Psikiatri Geriatri

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 72

PSIKODINAMIKA

Dr. H. DARMUIS SpKJ

1
 Prinsip : Setiap tindakan a/ kelakuan manusia
- Ada motivasinya
- Selalu terpengaruh/terdorong oleh
proses2 psikik
 Psikodinamika : Ilmu mengenai motivasi &
dorongan2 dalam proses2 psikik, shg terjelma
tingkah laku manusia.
 Psikopatologi : Ilmu tentang etiologi, sebab2 ,
hakekat, perkembangan, pembagian dan saling
hubungan dari kelainan2 tingkahlaku, dan meliputi
pelbagai hipotesa & definisi mengenai keadaan
itu.
2
 Tingkah laku manusia berupa learned behavior :
- Tidak kaku, tidak tetap.
- Selalu berubah & berbeda sifatnya dari satu
saat ke saat lain, dari satu individu ke
individu lainnya.
 Berdasarkan pengalaman2 sepanjang hidup,
manusia memilih cara2 tertentu yg dianggapnya
paling cocok untuk mengatasi masalah2 atau
problem yang dihadapinya, yang bersifat khas
bagi individu : Personality Traits.

3
 Keseluruhan sifat-sifat khas: Personality
Structure

Need Motif Goal


(kebutuhan) (alasan) kekuatan (tujuan)
penggerak

4
S I R
Stimulus Individu Respons/reaksi
(lingkgan sdg/ (kelakuan/perbuatan)
tlh berubah) adjustment/penyesuaian

Tanpa motif tidak akan tjd sesuatu perbuatan,


kecuali reflek.

5
Sebelum melangkah pd suatu perbuatan,
selalu diperlukan “persiapan tertentu” :
 Mental/psikik : Pikiran dip’tajam,kons’trasi ,
penjelmaan emosi yg adekuat
dsb.
 Fisiologik/faal: Perobahan2 proses biokimia,
sekresi2 endokrin & eksokrin :
adrenalin , kadar glukosa ,
nafas dsb.
 Somatik/jasmaniah: Tonus otot , daya tgkp
panca indera dipertajam.
6
Frustasi :
- Bila tujuan tidak tercapai/tidak terpenuhi
pemuasan anxietas
- Menjadi salah satu sumber penting dp
gangguan jiwa:
* Psikoneurosis : gejala mental menonjol
* Psikofisiologik : gejala fisiologik menonjol
* Konversi : gejala somatik menonjol

7
Skema keadaan frustasi

Motif Tujuan
Rintangan:
problem/masalah/
konflik

Frustasi

8
Jalan I

Motif Tujuan
Eksplosif

Semua enersi diledakkan/explosif/dihabiskan dgn


perbuatan/kata  ketegangan menurun/b’kurang

9
Jalan II

Motif 1 Tujuan 1
Motif 2 Tujuan 2

Motif 1 m’perkuat motif 2  tujuan 2 dpt t’capai

10
Jalan III

Motif Tujuan

Tujuan dlm dunia realitas tdk t’capai  menarik


diri  b’khayal seolah2 tujuan t’capai 
Introversi : - melamun/day dreaming
- waham
- halusinasi
- autisme
11
Jalan IV

Motif Tujuan 1
Tujuan 2

Tujuan 2 memiliki sifat2 yg kurang lebih sama dg


tujuan 1, tujuan 2 mempunyai nilai sosial & etika
yg lebih tinggi : Sublimasi

12
Jalan V

Motif Tujuan
Rintangan
(etik & moral)
(fisik & material)

Yang penting tujuan tercapai : Psikopatik

13
Jalan VI

Motif Tujuan

Individu melakukan perbuatan yg m’cerminkan


seolah2 ia berhasil m’capai tujuan semula :
Simbolisasi dgn benda2 substitusi.

