Abses Perianal

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Abses Perianal

MINI REFARAT
RSUD HAJI MAKASSAR
Anatomi
Definisi

Merupakan suatu infeksi jaringan lunak di sekitar


kanalis analis, dengan pembentukan rongga abses

Tingkat keparahan dan kedalaman abses cukup


bervariasi, dan rongga abses sering dikaitkan
dengan pembentukan saluran fistula

Fistula perianal merupakan bentuk kronik dari


abses anorektal yang tidak sembuh sehingga
membentuk traktus.
Epidemiologi
 Puncak insidensi: dekade ke3 dan ke4
 Laki-laki > wanita dengan perbandingan
2:1
 Sekitar 30% pasien dengan abses
anorektal memiliki riwayat abses
serupa
Etiologi
 Obstruksi pada kriptus analis
 Organisme umum terlibat dalam pembentukan
abses termasuk Escherichia coli, spesies
Enterococcus, dan spesies Bacteroides, namun,
tidak ada bakteri tertentu telah diidentifikasi
sebagai penyebab khas dari abses
Patofisiologi
Klasifikasi
Gejala klinik

 Nyeri Perianal dan demam


 pruritus
 Nyeri perianal sering diperburuk oleh
gerakan dan peningkatan tekanan
perineum dari duduk atau buang air besar
Diagnosis
 PE: menunjukkan jaringan eritematosa,,
berfluktuasi, massa subkutan kecil dekat
lubang dubur.

 LABORATORY EVALUATION:
Leukositosis

 DIAGNOSTIC PROCEDURES ; jarang


dilakukan, hanya pada abses yang berulang.
CT scan atau MRI mempunyai akurasi 80%
pada drainase yang tidak adekuat
Tatalaksana
 Tindakan pembedahan drainase dini untuk
mengeluarkan jaringan purulen
 Terapi antibiotik primer saja tidak efektif
dalam mengatasi infeksi penyebab dan
hanya menunda tindakan intervensi bedah.
 Keterlambatan drainase bedah abses
anorektal memperpanjang infeksi,
menambah kerusakan jaringan, dan dapat
mengganggu fungsi sphincter, serta
menyebabkan striktur dan / atau
pembentukan fistula.
Drainase abses perianal

Dapat dilakukan di unit gawat darurat,


dengan menggunakan anestesi lokal

Untuk pasien yang memiliki abses komplit


dengan penyerta diabetes dan penyakit
immunocompromised, drainase harus
dilakukan di ruang operasi di bawah
anestesi.  risiko lebih besar untuk terjadi
necrotizing fasciitis.
Sebuah sayatan kecil dibuat di atas daerah fluctuancy
abses. Eksisi “Dog ear" yang timbul setelah insisi
dipotong untuk mencegah penutupan dini.

Pus diambil untuk kultur. Hemostasis dicapai dengan


tekanan manual, dan luka dibalut dengan kasa.

Kasa dicabut setelah 24 jam dan pasien diajarkan


untuk membersihkan luka 3 kali sehari dan setiap
sehabis BAB
 Perawatan luka pasca operasi meliputi sitz
bath (merendam daerah pantat dengan
cairan antiseptik), dan penggantian balutan
secara rutin
 Obat-obatan yang diberikan untuk rawat
jalan antara lain antibiotika, analgetik dan
laksatif
 Pasien di follow up selama 2-3 minggu untuk
evaluasi luka dan evaluasi pembentukan
fistel
Prognosis
Setelah operasi risiko kekambuhan
fistula termasuk cukup tinggi yaitu sekitar
21% (satu dari lima pasien dengan fistula
post operasi akan mengalami kekambuhan)
Komplikasi
 Fistula anorektal terjadi pada 30-60%
pasien dengan abses anorektal, muncul
sebagai akibat obstruksi dari kripta anal
dan atau kelenjar anal.
 Penyebab lainnya dari fistula perianal
merupakan multi faktor, termasuk
penyakit divertikular, inflammatory bowel
disease, keganasan dan infeksi, seperti
tuberkulosis dan actinomikosis.

Anda mungkin juga menyukai