Case I - Gita Nur Azizah - TB Paru
Case I - Gita Nur Azizah - TB Paru
Case I - Gita Nur Azizah - TB Paru
• Keluhan Utama
Keluhan terdapat benjolan pada leher, ketiak, lipat paha, tulang belakang , sendi
punggung dan lutut disangkal ibu pasien.
Selain itu ibu pasien juga mengatakan bahwa anaknya tidak mengalami
penurunan berat badan akan tetapi ibu pasien mengeluh berat badan anaknya
dalam sebulan ini sulit naik. Nafsu makan anaknya dirasa menurun dibandingkan
sebelumnya. Ibu mengatakan biasanya anak sehari makan 3 kali, namun sekarang
Sekali makan pasien hanya memakan sekitar 5-6 sendok saja. Adanya mual,
muntah, ataupun pusing disangkal. BAB cair sekali dan BAK masih dalam batas
normal.
Sejak kecil pasien sering mengeluh batuk yang hilang timbul, namun
keluhan selalu membaik setelah mengkonsumsi obat batuk yang
dibelikan oleh ibu pasien di warung.
Tidak ada riwayat alergi makanan, obat, dingin dan debu.
Tidak ada riwayat asma, bersin-bersin di pagi hari, dan penyakit
jantung bawaan.
Riwayat rawat inap dengan diagnosis Gastroenteritis akut (diare)
pada tahun 2012 (5 tahun yang lalu). Tidak ada riwayat operasi
sebelumnya.
Ibu pasien menjelaskan bahwa memiliki keluhan yang
sama dengan pasien dan dulu pernah memiliki riwayat
penyakit TB paru dengan riwayat pengobatan tuntas dan
sembuh pada tahun 2016. Selain itu didalam keluarga juga
terdapat paman yang tinggal bersama pasien. Paman
pasien memiliki keluhan batuk-batuk juga sama seperti
pasien dan sedang mederita TB pada tulang belakang dan
sedang dalam masa pengobatan.
Pasien tinggal bersama kedua orangtua, kakek, nenek dan
pamannya di kawasan yang padat penduduknya. Tempat tinggal pasien
terdiri dari 2 lantai, lantai pertama ditempati oleh pasien dan kedua
orang tua serta kakek dan nenek, sedangkan lantai kedua ditempati oleh
paman pasien. Rumah beratap genteng, dinding tembok, lantai
menggunakan keramik, dengan 1 kamar tidur yang berjendela pada
lantai pertama dan 1 kamar dilantai kedua, serta terdapat 1 ruang tamu.
Cahaya matahari dapat masuk melalui jendela. Kamar mandi ada 1 dan
terdapat di dalam rumah. Penerangan dengan listrik. Untuk kebutuhan
sehari-hari air berasal dari air sumur. Jarak septic tank kurang lebih 10
meter dari sumber air. Air limbah rumah tangga disalurkan melalui
selokan di depan rumah. Selokan dibersihkan 1 kali dalam sebulan dan
aliran air di dalamnya lancar.
Kehamilan Kelahiran
Perawatan ANC sebanyak 4 kali. Tempat kelahiran Rumah sakit Polri
antenatal Di dibidan 2kali, dokter Penolong persalinan Dokter Kandungan
kandungan sebanyak 2
kali. ANC dilakukan di Cara persalinan Secara SC dengan indikasi Ketuban
RS polri. pecah dini
Masa gestasi Cukup Bulan (38 minggu)
Penyakit Tidak Ada
Keadaan bayi • BBL : 3200 gram
kehamilan
• Panjang badan lahir : 47 cm
• Lingkar kepala : Ibu tidak tahu
• Bayi langsung menangis
• Bayi tidak pucat, biru, kuning,
kejang
• Nilai apgar : Ibu tidak tahu
• Kelainan bawaan : tidak ada
Pertumbuhan gigi pertama : 6 bulan Merangkak 9 bulan
BCG 1 bulan -
DPT 2,3,4 bulan 18 bulan
Polio 0,2,3,4 bulan 18 bulan
Campak 9 bulan 2 tahun
Hepatitis B 0,1,6 bulan -
MMR - -
TIPA - -
TTV
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 120 x/menit
Keadaan Umum : Tampak sakit
Napas : 32 x/menit
sedang
Suhu : 36,6 ˚ C
Data Antropometri
BB : 18 kg
TB : 107 cm
Lingkar Kepala : - cm
Lingkar Dada : - cm
LLA : - cm
•Persentil
BB/U P 50%
Status gizi :
= BB aktual / BB ideal x 100%
= 18 kg/18 kg x 100%
= 100 % (Normal)
Kepala
• Bentuk dan ukuran : Normochepali
• Rambut dan kulit kepala: warna hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
Mata : CA -/-, SI -/-, pupil isokor kanan dan kiri, refleks cahaya langsung
dan tidak langsung (+/+), secret(-), edem palpebral (-).
Telinga : Normotia, tanda peradangan (-), sekret(-), liang telinga lapang,
Gangguan pendengaran (-)
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), epitaksis (-), sekret (-),
pernapasan cuping hidung(-) tanda peradangan (-)
• Bibir : Mukosa bibir lembab, sianosis (-), bercak-
bercak/tanda peradangan (-)
• Gigi geligi : dalam batas normal, caries dentis (-)
• Mulut : normal, tidak hiperemis, mukosa lembab, tidak ada
tampak adanya bercak/tanda peradangan
• Lidah : Normoglossi, Coated tongue (-)
• Tonsil : T1-T1 Tenang, hiperemis (-)
• Faring : Hiperemis (-)
Thorax
Leher
Dinding Thorax : Simetris saat statis &
Massa (-), Pembesaran KGB & Tiroid (-) dinamis, tidak tampak bagian yg tertinggal,
retraksi sela iga (-)
Paru Jantung
I Retraksi sela iga (-/-), pelebaran sela iga
(-), Simetris saat statis & dinamis I Ictus cordis tidak tampak
P Gerak napas simetris kanan dan kiri P Ictus cordis teraba setinggi ICS IV Linea
tidak ada bagian yang tertinggal, massa (-) Midclavicula sinistra
P tidak dilakukan pemeriksaan P Tidak dilakukan pemeriksaan
A SNV (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-) A BJ I-II murni reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
Anggota Gerak
Anus & Rectum
Gerak aktif (+), akral hangat, sianosis
Anus dan rectum normal. Tidak tampak (-), edema (-), CRT <2 detik, tidak
adanya kelainan, tanda peradangan (-), tampak adanya kelainan pada anggota
bercak-bercak (-) , luka (-), lesi(-) gerak.
Tulang Belakang
Kelenjar Getah Bening
Normal, tidak tampak
Tidak teraba pembesaran
skoliosis, kifosis, dan lordosis
Warna kulit sawo matang, turgor kulit Biceps (+/+), Triceps (+/+),
baik. Ptekie (-), vesikel (-) , papul (-), Patella (+/+), Achilles
makula eritem (-) (+/+)
Rambut
Reflex Patologis
Rambut hitam, distribusi Babinsky (-)
merata, tidak mudah dicabut Kaku kuduk (-)
Brudzinsky(-)
Belum dilakukan
Telah diperiksa seorang anak perempuan usia 5 tahun dengan keluhan batuk-batuk sudah
sejak 2 minggu SMRS RSAU dr. Esnawan Antariksa. Batuk dirasakan terus-menerus disertai dahak
berwarna putih dan kental. Selain itu batuk juga disertai dengan pilek, ingus berwarna putih
sampai hijau dan anak juga sering bersin-bersin. Pasien juga mengalami demam hilang timbul
yang tidak terlalu tinggi, demam terutama pada malam hari disertai keringat dinggin. Suhu
tertinggi yang pernah diukur adalah 37,9 C. Ibu pasien mengatakan berat badan pasien sulit naik
dalam satu bulan terakir. Nafsu makan juga menurun. BAB cair 1 kali dan BAK dalam batas
normal. Sebelumnya 3 hari SMRS ibu pasien sudah membawa pasien ke IGD RSAU untuk berobat
dan sudah memberikan obat penurun batuk dan demam namun belum ada perbaikan. Didalam
keluarga ibu pasien juga mengeluhkan keluhan yang sama dan pernah memiliki riwayat TB
dengan riwayat pengobatan tuntas. Selain itu pasien juga tinggal bersama paman yang memiliki
riwayat Tbparu dan juga TB tulang belakang dan masih dalam masa pengobatan.
PF :
PP : Belum
KU : Tampak sakit sedang, CM
dilakukan
HR 120 x/menit
RR 32 x/menit
Suhu 36,6 C
Anjuran Pemeriksaan
Penunjang
Prognosis
• Ad vitam : Dubia ad Bonam
Pemeriksaan darah rutin+
LED • Ad sanationam : Dubia ad Bonam
Uji tuberkulin • Ad function : Dubia ad Bonam
Pemeriksaan BTA Sputum
Foto Rongten Thorax
Medikamentosa
1. Ambroxol syr 3x 5 ml
2. Cetirizine syr 2x5ml
Edukasi
Skrining terhadap anggota keluarga lain yang tinggal bersama pasien.
Menghindarkan kontak dengan penderita TB Dewasa
Pengobatan pada keluarga yang menderita TB
Tinjauan Pustaka
Tuberkulosismerupakan infeksi yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis), yang disebut juga basil tahan asam. Sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya.
Didapat dari orang dewasa yang menderita TB paru, Anak TB tidak pernah
menularkan
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global
utama.
Seluruh dunia (2014); 9,6 juta kasus TB 6 juta kasus baru;
diantaranya 1,0 juta anak.
Negara India, Indonesia dan China memiliki jumlah terbesar
kasus 23%, 10% dan 10%.
Indonesia 1 juta kasus baru (2014) 7% nya adalah anak-
anak.
live bacilli P
TB
incubation period
multiplies (2-12 weeks) r
primary focus formation i
pathogenesis
hematogenic spread(5%)
acute or occult lymphogenic spread
m
a
Primary complex2) r
TST (+) Cell Mediated Immunity (+) y
TB disease T
TB infection
B
primary complex complication
hematogenic spread complication Optimal immunity 3)
lymphogenic complication
Dead
immunity
reactivation/reinfection
Cured TB disease4)
Kontak dengan pasien TB
TB disease :
TB exposure :
- Gejala (+)
- Gejala (-) TB infection :
- Uji
- Uji - Gejala (-)
tuberkulin
tuberkulin (- - Uji tuberkulin
(+)
) (+)
- Rontgen (+/-
- Rontgen (-) - Rontgen (-)
)
- BTA/kultur/t - BTA/kultur/tes
- BTA/kultur/t
es cepat TB cepat TB (-)
es cepat TB
(-)
(+/-)
1. PASIF
Anak datang ke Faskes dengan keluhan TB
2. AKTIF
Kontak investigasi
Diagnosis TB pada anak sulit
Perlu mempertimbangkan semua penemuan klinis, penunjang dan bakteriologis
Diagnosis pasti ditemukannya mycobacterium dari specimen yang diambil (TB
paru dahak, meningitis TB LCS)
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berdasarkan surat keputusan
No.004/Rek/PP IDAI/VI/2013 tentang diagnosis tuberkulosis (TB)
pada anak didasarkan pada:
Bukti atau kecurigaan adanya kontak dengan sumber infeksi TB, biasanya
pasien TB dewasa dengan hasil basil tahan asam (BTA) positif.
Gejala dan tanda klinis sugestif TB, termasuk penilaian seksama terhadap kurva
tumbuh kembang anak.
Uji tuberkulin positif.
Gambaran radiologis sugestif ke arah TB.
Berdasarkan:
1. Bukti Infeksi
2. Klinis
3. Radiologis Memenuhi 3 dari 4 bukti
temuan
4. Bakteriologis
1. BUKTI INFEKSI
1. Kontak (+) dan/atau 2. Tuberculin Skin Test
(TST) and/or Interferon
Gamma released assay
(IGRA)
2. Manifestasi Klinis
Sugestif TB Atelektasis
Konsolidasi
Gambaran Milier
Lesi Gohn periferal
Efusi pleura
STANDAR FOTO Kalsifikasi
AP- Kavitas
Ada akses foto rontgen toraks Tidak ada akses foto rontgen toraks
dan/atau uji tuberkulin*) dan/atau uji tuberkulin
Skoring sistem
Efusi pleura TB
TB Meningitis
Bayi <5 kg pemberian OAT secara terpisah (bukan KDT)
KOMBINASI
DOSIS TETAP
Dosis obat menyesuaikan kenaikan BB
(KDT) Untuk anak obesitas, dosis KDT menggunakan Berat Badan ideal
(sesuai umur).
Berat 2 bulan 4 bulan OAT KDT diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah atau digerus)
badan (kg) RHZ (RH (75/50)
(75/50/150)
Obat dapat ditelan utuh, dikunyah/dikulum (chewable), atau
dimasukkan dalam sendok (dispersable).
5-7 1 tablet 1 tablet
8-11 2 tablet 2 tablet Obat ditelan saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah makan
Perikarditis TB,
Efusi pleura,
Sering digunakan:
Prednison dosis 2 mg/kg/hari, hingga 4 mg/kg/hari pada kasus sakit
berat, dosis maksimal 60 mg/hari selama 4 minggu.
Pada pasien TB anak BTA positif: pemantauan sputum harus dilakukan pada akhir
bulan ke-2, ke-5 dan ke-6
Sembuh Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan yang
hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya.
Pengobatan lengkap Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu
pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan.
Gagal Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada
bulan kelima atau lebih selama pengobatan atau kapan saja apabila selama dalam
pengobatan diperoleh hasil laboratorium yang menunjukkan adanya resistensi OAT.
Meninggal Pasien TB yang meninggal oleh sebab apapun sebelum memulai atau sedang dalam
pengobatan.
Putus berobat Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya atau yang pengobatannya terputus selama 2
(loss to follow-up) bulan terus menerus atau lebih.
Tidak dievaluasi Pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir pengobatannya. Termasuk dalam kriteria ini
adalah “pasien pindah (transfer out)” ke kabupaten/kota lain dimana hasil akhir
pengobatannya tidak diketahui oleh kabupaten/kota yang ditinggalkan.
Ketidakpatuhan minum OAT pada pasien TB merupakan penyebab
kegagalan terapi.
Jika:
Anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau >2 bulan di fase lanjutan DAN
menunjukkan gejala TB beri pengobatan kembali mulai dari awal.
Anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau <2 bulan di fase lanjutan DAN
menunjukkan gejala TB lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai.
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan dahak atau sistem skoring.
Evaluasi dengan sistem skoring harus lebih cermat dan dilakukan di fasilitas
rujukan.
Pada pasien TB anak yang pernah mendapat pengobatan TB, tidak dianjurkan
untuk dilakukan uji tuberkulin ulang.
K
Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis,
usus Poncet’s arthropathy.
Imunisasi BCG
- Sebelum usia 3 bulan, optimal 2 bulan.
- Dosis: Bayi (0,05 ml), Anak (0,10 ml).
- Intrakutan otot deltoid.
- >3 bulan, uji tuberkulin dahulu.
P
Prognosis baik jika
dikenali sejak dini dan
pengobatan yang
efektif.