Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 116

WORKSHOP

Aseptic Dispensing Technique

Ahmad Subhan,S.Si.,M.Si.,Apt
KEPALA INSTALASI FARMASI
RSUP FATMAWATI JAKARTA
PreTest

1. Sediaan yang harus dipreparasi secara aseptik


adalah, Kecuali:
a. Intravena (IV)
b. Intramuskular (IM)
c. Intratekal (IT)
d. Sub kutan (SC)
e. Bukan salah satu diatas
2. Berikut ini benar terkait Pelaksanaan aseptik
dispensing sesuai dengan standar JCI :
a. MMU 1, ME 3 dan PCI 7 ME 3
b. MMU 2, ME 3 dan PCI 7 ME 3
c. MMU 3, ME 3 dan PCI 7 ME 3
d. MMU 4, ME 3 dan PCI 7 ME 3
e. MMU 5, ME 3 dan PCI 7 ME 3
3. Defisini aseptik adalah :
a. Bebas dari zat-zat tertentu
b. Bebas dari mikroorganisme
c. Bebas dari partikel
d. Bebas dari zat pewarna
e. Bebas dari zat tambahan
4. Alasan pelaksanaan aseptik dispensing adalah,
Kecuali:
a. Meningkatnya kejadian infeksi HAIs
b. Obat intravena harus terbebas dari kontaminasi
mikroorganisme
c. Sitostatika bersifat toksik
(Karsinogenik,teratogenik,mutagenik)
d. Melindungi operator dari paparan obat2 B3
e. Perhitungan dosis individual pasien
5. KCL pekat 25 mEq, sebelum diberikan harus
diencerkan dengan, Kecuali:
a. NacL 0,9% dengan perbandingan 1:10
b. NacL 3% dengan perbandingan 1:10
c. WFI dengan perbandingan 1:10
d. Dekstrose 5% dengan perbandingan 1:10
e. RL dengan perbandingan 1:10
6. Tekanan udara di ruang steril diatur denga
nilai:
a. + 15 mb
b. + 20 mb
c. + 25 mb
d. + 30 mb
e. Tidak terbatas
7. Peralatan yang digunakan untuk
pencampuran obat kemoterapi adalah:
a. Biological safety cabinet (BSC)
b. Laminar air flow (LAF)
c. Bukan salah satu diatas
d. Jawaban benar semua
e. Tidak perlu menggunakan peralatan diatas
8. Peralatan yang digunakan untuk
pencampuran obat non kemoterapi adalah:
a. Biological safety cabinet (BSC)
b. Laminar air flow (LAF)
c. Bukan salah satu diatas
d. Jawaban benar semua
e. Tidak perlu menggunakan peralatan diatas
9. Area mana yang tidak dapat A
disentuh :
B
a. Area A
b. Area B C

c. Area C
d. Area D
e. Area A dan D D
10. Item minimum label identistas adalah:
a. Identitas pasien, nama obat, dosis, rute, tgl ED
b. Identitas pasien, nama obat, dosis, rute,label HA
c. Identitas pasien, nama obat, dosis, rute,
informasi
d. Identitas pasien, nama obat, dosis, rute,Ruangan
e. Semua jawaban benar
I. Pendahuluan
Indication without Drug without Improper drug
drug therapy indication selection

Subtherapeutic
Overdosage
dosage
Medication-
Related
Adverse drug Problems
Drug interaction
reaction

Failure to Manley HM, et al. Am J Inappropriate


receive drug
Kidney Disease 2005; laboratory
46:669-680
monitoring
the FACT
Institute of Medicine melaporkan:
Pasien meninggal akibat medical errors
setiap tahunnya > kasus breast cancer, atau
AIDS di USA.
44,000 - 98,000 meninggal setiap tahunnya di
US.

Medication errors: menghabiskan


dana $ 17-29 juta setiap tahunnya
di USA.

(Bond CA, et al,. 2001. Medication errors in United States Hospitals.


Pharmacotherapy; 21(9):1023-1036).
the FACT
1. Pemberian secara parentral mencapai >40% dari
seluruh pemberian obat selama menjalani
perawatan.
2. Pemberian secara langsung melalui parentral
baik melalui vena central maupun kapiler dapat
menyebabkan jalan masuk infeksi kedalam
tubuh.
3. Memberikan pasien produk yang terkontaminasi
dapat menyebabkan efek yang merugikan secara
serius hingga menimbulkan kematian.
a. Meningkatnya kejadian infeksi HAIs
b. Obat intravena harus terbebas dari
kontaminasi mikroorganisme
c. Sitostatika bersifat toksik
(Karsinogenik,teratogenik,mutagenik)
d. Interaksi kimiawi antar obat-obatan
e. Melindungi operator dari paparan obat2
B3

The reason
JCI(Joint Commision
Internasional) Badan
Akreditasi Internasional
bagian dari Joint
Commision on
Accreditation of Health
Care Organization
(JCAHO-USA)
OBAT HIGH ALERT :
Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi ,
terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi,
dapat menyebabkan cedera serius pada pasien
jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya.

