(REFERAT) Anestesi Regional

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

Anestesi Regional

Enel Rizka Aulia 030.13.068


Pembahasan
Definisi anestesi regional
Persiapan anestesi regional
Pembagian anestesi regional
Blok sentral
Anestesi spinal
Anestesi epidural
Anestesi kaudal
Anestesi spinal total
Blok perifer
Anestesi lokal
Infiltrasi lokal
Blok lapangan
Anestesi permukaan
Anestesi regional intravena
Efek fisiologis blok neuroaksial
Kelebihan dan kekurangan anestesi regional
Definisi anestesi regional

Hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh untuk sementara pada


impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh
diblokir untuk sementara atau dapat kembali seperti semula
Persiapan anestesi regional

Kurang lebih sama dengan anestesi umum.


Persiapan resusitasi, alat, pasien, obat-obatan premedikasi, dan
emergensi.
Pembagian anestesi regional

Blok sentral; anestesi spinal, epidural, kaudal, spinal total


Blok perifer; anestesi lokal, infiltrasi lokal, blok lapangan anestesi
permukaan, anestesi regional intravena
Blok sentral
Menyebabkan blok simpatis, sensoris, dan motorik.
1. Anestesi spinal (blok intradural / intratekal / subdural /
subaraknoid)
Pemberian obat anestesi lokal ke dalam ruang subarachnoid.
Jarum suntik akan menembus kutis subkutis Lig.
Supraspinosum Lig. Interspinosum Lig. Flavum ruang
epidural durameter ruang subarachnoid.
Akhir medulla spinalis
Dewasa: L1, Anak: L2, Bayi: L3.
Anestesi spinal dilakukan ruang subarachnoid di daerah antara
vertebra L2-L3 atau L3-L4 atau L4-L5.
Peralatan anestesi spinal
Peralatan monitor: tekanan
darah, nadi, saturasi oksigen,
dll.
Peralatan resusitasi
Jarum spinal
Jarum spinal dengan ujung
tajam (ujung bambu
runcing/quinckebacock) atau
jarum spinal dengan ujung
pinsil (pencil point whitecare)
Indikasi Kontra indikasi

Bedah ekstremitas bawah Pasien menolak


Bedah panggul Infeksi pada tempat suntikan
Hipovolemia berat atau syok
Tindakan sekitar rektum
Koagulapatia atau mendapat
perineum terapi koagulan
Bedah obstetrik-ginekologi Tekanan intrakranial
Bedah urologi, meningkat
Bedah abdomen bawah Fasilitas resusitasi minimal
Terdapat perdarahan intra
atau ekstra kranial
Teknik anestesi spinal
Setelah dimonitor, tidurkan pasien
dalam posisi lateral dekubitus. Beri
bantal kepala supaya tulang
belakang stabil. Buat pasien
membungkuk maximal agar
processus spinosus mudah teraba.
Posisi lain adalah duduk.
Perpotongan antara garis yang
menghubungkan kedua garis Krista
iliaka, misal L2-L3, L3-L4, L4-L5.
Tusukan pada L1-L2 atau di
atasnya berisiko trauma terhadap
medula spinalis.
Sterilkan tempat tusukan dengan
betadine atau alkohol.
Beri anestesi lokal pada tempat
tusukan, misalnya dengan lidokain
1-2% sebanyak 2-3 ml.
Cara tusukan median atau paramedian.
Tusukkan introduser sedalam kira-kira
2 cm agak sedikit ke arah sefal,
kemudian masukkan jarum spinal
berikut mandrinnya ke lubang jarum
tersebut.
Setelah resistensi menghilang,
mandarin jarum spinal dicabut dan
keluar likuor, pasang semprit berisi
obat dan obat dapat dimasukkan
pelan-pelan (0,5ml/detik) diselingi
aspirasi sedikit, hanya untuk
meyakinkan posisi jarum tetap baik.
Kalau yakin ujung jarum spinal pada
posisi yang benar dan likuor tidak
keluar, putar arah jarum 90 biasanya
likuor keluar.
Komplikasi tindakan anestesi spinal
Hipotensi berat
Akibat blok simpatis terjadi venous pooling. Pada dewasa dicegah
dengan memberikan infus cairan elektrolit 1000 ml atau koloid 500
ml sebelum tindakan.
Bradikardia
Dapat terjadi tanpa disertai hipotensi atau hipoksia, terjadi akibat
blok sampai T-2
Hipoventilasi
Akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi pusat kendali nafas
Trauma pembuluh saraf
Mual-muntah. gangguan pendengaran
Blok spinal tinggi atau spinal total
2. Anestesi epidural
Blokade saraf dengan menempatkan obat di ruang
epidural (antara lig. flavum dan duramater)
Bekerja langsung pada akar saraf spinal di lateral.
Awal kerja lebih lambat dibanding anestesi spinal, blokade
sensorik motorik juga lebih lemah.
Indikasi anestesi epidural Komplikasi
Pembedahan dan Blok tidak merata
penanggulangan nyeri pasca
bedah Depresi kardiovaskuler
Tatalaksana nyeri saat (hipotensi)
persalinan Hipoventilasi (hati-hati
Tambahan untuk anestesi keracunan obat)
umum Mual-muntah
Analgesia pasca operasi asal
kateter telah dimasukkan.
Mengurangi rasa sakit kronis
dalam perawatan terminal
Teknik anestesi epidural
Posisi pasien saat tusukan Uji dosis
analgesia spinal Cara penyuntikan:
Tusukan jarum di L3-L4 bertahap 3-5menit sampai
Jarum yang digunakan: tercapai dosis total
ujung tajam atau ujung Dosis maksimal: dewasa
khusus 1.6ml/segmen, neonatus
Mengenal ruang epidural dan manula (-50%), bumil
Teknik hilang resistensi (-30%).
Teknik tetes tergantung Uji keberhasilan epidural
Teknik hilangnya resistensi Teknik tetes tergantung
Skala bromage untuk blok motorik

Melipat Lutut Melipat Jari

Blok tak ada ++ ++


Blok parsial + ++
Blok hampir lengkap - +
Blok lengkap - -
Obat anestesi epidural
3. Anestesi kaudal
Sama dengan anestesi epidural, karena kanalis kaudalis
adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat
ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus sakralis.
Ruang kaudal berisi saraf sakral, pleksus venosus, felum
terminale dan kantong dura.
Indikasi Kontra indikasi

Bedah daerah sekitar Seperti analgesia spinal


perineum, anorektal dan analgesia epidural
misalnya hemoroid, fistula
paraanal.
Teknik anestesi kaudal
Posisi pasien terlungkup
dengan simfisis diganjal
atau lateral dekubitus
Gunakan jarum suntik
biasa/jarum dengan
kateter vena ukuran 20-22
Volum 1-2ml/segmen
Identifikasi hiatus sakralis
dengan menghubungkan
kornu sakralis kanan-kiri
dan spina iliaka superior
posterior
Lakukan tindakan a dan
antisepsis pada daerah hiatus
sakralis
Tusukkan jarum mula-mula
90o terhadap kulit masuk
kanalis sakralis ubah
jarum jadi 450-600 dorong
sedalam 1-2 cm.
Suntikan NaCl sebanyak 5
ml secara agak cepat sambil
meraba apakah ada
pembengkakan di kulit untuk
menguji apakah cairan masuk
dengan benar di kanalis
kaudalis.
4. Anestesi spinal total
Anestesi spinal intratekal atau epidural yang naik sampai di atas
daerah servikal.
Tanda klinis: tangan kesemutan, lidah kesemutan, napas berat,
mengantuk kemudian tidak sadar, bradikardi dan hipotensi
berat, henti napas, pupil midriasi.
Timbul segera, sifat sementara, namun dapat menyebabkan
henti jantung.
Tindakan:
curah jantung infus cairan koloid 2-3L
Kendalikan pernapasan dengan O2 100% (kp intubasi)
Atropin untuk lawan bradikardi
Efedrin untuk lawan hipotensi
Blok perifer
1. Anestesi lokal
Obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan
secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup,
yang menghasilkan blokade konduksi atau blokade lorong
natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap
rangsang transmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada
saraf sentral atau perifer.
Lidokain dan bupivakaine
Komplikasi lokal Komplikasi sistemik

