Air Asam Tambang
Air Asam Tambang
Air Asam Tambang
• tambang batubara pada umumnya dilakukan pada tambang terbuka (open mining), sehingga akan
berdampak terhadap perubahan bentang alam, sifat fisik, kimia, dan bioligis tanah, serta secara
umum menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi. Dampak ini secara otomatis akan
mengganggu ekosistem di atasnya, termasuk tata air (Subardja, 2007).
• Salah satu permasalahan lingkungan dalam aktivitas penambangan batubara adalah terkait
dengan Air Asam Tambang ( AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD). Air tersebut terbentuk sebagai
hasil oksidasi dari mineral sulfida tertentu yang terkandung dalam batuan, yang bereaksi dengan
oksigen di udara pada lingkungan berair (Sayoga, 2007).
TUJUAN
• Air asam tambang terbentuk ketika mineral pirit atau besi sulfida yang ada pada batuan
terpapar dengan air dan oksigen (sebagaj faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses
oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam. Berdasarkan kandungan pirit atau besi
sulfida, batuan digolongkan menjadi:
– 1. Batuan berpotensi asam (Potential Acid Forming-PAF), yaitu batuan yang mengandung pirit atau
besi sulfida atau mengandung senyawa sulfida lainnya yang jika terpapar oksigen dan air akan berubah
menjadi senyawa bersifat masam (pH rendah).
– 2. Batuan tidak berpotensi asam (Non Acid NAF), yaitu batuan yang tidak mengandung pirit atau
besi sulfida atau senyawa sulfida lainnya sehingga tidak menyebabkan terbentuknya senyawa bersifat
masam.
HIPOTESIS AWAL
• Sampling dengan cara channel sampling secara vertical seberat 5 kg untuk setiap litologi
• Sampling pada 2 titik di pit kusan atas
ANALISA LABORATORIUM
• Dilakukan pencegahan terhadap daerah yang berpotensi PAF dengan ditimbun oleh tanah
penutup
LAPORAN