TIPS :
1. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan label khusus
2. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang berkompeten
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori Obat LASA / NORUM (Look Alike
Sound Alike = Nama Obat Rupa Mirip), saat memberi/menerima instruksi

22
DAFTAR OBAT HIGH ALERT DI RSUP FATMAWATI

RSUP FATMAWATI
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
NO OBAT KELAS TERAPI BENTUK SEDIAAN DALAM FORMULARIUM KET.
SEDIAAN RSF
SEDIAAN ELEKTROLIT PEKAT
1 Kalium Klorida (KCl) Electrolite balance Flash Otsu-KCl 7,46% vial 25 mL (Otsuka)

2 Natrium Klorida (NaCl) Electrolite balance Infus NaCl infus 3% 500 mL (Otsuka)

SEDIAAN OBAT
3 Isofluran Anestesi Umum Inhalasi Isoflurane inhalasi
4 Sevofluran Anestesi Umum Inhalasi Sevofluran inhalasi
5 Midazolam Anestesi Umum Injeksi 1. Dormicum
2. Sedacum
6 Propofol Anestesi Umum Injeksi 1. Diprivan
2. Fresofol
3. Recofol
7 Atrakurium Penghambat Injeksi 1. Atrakurium besilat ampul
neuromuskular 2. Notrixum ampul

8 Rokuronium HBr Penghambat Injeksi Roculac vial


neuromuskular
9 lidokain Anestesi lokal Injeksi Lidocain ampul
10 Bupivakain HCL Anestesi lokal Injeksi 1. Decain ampul
2. Marcain ampul
11 Levobupivakain Anestesi lokal Injeksi Cyrocain ampul
12 Ropivakain Anestesi lokal Injeksi Naropain ampul
DAFTAR OBAT HIGH ALERT DI RSUP FATMAWATI

RSUP FATMAWATI
DAFTAR OBAT HIGH ALERT

NO OBAT KELAS TERAPI BENTUK SEDIAAN DALAM KET.


SEDIAAN FORMULARIUM RSF
SEDIAAN OBAT
13 Narkotika Analgetik Narkotika Injeksi 1. Morfin Sulfat ampul
2. Petidin ampul
3. Fentanil ampul
4. Sufentanil vial
14 Heparin Na Anti koagulan Injeksi Inviclot Vial 5000 International
Unit/ml 5 ml
15 Obat Kanker Antineoplastik Injeksi 1. Bleomisin
2. Cisplatin
3. Carboplatin
4. Doksorubisin
5. Etoposid
6. Fluorouracil
7. Oxaliplatin
8. Paclitaxel
9. Siklofosfamid
10. Vincristin
Keterangan: Fokus Penanganan dan Perhatian:
Risiko menimbulkan kejadian sentinel (kematian) 1. Lakukan Double check.
Risiko menimbulkan sedasi berat dan dalam (Risiko Jatuh)
Risiko menimbulkan kelumpuhan otot berat (Risiko Jatuh) 2. Hanya disimpan di tempat tertentu
Risiko menimbulkan kelumpuhan otot ringan sampai sedang (Risiko Jatuh) 3. Baca dengan benar instruksi penggunaan obat
Risiko menimbulkan ketergantungan dan penyalahgunaan
Risiko perdarahan
4. Hanya diresepkan oleh Dokter berwenang
Risiko paparan obat kanker
IDENTIFIKASI OBAT HIGH ALERT

1. Elektrolit pekat KCL Injeksi dan NaCl 3% hanya disimpan di:Instalasi


Farmasi (depo dan gudang), dalam troli emergency (IBS, ICU, ICCU,
ICCU, NICU, PICU, resusitasi IGD).
2. Obat kemoterapi hanya disimpan di: Instalasi Farmasi (depo dan
gudang), ruang kemoterapi dalam bentuk siap pakai (milik pasien)
3. Obat Narkotika hanya disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan gudang)
dalam lemari dobel pintu (kunci berganda).
4. Obat Anestesi:
a. Anestesi general dan pelumpuh otot: disimpan di Instalasi Farmasi
(depo dan gudang farmasi)
b. Anestesi lokal lidocain disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan
gudang farmasi) dan dalam troli emergency.
c. Anestesi lokal selain lidocain disimpan di Instalasi Farmasi (depo
dan gudang farmasi), poli gigi dengan penandaan jelas
5. Antikoagulan heparin injeksi disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan
Gudang), ruangan hemodialisa dengan penandaan jelas.

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI


Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
II. Definisi Aseptik
ASEPTIS : bebas mikroorganisme

TEHNIK ASEPTIS :
Metode atau cara yang dilakukan pada tahap
sebelum dan selama proses pencampuran
obat sehingga dapat menghilangkan risiko
paparan terhadap petugas dan pasien serta
meniadakan kontaminan dalam sediaan steril
yang dibuat, dengan menggunakan prosedur
yang terkontrol.

Aseptic technique
Pencegahan kontaminasi fase:

Preparasi produk parenteral

Selama proses berlangsung

Finalisasi proses (pengemasan dan pengiriman)


1. Injection admixture:
Intravena (IV)
Intramuskular (IM)
Intratekal (IT)
Sub kutan (SC)

2. Reconstitution cytotoxic drug

3. Compounding total parenteral nutrition (TPN)

Penerapan tekhnis aseptik di Rumah Sakit


III. RUANG CLEAN ROOM
Clean Room Adalah: sebuah ruangan
dimana jumlah partikel udara
terkontrol, serta konstruksi bangunan
dan penggunaan nya diatur dengan
jelas guna membatasi masuknya
partikel ke dalam ruangan serta
pengendalian ruanggan menggunakan
parameter yang berlaku, seperti:
suhu, kelembaban, dan tekanan
(British standard)
PASS BOX
PASS BOX ~ merupakan
jendala internal untuk
keluar masuknya material
antara ruang steril dan
ruang antara.
PASS BOX ~ diatur
sedemikian rupa untuk
dapat mencegah
masuknya udara
kontaminan ke dalam
ruang steril
BAROMETER
Tekanan Udara (pascal) ~ Cleanroom