14
KONSEP-KONSEP
SIGMUND FREUD

15
1. TOPOGRAFI KEPRIBADIAN

Psike/jiwa secara topografi dibagi atas:


a. Consciousness/alam sadar
Bagian kehidupan mental dimana individu
sadar pada setiap moment, sebagian besar
ego berada di dalamnya.
b. Preconsciousness/alam prasadar
Bagian kehidupan mental yg bisa dibawa ke
dalam alam sadar dgn konsentrasi & usaha.

16
c. Unconsciousness/alam bawah sadar
Bagian kehidupan mental yg tidak
diketahui individu, total berada diluar
kesadaran. Isinya dapat tinggal permanent
tidak diketahui, atau sebagian isinya
sewaktu2 masuk ke dalam alam
prasadar dan dari sana dapat dipanggil
ke dalam alam sadar.
Isinya terutama id dan superego, dan
bagian ego yg mghasilkan mekanisme
defensif. 17
2. STRUKTUR KEPRIBADIAN
3 sistem/aspek : a. ID aspek biologis
b. EGO aspek psikologis
c. SUPEREGO aspek sosial/moral

ID
 Aspek/sistem biologis, sistem bawah sadar.
 The true psychic reality  merupakan dunia batin/dunia
subjektif, tidak punya hubungan langsung dgn dunia
realita/dunia objektif.
 Berisi hal-hal yg dibawa sejak lahir (unsur biologis) dan
instink-instink.
 Dari id tumbuh ego dan superego.
 Merupakan reservoir energi psikis yg menggerakkan ego
dan superego.
18
 Fungsi:
Menghindarkan diri dari ketidakenakan/ketegangan
dan mengejar keenakan/kepuasan  Pleasure
principle/prinsip kenikmatan.
Cara :
Reflek-reflek &reaksi automatis; bersin, kerdip dsb.
Proses (pikir) primer; mencari respons segera dan
langsung thp stimulus instinktual tanpa membedakan
realitas dan fantasi.
Contoh: lapar  nasi tak ada  dibayangkan saja.

 Sifat : nonverbal, fantasi, tak logis, tak objektif.


