Dermatomikosis
Dermatomikosis
Dermatomikosis
Infeksi Jamur
Penegakan diagnosis
mikosis:
Anamnesis
Klinis: efloresensi kulit/
UKK
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang:
Cara pemeriksaan
Pemeriksaan fluoresensi (lampu Wood)
1. Alat
a. Lampu Wood
b. Kamar gelap
2.
Teknik
a.
b.
c.
3.
Hasil
Fluoresensi penyakit jamur:
Tinea kapitis: hijau, biru kehijauan
Pitiriasis versikolor: kuning keemasan
3
Cara pemeriksaan
Bahan pemeriksaan
Bagian tubuh (kulit, kuku atau
rambut) > alkohol 70%
Kulit
Pinggir lesi yang lebih aktif
Kuku
Dasar kuku, lipatan kuku,
lempeng kuku, hiponikium
Rambut
Rambut atau sisa rambut
dipilih yang tidak
mengkilap atau kusam
Kerokan daerah kulit
sekitar rambut
4
2.
3.
Malazessia furfur
Spora yang bundar
dgn dinding tebal,
ditemukan dalam
kelompok bersama
pseudohifa yg
pendek spaghetti
and meatballs
4.
Jaringan Terinfeksi
Jamur Penyebab
Superfisial
Exophiala, Malassezia,
Piedraia, Trichosporon
Kutaneus
Epidermophyton,
Microsporum,
Trichophyton
Subkutaneus
Cladosporium, Exophiala,
Fonsecaea,
Pseudallescheria,
Phialophora,Sporothrix,
Wangiella, xylohypha
Sistemik
Blastomyces,
Coccidioides, Histoplasma,
Paracoccidioides
Oportunistik
Aspergillus, Candida,
Mucor, Rhizopus
24 Mei 2010
Dermatofitosis
Dermatofitosis : infeksi superfisial yang
disebabkan oleh dermatofita.
Dermatofita: jamur yang menyerang
keratin rambut, kulit, dan atau kuku.
Dermatofitosis = tinea; tinea merupakan
bahasa latin dari ringworm.
Klasifikasi dermatofita
Geofilik:
Tanah
Trichophyton spp.: T. equinum, T. mentagrophytes (var.
mentagrophytes), T. verrucosum. M. canis.
Zoofilik:
Hewan (anjing, kucing, sapi, kuda, dll), dapat juga
menyerang manusia
Microsporum spp.: M. gypseum, M. nanum
DERMATOFITOSIS
TINEA KAPITIS
TINEA BARBAE
TINEA KORPORIS
TINEA KRURIS
TINEA PEDIS DAN TINEA MANUS
ONIKOMIKOSIS
TINEA KAPITIS
Tinea kapitis adalah dermatofitosis pada bagian kepala dan
rambut yang ada di kepala.
Infeksi disebabkan oleh setiap dermatofit patogen dari genus
Trichophyton dan Microsporum kecuali T.concentricum
Tanda klinis tinea kapitis tergantung dari etiologinya
TINEA KAPITIS
TINEA KAPITIS
Non Inflamasi
1. Black dot
ringworm
2. Gray patch
ringworm
Inflamasi
1. Kerion celsi
2. Tinea favosa
Etiologi:
Sering disebabkan jenis
endotrik: T. tonsurans, T.
violaceum.
Rambut sangat rapuh dan
patah pada tepat pada muara
folikel ujung rambut yg
hitam di dalam folikel rambut
terlihat sbg bintik hitam
Lampu Wood: fluoresensi (-)
Etiologi:
M. audouinii atau M.
ferrugineum
Klinis:
Lesi mulai dgn papul eritem
di sekitar batang rambut.
Papul kemudian melebar
dan membentuk bercak yg
memucat dan bersisik.
Rambut mjd berwarna abuabu, tidak berkilat lagi dan
lebih mudah oatah (1-3 mm
di atas kulit kepala)
dibanding dicabut
Kerion celsi
Etiologi:
M. canis, M. gypseum, T.
mentagrophytes, T.
violaceum
Klinis:
Tinea favosa
Etiologi:
T. schoenleini
Klinis: Pembentukan
skutula krusta yg
berbentuk mangkuk
berwarna merah kuning
dan berkembang mjd
kuning kecoklatan
Pada pengangkatan krusta
terlihat dasar yg cekung,
merah, basah dan berbau
seperti tikus (mousy odor)
Tinea korporis
Tinea sirsinata
Infeksi dermatofita pada badan,
tungkai dan lengan
Etiologi:
Klinis:
Tinea kruris
Sininom: eksema
marginatum atau jock itch
Infeksi dermatofita pada
daerah pubis dan sela paha
Etiologi:
E. floccosum, T. rubrum, T.
mentagrophytes
Klinis:
Intertrigo
Eritrasmas
Dermatitis seboroik
Psoriasis
kandidiasis
Tinea pedis
Athletes foot, ringworm of the foot
Infeksi dermatofita pada kaki,
terutama menyerang sela jari kaki
dan telapak kaki, dapat meluas ke
lateral maupun punggung kaki
Etiologi
E. floccosum, T. rubrum, T.
Mentagrophytes
Klinis:
Ada 3 tipe:
1. Tipe interdigitalis
Tersering
Maserasi di sela jari kaki ke-4 dan 5
Kulit terlihat putih, dapat terbentuk
fisura dan bau tidak enak
Lesi dapat meluas ke bawah jari dan
telapak kaki
2.
Beberapa vesikel,
vesiko-pustulosa,
kadang-kadang bula, di
telapak kaki dan jarang
terjadi pada tumit.
melingkar (koloret)
3. Tipe papuloskuamosa
hiperkeratotik menahun
Sering terdapat di daerah
tumit, telapak kaki, dan
kaki bagian lateral.
Bercak dgn skuama putih
agak mengkilat, melekat
dan relatif tidak
meradang
Lesi umumnya setempat,
dpt bergabung mengenai
seluruh telapak kaki dan
sering simetris (moccasin
foot)
Tinea manum
Infeksi dermatofit pada
satu atau dua tangan
Etiologi:
T. rubrum, T.
mentagrophytes varian
interdigitale, E.
floccosum, M. canis,T.
verruccosum, M.
gypseum
Klinis:
Biasanya unilateral, tu
pada tangan, dan lesi
pada dorsum manus
menyerupai gambaran
tinea korporis.
Onikomikosis
Onikomikosis: istilah umum untuk kelainan kuku
akibat infeksi jamur
Tinea unguium: kelainan kuku akibat infeksi
dermatofita
Etiologi:
Dermatofita: T. rubrum, T. mentagrophytes,
epidermophyton
Candida sp
Non dermatofita lain: Aspergillus spp,
Scytalidium dimidiatum, Scopulariosis
brevicaulis, dan Fusarium spp
Dikenal 4 tipe
onikomikosis:
1. Onikomikosis subungual distal
(OSD)
Bantalan kuku di bawah
lempeng kuku melalui
hiponikium dan bergerak ke
arah proksimal.
Invasi juga dapat dari lateral
(onikomikosis subungual
distal dan lateral atau OSDL)
Klinis: hiperkeratosis
subungual dan onikolisis,
selain warna kuku
kekuningan.
Etiologi: T. rubrum, T.
mentagrophytes varian
interdigitale
2. Onikomikosis subungual
proksimal (OSP)
Infeksi dimulai dari lipat kuku
proksimal, melalui kutikula
dan masuk ke kuku yang
baru terbentuk, selanjutnya
bergerak ke arah distal.
Klinis: hiperkeratosis dan
onikolisis proksimal, serta
destruksi lempeng kuku
proksimal.
Paling jarang, tapi biasa
ditemukan pada penderita
AIDS.
Etiologi: T. rubrum
3.
Onikomikosis superfisial
putih (OSPT):
Jarang dijumpai
Jamur menginvasi langsung
lapisan superfisial lempeng
kuku
Klinis: bercak-bercak
keruhberbatas tegas yg dpt
berkonfluen. Kuku mjd
kasar, lunak dan rapuh
Etiologi: T. mentagrophytes,
kapang nondermatofita:
Aspergillus, Acremonium,
Fusarium
Onikomikosis kandida
Psoriasis
Liken planus
Infeksi bakterial
Dermatitis kontak
Onikodistropi traumatik
Terapi
TINEA NIGRA
Tinea nigra adalah dermatomikosis superfisial,
biasanya pada stratum korneum palmar,
disebabkan oleh Hortae werneckii (dahulu
dinamakan Phaeoannellomyces werneckii dan
Exophiala werneckii).
Tinea nigra timbul setelah inokulasi setelah terjadi
trauma dan memiliki masa inkubasi 2 7 minggu
Tinea nigra ditemukan pada orang yang sehat dan
asimtomatik, berupa makula coklat sampai hijau
kehitaman dengan skuama minimal sampai tidak
ada skuama. Makula tidak terasa nyeri, menyebar,
dan terkadang sangat gelap pada tepi yang meluas .
PIEDRA
Piedra adalah infeksi jamur asimtomatik pada batang
rambut juga dikenal sebagai trikomikosis nodularis.
Piedra hitam disebabkan oleh Piedraia hortae, sedangkan
piedra putih disebabkan spesies patogenik genus
Trichosporon, yakni Trichosporon asahii, T.ovoides,
T.inkin, T.mucoides, T.asteroides, dan T.cutaneum
Piedra hitam memiliki ciri khas terikat kuat, keras,
berupa nodul coklat hitam pada batang rambut yang
bervariasi ukurannya dari mikroskopik sampai beberapa
milimeter, dan pada palpasi teraba seperti berpasir.
Piedra hitam melemahkan batang rambut, kadang
menyebabkan rambut patah. Rambut kulit kepala paling
sering terinfeksi, dan nodul paling banyak dijumpai pada
kulit kepala bagian frontal.
PIEDRA
Piedra putih terdiri dari nodul berwarna putih sampai
beige, lebih lunak dan kurang melekat, dan menyebar
atau bergabung membentuk stuktur sleevelike. Rambut
yang patah kadang terjadi tetapi lebih jarang
dibandingkan piedra hitam. Piedra putih dapat dengan
mudah dilepaskan dari batang rambut karena yang
terkena adalah lapisan lipid bagian luar.
Diagnosis: pemeriksaan mikroskopik dapat
membedakan piedra dari nit, hair cast, kerusakan
pertumbuhan batang rambut, dan trikomikosis aksilaris.
Sebagai tambahan, nodul trikomikosis aksilaris biasanya
lebih kecil dan bisa berfluoresensi bila dilihat di bawah
lampu Wood.
PIEDRA
TERAPI
Mencukur rambut yang terinfeksi merupakan
tindakan kuratif dan merupakan terapi terbaik
untuk piedra hitam maupun putih. Pencukuran
bisa memaksimalkan penggunaan antijamur
golongan azol topikal. Karena tingginya
kejadian kekambuhan dan munculnya
organisme intrafolikular pada piedra putih,
beberapa peneliti menyarankan panggunaan
antijamur sistemik tambahan pada penyakit ini
seperti itrakonazol oral
KANDIDIASIS
Thrush
Plakat putih/ keabuan pada mukosa
bukal dan tepi lateral lidah.
Bergabung dan menjadi konfluens.
Dasar plakat lembab, berwarna
kemerahan dan maserasi.
Lesi dapat menjalar ke esofagus
disfagia yang serius.
Pada orang dewasa, mukosa bukal
(stomatitis), bibir dan lidah
(glositis) dapat terkena.
Papil lidah menjadi atrofi,
permukaannya menjadi licin,
mengkilat dan berwarna merah
terang.
Kadang dijumpai erosi pada tepi
lidah.
Seringkali infeksi meluas ke sudut
mulut untuk membentuk perlche.
Kandidiasis oral: thrush
Kandidiasis vulvovaginalis
vulvitis
Balanitis kandida
masalah bagi pria yang tidak disirkumsisi,
terutama orang tua, namun penjalaran lebih
jauh jarang terjadi
Penis yang tidak disirkumsisi merupakan
tempat yang hangat, lembab dan ideal bagi
infeksi ragi, akan tetapi pria yang disirkumsisi
juga berisiko.
Balanitis kandida kadang muncul setelah
hubungan seksual dengan wanita terinfeksi
dan lebih sering pada mereka yang
berhubungan secara vaginal daripada anal.
Papul merah, kecil, lunak dan pustul tampak
pada glans atau batang penis.
Pustul pecah dengan cepat dibawah
prepusium dan dapat saja tidak terdeteksi.
Khas, cincin konfluens berbentuk seperti
donat, berukuran 1-2 mm, putih muncul
setelah pustul pecah.
Pada beberapa kasus tidak dijumpai pustul
dan papul merah multipel dapat tersembunyi
dan sembuh tanpa pengobatan.
Balanopostitis
balanitis Candida
Kandidiasis perianal
Manifestasi klinisnya dapat berupa
dermatitis perianal dengan eritema,
oozing dan maserasi.
Pruritus dan rasa terbakar dapat
bersifat parah.
Kandidiasis perianal dapat muncul
dengan atau tanpa keterlibatan
genital.
Walaupun biasanya berawal disekitar
tepi anus dengan eritema nonspesifik, nyeri dan iritasi, penjalaran
ke perineum sering dijumpai, dengan
gambaran klasik berkembang seiring
penjalarannya.
Adanya pustul satelit biasanya
merupakan indikasi untuk terapi.
Kandidiasis perianal
Kandidiasis mukokutaneus
kronik
Keterlibatan kutaneus
Kandidiasis intertriginosa dan generalisata
Kandidiasis kutis intertriginosa.
Kandidiasis kutis
intertriginosa di interdigital
Kandidiasis popok
Golongan Azole
topikal (clotrimazole)
sistemik (fluconazole, itraconazole)
antifungal topikal lama (gentian violet,
nystatin)
Infeksi Malassezia
Malassezia furfur :
Pityriasis versicolor
Pityriasis folliculitis
Seborrhoeic dermatitis dan dandruf
59
1. Pityriasis versicolor
Etiologi
M. furfur
Gejala klinis
Usia: >> usia belasan
Lokasi: bagian atas dada dan meluas ke
lengan atas, leher dan perut atau
tungkai atas/ bawah
Keluhan: bercak berwarna putih /
kecoklatan, gatal ringan (tu saat
berkeringat)
UKK:
Lesi baru: makula skuamosa folikular
Lesi primer: makula dengan batas
sangat tegas tertutup skuama halus
Kulit hitam/ coklat: berwarna putih
Kulit putih/ terang: coklat/ kemerahan
Skuamasi finger nail sign
Mikologi - Kep
60
Pityriasis versicolor
Diagnosis
Klinis: makula
hipopigmentasi,
hiperpigmentasi, atau
kemerahan yg sgt
berbatas tegas, tertutup
skuama halus
Lampu wood: fluoresensi
kuning keemasan
Mikroskopis (KOH): meat
ball and spahetti
61
Terapi:
Diagnosis banding
Pityriasis versicolor
Topikal:
Sampo selenium sulfid 2,5%/ hr slm
2 mgg
Semua golongan azol (miconazol,
ketokonazol dll)
Sampo ketokonazol 2% diulangi slm
3 hr berturut-turut
Solusio terbinafin 1% 2x/ hr slm 7
hr
Sistemik:
Ketokonazol oral 200 mg/ hr slm 7
hr
Itrakonazol oral 200-400 mg/ hr slm
3-7 hr
Flukonazol 400 mg dosis tunggal
62
Diagnosis:
Klinis
Kultur dan KOH
Biopsi: yeasts
63
Diagnosis banding
Terapi:
Topikal
Imidazol topikal
Sistemik:
Ketokonazol oral 200
mg/ hr slm 4 mgg
Flukonazol 150/ mgg
slm 2-4 mgg
Itrakonazol 200 mg/ hr
slm 2 mgg
64
65
Gejala klinis:
Eritema dan skuama pada
daerah yg kaya glandula
sebasea: skalp, wajah, alis,
telinga, badan bagian atas
Lesi eritema dan tertutup
skuama berminyak dan gatal
sering pada skalp
Ketombe : manifestasi paling
ringan
Diagnosis:
Gambaran klinis khas
Kerokan kulit tidak diperlukan
66
Mikosis subkutan
Sporotrikosis
plaque sporotrichosis
Subkutaneus
plaque sporotrichosis
lymphangitic sporotrichosis
Sistemik
lymphangitic sporotrichosis
Chromoblastomycosis
Etiologi:
Phialophora verrucosa, Fonsecaea
pedrosoi, F. compacta dan
Cladophialophora carrionii.
Klinis:
Lesi awal: papul verukosa yg
meluas lambat
Lesi dpt lebih datar dan plaquelike
dgn bag tengah atropi
Lesi individu dapat sangat tebal
infeksi sekunder
Lesi satelit
Phaeohyphomycosis
Etiologi: Exophiala,
Phialophora, Wangiella,
Bipolaris, Exserohilum,
Cladophialophora ,
Phaeoannellomyces,
Aureobasidium,
Cladosporium, Curvularia
dan Alternaria.
Klinis:
1.
2.
3.
Subcutaneous phaeohyphomycosis
caused by Exophiala jeanselmei.
Subcutaneous
phaeohyphomycosis
Paranasal sinus
phaeohyphomycosis
Cerebral
phaeohyphomycosis
Subcutaneous haeohyphomycosis
caused by Wangiella dermatitidis.
Mycetoma
Etiologi: Madurella, Acremonium, Pseudallescheria,
Exophiala, Leptosphaeria, Curvularia, Fusarium,
Aspergillus
Lobomycosis
Etiologi: Loboa loboi
Mikosis sistemik