Magnehelic ~ adalah
barometer untuk mengukur
perbedaan tekanan udara
antara di ruang steril
dengan tekanan udara di
lingkungan.
Perbedaan tekanan udara
diatur sedemikian rupa
hingga terkendali pada >15
pascal
SUPLAI UDARA
Udara yang masuk
dalam Cleanroom harus
melalui High efficiency
Particular Air (HEPA) filter.
Jumlah partikel udara
yang diperbolehkan
masuk dalam cleanroom
tergantung dari kelas
ruangan steril
Sirkulasi udara diatur
minimal 20 kali /jam
Filtrations assembly

08 June 2009 SRTM University, Nanded 38


High Efficiency Particular Air (HEPA) Filter
TEKANAN UDARA ~ CLEANROOM
ARAH ALIRAN UDARA Udara Masuk

Udara Keluar
ARAH ALIRAN UDARA
Pengukur Suhu & Alat Bantu Suara
Thermometer digunakan
untuk memonitor suhu
ruangan biasanya
terkendali dibawah 5o C
Intercom digunakan
sebagai alat bantu bicara
antara yang di dalam ruang
steril dengan yang diluar luar
steril
IV.PERALATAN ASEPTIK
A. Laminar Air Flow Cabinet type 1
Aliran Udara Horizontal
Udara mengalir kearah operator
Digunakan untuk pengerjaan non-
chemotherapy
Laminar Air Flow (LAF) Cabinet
Tidak dianjurkan mengoperasikan LAF secara terus menerus.
Jika LAF dihidupkan kembali setelah dimatikan, tunggu 30
minutes untuk menstabilkan kembali aliran udara dalam
kabinet dan dibersihkan sebelum digunakan
Sebelum digunakan, seluruh perlengkapan interior kerja pada
permukaan LAF harus dibersihkan.
Laminar Air Flow Cabinet
Horizontal LaminarHorizontal
Air Flow HoodLaminar Air Flow Hood

Hepa Filter

Filtered Air

Room Air

Prefilter
B. Laminar Air Flow Cabinet type 2
Biological Safety Cabinet or Chemotherapy Cabinet
Aliran Udara Vertical ~ Udara mengalir dari
atas - bawah untuk menjaga sterilitas produk
dan melindungi operator
Digunakan untuk produk chemotherapy
Laminar Air Flow Hoods (cont.)
Vertical Laminar Flow Hood
Biological Safety Cabinet or Chemotherapy Cabinet
C. Pengaturan Material dalam LAF
Seluruh bahan sediaan aseptik harus berada tidak kurang
dari 6 (enam) inci dalam cabinet untuk menjaga
kemungkinan masuknya kontaminan dari udara ruangan
kedalam kabinet.
Benar : peletakan material dalam alat LAF
Salah : peletakan material dalam alat LAF
D. TEKHNIS Desinfensi LAF
1. Bahan yang diperlukan:
a. Perlengkapan APD
b. Sarung tangan
c. Tutup kepala
d. Aquadest
e. Kassa kecil/besar atau handuk bebas bulu
f. Alkohol 96% (steril isoprophile alkohol)
g. Kantong buangan tertutup
h. Kontainer buangan sisa
2. Prosedur Desinfeksi
a. Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan SOP
yang ada.
b. Basahi kassa dengan Alkohol 96% dan lakukan pengelapan
pada puncak grill, dinding dalam LAF, meja kerja LAF dan
shild pelindung LAF secara SATU ARAH. Hati-hati jangan
sampai membasahi HEPA filter.
c. Mengelap pada puncak grill, dinding dalam LAF, meja kerja
LAF dan shild pelindung LAF dengan kassa kering.
d. Mengulangi langkah b dan c sebanyak 2 kali.
e. Buang kassa bekas pengelapan dalam kantong tertutup.
f. Tanggalkan sarung tangan luar, masukkan dalam kantong
buangan tertutup.
g. Tanggalkan pakaian pelindung sesuai dengan SOP yang ada.
h. Mengisi formulir laporan dengan lengkap

i. Menyampaikan laporan pada Apoteker penanggung jawab.


Laminar Air Flow Hoods (cont.)
V. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
A. Pakaian
1. Terbuat dari bahan yang sesuai , ini
tergantung dari ruangan steril yang
memerlukannya.
2. Merupakan satu kesatuan antara
celana,baju hingga penutup kepala. Hal
ini penting untuk menjaga sterilitas
ruangan clean room
3. Minimal perlengkapan yang dibutuhkan:
Baju komplit dengan celana panjang
Penutup kepala
Penutup muka (masker)
Sarung tangan
Sandal / penutup kaki
sandal penutup kaki kemungkinan
lebih nyaman dibandingkan dengan
sepatu.
B. Mancuci Tangan
1. Cuci tangan dengan menggunakan
sabun atau larutan detergent, bila
terdapat masa kotoran ditangan
2. Cuci tangan dengan handrup
berbahan dasar alkohol untuk
tindakan antiseptic
3. Lakukan sesuai dengan prosedur cuci
tangan dengan air atau dengan
handrup
4. Sesudah kering tangan tidak
menyentuh benda-benda lain yang
dapat mengotori lagi.
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
C. Sarung Tangan
1. Sarung tangan steril harus
digunakan pada saat
pengerjaan sediaan steril
2. Jangan menyentuh bagian
steril dari sarung tangan.
3. Pegang ujung karet sarung
tangan untuk digunakan
VI. TEKHNIS ASEPTIK
A. Preparasi/persiapan
1.Periksa kelengkapan obat, prinsip 5 (lima)
benar yaitu: benar
pasien,obat,dosis,rute,waktu dan
frekwensi pemberian.
2.Periksa kondisi obat yang diterima (nama
obat, jumlah, nomer batch, tanggal
kadaluarsa).
3.Menghitung kesesuaian dosis lazim.
Lanjutan.
4. Kesesuaian pelarut obat yang
diperlukan.
5. Membuat label obat yang terdiri
dari : Nama Pasien, Nomor MR,
Nama Obat, Dosis, Pelarut, Rute
Pemberian, Tanggal Pembuatan
dan Tanggal Kadaluarsa setelah
pelarutan obat.
6. Membuat label kemasan
pengiriman obat yang terdiri dari :
Nama Pasien, Nomor Pasien,
Ruang Perawatan, Jumlah Paket
Pengiriman, Tanggal Pengiriman.
CAN YOU IDENTIFY POTENTIAL

FOR ERROR ?
B. Aseptic Technique
Tekhnis aseptik adalah sebuah tekhnik untuk memanipulasi untuk
reformulasi (mencampur/melarutkan) dengan tekhnik steril ,
serta mencegah adanya kontaminasi pada sediaan parentral
tersebut.
Tekhnik Aseptic untuk proses manipulasi termasuk:
Syringes (spuit)
Needles (jarum)
Vials
Ampules
Removal of packaging (pemindahan isi)
Assembling of sterile products (reformulasi sediaan)
Hand placement (tekhnik sentuhan tangan)
1. Aseptic Technique - Syringes

NEVER TOUCH
Tip or Plunger
Aseptic Technique - Syringes

1.5ml measured
Aseptic Technique - Syringes
Syringes tersedia dari ukuran 0.5 hingga 60 milliliters (ml)
Penanda syringes, mengambarkan peningkatan volume yang
berbeda, tergantung dari ukuran syringe
Jangan Menggunakan syringes yang mempunyai penanda
gradations yang lebih besar untuk volume yang lebih kecil.
Sesuaikan dengan ukuran volumenya
Untuk menjaga sterility, jangan menyentuh bagian plunger.
2. Aseptic Technique - Needles
Hub (pusat)
Merupakan bagian ujung yang
menjadi pusat cairan sebelum
keluar pada jarum
Bevel (ujung tajam)
Merupakan ujung jarum.
3. Aseptic Technique - Ampules

Vials Ampules
Aseptic Technique - Ampules
Aseptic Technique - Ampules
1. Membuka Ampul larutan obat:
a. Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan
mengetuk-ngetuk bagian atas ampul atau dengan
melakukan gerakan J-motion.
b. Seka bagian leher ampul dengan alkohol swab (alkohol
70% + cloheksidin 2%), biarkan mengering.
c. Lilitkan kassa sekitar ampul
d. Pegang ampul dengan posisi 450, patahkan bagian atas
ampul dengan arah menjauhi tubuh kita. Pegang ampul
dengan posisi ini sekitar 5 detik.
Aseptic Technique - Ampules
1 2

3 4
Aseptic Technique - Ampules

2. Pegang ampul dengan posisi 450


3. masukkan spuit ke dalam ampul
4. tarik larutan dari ampul ke dalam syringe, sesuaikan jumlah
volume yang diinginkan dengan menyuntikkan kembali larutan
obat yang berlebih kedalam ampul.
5. Tutup needle.
6. Buang semua material bekas proses pelarutan ke dalam kantong
buangan tertutup.
Aseptic Technique - Ampules
1 2

3 4
4. Aseptic Technique - Vial
1. Membuka vial obat:
a. Buka tutup vial
b. Seka bagian karet vial dengan
alkohol swab (Alkohol 70% +
clorheksidin 2%), biarkan
mengering
c. Berdirikan vial
d. Masukkan bekas penutup vial
kedalam kantong buangan
tertutup
Aseptic Technique - Vial

2. Pegang vial dengan posisi 450,


3. masukkan needle spuit yang telah berisi
cairan pelarut yang sesuai kedalam
vial.
Aseptic Technique - Vial
Penusukan
Tempatkan pada tengah karet
untuk melubangi vial
Untuk menjaga masuknya jarum
pada karet.
Masukkan pada ujung siku jarum
(bagian tajam), lalu beri tekanan
untuk memasukkan jarum pada
vial.
Aseptic Technique - Vial
4. Injeksikan secara perlahan-lahan diikuti dengan memutar
vial obat secara perlahan supaya cairan pelarut merata
didalam vial.
5. Buatkan jalur udara tambahan apabila diperlukan; dengan
menyuntikkan line needle pada tutup karet vial.
6. Biarkan beberapa saat, hingga serbuk obat dalam vial larut
sempurna.
Aseptic Technique - Vial
7. Untuk mengambil cairan obat yang telah
larut dalam vial;
8. Pegang vial dengan posisi 450,
9. suntikkan needle spuit pada tutup karet vial,
10. Posikan vial 900tarik larutan dari vial ke
dalam syringe.
11. sesuaikan jumlah volume yang diinginkan
dengan menyuntikkan kembali larutan obat
yang berlebih kedalam vial.
12. Tutup needle syringe.
13. Buang semua material bekas proses
pelarutan ke dalam kantong buangan
tertutup.
VII. LABEL OBAT
Label obat
1. Label harus jelas :
Nama pasien
Nomer Barcode/RM
Tanggal Lahir/Usia
Nama Obat
No. Bach obat
Pelarut obat
Konsentrasi obat
Dosis sediaan obat
Tgl ED setelan pelarutan
2. Kirim obat ke ruang perawatan dengan
troley tertutup.
DATA STABILITAS OBAT KEMOTERAPI
NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN TINDAKAN
SETELAH DIREKONSTITUSI PENCEGAHAN
DENGAN PELARUT YANG SESUAI

