Prog Tefa Di SMK Pak Mus 160212045129

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

PENGEMBANGAN

TEACHING FACTORY DI SMK

Direktorat Pembinaan SMK


Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta, Juni 2015

Dinamika & Pengembangan


Kurikulum

Perubahan
Perkemban
gan

Perubahan
Kebutuhan

Akademik

Pengetah
uan

Industri

Keterampi
lan

SosialBudaya

Sikap

Pengembangan
Kurikulum

Pedagogi, Psikologi,
Metodologi
SDM yang
Kompeten
Pengetah
uan
Keterampi
lan
Sikap

Formulation Process in Curriculum2013

expansion and deepening of the taxonomy in the process of achieving compete

Curriculum 2006
Evaluatin
g
Analyzing
Applyin
g

Curriculum 2013
Creati
ng
Characterizi
Communicat
Evaluatin
ng/
Actualizing ing
g
Organizin
Associati
Analyzing
g/
Internalizi
ng
ng
ExperiApplyin
Valuing
mentin
g
g

Understanding

Respondin
g

Questionin
g

Understanding

Knowing/
Remembering

Accepting

Observing

Knowing/
Remembering

Knowledge
(Bloom)

Attitude
(Krathwohl)

Skill
(Dyers)

Knowledge
(Bloom)

Original Terms
Terms
Evaluation
Synthesis
Analysis
Application

New

Creating
Communication
Evaluating
Analysing

Comprehension

Applying
Understanding

Knowledge

Remembering

(Based on Pohl, 2000, Learning to Think, Thinking to Learn, p. 8)

Critic
al

Creati
ve

HOT
S
Comm
unicat
ion

Colla
borat
ion

Apa itu Teaching Factory?


Teaching Factory (TEFA) adalah pembelajaran
yang berorientasi produksi dan bisnis.
Pembelajaran

melalui

TEFA

adalah

proses

penguasaan keahlian atau keterampilan yang


dilaksanakan

berdasarkan

prosedur

dan

standar bekerja yang sesungguhnya untuk


menghasilkan produk atau jasa yang dipesan
oleh konsumen.

Prinsip dasar pembelajaran di TEFA


Prinsip dasar tearning factory adalah pengintegrasian
pengalaman dunia kerja ke dalam kurikulum sekolah.
Semua peralatan dan bahan serta pelaku pendidikan
disusun dan dirancang untuk melakukan proses
produksi dengan tujuan untuk menghasilkan produk
(barang ataupun jasa).
Teaching factory merupakan perpaduan dari
pembelajaran berbasis produksi dan pembelajaran
kompetensi.
Dalam pembelajaran berbasis produksi, siswa terlibat
langsung dalam proses produksi, sehingga
kompetensinya dibangun berdasar kebutuhan
produksi. Kapasitas produksi dan jenis produk
menjadi kunci utama keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran.

Tujuan Realisasi Produk dalam Pembelajaran :


1. mempersiapkan individu menjadi pekerja;
2. mempersiapkan individu untuk terus belajar ke level yang
lebih tinggi;
3. membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai
kemampuannya;
4. menunjukkan bahwa learning by doing sangat penting
bagi efektivitas pendidikan dan menumbuhkan kreatifitas;
5. mendefinisikan keterampilan yang dibutuhkan dalam
dunia kerja;
6. memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi siswa;
7. memberi kesempatan kepada guru memperluas wawasan
instruksional;
8. membantu siswa dalam mempersiapkan diri menjadi
tenaga kerja, bagaimana menjalin kerjasama dalam dunia
kerja yang aktual, dll;
9. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih

Manfaat Teaching factory :


1.

Menyadarkan siswa bahwa dalam penguasaan keterampilan siswa tidak


hanya mempraktikkan soft skill dalam pembelajaran,(bekerja dalam tim,
melatih kemampuan komunikasi interpersonal dari buku), tetapi juga
merealisasikan pengetahuan secara langsung dan latihan bekerja untuk
memasuki dunia kerja secara nyata. (Hadlock, Wells, Hall, Clifford, Winowich, dan Burns 2008: 14)

2.

Sarana pelatihan dan praktik berbasis produksi secara langsung bagi siswa
yang berorientasi pada pasar;

3.

Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biayabiaya operasional pendidikan dan peningkatan kesejahteraan.

4.

Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa entrepreneurship guru dan siswa;

5.

Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri siswa melalui kegiatan


produksi;

6.

Menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia usaha dan industri serta
masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum dan hasil-hasil

Konsep TEFA
Konsep teaching factory menemukan adanya
beberapa faktor yaitu:
(1)pembelajaran keterampilan murni yang biasa saja
tidak cukup;
(2)Siswa dan Guru melalui pembelajaran yang
berbasis produksi, mendapat pengalaman
langsung menggandengkan berbagai komponen
kompetensi dalam satu ikatan; dan
(3)pengalaman, pembelajaran berbasis team yang
melibatkan siswa, guru dan partisipasi industri
memperkaya proses pendidikan dan memberikan
manfaat yang nyata bagi semua pihak.

Landasan Hukum Penerapan Teaching Factory


1.

UU Nomor 20 Tahun 2003 (Sisdiknas), Penjelasan Pasal 15: Pendidikan kejuruan


mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

2.

PP Nomor 19 Tahun 2005 (SPN), Pasal 26: SKL pada satuan pendidikan menengah
kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

3.

Prioritas Presiden bidang pendidikan 2010-2014 (INPRES Nomor 1 Tahun 2010):


Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien
menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi
pekerti, dan karakter bangsa yang kuat.

Pembangunan bidang pendidikan

diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan


antara

ketersediaan

lapangan

kerja

atau

tenaga

terdidik

kewirausahaan;

dengan
2)

kemampuan:

menjawab

1)

menciptakan

tantangan

kebutuhan

tenaga kerja.
4.

Kepres tahun 2014 tentang Tugas fungsi dan organisasi Kemdikbud :........SMK
membangun Teaching Factory dan technopark dilingkungan SMK dengan teknologi
terkini .

Bagaimana Cara Menerapkan Teaching Factory?


Pembelajaran Teaching Factory diterapkan antara lain :
1) Sebagai salah satu Mata Pelajaran.
2) Sebagai pembelajaran kewirausahaan;
3) Menjadi bagian integral dari materi Bimbingan Karir dan
Pengembangan Kreativitas dan Program Pengembangan Diri;
4) Sebagai pembelajaran produktif di SMK;
5) Sbagai bagian dari tugas akhir siswa;
6) Sebagai pembelajaran yang berbasis tematik integratif di SMK.

Teaching Factory dalam Kurikulum K2006 dengan K13


Normatif

K2006
MAPEL
SMK

Adaptif
Produktif

Pembelajaran
Teaching Factory
sebagai
Implementasi
Pembelajaran
Tematik Integratif
dalam mata
pelajaran
Kejuruan di SMK

Pkn, seni budaya, dll


Matematika, Fisika, Biologi,
Kimia, IPA, IPS dan Bahasa
Teori Kejuruan &
Praktikum

Pengetahuan
Keterampilan
Sikap

K13

Pembelajaran TEFA VS Komponen Keterampilan

Pembejalaran
PRAKTIK

BARANG

Komponen
Keterampilan

Pembuatan
Produk

Pembelajaran
Kejuruan yang
tematik
integratif

Gudang

BARANG

Pasar

Contoh Pelaksanaan TEFA


1. Hotel Training ;
2. Restourant;
3. Perakitan dan Produksi Komputer;
4. Penanaman, pembibiran dan produksi hasil pertanian;
5. Pembuatan Kriya Cindera mata dan produk kerajinan;
6. Usaha Jasa Perjalanan Wisata;
7. Toko retail dalam bisnis center;
8. Desain Busana dan boutiq;
9. Penangkapan dan pengolahan hasil Ikan;
10.dll

Sinergi Tata Kelola


Teaching Factory di
SMK

(Integrasi)
Proses
Pembelajaran dg
produksi

Efisiensi &Efektivitas
(Mengurangi Input,
Meningkatkan Hasil)

Kesesuaian dg
Kurikulum;
Beban mengajar
Proses produksi;
Penilaian
Pembelajaran soft
skills
Entrepreneurship

Tatakelola
Teaching Factory
Di SMK

(Berbagi)
Sumberdaya
SDM dan Fasilitas

SDM
Faisilitas
Infrastruktur
Energi
Jaringan komunikasi

(Sentuhan)
TIK
Dalam manajemen

Tatakelola Produk, proses dan


pelanggan;
Keuangan
Marketing & Promosi
Legalitas
Bahan baku

Prinsip-prinsip manajemen teaching factory SMK

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kemandirian
Akuntabel
Transparant
Kerjasama
Partisipatif
Efisien

Kerjasama dengan perusahaan dlm penerapan


Teaching Factory

1. Penempatan siswa di industry melalui


Program Kerja Lapangan (PKL) atau On
The Job Training(OJT).
2. Disamping
itu
industry
dapat
mengembangkan proses produksi di
SMK dengan system kurikulum berbasis
industry
dan
didapat
keuntungan
diantara industry, SMK maupun siswa
3. SMK berperan sebagai mitra dan
kepanjangan tangan industry.

Dampak SMK yang menerapkan Teaching


Factory

1.
2.
3.
4.

Aspek Lembaga
Aspek murid atau warga sekolah
Aspek Pemanfaatan Sarana dan prasarana
Aspek optimalisasi, efektifitas dan efisiensi
Pembiayaan
5. Aspek peran serta masyarakat
6. Aspek lingkungan dan kultur sekolah
7. Aspek Pembelajaran produksi
8. Aspek realisasi pengembangan soft skill
9. Aspek Kerjasama industri
10.Aspek kepercayaan publik pada SMK

Ruang lingkup bisnis SMK :


1. Produk manufaktur
Industri Mesin perkakas
Perakitan Komputer,Notbook dan televisi
Perakitan Sepeda Motor
Perakitan Mobil
Perakitan Alat Pertanian.
Produk barang makanan
2. Perdagangan dan Jasa
- Layanan perdagangan
- Produk pangan
(Buah,Telor,Daging,Susu,Ikan,Sayuran)
- Jasa Perhotelan,Kecantikan,Seni,
- Jasa Kontruksi dan
- Jasa Catering atau Restaurant

Indikator keterlaksanaan TEFA


1.Kegiatan pembelajaran, meliputi:
1.proses pembelajaran keahlian atau keterampilan yang dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real
job);
2.setting pembelajaran dibuat semirip mungkin dengan situasi kerja nyata;
3.berorientasi problem solving;
4.berpusat pada siswa (student active learning), belajar mandiri (individual learning)
dan bekerjasama;
5.belajar dengan melakukan (learning by doing);
6.menekankan pada ketercapaian kompetensi atau hasil belajar (learning outcomes)
siswa secara individual dan klasikal sesuai standar kerja tertentu;
7. mengembangkan soft skill siswa, yang meliputi kecerdasan intelektual,
emosional, spiritual, dan sosial; mampu menanggapi penyimpangan dan
kerusakan; bertanggung jawab dalam lingkungan pekerjaannya; berkomunikasi
dengan baik; membangun komitmen; dan kreatifitas;
8.melatih siswa untuk belajar terus menerus dan beradaptasi dengan pengetahuan
baru;
9.Melaksanakan sosialisasi kepada tenaga pendidik dan kependidikan, siswa, orang
tua siswa dan mitra SMK tentang pendekatan dan strategi (pola) pembelajaran
teaching factory;
10.melaksanakan pengembangan pola pembelajaran berbasis bisnis yang
berkelanjutan;

2. Proses Produksi (1)


a) perencanaan yang meliputi:
Membuat program kerja pelaksanaan pengadaan barang yang berisi
jadwal dan urutan pekerjaan;
pembuatan rencana kebutuhan barang/bahan dan peralatan
penunjang dengan memperhatikan standar kualitas yang berlaku;
rencana survei harga barang/bahan;
menyediakan barang/bahan yang diperlukan bagi pelaksanaan
teaching factory;
pemeriksaan bahan atau komponen yang akan dirakit/ pengecekan
barang yang akan dijual;
pembuatan rekapitulasi bahan baku yang dibeli dari toko/pemasok;

b) produksi, meliputi:
adanya desain produk sampai produk selesai (menghasilkan
produk);
menyediakan pelayanan jasa;
menyediakan barang kebutuhan konsumen;
quality control;

2. Proses Produksi (2)


3. Penjualan/pemasaran, meliputi:
(1) Melakukan riset pasar; (2) menentukan
strategi pemasaran yang sesuai; (3)
membuat dan mengembangkan jaringan
pasar dan distribusi; (4) melakukan promosi
dan pencitraan produk/jasa; (5) Mengadakan
hubungan/kontrak dengan relasi;
4. Layanan purna jual/ perbaikan, meliputi
pemberian service jika terjadi kerusakan;
5. Membangun partnership, yaitu adanya
kerjasama dengan pemerintah, dunia kerja,
masyarakat, dan SMK lain.

3. Kelembagaan Teaching Factory


1. Status Hukum : BLUD, PT, Koperasi, perkumpulan,
Agensi;
2. Lingkup Kapasitas
: Produksi, Pelayanan,
Pembelajaran,
Pendidikan, Sertifikasi,
Kolaborasi;
3. Organisasi
: menyatu dengan SMK, Berbeda,
Kolaboratif.
4. Kepemilikan
: Satuan Pendidikan,
Pemda/Yayasan,
Koperasi, Kolaborasi, Badan
Usaha;
5. Asset
: Sekolah, Pemda/yayasan, Badan
Usaha,
Koperasi, Kolaborasi.

4. Keuangan TEFA
1. Model Pembukuan
Koperasi,
2. Pembukuan
pertanggungjawaban,
3. Pengawasan
BPKP;

: Pendidikan, Badan Usaha,


BLU.
: Penggunaan,
pelaporan;
: BPK, Auditor, Bawasda,

5. SDM
1. Internal Pendidikan: manajemen, Guru, Siswa;
2. Partner Pendidikan : Partner Industri, Alumni,
SMNK lain
3. Kontraktual: Pekerja, manajer, partner, paruh
waktu.
4. Pemagangan : mahasiswa, masyarakat,
pengusaha muda, peserta pelatihan

Kendala TEFA
1.
2.
3.
4.

Pengetahuan dan kompetensi produktif dan bisnis sekolah ;


Rancang bangun produksi ;
Manajemen produksi dan Pemasaran ;
Pengelolaan keuangan : kapital, manajemen, pembagian
hasil dan penyimpanan;
5. Over value dari warga sekolah terhadap dirinya,
keberadaannya, kompetensi, fasilitas dan lembaganya;
6. Campurtangan dari pihak luar;
7. Integrasi pembelajaran dalam produksi;
8. Semangat warga sekolah;
9. Pemanfaatan ICT dalam proses produksi dan pembelajaran;
10.Kerjasama antar program, antar jurusan dan antar sekolah.

Pembinaan TEFA di SMK oleh


Direktorat Pembinaan SMK
1. Pembinaan Tatakelola dan organisasi Teaching
Factory oleh Kelembagaan;
2. Pemenuhan Fasilitas oleh Sarana Prasarana
3. Pengembangan dan integrasi proses
pembelajaran oleh Kurikulum
4. Pengembangan kerjasama industri dan bisnis
oleh hubungan industri;
5. Penilaian hasil teaching factory oleh penilaian;
6. Pembinaan karakter wirausaha oleh peserta
didik;

Pengembangan Teaching Factory di


SMK Rujukan
No

Tah
un

Jumlah SMK Rujukan SMK Rujukan


SMK
yang
yang
Rujukan
membuka
Memiliki
program 4
Teaching
Tahun
Factory

SMK Rujukan
yang
Terakreditasi
Internasional

201
5

300

40

160

75

201
6

638

60

250

125

201
7

975

75

350

160

1. Program unggulan di SMK Rujukan antara lain : SMK Program 4 Tahun, Teaching
4 Factory
201 dan1213
90
425
180
sertifikasi kompetensi lulusan;
8 Teaching Factory di SMK Rujukan bagian dari peningkatan mutu lulusan;
2. Program
3.
/ terakreditasi secara
SMK Rujukan
telah diakui
5 Bekerjasama
201
1650
100 internasional maknanya
500
210
dan 9
diakreditasi oleh industri, lembaga, institusi dan asoisasi profesi internasional;
4. Daya tampung siswa SMK Rujukan sampai dengan thn 2019 = 2,79 juta atau 49,3%.
5. Jumlah siswa yang terlibat termasuk siswa aliansinya = 4,23 Juta atau 74, 8 % dari
total siswa SMK 5,65 juta di tahun 2019.

Pembinaan SMK Perikanan


dan Kelautan mendukung
kebijakan Poros Maritim
Indonesia.

Pembinaan Teaching Factory di


SMK Bidang Pariwisata :
- Cullinary, Beauty, Tourism
- Teaching Factory :
Hotel Training
Restourant
Kesenian
Kerajinan
Beauty Therapy

Membangun kompetensi pada


Techonpark dan Teaching Factory

Transfer skill pada Teaching Factory


Teaching Factory

Pabrik/ Manufacturing
Teori
paktis
yang
dipelajari
di sekolah

es a
s
o
Pr ksi/J
du
o
r
P
sa

Pendidikan

ses ja
o
r
P
ela
b
Pemran

Belajar merealisasi
gagasan menjadi
produk,
menyelesaikan
problem dan
dilakukan secara
team

Teaching Factory merupakan proses pembelajaran


yang menggabungkan antara teori dan praktik dengan
produk riil yang menghasilkan benefit bagi sekolah,
siswa, guru dan pertumbuhan ekonomi wilayah.

4
KEWIRAUSAHAAN & TEACHING
FACTORY

Paradigma Teaching Factory


Pabrik/ Manufakture

Pendidikan/ Sekolah

Riset
u ah
m
Il et
g n
n
Pe ua

Pendidik
an

Inovasi
1. Menyelesaikan masalah dengan realisasi produk/ jasa;
2. Menuangkan gagasan di dunia pendidikan dalam
produk/jasa;
3. Menggabungkan proses pembelajaran dengan produksi;
4. Menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan
wilayah
Teaching
sebagai
5. Belejar Fractory
bekerja secara
team. 2 jalur komunikasi

ilmu pengetahuan

Apa itu Teaching Factory?

Lifeskills + produksi = Taching


Factory

Building
Competencies :

KOMPETENSI = Pengetahuan +
Keterampilan + Sikap

Skills identification framework of


the (teaching) Factories in the Future
Techni
cal
Skills

Skill
On
Process
es

Skill
On
Equipme
nt

Skill
On
Systems

+
Soft
Skills

Cultural & language Skills, Team work,


Communication, Adaptability, Problem Solving,
Decision Making, Planning, Organization skills

1. HOTS = High Order Thinking Skills adalah kombinasi antara technical


Skills/ hard skills dengan soft skills;
2. Technical Skills terdiri dari Keterampilan proses, keterampilan
pemakaian peralatan dan keterampilan sistem produk;
3. Soft skills terdiri dari Keterampilan berbahasa , berkomunikasi, kerja
team, adaptabilitas, pengambilan keputusan , perencanaan dan
problem solving;
4. HOTS hanya dapat diperoleh melalui kombinasi pembelajaran di kelas,
di bengkel, di industri dan dilapangan;

Standard Instructional
Methods

Current
Presentati
status
on
Discussion
/ Debates
Tutorials
Case
Study
Demontrat
ion
Role Play

Future status

E-enhancement

Computer
Based
Training
E-Learning
Computer
Based
Testing
Webinars

1. Methode pembelajaran berubah total sejak ICT masuk di dalam


kelas;
2. Materi dan bahan ajar jauh lebih kaya dan bisa diakses saat itu
juga serta murid bisa lebih cepat mendapatkan dan
menyimpulkan informasi di internet;

Konsep, Desain, Implementasi


Techonpark dari Teaching Factory (TEFA)
Koncep

Desain

Dokumen
tasi
Implement
asi

Penilaian

Pendidi
kan
Mutu
System
Pengelol
aan

Aspek
Legalita
s
Tahapa
n
Pmbangu
nan

Formul
asi
Kinerja

Blende
d
Learnin
g

Teachin
g
Factory
Di SMK

Ragam
Model

Sosialis
asi

Integra
si
dalam

Finansi
al
&

Pendidik
an
Model2
TEFA di
SMK

Sumber
daya

Penguku
ran

Kinerja

Pengim
basan
TEFA
Pengua
tan
Lanjuta
n

1. Integrasi proses kerja di TEFA dg pembelajaran akademis secara


simultan konprehensif
2. TEFA bidang produk barang realisasinya dapat dilaksanakan
secara modular ;
3. TEFA bidang Jasa dapat dilaksanakan secara block.

Terimakasih

43

Anda mungkin juga menyukai