Retinopati Diabetik

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

Referat

Retinopati diabetik
michelle linardi

Pembimbing :
dr. Vanessa Maximillane Tina Sp.M
Anatomi Fisiologi

Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang


mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya.
Lapisan dari retina dimulai dari lapisan paling dalam
Anatomi fisiologi

Retina menerima darah dari dua sumber: khoriokapilaria yang


berada tepat di luar membrana bruch, yang mendarahi
sepertiga luar retina termasuk lapisan pleksiformis luar dan
lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel pigmen retina;
serta cabang-cabang dari arteria sentralis retina yang
mendarahi dua per tiga sebelah dalam
Fisiologi

Retina adalah jaringan paling kompleks di mata


Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mengubah
rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang
dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus
ke korteks penglihatan
Makula terutama digunakan untuk penglihatan sentral dan
warna (penglihatan fotopik) sedangkan bagian retina lainnya,
yang sebagian besar terdiri dari fotoreseptor batang,
digunakan terutama untuk penglihatan perifer dan malam
(skotopik)
Definisi

Retinopati merupakan kelainan pada retina


yang tidak disebabkan karena radang.
Retinopati diabetic adalah kelianan retina
yang ditemukan pada penderita diabetes
mellitus. Retinopati akibat diabetes mellitus
lama berupa aneurisma, melebarnya vena,
perdarahan dan eksudat lemak.
Epidemiologi

Diabetes yang diderita > dari 20 tahun pada tipe I hamper


seluruhnya dan > 60 % tipe II menderita retinopati.
Penyakit ini merupakan penyulit diabetes yang paling penting
karena angka kejadiannya mencapai 40-50% penderita
diabetes dan prognosisnya kurang baik terutama bagi
penglihatan.
Menurut global estimates of the prevalence of diabetes 2010
oleh Shaw dkk, prevalensi diabetes pada orang dewasa (20-79
tahun) didapatkan 6,4 % dan meningkat menajdi 7,7 % pada
tahun 2030. Di daerah istimewa Yogyakarta didapatkan
prevalensi penderita diabetes sebanyak 36,4 %.
Etiopatogenesis

Durasi waktu seseorang menderita diabetes


Diabetes yang tidak terkontrol
Kehamilan
Hipertensi
Nefropati
Risiko lain termasuk hiperlipidemia, obesitas
dan anemia
Patogenesis

Capillaropathy
Perubahan hematologi
Oklusi mikrovaskular
a. Arterivena shunt
b. Neovaskularisasi
Telah ditemukan biomarker yang meningkat
kadarnya yaitu galectin-1 . marker ini meningkat
seiring dengan derajat retinopati namun tidak
ditemukan pada okluasi vascular non diabetic.
Klasifikasi

1. Retinopati Diabetik Nonproliperatif


Dibagi menjadi :
Nonproliferatif ringan
minimal satu mikroaneurisma
Nonproliferatif sedang
mikroaneurisma luas, perdarahan intraretinal, gambaran manik-manik
pada vena (venous beading) dan dapat ditemukan cotton wool spots
Tipe nonproliferatif berat
adanya cotton wool spots, venous beading, dan abnormalitas
mikrovaskuler intraretinal. Stadium ini terdiagnosis dengan ditemukannya
perdarahan intraretina di empat kuadran, gambaran manik-manik vena
di dua kuadran atau kelainan mikrovaskular intraretina berat di satu
kuadran.
Klasifikasi

2. Makulopati
Penebalan / edema retina setempat / difus
Disebabkan :
Kerusakan sawar darah retina pada tingkat endotel kapiler retina,
yang menyebabkan terjadinya kebocoran cairan dan konstituen
plasma ke retina sekitarnya
Sering dijumpai pada pasien DM tipe II dan memerlukan
penanganan segera
Ditandai : penebalan retina dengan jarak 500 mikron dari fovea,
eksudat keras pada jarak 500 mikron dari fovea yang berkaitan
dengan penebalan retina, atau penebalan retina yang ukurannya
melebihi satu ukuran dari diameter diskus dan terletak pada jarak
satu ukuran diskus dari fovea
Klasifikasi

3. Retinopati Diabetik Proliperatif


Iskemia (neovaskularisasi) kebocoran
protein serum (dan fluoresin) dalam jumlah
besar
Ciri yang beresiko tinggi :
- pembuluh darah baru pada diskus optic
yang meluas melebihi sepertiga diameter
diskus
- pembuluh darah baru di sekitar diskus optik
disertai dengan perdarahan vitreous
- pembuluh darah baru pada daerah sekitar
retina yang melebihi setengah dari
diameter diskus optik dengan perdarahan
vitreous
Klasifikasi retinopati diabetika menurut International
Clinical Diabetic Retinopathy Disease Severity Scale :

Tingkat keparahan Gambaran kelainan retina


Tidak ada retinopati Gambaran fundus normal
Retinopati diabetika non proliferative Bebeapa mikroaneurisma
ringan
Retinopati diabetika non Lebih berat dari NPDR ringan tetapi lebih ringan
proliferative sedang dibandingan daripada NPDR berat
Retinopati diabetika non Salah satu cirri dibawah ini:
proliferative berat 1. Lebih dari 20 perdarahan intraretina pada 4
kuadaran
2. Venous beading pada 2 kuadran
3. Intraretinal microvascular abnormality pada 1
kuadaran
4. Tidak ada tanda-tanda neovaskularisasi
Retinopati diabetika Bila ditemukan kelaianan di bawah ini:
proliferative 1. Neovaskularisasi
2. Perdarahan vitreous atau preretina
Klasifikasi Gambaran fundus
Tidak ada edeme macula diabetika Tidak didapatkan peebalan retina
maupun eksudat keras pada polus
posterior
Edema macula diabetika Terdapat penebalan retina atau eksudat
keras pada polus posterior
Bila ada edem macula diabetika, dibagi
menjadi:
1. Ringan Penebalan retina atau eksudat keras
pada polus posterior tetapi jauh dari
macula
1. Sedang Penebalan retina atau eksudat keras
pada polus posterior mendekati pusat
macula, tetapi belum melibatkan pusat
macula
1. Berat Penebalan retina atau eksudat keras
pada polus posterior melibatkan pusat
macula
Manifestasi Klinis

Tahap awal tidak bergejala


Tahap lebih lanjut : melihat benda bergerak pada pandangan
(floaters), penglihatan kabur, penglihatan menyempit dan
kehilangan ketajaman penglihatan progresif
Retinopati merupakan gejala diabetes mellitus utama, dimana
ditemukan pada retina :
Manifestasi Klinis

Pada retina ditemukan :


Mikroaneurisma
Penonjolan dinding kapiler, terutama pada daerah
vena dengan bentuk berupa bintik kecil yang
terletak dekat pembuluh darah terutama polus
posterior
Kadang terlalu kecil sehingga tidak terlihat
Merupakan kelainan diabetes mellitus dini pada
mata
Manifestasi Klinis

Perdarahan
Dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang
biasanya terletak dekat dengan mikroaneurisma di
polus posterior
Merupakan prognosis penyakit dimana perdarahan
yang luas memberikan prognosis yang lebih buruk di
banding yang kecil
Terjadi akibat gangguan permeabilitas pada
mikroaneurisma, atau karena pecahnya kapiler
Manifestasi Klinis

Dilatasi pembuluh vena


Terjadi akibat kelainan sirkulasi dan kadang-kadang
disertai kelainan endotel dan eksudasi plasma

Looping
Beading
Segmentasi
Manifestasi Klinis

Hard exudate
infiltrasi lipid kedalam retina keadaan
hiperlipoproteinemia
Gambarannya khusus, yaitu irregular, kekuning-kuningan
Pada permukaan eksudat pungtata membesar dan
bergabung
Dapat muncul dan hilang dalam beberapa minggu
Pada mulanya tampak pada gambaran angiografi
fluoresin sebagai kebocoran fluoresin di luar pembuluh
darah
Manifestasi Klinis