KONSENT KONDISI PELARUT VOLUME KONSENT RUTE/LA LARUTAN VOLUME 2-8 C 22 - 25 C


RASI PENYIMP RASI MA YG LARUTAN
ANAN AKHIR PEMBERI COCOK
AN
1 Amsacrine 7,5 mg / 15C - L- Lactic 13,5 ml 5mg / ml IF (30-90 D5 100-500 48 Jam
(Amsidine) 1,5mg 30C Acid menit) ml
2 Bleomycin 2c -8c NS, D 5 3 ml 5 Unit/ ml IV Bolus NSI 10ML 28 hari 96 jam terhindar dari cahaya
Sulfat terlindung NSI 10 ml terlidung langsung
dari I/ cahaya
cahaya PERITONI
AL
I/PLEURA
L
3 Carmustine 100mg 2c -8c Alkohol 3 ml 3,3 mg/mI IF (1 - 2 D5; NS 250 ml 24 jam 8 jam dalam botol non jangan disimpan di
(BCNU) dlm 30 m terlindung absolut 27 ml jam) pada PVC kulkas, agar tidak
dari WFI botol non terjadi endapan
cahaya PVC crystaline

4 Carboplastin 50 ml dIm <25 C WFI steril, 50 mg/S Infuse (IV) D5, NS 500 ml 24 jam 8 jam terlindung terhindar dari cahaya
5 ml NS, D5 ml (15-60 terlindung cahaya langsung
menit) dari
cahaya
5 Cisplatin 1 mg/ml 15-30 C WFI steril 1 mg/ml Infuse/IV D5, NS 500 ml 72 jam terlindung terhindar dari cahaya
terlindung (4-6 jam) cahaya langsung
dari
cahaya
6 Cyclophosph 20 mg/ml <25 C WFI, NS 10 ml 20 mg/ml IM, D5, NS 100-500 6 hari 24 jam pengawet benzyl
amid terlindung 50 ml 1/PERITO ml Alkohol menyebabkan
(ENDOXAN) dari NEAL pembusukan
cahaya IF (30-60
menit)
IV (via
running
drip)
NO NAMA OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN TINDAKAN
OBAT PENYIMPANAN PENCEGAHAN
SETELAH
DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT
YANG SESUAI
KONSEN KONDISI PELARU VOLUM KONSEN RUTE/LAM LARUTAN VOLUM 2-8 C 22 - 25 C
TRASI PENYIM T E TRASI A YG E
PANAN AKHIR PEMBERIA COCOK LARUTA
N N
7 Cystarabin 50 15-30 CNS 2 ml 50 SC NS, 1 ml tidak 8 hari gunakan NS bebas
e mg/ml 10 ml mg/ml IF (30 WFI,d5 direkomenda terlindung pengawet untuk
(Cytosar) 100 100 menit-24 sikan dari pemberian melalui
100mg or mg/ml mg/ml jam) cahaya IT.
1000 mg IT jangan disimpan di
kulkas, agar tidak
terjadi endapan
crystaline
8 Dacarbazin 10mg/ 8 - 20 C WFI 19,7 ml 10mg/ Drip 30-60 D5, NS 250-500 24 jam 8 hari terlindung dari
e mi terlindu mI menit ml terlindung terlindung cahaya langsung
(DTIC) 200 ng dari IV 5-10 dari cahaya cahaya hindari extravasasi
MG cahaya menit
IF (30-60
menit) IA
9 Dactinomy 0,5 <25 C WFI 1,1 ml 0,5 IF (15-30 D5, NS 20 ml 24 jam Hindari
cin 0,5 mg/ml terlindu mg/mI menit) ,WFI extravasation
mg/mI ng dari IV (via side gunakan larutan
(Cosmegen cahaya arm) bebas pengawet
) 500 mg Direct IV
NO NAMA OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN TINDAKAN
OBAT PENYIMPANAN SETELAH PENCEGAHAN
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
KONSEN KONDISI PELARUT VOLUME KONSEN RUTE/LAMA LARUTAN VOLUME 2-8 C 22 - 25 C
TRASI PENYIMP TRASI PEMBERIAN YG COCOK LARUTA
ANAN AKHIR N
10 Daunorubici 5 mg/ml 2-8C NS, WFI 10 ml 2mg/mi IA D5, NS 50-100 48 jam 24 jam terlindung dari
n (larutan) IF (10-15 ml terlindung terlindung cahaya
(Daunoblast 8-15 C menit) dari cahaya dari hindari
ina) 5 (serbuk) IV (2-3 cahaya extravasation
mg/mI terlindun menit)
g dari
cahaya
11 Doxetaxel 0,3 - 0,9 2-8 C Ethanol 1,5 ml 10 IF (60 D5, NS 250-500 4 jam 4 jam biarkan vial pada
(TAXOTERE) mg/ml terlindun 13 % 6 ml mg/mI menit) ml (0,3- temperatur kamar
0,3-0,9 g dari w/w 0,9 mgI selama 5 menit
mg/mI cahaya (ethanol/ ml) sebelum dilarutkan.
20 mg/0,5 water)
ml bawaan
80 mg/2 ml obat

12 Doxorubicin 2 mg/ml 8 - 15 C WFI, NS 5 ml 2 mg/mI IA D5, NS 48 jam 24 jam terlindung dari


(ADRIAMYC terlindun 25 ml IV (3-5 terlindung terlindung cahaya langsung
IN) 2 mg/mI g dari menit dari cahaya hindari extravasasi
10 mg cahaya viarunning
50 mg drip)
IF (10-15
menit)
NO NAMA OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN TINDAKAN
OBAT PENYIMPANAN SETELAH PENCEGAHAN
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
KONSEN KONDISI PELARU VOLUM KONSEN RUTE/L LARUTA VOLUM 2-8 C 22 - 25 C
TRASI PENYIM T E TRASI AMA N YG E
PANAN AKHIR PEMBER COCOK LARUTA
IAN N
19 Fluorour 50mg/ 15- WFI IV, IA, IF D5, NS 300-500 24 jam
asil mi 30Cteri ml 48 Jam
(5FU) lindung 20-100
500 cahaya ml
mg/la
ml

20 Foliric Lemari IM, IV, D5, NS 100-500 24 jam


Acid Es SC IF D5, NS ml
(LEUCOF
ORIN)
Ca.
Lefofoli
nat
21 Ganciclo WFI l0 ml 50mg/ IF(1 D5, NS 100 ml 24 jam
vir ml jam) 10mg/
(CYMEV ml
ENE)
500mg
22 Gemcita 30mg/ 15-25C NS 5 ml 40mg/ IF(30me NS 50- 24jam Jangan disimpan
bine ml (40 25 ml ml nit- 4 l000ml dalam kulkas
(GEMZA mg/ml) 40 jam) karena dapat
R) mg/mI terbentik kristal.
200 mg
1000mg
\NO NAMA OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN TINDAKAN
OBAT PENYIMPANAN SETELAH PENCEGAHAN
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
KONSEN KONDISI PELARU VOLUM KONSEN RUTE/L LARUTA VOLUM 2-8 C 22 - 25 C
TRASI PENYIM T E TRASI AMA N YG E
PANAN AKHIR PEMBER COCOK LARUTA
IAN N
23 Interfer 40 15-30C WFI 1 ml SC, IM 24 jam 24 jam
on mg/ml terlindu
(ROFER ng dari
ON-A) cahaya
(INTRO
N A)
3 ml
24 Iphosfa 40 15-30C WFI 24,5 40 IF (30- D5, NS 500 ml 6 7 han diberikan
mida mg/mI terlindu mg/mi 120 D5, minngu bersamaan
(HOLOX ng dari menit) dengan MESNA
AN) cahaya untuk mengurangi
1000mg Cysitis hemorragyc
25 Idarubic 1 mg/ml 15-30C WFI, NS 5 ml 1 mg/mlIV (5-10 NS, D5 7 hari 72 jam terlindung hindari extravasasi
in terlindu menit) terlindu dari cahaya
(ZAVED ng dari (via ng dari
OS) cahaya running cahaya
5mg drip)
NO NAMA OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN TINDAKAN
OBAT PENYIMPANAN SETELAH PENCEGAHAN
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
KONSEN KONDISI PELARU VOLUM KONSEN RUTE/L LARUTA VOLUM 2-8 C 22 - 25 C
TRASI PENYIM T E TRASI AMA N YG E
PANAN AKHIR PEMBER COCOK LARUTA
IAN N
26 Ciadribi SC NS 100-500 24 jam 24 jam terhindar dari
ne IV ml cahaya langsung
(LEUSTA Contrak
TIN) si (24
10 jam
mg/10 atau 2
ml jam)
27 Amifosti 50 2-8 C NS 9,5 ml 50 IV (15 NS tidak 24 jam 5 jam
ne mg/mI mg/mI menit) tentu
(ETHYOL (100mI
) NS)
50
mg/mI
500mg
28 Raltitrex WFI 4 ml 0,5 IV diatas NS, D5 50-250 24 jam 4 jam
ed mg/mi 15 ml
(TOMO menit
DEX)
2 mg
NO NAMA OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN TINDAKAN
OBAT PENYIMPANAN SETELAH PENCEGAHAN
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
KONSEN KONDISI PELARUT VOLUME KONSEN RUTE/LA LARUTA VOLUME 2-8 C 22 - 25 C
TRASI PENYIMP TRASI MA N YG LARUTA
ANAN AKHIR PEMBERI COCOK N
AN
29 Rituxima NS, D5 50ml 10mg/ml IV NS D5W 1- 24 jam 12 jam jangan disimpan
b lOmI 4mg/ml dalam freezer,
(MOBTH jangan dikocok,
ERA) terhindar dari
500mg cahaya langsung
100mg
30 Oxaliplati WFI, 20 ml 2,5 IF (2- D5W 250-500 24 jam 6 jam
n D5W mg/mI 6jam) ml
(ELOXATI jangan
N) diberi-
50 mg kan pd IV
lang-
sung
31 31 NS, D5W 0,12- IF (30-90 NS D5 250 - 500 24 jam 12 jam jangan disimpan
Irinoteca 2,8mg/m menit) ml dalam freezer,
n l terhindar dari
(CAMPT cahaya langsung
O)
100
mg/5 ml
32 L- 2-8 C WFI, NS 5 ml 2000 IV (>30 D5, NS 200-500 8 jam
asparagi NS 2 ml U/mI menit) ml selama
nase 5000 IF (2-4 2 ml larutan
(LEUNAS U/mI jam) jernih
E) IM
10.000
unit
NO NAMA OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN TINDAKAN
OBAT SETELAH DIREKONSTITUSI PENCEGAHAN
DENGAN PELARUT YANG SESUAI

KONSENT KONDISI PELARUT VOLUME KONSENT RUTE/LA LARUTAN VOLUME 2-8 C 22 - 25 C


RASI PENYIMP RASI MA YG LARUTAN
ANAN AKHIR PEMBERI COCOK
AN
33 Melphala 60% w/w 10 ml 5mg/mi IV (15 NS 100-200 < 1 jam Larutan tidak stabil,
n propylen menit) via ml segera gunakan jika
(ALKERAN Glyco + running telah dilarutkan untuk
) Na citrat up memperpendek waktu
50 mg + etanol dengan pelarutan obat; kocok
NS ) dengan kuat untuk
IF (15-20 melarutkan obat.
menit)

34 Metrotrex 15-30 C WFI steril <25 IM, IV, IT, D5, NS 24 jam 4-8 jam; Segera
ate terlindung NS steril mg/ml IA terlindung digunakan. terlindung
50 mg/2 dari WFI IF (low dari dari cahaya
ml cahaya bacteriost dose 15- cahaya
1 gr/10 atik 30 menit)
ml dosis
tinggi 6
jam
35 Mitomyci 0,5 mg/mI15-30C WFI steril 4 ml 0,5 mg/mIIV (lewat D5, NS, 500 ml 14 hari 7 han WFI terhindar dari cahaya
n- C terlindung 20 ml lengan,5- WFI 20-60 ml (WFI) 3 jam DS langsung,
2 mg dari 10 menit) 12 jam NS hindari extravasasi
10 mg cahaya IF (30-60 24 jam Sod.lactate
menit),
IA
IT

36 Mitixantr 2 mg/mI 15-30 C NS 2mg/ml IF (10 NS , D5 50-100 ml 7 hari 7 hari harus dilarutkan
one terlindung menit) terlebbih dahulu (dlm
(NOVANT dari IV (5 infus)
RON) 20 cahaya menit) sebelum diberikan
mg/10 ml secara IV
NO NAMA OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN TINDAKAN
OBAT PENYIMPANAN SETELAH PENCEGAHAN
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
KONSEN KONDISI PELARUT VOLUME KONSEN RUTE/L LARUTA VOLUM 2-8 C 22 - 25 C
TRASI PENYIM TRASI AMA N YG E
PANAN AKHIR PEMBER COCOK LARUTA
IAN N
37 Mustine WFI, NS 20 ml 0,5 IV (5 D5 150-
10 mg mg/mI menit 250 ml
lewat
drip),IF,
IA,IP

