Referat CHF
Referat CHF
Referat CHF
Perceptor:
dr. Awal Bachtera Barus, Sp.PD-FINASIM
Oleh:
Aleya Yostha Kaban, S.Ked
Harmeida Risa, S.Ked
I.Ratna Novalia Sari, S.Ked
Karina, S.Ked
KEPANITERAAN KLINIK SMF PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT DR.H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
Gagal jantung adalah suatu
sindroma klinis yang kompleks
yang disebabkan oleh kelainan
struktur dan fungsional jantung
sehingga terjadi gangguan pada
pengisian dan pemompaan
jantung.
EPIDEMIOLOGI
Kebiasaan merokok
Kurang aktivitas fisik
Pola diet, kelebihan BB dan hiperlipidemia
DM dan HT
Usia dan Jenis Kelamin
Genetik
Klasifikasi gagal jantung (New
York Association Classification
1964
Kelas I
Klasifikasi gagal jantung (New York
Association Classification 1964)
KELAS III
Klasifikasi Gagal Jantung
v. C
rio ava S
r up
e
TUBUH
va
. Ca ior
v er
f
In
Patogenesis
Diagnosa
Anamnesis
GEJALA KLINIS
Manifestasi Klinis Gagal Jantung
EKG (elektrokardiografi)
Kepentingan utama dari EKG adalah untuk menilai ritme, menentukan
adanya left ventrikel hypertrophy (LVH) atau riwayat MI (ada atau tidak
adanya Q wave). EKG Normal biasanya menyingkirkan kemungkinan
adanya disfungsi diastolik pada LV
Rontgen thorax
Pemeriksaan ini memberikan informasi berguna mengenai ukuran
jantung dan bentuknya, distensi vena pulmonalis, dilatasi aorta, dan
kadang-kadang efusi pleura. begitu pula keadaan vaskuler pulmoner
dan dapat mengidentifikasi penyebab nonkardiak pada gejala pasien
Ekokardiogram 2-D/Doppler
Untuk menilai ukuran dan fungsi ventrikel kiri, serta kondisi katub dan
gerakan dinding jantung. Indeks fungsi ventrikel yang paling ideal
adalah fraksi ejeksi (stroke volume dibagi end diastolik volume). Fraksi
ejeksi normal bila >/= 50%
MRI
MRI juga memberikan analisis komprehensif terhadap anatomi jantung
dan sekarang menjadi gold standard dalam penilaian massa dan
volume LV
Pemeriksaan Biomarka
Brain natriuretic peptide (BNP) dan Pro-BNP sensitive untuk mendeteksi
gagal jantung. Dikatan gagal jantung bila nilai BNP > 100 pg/ml atau
NT pro-BNP >300 pg/ml. BNP bermanfaat untuk meminimalisasi
diagnosis negative palsu, bila tidak tersedia ekokardiografi.
Skema diagnostik untuk pasien dicurigai gagal
jantung
Terapi Non Farmakologi
Farmakologi :
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACEI)
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
-bloker / Penghambat sekat- (BB)
Diuretik
Antagonis Aldosteron
Hydralizin & Isosorbide Dinitrat (ISDN)
Digoxin
Antikoagulan dan Antiplatelet
Statin
Strategi pengobatan
ACE-I
INDIKASI :
1. Fibrilasi atrial
dengan irama ventrikular saat istrahat > 80 x/menit atau saat aktifitas>
110 - 120 x/menit
2. Irama sinus
Fraksi ejeksi ventrikel kiri = 40 %
Gejala ringan sampai berat (kelas fungsional II-IV NYHA)
Dosis optimalACEI dan/atau ARB, penyekat dan antagonis
aldosteron jika ada indikasi.
KONTRAINDIKASI
Blok AV derajat 2 dan 3 (tanpa pacu jantung tetap); hat-hat jika pasien
diduga sindroma sinus sakit
Sindroma pre-eksitasi
Riwayat intoleransi digoksin
Inisiasi pemberian digoksin
Dosis awal: 0,25 mg, 1 x/hari pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Pada pasien
usia lanjut dan gangguan fungsi ginjal dosis diturunkan menjadi 0,125 atau 0,0625
mg, 1 x/hari
Periksa kadar digoksin dalam plasma segera saat terapi kronik. Kadar terapi digoksin
harus antara 0,6 - 1,2 ng/mL
Beberapa obat dapat menaikan kadar digoksin dalam darah (amiodaron, diltiazem,
verapamil, kuinidin)