Presentasi Trikiasis
Presentasi Trikiasis
Presentasi Trikiasis
Di susun oleh :
NONI FRISTA AL AZHARI
Pembimbing :
dr. Yulia Fitriani, Sp.M
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PALPEBRA
Palpebra terdiri dari bagian orbita dan bagian tarsal yang dipisahkan oleh sulcus
palpebra.
Palpebra superior dan inferior bertemu pada kantus lateral dan medial.
Ketika mata terbuka, palpebra superior menutupi 1/6 bagian kornea dan palpebra
inferior hanya menutupi bola mata sampai batas limbus saja.
Ruang elips antara kedua palpebra yang dibuka disebut fissura palpebra.
Margo palpebra terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh punctum
lacrimalis, di medial disebut bagian lacrimalis dan dilateral disebut bagian siliaris.
Bagian lacrimalis berbentuk bulat dan tidak ditumbuhi bulu mata serta tidak
memiliki kelenjar. Bagian siliaris, terdiri dari margo anterior, margo posterior, dan
lamellae yang memisahkan kedua bagian tersebut.
VASKULARISASI
Drainase vena dari plexus post trasal palpebra mengalir ke dalam vena
oftalmika dan plexus pre tarsal mengalir ke dalam vena subkutaneus.
Pada fase embryo, bulu mata tumbuh dari jaringan ektoderm pada umur
kehamilan 22 sampai 26 minggu.
Pada fase embryo, bulu mata tumbuh dari jaringan ektoderm pada umur
kehamilan 22 sampai 26 minggu.
Memberikan proteksi
• Palpebra berfungsi untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma
mekanis pada bola sinar dan pengeringan bola mata
mata anterior
Mensekresi lapisan • Pada palpebra terdapat glandula meibom atau glandula tarsal pada
stroma tarsal tersusun secara vertikal. Duktus glandula meibom ini
lemak dari lapisan air terdapat pada margo palpebra dan berfungsi untuk mensekresikan lipid
untuk membentuk lapisan terluar film air mata di depan kornea. Saat
mata palpebra menutup, film air mata akan tersebar ke konjungtiva dan kornea.
Berperan dalam • Ketika mata menutup oleh kerja M.orbicularis oculi, sakkus lakrimalis
melebar dan tekanan negatif mengisap air mata masuk ke dalam sakkus
sistem drainase lakrimalis. Ketika mata terbuka, terjadi tekanan positif pada sakkus
lakrimalis, hal inilah yang menyebabkan air mata bergerak turun menuju
lakrimal duktus nasolakrimalis. Proses ini disebut pompa lakrimal (lacrimal pump).
TRIKIASIS
• Trikiasis adalah suatu keadaan dimana bulu mata tumbuh mengarah pada
bola mata yang akan menggosok kornea atau konjungtiva. Bulu mata
Definisi dapat tumbuh dalam posisi yang abnormal sementara palpebra tetap pada
posisi normal. Pertumbuhan bulu mata ke arah bola mata yang disertai
dengan keadaan melipatnya margo palpebra ke arah dalam (entropion)
disebut pseudotrikiasis.
limfositik dan infiltrat monosit dengan plasma sel dan makrofag dalam folikel.
- Infeksi konjungtiva yang rekuren menyebabkan inflamasi yang kronik dan
menyebabkan terbentuknya suatu jaringan parut pada konjungtiva tarsus superior
sehingga mengakibatkan perubahan bentuk pada tarsus yang selanjutnya dapat
mengubah bentuk palpebra superior berupa membaliknya bulu mata ke arah bola
mata (trikiasis) atau seluruh tepian palpebra (entropion) sehingga bulu mata terus-
menerus menggesek kornea.
Trakomatous Trikiasis
2. Blefaritis ulseratif
- Merupakan peradangan margo palpebra dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus.
- Pada blefaritis olseratif terdapat krusta berwarna kekuningan, serta skuama yang
kering dan keras, yang bila keduanya diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan
mengeluarkan darah disekitar bulu mata.
- Penyakit ini sangat infeksius. Ulserasi berjalan lanjut dan lebih dalam sehingga
merusak follikel rambut mengakibatkan rontok (madarosis), dan apabila ulkus
telah menyembuh akan membentuk jaringan parut atau sikatrik. Sikatrik ini akan
menimbulkan tarikan sehingga menyebabkan bulu mata tumbuh mengarah ke bola
mata (trikiasis).
Hodeolum eksterna
palpebra superior
4. Konjungtivitis membranous
- Konjungtivitis membranous adalah suatu penyakit inflamasi yang terjadi pada konjungtiva
yang disebabkan oleh infeksi Corynebacterium diphtheriae, ditandai dengan terbentuknya
membran pada konjungtiva.
- Saat ini, penyakit ini sudah sangat jarang dijumpai oleh karena menurunnya angka kejadian
difteri. Hal ini disebabkan karena immunisasi difteri berjalan sangat efektif.
- Corynebacterium diphtheriae menyebabkan inflamasi hebat pada konjungtiva dan
menyebbkan deposisi eksudat fibrin pada permukaan dan bagian yang lebih dalam pada
konjungtiva sehingga akhirnya terbentukmembran.
- Membran biasanya terbentuk pada konjungtiva palpebra. Pengelupasan membran
dihubungkan dengan adanya nekrosis koagulatif. Akhirnya penyembuhan berlangsung dengan
terbentuknya jaringan granulasi. Penyakit ini terbagi menjadi tiga stadium yaitu stadium
infiltrasi, supurasi, dan sikatrisasi. Pada stadium sikatrisasi, permukaan konjungtiva yang telah
tertutup oleh jaringan granulasi mengalami epitelisasi. Penyembuhan luka terjadi melalui
pembentukan jaringan parut atau sikatrik yang dapat menyebabkan terjadinya trikiasis dan
xerosis konjungtiva
Konjungtivitis membranous
5. Sikatrisial pemphigoid
- Sikatrik Okuler Pemphigoid (SOP) atau mucous membrane pemphigoid adalah
kelainan autoimun kronik yang ditandai dengan adanya bullae pada konjungtiva.
- SOP merupakan kelainan yang bersifat bilateral, mengenai kedua mata dan lebih
sering ditemukan pada wanita lanjut usia.
- Gejalanya dapat berupa rasa nyeri dan sensai benda asing pada mata disertai
kotoran mata. Salah satu tanda SOP adalah simblefaron, yaitu adhesi antara
konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbi.
- Hal ini menunjukkan terjadinya proses pembentukan sikatrik subepitelial yang
progresif. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya trikiasis apabila terbentuk
sikatrik yang tebal. Trikiasis ini dapat menyebabkan keratinisasi pada permukaan
kornea dan konjungtiva.
Sikatriasial
phemfigoid
6. Entropion
- Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata yang
biasanya mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata.
- Entropion bisa ditemukan pada semua lapisan umur namun entropion khususnya
entropion involusional lebih sering ditemukan pada orangtua.
- Entropion lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin
disebabkan lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil dibandingkan pada
pria.
- Entropion involusional biasanya ditemukan lebih sering pada palpebra inferior
sedangkan entropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior dan paling sering
didahului oleh trakhoma.
Sikatrikal
entropion
7. Distikiasis
- Distikiasis adalah terdapatnya pertumbuhan bulu mata abnormal atau
terdapatnya duplikasi bulu mata daerah tempat keluarnya saluran meibom.
Berbentuk lebih halus, tipis dan pendek dibanding bulu mata normal.
- Dapat tumbuh ke dalam sehingga mengakibatkan bulu mata menusuk ke jaringan
bola mata atau trikiasis. Bersifat kongenital dominan. Biasanya disertai kelainan
kongenital lainnya.
Distikiasis
GAMBARAN KLINIS
1. Anamnesis
Pasien dengan trikiasis dapat mengeluhkan sensasi benda
asing dan iritasi permukaan bola mata kronik. Apabila lebih
berat hingga menimbulkan ulkus kornea , maka akan timbul
keluhan mata merah, sakit pada mata, fotofobia, dan
penglihatan menurun
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pada pemeriksaan inspeksi dengan menggunakan slit lamp
didapatkan satu atau lebih silia tumbuh ke arah kornea atau
konjungtiva bulbi.
Lanjutan..
b. Eversi kelopak mata
Eversi kelopak dilakukan dengan mata pasien melihat jauh ke bawah. Pasien
diminta jangan mencoba memejamkan mata. Tarsus ditarik ke arah orbita. Pada
konjungtiva dapat dicari adanya folikel, perdarahan, sikatriks dan kemungkinan
benda asing.
c. Fluoresein
Fluoresin adalah bahan yang berwarna jingga merah yang bila disinari gelombang
biru akan memberikan gelombang hijau.
Kertas fluoresein yang dibasahi terlebih dahulu dengan garam fisiologik diletakkan
pada sakus konjungtiva inferior. Penderita diminta untuk menutup matanya selama
20 detik, beberapa saat kemudia kertas ini diangkat. Dilakukan irigasi konjungtiva
dengan garam fisiologik. Dilihat permukaan kornea bila terlihat warna hijau
dengan sinar biru berarti ada kerusakan epitel kornea. Defek kornea terlihat
berwarna hijau karena pada bagian defek tersebut bersifat basa. Pada keadaan ini
disebut uji fluoresein positif. Pemeriksaan ini dipakai untuk melihat terdapatnya
defek epitel kornea akibat gesekan dari silia bulu mata yang mengalami trikiasis.
KOMPLIKASI
• Keratitis
Suatu kondisi dimana kornea meradang. Masuknya bulu mata
dan tepi kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan
rasa sakit. Bila ini berlanjut terus dapat mengakibatkan
terjadinya ulserasi kornea, kemudian sembuh dengan sikatrik
kornea.
Jaringan parut yang terbentuk dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan. Komplikasi lebih lanjut dapat menyebabkan ulkus
kornea menetap.
PENATALAKSANAAN