Standar Profesi Dan Komite Audit

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

Standar

Profesi dan
Komite
Audit

Yeni Oftavia (0115101399)


Della Alvita (011401292)
standar profesi & komite audit, meliputi
materi :
A. Ciri-ciri Profesi,Standar Profesi Audit
Internal yang saat ini berlaku di
Indonesia, kerangka, kode etik internal
auditor, perbedaan dengan standar
terdahulu, dan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penerapannya.
B.Perbedaan posisi komite Audit,
keanggotaan serta hubungannya
dengan audit internal di USA( pola one
tier board ) dengan di Indonesia( pola
two tier board).
II.A.1 PEMBAHASAN SPAI
Ciri-Ciri Profesi (versi Sawyer,2005:hal 10)
• Melayani publik
• Melalui pelatihan khusus berjangka panjang
• Menaati kode etik
• Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri
pertemuan-pertemuan
• Publikasi jurnal untuk meningkatkan keahlian
• Menguji pengetahuan kandidat auditor
bersertifikat
• Lisensi oleh negara atau serifikasi oleh dewan.
II.A.2 Standar Profesi Auditor Internal
• Standar Profesi Auditor Internal(SPAI) di Indonesia baru
ditetapkan mulai tgl 12-05-2004 dan diberlakukan tahun
2005.
• SPAI disusun/diadaptasi dari Standards for Professional
Practice of Internal Auditing-tahun 2002(SPPIA-USA) oleh
lima konsorsium audit internal, yaitu Yayasan Pendidikan
Internal Auditor(YPIA),Dewan Sertifikasi Qualified Internal
Auditor, Institute of Internal Auditor(IIA) Indonesia
Chapter, Perhimpunan Auditor Internal Indonesia(PAII) dan
Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern(FK-SPI)
• Karena SPPIA digunakan di negara yang menganut one tier
board sedangkan di Indonesia saat ini menganut pola two
tier board, maka pelaksanaan SPAI di Indonesia tetap harus
memperhatikan mekanisme(hukum) organisasi perseroan
pola two tier board.
II.A.3 Kerangka SPAI
• SPAI merupakan awal dari serangkaian Pedoman Praktik Audit
Internal (PPAI)
• Keseluruhan PPAI terdiri atas 4 hal:(1) definisi AI, (2) kode etik profesi
AI, (3) SPAI dan (4) interpretasi SPAI (saran penerapan)
• SPAI terdiri atas 3 standar: (1) standar atribut (2) standar kinerja (3)
standar implementasi
• (1)Standar atribut berkenaan dengan karakter organisasi, individu
dan pihak-pihak yang melakukan kegiatan audit internal;(2) standar
kinerja menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal, merupakan
ukuran kualitas pekerjaan audit internal dan memberikan praktek-
praktek terbaik pelaksanaan audit. Standar atribut dan standar
kinerja berlaku untuk semua jenis penugasan audit internal;
(3)standar implementasi hanya berlaku untuk satu penugasan
tertentu (misalnya, untuk kegiatan assurance, untuk kegiatan
konsultasi, utk kegiatan investigasi dan standar implementasi untuk
control self assessment /CSA)
II.A.4 Definisi AI dan kode etik
• Definisi AI, lihat slide kuliah pertama,definisi terakhir AI
• Kode etik AI, memuat standar perilaku yang terdiri atas:(1)AI harus
jujur, obyektif dan sungguh-sungguh melaksanakan tugas &
tanggung jawab profesi (2)Loyal terhadap organisasi (3)tidak boleh
secara sadar mendiskreditkan profesi atau organisasinya
(4)Menahan diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan konflik
kepentingan dengan organisasi (5)Tidak menerima sesuatu yang
dapat mempengaruhi pertimbangan profesi (6)Hanya melakukan
jasa sesuai kompetensi profesionalnya (7)Berusaha senantiasa
memenuhi SPAI (8)Hati-hati dan bijaksana menggunakan informasi
yang diperoleh (9)Mengungkapkan semua fakta utk menghindari
distorsi laporan atau praktek melanggar hukum(10)Selalu
meningkatkan kompetensi dan wajib mengikuti PPL
• Kode etik(1) dan (2), cenderung berlawanan. Bila top manajemen
tidak jujur, bagaimana anda harus mengungkapkan, agar tindakan
anda tdk bertentangan dg kode etik (2)?
II.A5. Isi Standar atribut SPAI(ringkasan)
• Seksi 1000:Tujuan, Kewenangan & tanggung jawab
(dimuat dalam Internal Audit Charter).
• Seksi 1100:Independensi & Objektivitas (meliputi
1110-independensi organisasi;1120-obyektivitas AI;
1130-pengungkapan adanya kendala thd objektivitas
& independensi)
• Seksi 1200:Keahlian & Kecermatan Profesional
(meliputi 1210-keahlian IT, fraud dan risk; 1220-
kecermatan profesi; 1230-pengembangan profesional
yg berkelanjutan)
• Seksi 1300:Program Quality Assurance (meliputi
1310-penilaian program.QA minimal 3th sekali oleh
assesor eksternal indepenen; 1320-pelaporan
prog.QA; 1330-pernyataan kesesuaian dg SPAI; 1340-
pengungkapan atas ketidak patuhan).
II.A.6 Isi Standar Kinerja SPAI(ringkasan)
• Seksi 2000:Pengelolaan Fungsi Audit (2010-
perencanaan; 2020-komunikasi &
persetujuan; 2030-pengelolaan sumber daya;
2040-kebijakan&prosedur; 2050-koordinasi;
2060-laporan kepada pimpinan & dewan
pengawas).
• Seksi 2100:Lingkup Penugasan(2110-
pengelolaan risiko; 2120-pengendalian; 2130-
proses governance)
• Seksi 2200:Perencanaan Penugasan(2200.1-
pertimbangan perencanaan; 2210-sasaran
penugasan; 2220-ruang lingkup penugasan;
2230-alokasi sumber daya penugasan; 2240-
program kerja penugasan).
II.A7. Isi Standar kinerja SPAI(lanjutan)
• Seksi 2300:Pelaksanaan Penugasan(2310;iden-
tifikasi informasi; 2320-analisis & evaluasi; 2330-
dokummentasi informasi; 2340-supervisi
penugasan)
• Seksi 2400:Komunikasi Hasil Penugasan(2410 –
kriteria komunikasi;2420-kualitas komunikasi
;2430-pengungkapan atas ketidak patuhan
terhadap standar; 2440-penyampaian hasil
penugasan)
• Seksi 2500:Pemantauan Tindak Lanjut(2510-
penyu sunan prosedur tindak lanjut)
• Seksi 2600:Resolusi Penerimaan Risiko oleh
Manajemen
ASESSMENT UNIT AUDIT INTERNAL
• Sesuai SPAI tahun 2004 seksi 1310, penjaminan
mutu profesi auditor internal dapat ditempuh
melalui asessment secara internal maupun
eksternal
• Secara eksternal, mutu SPI dinilai oleh asessor
independen minimal tiga tahun sekali. Salah
satu cara yang praktis adalah dengan
menambah lingkup assessment mutu SPI
dalam kontrak tahunan audit KAP yang
melaksanakan general audit setiap tiga tahun
sekali.
• Secara internal, audit mutu SPI dapat
dilaksanakan oleh team perusahaan yang
anggotanya mantan pejabat-pejabat SPI
Lingkup asessment fungsi audit internal

• Pemeriksaan dokumen kebijakan audit,


minimal meliputi Internal Audit Charter(IAC),
kesesuaian IAC dengan Comitee Audit Charter
dalam hal pola hubungan kerja, Rencana
Induk Pemeriksaan/RIP( yang merupakan
kebijakan pengawasan yang sinkron dengan
RJP perusahaan/Statement of Corperate
Intent), PKPT/ RKPT( Program Kerja
Pemeriksaan Tahunan) dan Buku Pedoman
Pemeriksaan Internal.
Lingkup assessment…(lanjutan 1)
• Pembandingan PKPT dengan realisasi
kegiatan periodikal(umumnya triwulanan)
SPI, minimal meliputi realisasi jumlah
auditan, jumlah LHP, jumlah saran
pengembangan kegiatan operasional/
pengembangan kebijakan organisasi-
prosedur pengendalian/ desk audit,
efektifitas tindak lanjut, analisis
efisiensi(manfaat-biaya) action plan tindak
lanjut, jumlah jam trainning staf SPI
mengikuti PPL, & realisasi anggaran SPI
Lingkup assessment…(lanjutan 2)
• Dokumen pelaksanaan PKPT SPI,
minimal meliputi dokumen audit
program tiap team, kertas kerja audit,
laporan hasil pemeriksaan periodikal,
saran-saran pengembangan perbaikan
internal control,dokumen self
assessment pelaksanaan manajemen
resiko dan GCG serta dokumen
monitoring tindak lanjut dari saran
auditor eksternal maupun internal
Lingkup assessment…(lanjutan 3)
• Pelaksanaan Non PKPT, umumnya melipiti
pembinaan SPI anak perusahaan, pengkajian
pengembangan internal control, pengkajian
dan pengembangan manajemen resiko dan
GCG, hubungan dengan organisasi profesi
sejenis/ hubungan dengan auditor eksternal,
pelaksanaan audit khusus serta tahapan /
proses audit secara umum atau sesuai buku
pedoman (pemilihan auditee, persiapan audit,
entry dan exit briefing, adanya komentar
audit, undangan rapat, dsb),ratio jumlah staf
SPI terhadap total karyawan, ratio audit yang
dikerjakan sendiri dan disubkontrakan.
II.A8. Perbedaan dengan standar terdahulu

• Sebelum SPPIA tahun 2002 dikeluarkan, standar


yang diberlakukan adalah SPPIA tahun 1995,
meliputi seksi 100 tentang independensi sampai
seksi 560 tentang quality assurance(baca: Ratliff-
Intr.Audit halaman 907-962).
• Beberapa perbedaan diantara keduanya antara lain
mengenai lingkup penugasan, adanya klausul good
governance, keharusan melaporkan kepada
pengawas (Komisaris) pada SPPIA 2002, serta
format pelaporan hasil pemeriksaan dengan 5
atribut temuan pada SPPIA tahun 1995.
• Tugas bagi mahasiswa, agar membuat makalah
mengenai perbedaan isi seksi-seksi SPPIA 2002
dengan SPPIA 1995, serta relevansi penerapan seksi
tersebut dalam tahap pekerjaan lapangan.
II.A.9. Hal-Hal yang perlu diperhatikan pada
SPAI
• Dalam praktek, penyusunan Internal Audit Charter (seksi
1000) merupakan buku pedoman yg wajib ada dalam
assessment GCG di perusahaan. Isi IA charter
diantaranya: tugas & wewenang serta tanggung
jawab,kode etik, persyaratan auditor serta pola hubungan
kerja (dng Komite Audit)
• Seksi 2060, memuat keharusan fungsi audit internal
menyampaikan laporan secara berkala kepada pimpinan
dan dewan pengawas (komisaris). Di Indonesia,
penyampaian laporan kepada komisaris maupun komite
audit harus seijin dan sepengetahuan direksi terlebih
dulu,karena Indonesia mengikuti pola two tier board(dua
dewan yang terpisah)
• Pengaturan hubungan auditinternal dgn Komite Audit
dalam charter masing-masing (internal audit charter dan
comitee audit charter), perlu diselaraskan.
IIA.10. Position paper # 1/2003 organisasi
profesi auditor internal:
Merupakan rekomendasi untuk peningkatan
corperate governance, dari lima konsorsium organisasi
profesi auditor internal (IIA Indonesia chapter, YPIA,
FKSPI BUMN/D, YPIA, DS-QIA, PAII) kepada Gubernur
Bank Indonesia, Menteri BUMN, dan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal, agar :
1. Bank, BUMN, dan Perusahaan Publik wajib
membentuk dan mengembangkan fungsi
internal auditing yang efektif guna membantu
manajemen melakukan penilaian atas
pengelolaan risiko dan pengendalian internal
2. Fungsi internal audit yang efektif harus memiliki
karakter independen, kompeten, dan didukung
sumber daya yang memadai
3. Direksi & komisaris pada Bank, BUMN dan Perusahaan
Publik diwajibkan melaporkan hasil penilaian efektifitas
pengendalian internal dan kepatuhan terhadap
perundangan dalam laporan tahunan perusahaan.
4. Bank, BUMN dan perusahaan publik agar membentuk
komite audit untuk membina dan mendukung internal
auditor dalam melakukan penilaian proses corperate
governance, pengelolaan risiko dan pengendalian
internal.
5. Direksi bertanggung jawab atas proses corperate
governance, pengelolaan risiko, dan pengendalian
internal. Dewan komisaris bertanggung jawab
memonitor efektifitas pelaksanaannya. Oleh karena itu,
internal audit wajib menyampaikan laporannya kepada
Direktur Utama dan Komisaris Utama melalui komite
audit.
6. Akuntan Publik yang melakukan audit atas laporan
keuangan Bank, BUMN dan Perusahaan Publik agar
melakukan review atas penerapan rekomendasi ini
II.B. PEMBAHASAN KOMITE AUDIT, MELIPUTI
MATERI:
1. Hubungan, Model dan Posisi KA, IA dan EA pada:
a. One -Tier Board (misalnya di USA, Canada,
UK,dll)
b. Two -Tier Board (Indonesia, Belanda,
Belgia,dll)
2. Tugas Komite Audit
3. Landasan Hukum yang terkait dengan KA
4. Contoh Isi/Format Comite Audit Charter
5. Atribut Komite Audit versi SEC Rules & COSO
6. Anggaran Dasar KA (Comite Audit Charter) &
Contoh Format (Prof Hiro)
7. Komposisi Komite Audit
IIB.1. Komponen Pendukung dalam One-Tier
dan Two-Tier Board di Perusahaan
Model One-tier board Two-tier board
Komposisi Executive dan non Keduanya bekerja , ada
executive bekerja board yang terpisah
bersama dalam satu
board
Komite Diwajibkan atau Direkomendasikan
direkomendasi-kan
Organisasi Unitary (one-tier) Binary (two-tier)
CEO duality Dibolehkan/ Tidak boleh
dimungkinkan
Sumber : Massen and Van den Bosch (1997)
IIB.2. Hubungan KA, AI dan AE pada One Tier
Board dan Two Tier Board
• Baik pada one maupun two tier board, komite audit bertugas
mereviu laporan hasil pemeriksaan (LHP) audit eksternal
maupun audit internal.
• Perbedaannya, pada one tier board (dewan direksi dan dewan
komisaris menyatu dalam satu dewan, BOD), KA dapat
langsung mereviu LHP AI, berhubungan secara langsung dan
memberi pengarahan kepada AI; sedangkan pada two tier
board, pengiriman LHP AI kepada KA untuk direviu harus seijin
/ sepengetahuan Dewan Direksi (karena adanya dua dewan-;
AI dibawah Dewan Direksi, KA dibawah Dewan Komisaris,
sebagaimana UU nomor 40/2007 ttg Perseroan Terbatas).
Hubungan tersebut, biasanya dinyatakan dalam IA charter
atau Komite audit Charter
• SPAI seksi 2060 mengikuti pola one tier board dengan
menetapkan klausul bahwa LHP AI harus dikirim kepada
Dewan Direksi dan Dewan Pengawas/Dekom (hal ini tidak
sesuai UU 40).
POLA ONE TIER BOARD
RUPS

BOD
KOMITE AUDIT
KAP
INTERNAL
AUDIT

GM GM GM
Financial

• Pada pola ini, KA dapat langsung berhubungan dengan AI, bahkan juga dengan GM
keuangan(diikuti USA,Canada,Inggris ,dll)
POLA TWO TIER BOARD
(diikuti Indonesia, Belanda, Belgia, dll).
RUPS
BOC
KOMITE AUDIT

