Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
DISUSUN OLEH
1. JHOEL KARNAEN
2. DESIRATA NAINGGOLAN
3. ROMAULI
4. MELYANA R
KEPALA DAN WAJAH
Inspeksi:
1. Kepala
Normal atau Abnormal (Hidrosefalus,
mikrosefalus), tumor, nyeri tekan +/-
2. Rambut
Alopesia,
3. Wajah
Simetris/asimetris, pucat, ikterus,
sianosis, butterfly rash, muka topeng, ada
paralisis atau tidak.
4. Mata
Pupil isokor/aniskor, Eksolftalmus,
anemis, merah pada konjungtiva,
strabismus, edema palpebra +/-, ikterik.
5. Hidung
Inspeksi: Septum nasi
(normal/deviasi), polip,
perdarahan (epistaksis).
6. Telinga
Anamnese: gangguan
pendengaran
Inspeksi: bentuk, sekret.
Palpasi: nyeri tekan +/-
(otitis eksterna dan
mastoiditis)
7. Mulut
a. Bibir : warna, ketebalan, bibir ( menonjol & pecah-pecah )
b. Gigi : jumlah, warna, keadaan
c. Gusi : warna
d. Lidah : keadaan, warna, permukaan.
Leher
1. Bentuk leher
Inspeksi: Leher yang panjang,
pendek, bersayap.
2. Otot-otot leher
Inspeksi :
Kelumpuhan
m.sternocleidomastoideus
Kelumpuhan m. trapezius
Palpasi:
Ukuran, Konsistensi, Nyeri
tekan ada/tidak,
Mobile/immobile.
Auskultasi:
Bunyi bruit (+)
Teknik Pemeriksaan Fisik Toraks
Observasi
Ada tidaknya kelainan pada daerah kepala leher yang
berkaitan dengan kelainan pada paru dan saluran
pernafasan, misalnya :
Sianosis ujung lidah (hipoksemia).
Bull Neck pada Sindrom Vena Cava Superior.
Deviasi trakea (biasanya ke sisi kanan).
Pembengkakan KGB leher.
Observasi (pengamatan awal)
Sindrom Vena Cava Superior (bull neck) Atrofi Otot Tangan (Sindrom Pancoast)
Teknik Pemeriksaan Fisik Toraks
Observasi
Ada tidaknya kelainan pada daerah ekstremitas yang
berkaitan dengan kelainan pada paru dan saluran
pernafasan :
Clubbing Finger
Sianosis perifer pada kuku jari.
Karat nikotin pada perokok.
Atropi pada otot-otot tangan dan lengan, pada Sindrom
Pancoast.
Teknik Pemeriksaan Fisik Toraks
Observasi
Terdengar, atau tidaknya suara-suara nafas abnormal
suatu pasien datang :
Mengi, atau wheezing.
Stridor (suara mendengkur) terutama stridor inspiratoar.
Suara serak, atau hoarseness.
Observasi (pengamatan awal)
1. Nyeri Tekan :
- Pem. Dimulai dari yang normal daerah nyeri
2. ketegangan (Rigiditi) :
Perut : relax & soepel
Retraksi : tegang pada perut
3. Pembesaran organ :
Palpasi hati : N ( tidak teraba, tepi tajam, permukaan rata & konsistensi
keras kenyal)
Nyeri tekan : obs. Sal empedu, SH, abses hati, karsinoma hati.
Permukaan : pada sirosis hati, neoplasma besar.
Derajat pembesaran : leukimia dan malaria.
Besar : neoplasma, abses, sirosis, denkompensasi kordis.
Kecil : hepatitis & peny. Saluran empedu
PALPASI ABDOMEN
- Palpasi Kandung Empedu : keadaan peradangan, dapat diraba
adanya masa/nyeri dan bila pasien di suruh menarik nafas
dalam/panjang.
- Palpasi Limpa : Normal tidak teraba.
Palpasi limpa sebaiknya dimulai dari daerah hipogastriun
hipokondrium kiri.
Bila sangat besar sampai umbilikus atau iliaca kanan.
- Palpasi Kolon : biasa tidak teraba, kecuali berisi udara / feses.
Besar dan ukuran : menekan & meraba dgn tangan batas
tumor dapat di tentukan
Letak tumor : dapat diraba sesuai dengan letak organ tsb di
rongga abdomen
konsistensi : tumor ( keras).
PALPASI ABDOMEN
4. Cairan bebas dalam rongga perut :
cairan dalam rongga perut akan mempersulit palpasi pada
organ - organ hati dan limpa. Cara Dipping yang menekan
dinding perut dengan cepat dan dalam dengan ujung ujung
jari.
PERKUSI ABDOMEN
Dengan perkusi abdomen dapat diketahui :
1. Pembesaran organ : Perkusi abdomen timpani. Pada pembesaran dari
hati dan limpa bunyi perkusi akan menjadi redup pd daerah tsb.
3. Cairan bebas dalam rongga abdomen : dalam hal ini perkusi pada
daerah yang banyak mengandung cairan akan menghasilkan bunyi
pekak.
AUSKULTASI ABDOMEN
Dengan auskultasi abdomen dapat di tentukan :
1. Bunyi peristaltik :
Bunyi perist. Usus menjadi hilang bila terjadi kelumpuhan usus
( mis. Ileus paralitikus).
Keras dan lebih sering pada diare
Peristaltik bernada tinggi dijumpai pd penyum. Usus( obs. Ileus).
2. Bunyi gerakan cairan : auskultasi pada daerah hipogastrium kiri.
Pada org sehat 5 jam setelah menelan cairan, lambung akan menjadi
kosong, bila setelah 5 jam lambung masih penuh dengan cairan,
kemungkinan ini disebabkan oleh adanya pilorus stenosis.
3. Bising pembuluh darah: pembuluh darah dapat didengar jika turner
arteri menyempit atau aorta abdominalis membesar setempat (
aneurisma).
Hal ini sangat patognomik untuk karsinoma hati ( hepatoma) kadang juga
dapat didengar bising gesekan (Friction rub) disebabkan perihepatis.
PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Uji pergerakan, Kekuatan dan Kordinasi otot
I. Inspeksi :Kulit, bentuk anggota gerak
Kulit : - ikterus, Palmar eritema ( thenar & hipothermi), cyanosis
ujung jari, purpura & petichiae (ggn pembekuan darah,
infeksi virus, leukemia, ggn fungsi hati, alergi obat),
eritema nodosum : bercak merah, tebal, nyeri
(peny.sarcoidosis, TBC, infeksi streptococcus dan elergi
obat )
- Bercak merah, coklat atau putih / panu tidak ada rasa
M. Hansen / Lepra
- Kulit tegang, atrofi kilat Scleroderma
- Clubing Fingers / kuku cembung ujung jari bulat,:
Bronchiectasis, Emphysema paru, ggn pencernaan kronis
(steatore, peny. Crohns/ilitisregionalis, kolitis ulserosa)
- Penyakit jamur
BENTUK ANGGOTA GERAK ATAS
Anggota gerak atas :
Bentuk :
Bentuk bahu : simetris + asimetris (fraktur humerus bagian
atas,dislokasi sendi bahu, atropi otot, deltoideus, osteoartritis
sendi bahu dan periarthri otot leher dan bahu).
Bentuk siku : trauma, kelainan bawaan, peradangan (osteoartritis
dan penimbunan cairan ), inspeksi dan dari belakang posisi siku
flexi dan lurus perubahan bentuk lebih sering ditemukan benjolan.
Bentuk tangan : perubahan bentuk : OA, RA, artritis gout, artritis
psoriatika, hypertropic, pulmonary osteoartropati diikuti clubing
fingers.
ANGGOTA GERAK BAWAH
Panggul : posisi anatomical supine flexi kaki sendi paha.
tinggi lutut - tidak sama ?
- fraktur leher, sendi paha, dislokasi, atrofi otot tungkai.
Radang sendi panggul tungkai atas sisi sakit berada
pada posisi adduksi dan sendi panggul sedikit
terangkat disertai lordosis lumbalis yang berlebihan
Lutut : pembengkakkan lutut OA / deformitas lutut charcot, tidak
sakit, radang sendi, radang sendi. Infeksi sakit (+) pembengkakan
hiperemis & panas.
Tungkai bawah dan kaki
- oedem pitting (DC,Neprotik sindrom,Sirosis hepatis,malnutrisi)
- Solid odema/pembekakan tidak lunak, kulit menebal, satu
sisi saja (filariasis/ tersumbat aliran lymphe) hemiparesis
dengan kelumpuhan tungkai.
- Atrofi otot tungkai bawah : poliomielitis,miopati,
polineurodegenerasi, distrofi muskulorum progresiv
Rachitis tibia ki dan ka lengkungan O / Genu Varum kaki X /
Genu Valgum
Deformitas pergelangan kaki / tumit secara infeksi : oedem dan
artritis
Acromegali : kaki besar dari normal hormon hipopise
Metatarsus varus : 1. adducsi forefoot, 2. memendek tendon
achilles kontraktur flexi dan plantar, 3. inversi kaki
4. torsio (terputar) tibia kedalam
Kelainan metatarsal I adduksi - Metatarsus Primus Varus
Pes Calvus - berjalan bertumpu pada ujung depan kaki
poliomielitis, ataxia freidrich, siringomielia, spina bipida,
peroneal muscular atrofi.
Flat foot (peronated foot/pes palnus) : pronatio dan eversi. Pada
anak2 normal, menimbulkan keluhan tungkai tb.
Hallux Vagus : adduksi metatarsus I dan exostosis dorsum dan
medial dari kepala metatarsal I (caput metatarsal I ) deviasi
kelateral dari ibu jari kaki Bursitis kronik pada metatarsal I
Drum stick / Clubbing, Clubbing Foot penyebab sama dengan
Clubbing Finger.
II. Palpasi anggota gerak
a. Nadi / POLS :
a. Radialis, Brachialis, Subclavia, Dorsalis pedis, Tibialis Posterior,
Poplitea, Femoralis.
Normal mudah dipalpasi, sakit (solid oedema, peny.pembuluh
darah / srteri Pols less (Takayasus Arteritis)
b. Konsistensi otot-otot lembek / atropi spasme (tortikolis, tetanus,
distonia muskulorum)
c. Kelenjar limfa ketiak / paha (infeksi, keganasan, peny darah +
lipatan paha, ketiak kiri dan kanan )
Uji Pergerakan, kekuatan dan kordinasi otot
(kelemahan, kelumpuhan,keterbatasan pergerakan anggota gerak)
pergerakan lengan dan tungkai dapat teganggu akibat :
- nyeri membatasi pergerakan
- kelemahan otot primer
- gangguan sistem saraf otot ( neuro muskular)