Soft exudate
cotton wool patches merupakan iskemia retina
Pada pemeriksaan oftalmoskop akan terlihat bercak
warna kuning bersifat difus dan berwarna putih
Biasanya terletak di bagian tepi daerah nonirigasi dan
dihubungkan dengan iskemia retina
Manifestasi Klinis

Neovaskularisasi
Terjadi akibat prolifrasi sel endotel pembuluh darah
Tampak sebagian pembuluh yang berkelok-kelok, dalam
kelompok-kelompok, dan bentuknya irregular
Mula-mula terletak di dalam jaringan retina, kemudian
berkembang ke daerah preretinal, ke badan kaca
Pecahnya neovaskularisasi pada daerah ini dapat
menimbulkan perdarahan retina, perdarahan subhialoid
(preretinal), maupun perdarahan badan kaca
Manifestasi Klinis

Edema retina
hilangnya gambaran retina terutama daerah makula
sehingga sangat menganggu tajam penglihatan pasien
Manifestasi Klinis

Hiperlipidemia
sangat jarang
akan segera hilang bila diberikan pengobatan
Pemeriksaan penunjang

Fundus flourescein angiography (FFA) berguna


untuk mengetahui kelianan mikrovaskular pada
retinopati diabetes. Kekurangan pengisian pada
kapiler menunjukkan terdapat bagian yang
iskemik. Kebocoran fluoresein disertai dengan
macula edema diasumsikan terjadinya edema
macula sistoid atau edema yang difus. FFA
dapat membantu menentukan prognosis dan
membantu menentukan daerah yang akan
dilaser. 3
Ocular Coherence Tomography (OCT); suatu
pemeriksaan untuk mengidentifikasi dan
monitoring macula edema . biasanya
penebalan retina lebih dari 300 mikron
memerlukan pengobatan.
Penatalaksanaan

Kontrol gula darah, tekanan darah dan kolsterol darah


Fotokoagulasi laser
Injeksi intravitreal anti-VEGF
Injeksi intravitreal triamsinolon acetonide
Pars plana vitrectomy
Pencegahan

Deteksi dini terjadinya retinopati penting untuk


mencegah kebutaan. Untuk DM tipe 1
perludilakukan pemeriksaan retina 5 tahun
setelah awitan. Sedangkan untuk DM tipe 2
perlu pemeriksaan retina setahun sekali, mulai
sejak diagnosis DM ditegakkan sampai
ditemukan retinopati DM,lalu pemeriksaan
selanjutnya tergantung derajat retinopati
Abnormalitas retina Anjuran follow-up

Normal atau sedikit aneurisma Tiap tahun

NPRD ringan Tiap 9 bulan

NPRD sedang Tiap 6 bulan

NPRD berat Tiap 4 bulan

CSME Tiap 2-4 bulan

PDR Tiap 2-3 bulan


Komplikasi

1. . Perdarahan biasanya di daerah preretinal,


intragel atau keduanya
2. Tractional retinal detachment
disebabkan oleh kontraksi progresif membran
fibrovascular pada daerah vitreoretinal
Rubeosis iridis
sering terjadi pada mata dengan iskemia retina
parah atau ablasi retina persisten setelah pars
plana vitrectomy
Kesimpulan

Retinopati diabetic adalah kelainan retina yang ditemukan


pada penderita diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes
mellitus lama berupa aneurisma, melebarnya vena, perdarahan
dan eksudat lemak. Penderita diabetes mellitus tipe I ( insulin
dependent diabetes) dan tipe II (non insulin dependent
diabetes) memiliki resiko untuk mendapatkan retinopati
diabetikum. Makin lama menderita diabetes makin bertambah
resiko untuk mendapatkan retinopati. Deteksi dini retinopati
diperlukan untuk mencegah progresivitas dari penyakit.

Anda mungkin juga menyukai