PPT CML

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Definisi

 Leukemia mieloid kronik adalah leukemia kronik


dengan karakteristik didapatkan peningkatan jumlah
leukosit dan penumpukan semua bentuk matur dan
immatur dari granulosit, namun yang dominan adalah
sel-sel dari seri mieloid.
Epidemiologi
 Insiden LMK 1-2 kasus per 100.000 penduduk
pertahun
 insiden meningkat perlahan dengan meningkatnya
umur dan sampai pertengahan 40 tahun, 12-30%
pasien adalah umur 60 tahun
 insiden lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan wanita
Manifestasi klinik

 Asimptomatik pada 20-50% pasien


 Lemah 34%, Penurunan BB 20%, Keringat malam 15%,
gangguan abdomen 15%, perdarahan 21% (platelet
dysfunction).
 Rasa sakit dan rasa tidak enak pada perut kiri atas
(pembesaran lien)
 Gout arthritis
Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
a. splenomegali > 10 cm dibawah kosta
b. Hepatomegali
c. anemia, terkadang gout dan priapismus, limpadenopati
tapi jarang melebihi diameter 1 cm
Gambaran laboratorium berupa :
a. leukositosis, biasanya > 50.000/mm3 atau >100.000/mm3,
b. anemia normokromik-normositer
c. Trombosit> 600.000
d. Hapusan darah tepi  leukositosis berat, terlihat semua
spektrum seri mieloid, dari blast sampai neutrofil. Yang
paling dominan adalah mielosit dan neutrofil
CML Peripheral Blood Smear
CML Peripheral Blood Smear
Bone Marrow Pathology

 Granulocytic maturation pattern same as in the peripheral


blood
 Peningkatan fibrosis retikulin and vaskularisasi
 Dwarf megakaryocytes
 Pseudo-Gaucher’s cells dan Sea Blue histiocytes (markers
peningkatan turnover sel)
Pseudo-Gaucher cells
Pseudo-Gaucher cells
Sea Blue Histiosit
Komplikasi

 Masalah Metabolik
Cepatnya sitolisis  hiperurikemia, hiperkalemia dan
hiperfosfatemia.
Terapi  pemberian cairan yang cukup, alkalinisasi
dan pemberian allupurinol.
 Hiperleukositosis
Jika leukosit>50.000- 200.000/mm3, penderita harus
diterapi secara simultan dengan obat sitotoksik
seperti hidroksiurea 50-75 mg/kgbb/hari dengan infus
intravena.
 Priapism
obstruksi oleh leukemia dan penyumbatan pada korpora
kavernosa akibat tertekannya saraf dan vena oleh pembesaran
lien.
Terapi  analgetik, pemberian cairan yang cukup, kompres
hangat, radioterapi (pada penis atau lien) dan pemberian
kemoterapi dosis tinggi (50-74 mg/kgbb/hari intravena).
 Leukemia Meningeal
Gejala  paralisis SSP dan udema papil.
Diagnosis  ditemukannya sel blas pada cairan cerebrospinal.
Terapi  metotreksat.
 Myelofibrosis
LMK sering terjadi bersama-sama dengan myelofibrosis dan akan
meningkatkan produksi kolagen pada sumsum tulang atau
terjadi penurunan degradasi kolagen.
Prognosis
 Harapan hidup rata-rata penderita LMK adalah 3-4 tahun
dari saat diagnosis ditegakkan.
 Kematian biasanya terjadi beberapa bulan setelah
mengalami fase akselerasi dari fase kronik. Bila telah
sampai pada fase blas maka kematian akan terjadi setelah
1-5 bulan akibat kegagalan sumsum tulang.
 Petanda prognosis buruk adalah :
1. Splenomegali (>5 cm di bawah arkus, kosta)
2. Trombositopenia (<150/mm3 atau >500.000/mm3)
3. Leukositosis berat (>100.000/mm3)
4. Proporsi sel blas meningkat (>1%) atau terdapat
granulosit imatur (>20%)
Daftar pustaka
 Athens J.W. Chronic myeliod leukemia. In: Lee GR, Bithell TC, Foerster J, Athens JW, Lukens JN, editors. Wintrobe.s
Clinical Hematology. 9th ed. Philadelphia: Lea & Febiger; 1993.p.1969- 90.
 Price, S., A., Wilson, L., M., 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (6th ed), Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
 Faderi, S., Talpaz, M., Estrov, Z., O.Brein, S., Kurzrock, R., Kantarjin, H.M. 2004. The biology of chronic myeloid leukemia.
New Englands Journal Medicine. 341:164-172.
 Hoffbrand, A. V., Pettit, J. E., Moss, P.A.H., 2005. Kapita Selekta Hematologi, (4th ed), EGC, Jakarta.
 Kantarjian H., Pasquini R.,Hamerschlak N.,Rousselot P.,Holowiecki J., Jootar S., et al. 2007. Dasatinib or high-dose imatinib
for chronic-phase chronic myeloid leukemia after failure of first-line imatinib: a randomized phase 2 trial, Journal of The
American Society of Hematology. 12: 5143-5150
 Nafrialdi, Gan, S., R., 2007. Farmakologi dan Terapi (5th ed),Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai