Fisiologi & Patofisiologi Sistem Pernapasan
Fisiologi & Patofisiologi Sistem Pernapasan
Fisiologi & Patofisiologi Sistem Pernapasan
PERNAPASAN
Figure 23.1
Memasukan O2
Udara ke kapiler
Pertukaran Gas
Mengeluarkan CO2
Kapiler ke udara
Phonation suara
Mekanisme pertahanan pernapasan
Filtrasi oleh bulu hidung,
melembabkan dan menghangatkan
udara yang masuk, silia, refleks batuk &
bersin, mukus, makrofag
Metabolisme zat-zat bioaktif
Surfactant
Figure 23.2
Kegiatan bernapas
Inspirasi
Ekspirasi
Inspirasi - Ekspirasi
Inspirasi - Ekspirasi
10
Inspirasi - Ekspirasi
Inspirasi - Ekspirasi
Inspirasi - Ekspirasi
Ventilasi
Dipengaruhi 2 faktor
Kepatenan jalan napas
Kembang kempis (compliance & recoil)
paru
Jalan napas
Kepatenan terganggu
Kembang-kempis paru
Faktor-faktor yang mempengaruhi kembang kempis paru:
Elastisitas alveoli, karena:
Strukturnya lipid bilayer yang mengandung banyak kolagen
Bagian dalam dilapisi oleh cairan surfaktan yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan alveoli
Keutuhan alveoli alveoli tidak rusak/bocor
Pleura:
Struktur elastis
Terdapat cairan di antara dua lapisan pleura
Tekanan intra pleural dipertahankan negatif
Bentuk, luas dan sempitnya rongga dada
Kemampuan kontraksi otot-otot pernapasan terutama
diafragma
Pusat pengaturan pernapasan di pons dan medula oblongata.
Difusi pernapasan
Difusi pernapasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi:
Selisih konsentrasi, semakin besar selisih konsentrasi O
2
dan CO2 maka semakin cepat proses difusi. Prinsip ini yang
digunakan dalam aplikasi pemberian oksigen pada pasien
gangguan difusi pernapasan.
Jarak (tebal membran respirasi), semakin tebal membran
respirasi maka semakin lambat proses difusi. Contohnya
pada kasus peradangan paru dan edema paru.
Luas penampang difusi (luas permukaan alveoli), semakin
banyak alveoli yang mengembang semakin cepat proses
difusi.
Afinitas dan berat molekul, semakin kecil molekul dan
semakin cepat untuk berikatan maka semakin cepat difusi.
Suhu, proses difusi bisa dipercepat dengan meningkatkan
suhu.
UDARA BEBAS:
PiO2
ALVEOLUS
N2
PAN2:
573 mmHg
PROSES DIFUSI
PAO2:
104 mmHg
O2
O2
PaO2:
40 mmHg
H2O
KAPILER PARU
PAH2O:
47 mmHg
PACO2:
40 mmHg
O2
CO2
CO2
CO2
PaCO2:
45 mmHg
PaCO2:
40 mmHg
PaO2:
104 mmHg
Pertukaran Gas
Lingkungan External
O2
Hantaran
Jalan napas
Alveoli
Arteri
Pulmonalis
PO2 < 40
PCO2 > 45
CO2
PO2 = 100
Vena
Pulmonalis
PCO2 = 40
Kapiler Pulmonalis
Kanan
Vena
Kiri
Kapiler Sistemik
O2
Metabolisme Jaringan
CO2
Aorta
Transportasi Gas
Oksigen di transportasikan dari paru-paru ke
jaringan. Karbondioksida ditransportasikan dari
jaringan ke paru-paru. 97 % O2 akan berikatan dgn
Hb di dlm sel drh merah dan dibawa ke jaringan
sbg Oxyhemoglobin. Sisanya 3 % bercampur &
ditransportasikan di dlm cairan plasma & sel-sel.
Faktor-faktor Yg mempengaruhi Laju Transportasi
Gas
1.Jantung / cardiac output (Vol drh yg dipompakan
jantung dlm waktu 1 menit)
2.Jumlah eritrosit (Hb)
3.Kondisi pembuluh darah
Perfusi Jaringan
Pertukaran gas dijaringan dimana oksigen
mengalami disosiasi (pemisahan)dari
Hemoglobin dan berdifusi ke dalam
plasma.dari plasma O2masuk kedalam selsel jaringan tubuh untuk memenuhi
kebutuhan jaring an yg bersangkutan
sesuai kebutuhan masing-masing.
CO2 dihasilkan dlm sel mengalir kedlm
cairan jaringan. Tekanan parsial CO2 dl
cairan jaringan lbh besar drpd tekanannya
dlm darah 7 krnanya CO2 mengalir dari
cairan jar ke dlm darah.
Volume Residual
Sejumlah udara yg tidak dapat didorong
keluar dengan pernafasan kuat dan tetap
tinggal didalam alveoli.
Kapasitas Vital
Sejml udara yg dpt didorong keluar dgn
upaya sengaja setlh pernafasan dalam,
kurang lebih 4500 - 5000 ml.
Hubungan
Hubungan Ventilasi
Ventilasi (V) dan
Perfusi
Perfusi (Q)
(Q)
ANATOMICAL
DEAD SPACE
TRAKEA
PHYSIOLOGICAL
DEAD SPACE
V/Q =
KAPILER
PARU
ALVEOLAR
DEAD SPACE
V/Q > 1
MECHANICAL
DEAD SPACE:
TUBE
V/Q = 1
NORMAL
ET CO2
BREATHING
CIRCUIT
V/Q < 1
VENOUS ADMIXTURE
(SHUNT)
V/Q = 0
CONNECTOR
Kontrol Pernapasan
PH darah
Kontrol Pernapasan
Kontrol Pernapasan
Contoh:
Ketika seseorang beraktivitas berat seperti berlari
sprint, maka setelah berlari napasnya akan berubah
menjadi cepat dan terengah-engah.
Napas cepat yang terjadi telah di atur oleh pons dan
medula oblongata berdasarkan informasi adanya
stimulus kekurangan oksigen di dalam darah yang
diterima dari kemoresptor.
Kekurangan oksigen yang terjadi di dalam darah
akibat penggunaan oksigen berlebihan untuk
pembentukan energi yang besar untuk berlari
melalui metabolisme aerob.
Gangguan ventilasi
Gangguan jalan napas
Gangguan kembang kempis
Gangguan difusi
Gangguan Difusi
Perenapasan
Patogenesis TB Paru
TUBERKULOSIS PRIMER
Cont patogenesis
TUBERKULOSIS SEKUNDER
Kuman Dormant (TBC primer) Infeksi endogen TBC
Dewasa Sarang dini TBC pada regio atas paru (apikalposterior lobus superior atau inferior) Tuberkel
Invasi parenkim paru
TBC sekunder dpt berasal dari infeksi eksogen,
tergantung dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas
pasien. Sarang dini ini dpt menjadi:
1. Diresorbsi dan sembuh tanpa cacat
2. Sarang meluas Granuloma menghancurkan
jaringan ikat sekitar dan bagian tengah nekrosis kaseosa
(perkejuan) dibatukan keluar kavitas dpt menjadi
sarang pneumonia baru, memadat & membungkus diri
menjadi tuberkuloma, bersih dan menyembuh.
Patofisiologi Pneumonia
Infeksi kuman
ISPA
Paru
Inflamasi
Hipersekresi
Edema
Obstruksi
Konsolidasi
Retriksi
Hipoksemia
Hiperkapnia
Predisposisi (antigen)
Antibodi (IgE)
Reaksi Hipersensitvitas
Inflamasi Aktivitas syaraf otonom
Permeabilitas Hiperplasia sel goblet
Edema bronkus
Hipoksemia
Hiperkapnia
Asidosis respiratorik
faktor genetik
defesiensi alfa-1
Seumur hidup
antitripsin
Ggn bersihan paru
Aktivitas enzim protease
Peradangan bronkus
PLE asimtomatis pd
orang tua
Dinding bronkeolus
saat ekspirasi
saat ekspirasi
PLE
CLE
Bronkiolitis kronik
Predominan
Perubahan Genetik
Perubahan ireversibel, mutasi
genetik mutasi sintesis protein
sel bersifat letal, mutasi
epigenetik mutasi metabolisme
sel yang menyebabkan gen
pengendalian pembelahan tidak
aktif.
u
Feedback Deletion
Kardiovaskuler
Hipoalbuminemia
Infeksi/radang
pleura
Hambatan
p. vaskuler
Tekanan onkotik
limfatik
Sumbatan limfe
Sumbatan pompa
Permiabelitas
membran
Tek. Hirostatik
Transudat
Pleura
Eksudat
Efusi pleura
Kembang kempis paru
KV
Hiopoksemia
Normal lung
effusion
pleural
Patogenesis Pneumothoraks
Etiologi
Robeknya lap pleura
Udara di intrapleural
Peningkatan tekanan intrapleural
Penekanan kontralateral
Ggn kembang kempis paru kolaps
Menurunnya KVP
Menurunnya masukan O2
Hipoksemia
Manifestasi klinik