38 Paclitax 0,3 - 15- NS 30 IF(3 NS, D5 500 ml 27 jam simpan pada


el 1,2 25C mg/5 jam, 24 (0,3-1,2 wadah gelas,
(TAXO mg/mI ml jam) mg /ml) gunakan kusus
L) infus taxol,
30 terhindar dari
mg/S cahaya langsung
ml
39 Sterpto NS, D5 9,5 ml 100 IF (30- D5, NS 8 jam terhindar dari
zocin mg/mI 60 cahaya langsung
(ZANO menit)
SAAR)
1000m
g
40 Tenipos IF (30- D5, NS 250- 8 jam (0,5 simpan pada
ide 60 500 ml mg/mI) wadah gelas,
50 menit) 1mg/mI 4 jam (0,1-0,2 hindari
mg/mI mg/ml) extravasasi
NO NAMA OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN TINDAKAN
OBAT PENYIMPANAN PENCEGAHAN
SETELAH
DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT
YANG SESUAI
KONSE KONDISI PELAR VOLUM KONSENT RUTE/LAM LARUTAN YG VOLUME 2-8 C 22 - 25 C
NTRASI PENYIMPAN UT E RASI A COCOK LARUTAN
AN AKHIR PEMBERIA
N
41 Thiote WFI 1,5 ml 10 mg/mI 24 jam IV, IMSC D5, 50 ml
pa IF(15-30 NS 30-60 ml
15 mg menit)
lT(1-5 mg/ml)
42 Topot WFI 1,5 ml 10 mg/ml 7 hari 24 jam D5, 50 - 250 ml 7 hari
ecan 4 NS
mg
43 vinbla 1 2-8C WFI, 10 ml 1mg/ml 21 hari 7 hari IV (2-3 D5,
stin 10 mg/ml Terlindung NS menit/bolus), NS
mg dari IF (5-15
cahaya menit , drip).
Tidak Untuk
IT
45 Vincris 1 2-8C WFI, 10 ml 1mg/ml 7 hari 2 hari IV (2-3 D5, 20-50 ml 7 hari
tine 1 mg/ml Terlindung NS menit/bolus), NS
mg dari IF (5-15
cahaya menit , drip).
Tidak Untuk
IT
NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / METODE STABILITAS DAN TINDAKAN
PELARUT PEMBERIAN PENYIMPANAN PENCEGAHAN
SETELAH
DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT
YANG SESUAI
KONS KONDI PELAR VOLU KONS RUTE/ LARU VOLU 2-8 C 22 - 25 C
ENTR SI UT ME ENTR LAMA TAN ME
ASI PENYI ASI PEMB YG LARU
MPAN AKHIR ERIAN COCO TAN
AN K
47 Transtuzumab 2-8C WFI 20 ml 21 28 24 IF Hany 50-100
(HERCEPTIN mg/m hari jam (30-70a NS
440 mg) l menit)
48 Bevacizumab NS 24 SegerDrip NS 100 ml 24 jam
(Avastin) jam a (tidak (Kondisi
(Kond(Kondboleh Aseptis)
isi isi bolus
Asept Asept )
is) is)
49 Mesna 20 2-8 NS 24 6 jam IV ; IFD5, 24 jam
(UROMITEXAN) mg/m C jam NS
200 mg I
50 Metociopramicle IV ; IFD5, 48 jam
(MAXOLON) NS
10mg/2ml
100 mg/20 ml
NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / METODE STABILITAS DAN TINDAKAN
PELARUT PEMBERIAN PENYIMPANAN PENCEGAHAN
SETELAH
DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT
YANG SESUAI
KONSE KONDI PELAR VOLU KONSE RUTE/ LARUT VOLU 2-8 C 22 - 25 C
NTRAS SI UT ME NTRAS LAMA AN YG ME
I PENYI I PEMB COCO LARUT
MPAN AKHIR ERIAN K AN
AN
51 Methyprednisol WFI 7,8 ml 500 48 IF (30 D5, 48 jam
one mg/8, jam menit NS
(SOLUMEDR 2 ml ).
OL)
500mg
52 Ondansentron NS IF; IV D5, 24 jam
(ZOFRAN) NS
2mg/ml
53 Diphenhidrami IF;IM NS 50 - 100 ml
n
(BENADRYL)
500mg/10 ml
54 Granisetron IF / IV DS, 50-100 ml
(KYTRIL) (5 NS
3mg/3ml menit
).
Jaminan mutu
1. Sterilisasi Ruangan dilakukan secara berkala/2x
seminggu (sesuai jadwal).
2. Uji mikrobiologi 3 bulan sekali (clean room, alat,
produk akhir.
3. Pemeliharaan LAF 6 bulan sekali (sesuai jadwal)
4. Kalibrasi fungsi HEPA setiap 6 bulan sekali
(sesuai jadwal).
5. Validasi petugas : evaluasi pengetahuan dan
tehnik aseptis setiap 6 bulan sekali (sesuai
jadwal)
VERIFIKASI 7 BENAR
1. Benar obat
2. Benar waktu dan frekwensi pemberian
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar Identitas pasien yaitu:
Kebenaran nama pasien
Kebenaran nomor rekam medik pasien
Kebenaran umur/ tanggal lahir pasien
Kebenaran alamat rumah pasien
Atau Nama dokter DPJP
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
Bila ada tumpahan obat Kemoterapi di ruangan, lakukan SEGERA:
1. Minta bantuan tim kerja beri tahu orang sekitar bila ada
tumpahan obat kemoterapi
2. Lokalisir area, dengam memberikan tanda bahaya disekitar area
tumpahan
3. Lakukan penanganan tumpahan dengan paket APD dalam spill kit.
4. Lokalisir tumpahan dengan: bila yang tumpah adalah bahan cair
serap dengan kain kering; kila yang tumpah adalah Serbuk
serap dengan kain yang telah dibasahi.
5. Netralisir obat kemoterapi dengan larutan cairan detergen bilas
dengan air secukupnya lakukan pengelapan sampai kering
6. Buang seluruh sisa bekas penanganan tumpahan dalam wadah
tertutup masukkan dalam kantong warna unggu musnahkan
dengan incenerator.
Summary
Tekhnik Aseptik merupakan kegiatan untuk memanipulasi sediaan
steril untuk menjadikan produk baru dengan tetap mencegah
masuknya kontaminan
Memberikan produk intravena (iv) yang telah terkontaminasi pada
pasien, dapat menyebabkan efek merugikan yang serius hingga
menyebabkan KEMATIAN
Segera musnahkan/buang, Jika menemukan produk intravena yang
telah terkontaminasi, beritahukan pada Apoteker jika obat tersebut
telah dimusnahkan
Curriculum Vitae
NAMA : Ahmad Subhan,SSi.,MSi.,Apt
PENDIDIKAN & PEKERJAAN :

PENDIDIKAN

S1-FARMASI UII JOGJA 2003


APOTEKER UII JOGJA 2004
S2 FARMASI KLINIK UGM JOGJA 2008
PEKERJAAN
2008 - 2010 FARMASI KLINIK RSKD DHARMAIS
2010 - 2012 FARMASI KLINIK RSUP FATMAWATI
2012 - 2014 KEPALA INSTALASI RSUP FATMAWATI
FARMASI
2014 - 2016 KETUA SUB KOMITE PPI RSUP FATMAWATI
2016 - SEKARANG KEPALA INSTALASI RSUP FATMAWATI
FARMASI
Email :[email protected]
TELPON : 08170832596 / Ext. 1385 / *8656
MOTTO HIDUP : MENJADI MANUSIA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai