Bedside Teaching

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

OLEH :

KELOMPOK 1

BEDSIDE merupakan singkatan dari


Briefing, Expectation, Demonstrations,
Spesific Feedback, Inclution microskill,
Debriefing and Education. BEDSIDE ini
dikembangkan dari teori experience and
explanation cycles yang dikemukakankan
oleh Cox, 1993.
Pengajaran di sisi tempat tidur didefinisikan
sebagai mengajar di hadapan pasien.
Kadang-kadang dianggap berlaku hanya
untuk lingkungan rumah sakit, tempat
tidur keterampilan mengajar berlaku
untuk situasi di mana mengajar terjadi di
hadapan pasien, termasuk perawatan
jangka panjang fasilitas

Briefing meliputi kegiatan menyiapkan.


Termasuk syarat pengetahuan yang
harus dimiliki sebelum BST dan juga
mempersiapkan pasien untuk BST.
Siapkan pembelajar sebelum
pertemuan dengan pasien, Siapkan
pasien dan menjelaskan peran
Expectation adalah menentukan tujuan
belajar yang ingin dicapai oleh pasien.
Demonstrations tergantung tujuan yang
ingin dicapai yaitu bila pengajar ingin
mengamati dan memberi feedback atas
kegiatan mahasiswa maka pengajar
harus meminimalkan interupsi dan bila
tujuannya sebagai model maka pelajar
diberi kesempatan mengamati dosen
dalam memeriksa pasien.

Jika tujuan Anda adalah pengamatan


dan umpan balik, berinteraksi dengan
pasien, interupsi tetap minimum.
Jika tujuan Anda adalah untuk model
keterampilan klinis, biarkan pembelajar
menonton Anda berinteraksi dengan
pasien di samping tempat tidur.
atur apa yang Anda tunjukkan untuk
memfasilitasi belajar. Fasilitasi belajar
aktif melalui pertanyaan, yg akan
menstimulasi pemikiran sementara
Anda menilai basis pengetahuan dan
keterampilan teknis.

Spesific Feedback
diawali dengan positif aspek memotivaspasien untuk
belajar.
Inclution microskill merupakan kemampuan yang harus
dimiliki oleh perawat klinik sehingga BST menjadi efektif
dan efisien.
Penawaran pembelajar berpusat pada umpan balik,
dimulai dengan aspek-aspek positif. Bisakah Anda
menjelaskan atau menunjukkan pelajar bagaimana
meningkatkan keterampilan klinis?
Debriefing
meliputi menanyakan masukan dari mahasiswa dan
pasien. Education meliputi memberitahu sumber belajar
yang digunakan mahasiswa belajar lebih lanjut dan dalam.
Mulailah dengan input dari pasien dan pelajar. Apakah
semua pertanyaan dari peserta didik atau pasien? Anda
juga dapat berbicara dengan pelajar sendiri, terutama jika
umpan balik Anda sangat luas.

Manfaat mengajar di samping tempat


tidur :
Memungkinkan guru untuk memberikan
peran profesional pemodelan untuk peserta
didik.
Dapat bermanfaat bagi pasien dan keluarga.
Memungkinkan guru untuk mengamati
pelajar keterampilan klinis dan memberikan
langsung langsung umpan balik,
Aktif memfasilitasi pembelajaran berbasis
kasus,
Dapat digunakan dalam hampir semua
perawatan pasien pengaturan - rawat inap
atau rawat jalan.

Keberadaan pasien memperkuat


kemungkinan belajar. Berbeda dengan
mendengarkan presentasi atau membaca
dari papan tulis, pelajar memiliki
kesempatan untuk menggunakan hampir
semua indera mereka - pendengaran,
penglihatan, bau, sentuhan - untuk
mempelajari lebih lanjut tentang pasien
dan masalah mereka.
Fakta steril dan penjelasan dari
presentasi steril menjadi hidup dan
nyata. Ciri-ciri ini saja dapat membantu
pelajar mengingat situasi klinis

Neher, Gordon, Meyer dan Stevens


mengemukakan sebuah model pengajaran
di kontek klinik The Five Steps
Microskill.
Model ini dapat diterapkan dalam pendidikan
klinik di unit rawat jalan (poliklinik) dan di
bangsal.
Penerapan model ini di pendidikan klinik
rawat jalan sangat efektif karena dengan
waktu yang sangat terbatas (3-5 menit),
Preceptor dapat mengajarkan pengetahuan
dan ketrampilan klinik dengan
menggunakan pasien yang sebenarnya.
Model ini juga dapat diterapkan pada BST di
bangsal. Seperti yang sudah diketahui ,
bangsal ditempati oleh pasien dengan
bermacam kasus penyakit

Step 1. Tanyakan Komitmen mahasiswa


Petunjuk : Setelah mahasiswa mempresentasikan
sebuah kasus, ia akan menunggu respon dari dosen
atau bertanya mengenai petunjuk untuk kasus ini.
Preceptor : Preceptor meminta mahasiswa untuk
menyatakan masalah yang ada dalam kasus yang
dipresentasikan dapat dalam bentuk hipotesis
diagnosis atau rencana manajemen pengobatan.
Rasional : Meminta mahasiswa untuk
menginterpretasikan data merupakan langkah awal
dalam menentukan kebutuhan belajar mereka dan
prior knowledge yang telah mereka miliki. Contoh :
Apa diagnosis pasien ini?

Step 2. Mengali bukti-bukti yang mendukung

Petunjuk : Ketika mendiskusikan suatu kasus,


mahasiswa memiliki komitmen terhadap
masalah yang dikemukakan dan menantikan
respon dosen untuk mengkonfirmasikan
pendapat mereka.
Preceptor : Sebelum memberikan arahan ,
mintalah mahasiswa untuk memberikan bukti
yang mendukung pendapat mahasiswa tersebut.
Rasional : Mintalah mahasiswa untuk
mengungkapkan proses berpikir mereka
sehingga dosen dapat mengidentifikasi apa
yang mahasiswa tahu dan yang belum tahu.
Contoh :Penemuan utama apa yang mendasari
diagnosis anda?

Step 3. Katakan apa yang mahasiswa


sudah lakukan dengan benar
Petunjuk : Pelajar telah menangani suatu
kasus secara sangat efektif yang hasilnya
membantu preceptor, pasien atau rumah
sakit. Mahasiswa tidak menyadari bahwa
yang telah dilakukannya efektif dan
memiliki dampak yang positif.
Preceptor : Berilah komentar kepada
mahasiswa bahwa ia sudah melakukan hal
yang benar dan membawa dampak positif.
Contoh : Anda telah mempertimbangkan
kemampuan pasien dalam memilih obat.
Kepekaan Anda telah membantu pasien
dalam mengatasi masalahnya

Step 4. Perbaiki yang masih salah


Petunjuk : Pekerjaan mahasiswa telah
mempertunjukkan kekeliruan , kesalahan atau
penyimpangan.
Preceptor : Segera mungkin setelah kekeliruan,
temukan waktu dan tempat yang sesuai untuk
mendiskusikan apa yang salah dan bagaimana cara
menghindari atau mengoreksi kesalahan di masa
datang. Pertama kali berilah kesempatan pelajar untuk
mengkritik hasil kerja mereka.
Rasional : kesalahan mahasiswa yang tidak diberitahu
oleh preceptor akan memiliki kesempatan untuk
diulangi. Dengan mendiskusikan apa yang salah pada
hasil kerja mahasiswa akan menghindari kesalahan ini
di masa yang akan dating.
Contoh : Anda benar bahwa gejala yang ada
mengarah kepada infeksi saluran napas bagian atas
karena virus. Tetapi anda tidak bisa memastikan
bahwa ia bukan otitis media sebelum Anda melakukan
pemeriksaan fisik pada telinga pasien

Step 5. Mengajarkan konsep/kaidah


umum
Petunjuk : Preceptor memastikan bahwa ia
mengetahui seputar kasus yang
dipresentasikan mahasiswa.
Preceptor : Ajarkan prinsip umum, konsep.
Rasional : Instruksi lebih mudah diingat
dan diterima bila diberi dalam bentuk
kaidah umum, prinsip atau perumpamaan.
Contoh : Jika pasien baru mengalami
selulitis, insisi dan drainase belum bisa
dilakukan. Anda harus menunggu sampai
daerahnya menjadi fluktuasi sehingga bisa
di drainase.

Irby et al membandingkan model The Five Steps


Microskill dengan model tradisional dalam
pendidikan klinik menemukan bahwa model The
Five Steps Microskill memperlihatkan adanya
penekanan
pada
kebutuhan
belajar
mahasiswa dan partisipasi mereka dalam
menentukan keputusan masalah klinik yang
mana hal-hal ini sangat kurang atau bahkan tidak
terlihat dalam pendidikan klinik dengan model
tradisional.

Penelitian dosen klinik di Aagard mengidentifikasi


beberapa faktor yang mempengaruhi model ini
efektif dalam pendidikan klinik, yaitu :
Dosen
klinik
lebih
percaya
diri
dalam
mengevaluasi mahasiswa.
Dosen klinik mampu meningkatkan kemandirian
belajar mahasiswa
Dosen klinik mampu memberikan feedback yang
berkualitas

Setelah sesi mengajar


dapat disimpulkan, maka
seorang pelajar atau guru
harus kembali sebentar
untuk melihat pasien
untuk menjawab setiap
pertanyaan yang
mungkin muncul sebagai
hasil dari kunjungan dan
mengucapkan terima kasih
kepada pasien untuk waktu
mereka dan bantuan.
Sangat penting untuk
menjaga lingkungan yang
nyaman untuk semua
peserta.
Kunjungan samping tempat
tidur juga bukan tempat
untuk menunjuk interogasi
atau kritik dari peserta
didik.Dengan cara yang
sama Anda harus merasa
senyaman mungkin dalam
peran Anda sebagai guru di
samping tempat tidur.

Hindari mengajar topik


yang Anda kurang nyaman
dengan pasien.
Gunakan keterampilan
dan sikap anda secara
alami , dan secara
bertahap mengasah dan
menambah keterampilan
baru dengan kunjungan
berulang ke samping
tempat tidur.
Dikatakan bahwa sebuah
episode pengajaran
berhasil di samping
tempat tidur hanya ketika
semua orang yang
terlibat merasa lebih
baik sesudahnya pasien, pelajar dan
guru (Lacombe, 1997).

Anda mungkin juga menyukai