Terjadi ditempat suntikan; Reaksi neurologis dan KV


edema, abses, nekrosis Neurologis; korteks
Komplikasi infeksi akibat serebri perangsangan,
kelainan tindakan a- pons dan batang otak
antisepsis depresi
Iskemia karena KV; tek darah, depresi
penambahan miokardium
vasokonstriktor pada
daerah end artery
2. Infiltrasi lokal
Penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan sekitar
tempat lesi.
3. Blok lapangan
Infiltrasi sekitar lapangan operasi (contoh: ekstirpasi tumor
kecil)
4. Analgesia permukaan
Obat analgetika lokal dioles atau disemprot di atas selaput
mukosa
5. Analgesia regional intravena
Dikerjakan untuk bedah singkat sekitar 45 menit pada lengan
atau tungkai.

Anastesi lokal yang sering digunakan


Kokain dalam bentuk topikal semprot 4 % untuk mukosa jalan
nafas atas. Lama kerja 2 30 menit.
Prokain untuk infiltrasi larutan: 0,25-0,5 %, blok saraf: 1-2 %, dosis
15 mg/kgBB dan lama kerja 30-60 menit.
Lidokain konsentrasi efektif minimal 0,25 %, infiltrasi, mula kerja
10 menit, relaksasi otot cukup baik. Kerja sekitar 1 1,5 jam
tergantung konsentrasi larutan.
Bupivakaine konsentrasi efektif minimal 0,125 %, mula kerja lebih
lambat dibanding lidokain, tetapi lama kerja sampai 8 jam.
Teknik analgesia regional intravena
Pasang kateter vena (venocath) pada kedua punggung
tangan.
Eksanguinasi (mengurangi darah) pada sisi lengan yang
akan dibedah mengurangi sirkulasi darah dan dosis
obat.
Pasang pengukur tekanan darah pada lengan darah
arteri tidak masuk ke lengan dan darah vena tidak kembali
ke sistemik
Suntikkan lidokain atau prilokain 0,5% 0,6 ml/kg melalui
kateter punggung tangan 5-15 menit analgesia tercapai
Deflasi manset secara bertahap setelah pembedahan
selesai untuk cegah keracunan obat.
Efek fisiologis blok neuroaksial
Efek kardiovaskuler
Blok simpatis; hipotensi (pre-loading/vasporessor efedrin), efek
simpatektomi tergantung lokasi tinggi blok (spinal 2-6
dermatom di atas level blok sensoris, epidural blok pada
level yang sama).
Efek respirasi
Spinal tinggi (> dermatom T5) hipoperfusi dari pusat napas
batang otak respiratory arrest
Blok n. phrenicus gangguan gerakan diafragma
Efek gastrointestinal
Blok simpatis aktivitas parasimpatis hiperperistaltik GIT
mual muntah
Kelebihan dan kekurangan
anestesi regional
Kelebihan Kekurangan
Alat yang dibutuhkan tidak Tidak semua penderita mau
banyak dan teknik relatif dilakukan anestesi secara
sederhana, sehingga biaya relatif regional.
lebih murah. Membutuhkan kerjasama
Relatif aman untuk pasien yang pasien yang kooperatif.
tidak puasa (operasi darurat, Sulit diterapkan pada anak-
keadaan lambung penuh) anak.
karena penderita sadar. Tidak semua ahli bedah
Tidak ada polusi kamar operasi menyukai anestesi regional.
oleh gas anestesi. Terdapat kemungkinan
Perawatan post operasi lebih kegagalan pada teknik
ringan. anestesi regional.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai