Psikiatri Geriatri
Psikiatri Geriatri
Psikiatri Geriatri
1
Prinsip : Setiap tindakan a/ kelakuan manusia
- Ada motivasinya
- Selalu terpengaruh/terdorong oleh
proses2 psikik
Psikodinamika : Ilmu mengenai motivasi &
dorongan2 dalam proses2 psikik, shg terjelma
tingkah laku manusia.
Psikopatologi : Ilmu tentang etiologi, sebab2 ,
hakekat, perkembangan, pembagian dan saling
hubungan dari kelainan2 tingkahlaku, dan meliputi
pelbagai hipotesa & definisi mengenai keadaan
itu.
2
Tingkah laku manusia berupa learned behavior :
- Tidak kaku, tidak tetap.
- Selalu berubah & berbeda sifatnya dari satu
saat ke saat lain, dari satu individu ke
individu lainnya.
Berdasarkan pengalaman2 sepanjang hidup,
manusia memilih cara2 tertentu yg dianggapnya
paling cocok untuk mengatasi masalah2 atau
problem yang dihadapinya, yang bersifat khas
bagi individu : Personality Traits.
3
Keseluruhan sifat-sifat khas: Personality
Structure
4
S I R
Stimulus Individu Respons/reaksi
(lingkgan sdg/ (kelakuan/perbuatan)
tlh berubah) adjustment/penyesuaian
5
Sebelum melangkah pd suatu perbuatan,
selalu diperlukan “persiapan tertentu” :
Mental/psikik : Pikiran dip’tajam,kons’trasi ,
penjelmaan emosi yg adekuat
dsb.
Fisiologik/faal: Perobahan2 proses biokimia,
sekresi2 endokrin & eksokrin :
adrenalin , kadar glukosa ,
nafas dsb.
Somatik/jasmaniah: Tonus otot , daya tgkp
panca indera dipertajam.
6
Frustasi :
- Bila tujuan tidak tercapai/tidak terpenuhi
pemuasan anxietas
- Menjadi salah satu sumber penting dp
gangguan jiwa:
* Psikoneurosis : gejala mental menonjol
* Psikofisiologik : gejala fisiologik menonjol
* Konversi : gejala somatik menonjol
7
Skema keadaan frustasi
Motif Tujuan
Rintangan:
problem/masalah/
konflik
Frustasi
8
Jalan I
Motif Tujuan
Eksplosif
9
Jalan II
Motif 1 Tujuan 1
Motif 2 Tujuan 2
10
Jalan III
Motif Tujuan
Motif Tujuan 1
Tujuan 2
12
Jalan V
Motif Tujuan
Rintangan
(etik & moral)
(fisik & material)
13
Jalan VI
Motif Tujuan
14
KONSEP-KONSEP
SIGMUND FREUD
15
1. TOPOGRAFI KEPRIBADIAN
16
c. Unconsciousness/alam bawah sadar
Bagian kehidupan mental yg tidak
diketahui individu, total berada diluar
kesadaran. Isinya dapat tinggal permanent
tidak diketahui, atau sebagian isinya
sewaktu2 masuk ke dalam alam
prasadar dan dari sana dapat dipanggil
ke dalam alam sadar.
Isinya terutama id dan superego, dan
bagian ego yg mghasilkan mekanisme
defensif. 17
2. STRUKTUR KEPRIBADIAN
3 sistem/aspek : a. ID aspek biologis
b. EGO aspek psikologis
c. SUPEREGO aspek sosial/moral
ID
Aspek/sistem biologis, sistem bawah sadar.
The true psychic reality merupakan dunia batin/dunia
subjektif, tidak punya hubungan langsung dgn dunia
realita/dunia objektif.
Berisi hal-hal yg dibawa sejak lahir (unsur biologis) dan
instink-instink.
Dari id tumbuh ego dan superego.
Merupakan reservoir energi psikis yg menggerakkan ego
dan superego.
18
Fungsi:
Menghindarkan diri dari ketidakenakan/ketegangan
dan mengejar keenakan/kepuasan Pleasure
principle/prinsip kenikmatan.
Cara :
Reflek-reflek &reaksi automatis; bersin, kerdip dsb.
Proses (pikir) primer; mencari respons segera dan
langsung thp stimulus instinktual tanpa membedakan
realitas dan fantasi.
Contoh: lapar nasi tak ada dibayangkan saja.
28
4. MEKANISME PERTAHANAN EGO
(MEKANISME DEFENSIF)
29
Contoh :
1). Represi
Melupakan isi kesadaran yg traumatis atau
membangkitkan kecemasan; mendorong kenyataan
yg tidak bisa diterima ke dalam ketaksadaran; mjd
tidak menyadari hal-hal menyakitkan.
2). Denial/penyangkalan
Melawan kecemasan dengan “menutup mata” thp
keberadaan kenyataan yg mengancam; menolak
sejumlah aspek kenyataan yg bangkitkan kecemasan
(contoh: menyangkal kematian orang yg dicintai).
30
3). Proyeksi
Mengalamatkan sifat-sifat tertentu yg tidak bisa diterima
ego kepada orang lain (bila diakui ada pada dirinya
menyebabkan rasa sakit).
4). Fiksasi
Menjadi “terpaku” pada tahap perkembangan lebih awal,
karena mengambil langkah pd tahap selanjutnya, dapat
menimbulkan kecemasan (contoh: anak yang terlalu
tergantung/dependen pada orangtuanya).
31
5). Regresi
Melangkah mundur ke fase perkembangan lebih awal yg
tuntutan2nya tidak terlalu besar (contoh: anak yg takut
sekolah memperlihatkan tingkah laku infantile seperti
menangis, isap jempol, ngompol dsb).
6). Rasionalisasi
Menciptakan alasan2 yg baik guna menghindari ego dari
cedera; memalsukan diri sendiri shg kenyataan yg
mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan
(contoh: kalah main tenis, dikatakan raketnya kurang
baik; ditinggal kekasih, dikatakan kekasihnya tidak
berharga).
32
7). Displacement/penggeseran
Mengarahkan energi kepada objek/orang lain apabila
objek/orang asal yg sesungguhnya tidak bisa dijangkau
(contoh: ingin memukul orang tuanya, dialihkan pd
adiknya/kucingnya).
8). Sublimasi
Menggunakan jalan keluar yg lebih tinggi atau secara
sosial lebih dpt diterima bagi dorongan2 nya (contoh:
dorongan agresif disalurkan kpd aktivitas bersaing
dalam olahraga).
33
9). Formasi-reaksi
Melakukan tindakan yg berlawanan dgn hasrat-hasrat
tidak sadar; jika perasaan2 lebih dlm menimbulkan
ancaman, ia menampilkan tingkah laku yg berlawanan
guna menyangkal perasaan yg bisa menimbulkan
ancaman tersebut (contoh: ibu dgn perasaan menolak
anak, karena ada perasaan berdosa, si ibu malah
terlalu mencintai anaknya).
10). Identifikasi
Menyamakan diri dengan suatu objek (hal, orang).
11). Introjeksi
Menerima/menyerap objek-objek yang menyenangkan.
12). Dll.
34
Reaksi Terhadap
Pengalaman Penuh Stres