiga minggu sebelum masuk rumah sakit,
suara tersebut muncul lagi yang memerintah
untuk membanting-banting barang.
Visual
Pasien melihat sesosok setan bertubuh tinggi
besar berambut panjang berwarna hitam yang
merasuki dirinya, terjadi pertama kali pada tahun
2010, namun setelah pasien tenang, setan
tersebut hilang.
Tiga minggu sebelum masuk rumah sakit, sisik
setan tersebut muncul lagi.
Olafaktori, taktil, kecap tidak ditemukan
Depersonalisasi : Tidak ditemukan
Derealisasi : Tidak ditemukan
PIKIRAN
Proses pikir / bentuk pikiran:
Produktivitas : cukup
Kontinuitas : asosiasi longgar
Isi pikiran
Waham:
ditemukan waham dikendalikan, pasien
meyakini dirinya dikendalikan mahluk halus tiap
kali pasien membanting-banting barang.
Ide membunuh : tidak ditemukan
Ide bunuh diri : tidak ditemukan
PENGENDALIAN IMPULS
Tidak terganggu
DAYA NILAI DAN TILIKAN
Daya nilai sosial
tidak terganggu, pasien dapat memahami
dampak dari perbuatannya bagi orang lain
Uji daya nilai
tidak terganggu, pasien dapat membedakan
perbuatan yang benar dan salah
PEMERIKSAAN FISIK
Status internus
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada deformitas
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, pupil bulat isokor 3/3 mm, reflex
cahaya langsung dan tidak langsung +/+
Hidung : Septum nasi di tengah, sekret
-/ Mulut : mukosa oral basah
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks pulmo :
I : simetris dalam keadaan statis
maupun dinamis
P : stem fremitus kanan = kiri,
gerakan pernapasan simetris kanan
dan kiri
P: sonor pada kedua lapangan paru
A:Vesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing
-/-
Thoraks Cor :
I: iktus kordis tidak tampak
P: iktus kordis tidak teraba
P:
o Batas atas : ICS III linea midclavicula sinistra
o Batas kanan : ICS IV linea parasternal dextra
o Batas kiri
: ICS IV linea midklavikularis
sinistra
A: Bunyi jantung 1 & 2 reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen :
I : tampak datar
A: BU = 3-4x/menit
P: supel, nyeri tekan (-)
P: timpani pada seluruh kuadran abdomen
Kulit :
Turgor tidak terganggu, pucat (-), sianosis (-)
Ekstremitas :
CRT < 2 detik, akral hangat, edema -/-, tremor -/-/-/-, rigiditas -/-/-/Motorik :
Normotonus, koordinasi tidak terganggu
Refleks :
Refleks fisiologis (+) pada 4 ekstremitas, refleks patologis (-) pada 4
ekstremitas
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 164 cm
BMI
: 20,44
Status neurologik
GCS : E4V5M6.
Pemeriksaan saraf kranial : kesan dalam batas normal.
Rangsang meningeal : tidak ada.
Refleks : refleks fisiologis +/+/+/+,
refleks patologis -/-/-/-.
Motorik dan sensorik : dalam batas normal.
Otonom : dalam batas normal.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik secara umum dan neurologis tidak
ditemukan adanya kelainan.
Status Mental
Pada pemeriksaan status mental ditemukan:
Mood: irritable
Rentang afek: luas
Isi pikir: waham dikendalikan
Gangguan persepi:
Halusinasi auditorik (commanding) (+)
Halusinasi visual (+)
Daya nilai realita: terganggu
Tilikan derajat 4
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
F00-F09:
Pasien tidak memiliki gangguan mental yang
disebabkan oleh gangguan organik.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dan
cedera/trauma pada otak, serta tidak ada
penyakit sistemik.
Tidak ada gangguan pada fungsi kognitif, daya
ingat, daya pikir, daya belajar, dan gangguan
kesadaran atau perhatian, sehingga pada pasien
ini tidak digolongkan ke dalam F00-F09.
F10-19
Pasien memiliki riwayat penggunaan
zat-zat psikoaktif seperti ganja,
amfetamin, dan alkohol.
Pasien juga pernah merokok. Namun
tidak memenuhi kriteria untuk
diagnosis penyakit pada F1.
F20-29
Pasien memenuhi kriteria F20 (skizofrenia) karena
terdapat sebuah gejala khas, yaitu: waham
dikendalikan yang berupa keyakinan bahwa dirinya
dikendalikan oleh mahluk halus, halusinasi auditorik
yang bersifat memerintah, dan halusinasi visual.
Berdasarkan PPDGJ III, kasus ini digolongkan
sebagai F20.0 Skizofrenia paranoid dengan remisi
sempurna atau Schizophrenia, multiple episodes,
currently in full remission
Berdasarkan DSM-V :
Pasien mengalami episode ganda, di
mana setelah mengalami episode
pertama, pasien mengalami remisi
dan kembali relaps.
Remisi penuh adalah suatu periode
waktu dimana setelah episode
sebelumnya, tidak terdapat gejala
yang spesifik untuk menunjukkan
suatu gangguan.
Aksis II
Aksis V
DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Genetik: tidak terdapat riwayat
keluarga yang diketahui.
Penyakit fisik: tidak terdapat
penyakit fisik pada pasien ini.
Psikologik
Psikopatologi:
Halusinasi auditorik yang dominan berupa suarasuara memerintah (menyuruh membantingbanting barang)
Halusinasi visual (melihat sosok setan tinggi besar
yang kemudian mengendalikan dirinya)
Wasien dikendalikan untuk membanting-banting
barang)
Tilikan 4, menunjukkan pasien menyadari dirinya
sakit namun tidak menyadari penyebabnya
RENCANA PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Pasien diberikan Olanzapine 1 x 10 mg pada malam
hari
Pasien diberikan Trihexyfenidyl 1 x 2 mg jika timbul
gejala ekstrapiramidal.
Psikoterapi
Membina hubungan baik dengan pasien, agar pasien lebih percaya dan
mau terbuka bercerita pada dokter saat kontrol / berkonsultasi, sehingga
dapat mengetahui bila ada masalah dan dapat dicari segera solusinya.
Membantu pasien untuk memahami bahwa pasien sedang menderita
Edukasi Pasien
Untuk keberhasilan terapi dan
mencegah kekambuhan gejala
Penting untuk menekankan
keteraturan berobat pasien kepada
pasien dan keluarga pasien
Untuk mencegah kekambuhan akibat
tidak meminum obatnya.
FOLLOW UP
Pantau perkembangan gejala, seperti
halusinasi auditorik, halusinasi
visual, waham dikendalikan
Pantau kemungkinan efek samping
obat seperti gejala ekstrapiramidal.