 Oleh karena proses pikir primer tidak memenuhi
kebutuhan, perlu adanya sistem lain yg menghubungkan
pribadi dgn dunia realitas/dunia objektif yaitu ego.
19
EGO
 Aspek/sistem psikologis, sistem sadar dan
prasadar.
 Timbul karena kebutuhan individu utk
berhubungan dengan dunia realitas/dunia
kenyataan/dunia objektif.
Orang lapar perlu makanan utk menghilangkan
ketegangan yg ada dalam dirinya  orang harus
dapat membedakan khayalan/ fantasi ttg
makanan & kenyataan ttg makanan.
 Jadi : Id hanya mengenal dunia subjektif/dunia
batin.
Ego dapat membedakan dunia batin dgn
dunia objektif/dunia realitas/dunia nyata.
20
 Fungsi: berpegang pada prinsip realitas/Reality principle.
 Bereaksi dengan proses (pikir) sekunder: bersifat verbal,
objektif, logis dan realistis.
 Tujuan prinsip realitas: mencari objek yg tepat sekali utk
mereduksi ketegangan, artinya menilai dan mengevaluasi
situasi realitas (Reality testing), bila perlu menunda
grativikasi/pemuasan sampai objek yang menyenangkan
diperoleh.
 Aspek eksekutif kepribadian, mengontrol jalan yang
ditempuh, memilih kebutuhan / objek yang tepat.
 Mempersatukan pertentangan antara id, superego &
dunia luar.
 Peran utama: menjadi perantara antara kebutuhan-
kebutuhan instinktif dgn keadaan lingkungan demi
kepentingan organisme.
21
SUPEREGO
 Aspek sosial dan moral daripada kepribadian.
 Lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan.
 Fungsi pokok : menentukan apakah sesuatu itu
benar/salah, baik/buruk, pantas/tidak pantas,
susila/asusila  pribadi dapat bertindak sesuai dengan
moral masyarakat.
 Berkembang dalam perkembangan anak sebagai respons
thp hadiah2 dan hukuman2 yang diberikan orangtua atau
pendidik.
Apapun juga yang dikatakan “tidak baik” dan bersifat
“menghukum” akan cendrung menjadi conscientia
(kata hati/hati nurani) anak.
Apapun juga yang dikatakan “baik atau disetujui” dan
“membawa hadiah” cendrung menjadi ego ideal anak.
22
 Superego berisi:
Conscientia : menghukum orang dgn memberikan
rasa berdosa / bersalah.
Ego ideal : menghadiahi orang dgn rasa bangga pd
dirinya.
 Dengan terbentuknya superego, kontrol terhadap tingkah
laku yg dulu dilakukan oleh orangtua (guru)nya,
sekarang dilakukan oleh pribadi sendiri.
 Fungsi pokok:
Merintangi impuls2 dari id, terutama impuls sexual &
agresif.
Mendorong ego utk lebih mengejar hal2 yg moralitas
dp yg realitas.
Mengejar kesempurnaan.
 Jadi superego cendrung menentang ego maupun id, dan
membuat dunia menurut konsepsi yang ideal.
23
3. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Organisme : Suatu kompleks sistem
energi yg berasal dari makanan.
Dipergunakan utk bermacam2 hal seperti;
sirkulasi, pernafasan, gerakan,
pengamatan, mengingat, berpikir dsb.
Energi psikis : Energi dalam bidang psikis,
didistribusikan pd 3 sistem
(id,ego,superego), dapat dipindahkan ke
energi fisiologis dan sebaliknya.
Jembatan antara energi tubuh dan energi
kepribadian adalah id dgn instink-
instinknya. 24
A. Instink
Sumber perangsang somatik dalam yang
dibawa sejak lahir.
 Instink hidup (Eros)
 Berguna untuk tetap hidup dan memperpanjang ras.
 Contoh: instink makan, instink minum, instink seksual
(libido).
 Instink mati (Thanatos)
 Instink yang merusak/destruktif
 Contoh: instink agresif.

Wish/keinginan : perangsang psikologis.


Need/kebutuhan : perangsang jasmani.
Wish & need menjadi motif/alasan utk tingkah
laku.
25
Satu instink adalah sejumlah energi psikis, semua
instink merupakan keseluruhan energi psikis yg
digunakan kepribadian. Id adalah reservoir energi
tersebut, dan merupakan tempat kedudukan
instink-instink tersebut.
Pemindahan energi dari satu objek ke objek lain
adalah sifat yg sangat penting pada kepribadian,
dan inilah yg menyebabkan fleksibilitas dan
plastisitas tingkah laku manusia.
Praktis : semua perhatian, kegemaran, perasaan,
kebiasaan dan sikap orang dewasa adalah
pemindahan energi dari objek aslinya (instink).
Jadi semua ini adalah derivat instink. 26
B. Anxietas/kecemasan
Lingkungan dpt memberi kepuasan,
menyenangkan, mereduksi ketegangan maupun
mengancam, menimbulkan sakit dan
mengganggu. Biasanya reaksi individu terhadap
ancaman, ketidaksenangan tersebut adalah
menjadi cemas atau anxietas.
3 macam kecemasan :
Kecemasan realistis : cemas thd bahaya dari
luar.
Kecemasan neurotis :cemas kalau instink2 tdk
dpt dikendalikan & mybbkan
orang berbuat sesuatu yg
dpt dihukum.
27
Kecemasan moral : kecemasan kata hati
(conscientia). Orang dgn
superego berkembang baik,
cendrung merasa berdosa
bila dia melakukan atau
berfikir utk melakukan
sesuatu yg bertentangan dgn
norma2 moral.

28
4. MEKANISME PERTAHANAN EGO
(MEKANISME DEFENSIF)

 Fungsi : - Mengatasi anxietas.


- Mencegah terlukanya ego.
 Umumnya : Patologis.
 Ciri-ciri : - Menyangkal / mendistorsikan
kenyataan.
- Beroperasinya pd taraf tak sadar.
 Teori Freud : Model pengurangan ketegangan
atau sistem homeostatis.

29
Contoh :

1). Represi
Melupakan isi kesadaran yg traumatis atau
membangkitkan kecemasan; mendorong kenyataan
yg tidak bisa diterima ke dalam ketaksadaran; mjd
tidak menyadari hal-hal menyakitkan.

2). Denial/penyangkalan
Melawan kecemasan dengan “menutup mata” thp
keberadaan kenyataan yg mengancam; menolak
sejumlah aspek kenyataan yg bangkitkan kecemasan
(contoh: menyangkal kematian orang yg dicintai).

30
3). Proyeksi
Mengalamatkan sifat-sifat tertentu yg tidak bisa diterima
ego kepada orang lain (bila diakui ada pada dirinya
menyebabkan rasa sakit).

4). Fiksasi
Menjadi “terpaku” pada tahap perkembangan lebih awal,
karena mengambil langkah pd tahap selanjutnya, dapat
menimbulkan kecemasan (contoh: anak yang terlalu
tergantung/dependen pada orangtuanya).

31
5). Regresi
Melangkah mundur ke fase perkembangan lebih awal yg
tuntutan2nya tidak terlalu besar (contoh: anak yg takut
sekolah memperlihatkan tingkah laku infantile seperti
menangis, isap jempol, ngompol dsb).

6). Rasionalisasi
Menciptakan alasan2 yg baik guna menghindari ego dari
cedera; memalsukan diri sendiri shg kenyataan yg
mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan
(contoh: kalah main tenis, dikatakan raketnya kurang
baik; ditinggal kekasih, dikatakan kekasihnya tidak
berharga).

32
7). Displacement/penggeseran
Mengarahkan energi kepada objek/orang lain apabila
objek/orang asal yg sesungguhnya tidak bisa dijangkau
(contoh: ingin memukul orang tuanya, dialihkan pd
adiknya/kucingnya).

8). Sublimasi
Menggunakan jalan keluar yg lebih tinggi atau secara
sosial lebih dpt diterima bagi dorongan2 nya (contoh:
dorongan agresif disalurkan kpd aktivitas bersaing
dalam olahraga).

33
9). Formasi-reaksi
Melakukan tindakan yg berlawanan dgn hasrat-hasrat
tidak sadar; jika perasaan2 lebih dlm menimbulkan
ancaman, ia menampilkan tingkah laku yg berlawanan
guna menyangkal perasaan yg bisa menimbulkan
ancaman tersebut (contoh: ibu dgn perasaan menolak
anak, karena ada perasaan berdosa, si ibu malah
terlalu mencintai anaknya).
10). Identifikasi
Menyamakan diri dengan suatu objek (hal, orang).
11). Introjeksi
Menerima/menyerap objek-objek yang menyenangkan.
12). Dll.

34
Reaksi Terhadap
Pengalaman Penuh Stres

Fokus : Acute Stress Reaction or


Disorder

dr. H. Darmuis, SpKJ


 Kejadian2 penuh stres seringkali
menimbulkan ggn2 psikiatrik
 Bisa juga menimbulkan reaksi2 emosional
yg menyusahkan/menyedihkan, tetapi tdk
cukup keras dan lama utk memenuhi
kriteria diagnostik ggn ansietas dan ggn
depresi
Komponen2 yg berespon terhadap
kejadian2 yg penuh stres
Ada 3 komponen :
1. Respon emosional
2. Respon somatik
3. Respon psikologik
Respon emosional dan somatik ada 2 macam :
1. Ansietas  menimbulkan gejala2 autonomik yg
menyebabkan takikardia, tegang otot, mulut
kering
2. Depresi  aktifitas fisik berkurang
 Respon ansietas umumnya berhubungan
dg kejadian2 yg berhadapan dengan
kejadian2 berhadapan dengan ancaman
 Respon depresi berhubungan dg kejadian
yg melibatkan perpisahan (separation)
dan kehilangan (loss)
 Komponen ketiga mengandung
mekanisme2 psikologik yg secara normal
mengurangi dampak dari kejadian,
sehingga membatasi reaksi2 emosional
dan somatik
 Ada dua kelompok mekanisme psikologik :
 Copingstrategies
 Mekanisme defensif
Coping strategies dan mekanisme
defensif
 Dapat mengurangi efek dari emosi yg kuat yg
ditimbulkan oleh stresor, dengan cara ini
performan normal dapat dipertahankan
 Istilah coping strategies dipakai utk aktifitas
dimana orang itu sadar (aware), contohnya dg
sengaja menghindari (avoid) stresor
 Istilah mekanisme defensif berkenaan dengan
proses mental unconcious spt denial
 Term ketiga “adaptasi” kadang2 dipakai
utk proses psikologi, terlibat didalam
“adjustment stressful events” yg
berhubungan dengan penyakit kronis
Coping strategies
1. Yang adaptif :
 Problem solving strategies, yg bisa
dipergunakan utk membuat keadaan
berlawanan menjadi kurang stressful
 Emotional reducing strategies, yg bisa
mempertinggi adaptasi terhadap keadaan2
penuh stres
Problem solving strategies
Contoh :
• Mencari bantuan dari orang lain, atau memperoleh
informasi atau advis yg dapat membantunya
memecahkan masalah
• Problem solving  membuat dan melaksanakan
rencana2 utk menghadapi masalah
• Konfrontasi  mempertahankan kebenaran2 atau
membujuk orang lain untuk merubah perilakunya
Emotional reducing strategies
Contoh :
 Ventilasi emosi  berbicara pada orang lain
dan menyatakan emosi
 Avoidance  menolak memikirkan masalah,
menghindari orang yg akan menyebabkan
masalah
 Positive reappraisal  mengenal bahwa
problem telah membawa sesuatu yg baik
 Accepting or rejecting responsibility 
mengenal bahwa seseorang bertanggung
jawab seluruhnya atau sebagian dari
suatu masalah serta bisa menghadapinya,
atau seseorang tdk bertanggungjawab
dan tdk memerlukan reaksi
2. Yang malapdatif :
Mengurangi respon emosional seseorang
terhadap keadaan2 penuh stres dalam
waktu singkat, tetapi membawa kepada
kesulitan2 yg lebih besar dalam waktu
panjang
Contoh :
• Penggunaan alkohol atau obat2 ilegal utk
mengurangi respons emosional atau utk
mengurangi kesadaran dari keadaan
penuh stres
 Sengaja merugikan diri (self harm),
dengan drugs overdosis atau melukai diri
 Histrionik behaviour, suatu pertunjukan tdk
terkendali dari emosi utk mengurangi
ketegangan, seperti grieving (berkabung).
Perilaku ini bisa adaptif bisa juga
malapdatif
 Aggressive behaviour, agresi yg overt dpt
melepaskan perasaan2 marah yg tertahan
Mekanisme defensif
(S. Freud dan Anna Freud)
 Sebagai respon terhadap keadaan2 penuh
stres. Mekanisme defensif yg paling sering
adalah :
 Represi
 Denial
 Displacement
 Projection
 Regresi
Klasifikasi reaksi terhadap
pengalaman penuh stres
Walau termasuk di dalam klasifikasi penyakit, tdk
semua reaksi2 terhadap kejadian2 penuh stres
adalah abnormal
Contoh :
 Grief (dukacita) adalah reaksi normal thd kehilangan
(bereavement), hanya sedikit orang bereaksi
abnormal berkelanjutan
 Car accident  ada yg bereaksi normal, namun ada
juga yg berkelanjutan
Ada 3 jenis gangguan :
 Acute stress reaction (ICD 10)

Acute stress disorder (DSM IV)


 Post traumatic stress reaction (ICD 10)

Post traumatic stress disorder (DSM IV)


 Adjustment disorder (ICD 10 & DSM IV)
Acute Stress
Reaction or Disorder
Acute stress reaction or
disorder
Gambaran klinis :
 ICD 10  acute stress reaction : suatu respon
singkat dan segera, berlangsung beberapa
jam sampai sekitar 3 hari, terhadap kejadian2
penuh stres yg berat
 DSM IV  acute stress disorder : suatu
respon yg lebih panjang, berlangsung
sekurang@nya 2 hari sampai sekitar 4 minggu
Gejala inti :
1. Ansietas  respon terhadap pengalaman yg
mengancam
2. Depresi  respon terhadap separasi dan
kehilangan
 Ansietas dan depresi sering terjadi
bersamaan, sebagian yg disebabkan
kejadian2 penuh stres, sering kombinasi
antara bahaya dan kehilangan, contoh yg
ekstrim adalah kecelakaan di jalan raya
dimana seorang teman meninggal
Gejala2 lain :
 Perasaan kaku, linglung, pusing
 Insomnia
 Restlessness/gelisah
 Konsentrasi kurang
 Gejala2 autonomik (berkeringat, tremor,
palpitasi)
 Marah dan perilaku histrionik
 Flight reaction, contoh supir yg mengalami
kecelakaan di jalan raya
Coping strategies & defence
mechanisms
Adalah bagian dari acute stress reaction,
• Avoidance : coping strategy yg paling sering.
Orang menghindar utk bicara dan berpikir ttg
kejadian penuh stres dan juga menghindari
utk mengingatnya
• Denial : mekanisme defensif yg paling sering.
Dialami sbg suatu keyakinan dimana
kejadian tidaklah sebenarnya terjadi, atau
ketidakmampuan mengingatnya
 Biasanya avoidance dan denial berkurang jika
ansietas berkurang  ingatan akan kejadian2
akan kembali dan orang bisa berpikir atau
bicara mengenainya dengan sedikit distres.
Proses ini memberikan “working through”
 Tidak semua acute stress reaction mengikuti
rangkaian tertib ini, dimana coping strategies
dan mekanisme defensif dipertahankan cukup
lama utk memberikan orang dpt berfungsi
sampai ansietas dan depresi menghilang dan
“working through” bisa terjadi
Coping strategis dapat maladaptif
contohnya pengguna alkohol yang banyak
atau drugs untuk mereduksi distress

Mekanisme defensif dapat kurang adaptif


seperti regresi, displacement dan
projection

Kadang-kadang mekanisme defensif


bertahan lebih lama dari biasanya seperti
denial yang dapat bertahan begitu lama
dimana “ working through” tertunda
 Kadang2 vivid memories dari kejadian-
kejadian penuh stres masuk dalam
kesadaran sebagai imajinasi ( flashback)
atau mimpi yang mengganggu

 Bila keadaan ini bertahan, maka kondisi


ini disebut Post Traumatic Stress
Disorder ( PTSD )
KONVENSI DIAGNOSTIK
Adanya perbedaan durasi gejala pada
kedua sistem klasifikasi sekurangnya
beberapa jam pada ICD 10 dan
sekurangnya 2 hari pada DSM IV
 ICD 10 : pasti ada sesuatu hubungan waktu
segera dan jelas antara dampak stresor dan
onset dari gejala
 DSM IV : onset dapat diundur sampai 4 mgg
sesudah kejadian. Suatu reaksi yang
berlangsung lebih lama dari batas yang sudah
diklasifikasikan sbg PTSD atau gangguan
penyesuanan ( Adjustment disorder )
Pada kedua sistem klasifikasi
melukiskan gejala-gejala penyakit yang
tipikal
Pada DSM IV : gejala rasa takut ( fear)
helpness atau horror bersama dengan 3
dari 5 gejala disosiatif :
- perasaan kebas/kaku atau sikap tak
terpengaruh ( detachment)
- absennya respon emosional
- berkurangnya kesadaran / daze
- derealisasi
- dissosiative amnesia
Harus ada avoidance of stimuli yang
menimbulkan ingatan-ingatan dari
trauma, dan penderitaan yang signifikan
atau gangguan fungsi sosial
Pada ICD 10 : dinyatakan bahwa
gambaran-gambaran klinis biasanya
bercampur dan berubah-ubah meliputi :
- ansietas
- depresi
- marah
- daze
Etiologi :
Banyak jenis kejadian yang bisa memprovokasi
suatu acute stress reaction contohnya
keterlibatan didalam suatu kejadian singkat yang
signifikan seperti suatu :
- motor accident
- kebakaran
- serangan fisik
- perkosaan
- gempa besar, tsunami
- perang
 Tidak semua orang yang terexpose
pada situasi penuh stress yang sama
mengembangkan derajat/reaksi yang
sama : variasi ini memberi kesan bahwa
perbedaan dalam konstitusi,
pengalaman, sebelumnya dan coping
style memainkan suatu bagian dari
etiologi
Terapi :
Mempunyai 3 elemen :
1. Mengurangi respon emosional
2. Mendorong recall ingatan
3. Belajar menggunakan coping skill yang
efektif
Acute Stress Reaction sering dihadapi
oleh :
 Dokter umum
 Dokter spesialis
 Ahli bedah ( akibat road accident)
 Konselor team medis
 Psikiater jarang mengobati reaksi akut
dan sementara ini walaupun mereka
dapat dipanggil untuk memberikan
advise yang lain mengenai perawatan
Mengurangi Respon Emosional :
 Suatu reaksi sering bisa dicapai apabila orang
yang terkena berbicara kepada orang-orang
dekat atau kawan atau keanggotaan dari staf
profesional yang menghadapi akibat dari suatu
pengalaman seperti road accident atau suatu
emergensi medis
 Konseling yang lebih berstruktur diperlukan jika
tidak ada kepastian/keyakinan apabila keadaan
penuh stress tidak bisa dengan mudah
didiskualifikasikan dengan seorang sanak
keluarga atau kawan ( contoh beberapa kasus
perkosaan) atau apabila responnya keras
 Apabila anxietasnya berat obat axiolitik
dapat diberikan untuk beberapa hari
apabila tidurnya terganggu berat, obat
hypnotik dapat diberikan untuk
beberapa malam
Mendorong Recall Ingatan :
Mendiskusikan “ stressful event”
membantu untuk mencegah persistennya
avoidance dan denial yang dapat
memperpanjang atau memperhebat
problem yang menyebabkan
perkembangan fobia atau post traumatic
stress disorder
Kadang pertanyaan berulang-ulang sedikit
demi sedikit diperlukan untuk membantu
seseorang untuk mengingat dan
menyatakan emosi yang berhubungan
Belajar Coping Skills yang efektif :
 Jika ada suatu krisis akut dimana coping
maladaptif ( contoh penggunaan alkohol
berlebihan atau overdosis obat) disana
boleh ada suatu kesempatan untuk
seseorang untuk belajar bagaimana
untuk mengadopsi / memakai coping
skills yang efektif untuk masa depan
 Konseling untuk maksud ini adalah
dengan intervensi - krisis
Differential Diagnosis :
 Gangguan Psikotik Singkat : gejala psikotik +
 Fugue Dissosiatif : travel +, amnesia +
 Adjusment Disorder : respon lebih gradual/
perlahan, berkepanjangan
 PTSD : flashback +
 Episoda Depresi Mayor

Bahan : Oxford Textbook of Psychiatry

Anda mungkin juga menyukai