BOD KAP

INTERNAL AUDIT

GM GM Financial
IIB.3. Pertanggung Jawaban Tugas

• Berdasarkan pola diatas, pada one tier board, baik


KA maupun AI bertanggung jawab langsung
kepada BOD
• Pada pola two tier board, KA bertanggung jawab
kepada dewan komisaris, sedangkan AI
bertanggung jawab kepada dewan direksi.
Laporan AI dapat disampaikan kepada dewan
komisaris, seijin/sepengetahuan dewan direksi
IIB.4. TUGAS KOMITE AUDIT

a. Minimal tiga tugas :


• Review Internal Control
• Review Ext Audit Report & Int Audit Report
• Ketaatan pada aturan
b. Versi Price Water House Copper (4 tugas)
c. Versi One Tier Board
IIB.5. Tugas KA (Menurut Applying Best
Practice in Indonesia, Audit Commitees, Price
Water House Copper 2001)

1. Melakukan Review terhadap kecukupan sistem


pengendalian internal
2. Melakukan Review terhadap laporan keuangan
tahunan dan laporan keuangan intern serta
proses manajemen yang digunakan untuk
menyiapkannya
3. Melakukan review terhadap ketaatan pada
peraturan perundangan yang berlaku
4. Melakukan review terhadap ketaatan pada Code
of Conduct
IIB.6. LANDASAN HUKUM KOMITE AUDIT
1. UU No.19 Tahun 2003, tentang BUMN, Bab IV Pasal 70 ayat 1 s/d 4
2. Kep. M-MBU No. Kep-117/M-MBU/ 2002, tentang penerapan GCG
di BUMN, pasal 14 ayat 1
3. Kep. 103/M-MBU/2002, tentang pembentukan Komite Audit
4. Surat Edaran Bapepam No. SE-03/PM/ 2000, tentang pelaksanaan
pembentukan Komite Audit bagi perusahaan yang go public
5. Keputusan Direksi BEJ No. Kep-339/ BEJ/07-2001, tentang
ketentuan umum pencatatan efek bersifat Ekuitas di Bursa
mengatur mengenai Komite Audit dalam jumlah dan kualifikasi
keanggotaan
6. Surat keputusan Ketua Bapepam No. KEP-412/PM/2003,
memberikan pedoman Pembentukan Komite Audit
7. KEP-29/PM/2004 Ketua Bapepam, tanggal 24 September 2004,
tetang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
IIB. 7. COMITEE AUDIT CHARTER
CONTOH DAFTAR ISI:
ANGGARAN DASAR KOMITE AUDIT
Pendahuluan....…………………………………........................…..1
Tanggung Jawab Utama....……………………..........................2
Tanggung Jawab memilih Akuntan Independen dan
Penugasan Auditor Internal....…………………….....................3
Tanggung Jawab Mengkaji Audit Internal, Audit Eksternal
Tahunan Serta Laporan Keuangan Triwulan dan Tahunan....4
Tanggung Jawab Periodik.............................…………….......7
Daftar Pustaka...........................……………………………....8
(dikutip dari Hiro Tugiman – Komite Audit)
IIB.8. CONTOH ISI ANGGARAN DASAR KOMITE
AUDIT VERSI AMERIKA (ONE TIER BOARD)
(Dikutip dari Barbara/1999)
A. Mission Statement
B. Membership and Meeting
C. Duties and Responsibilities
D. Length of Service
1. Atribut yang dipersyaratkan berdasarkan standar
yang ada (SEC rules), dan COSO Fraud Report
(Cangeni et al, 2003 : 117) sebagai berikut :
Model of Attributes for Effective Audit Committee

Independence (outside directors)


Competence (knowledge and understanding of
accounting, auditing, and internal controls;
critical thinkers)
Organizational Structure (reporting channels
direct from internal audit function, external
auditors, whistle blowers)
Leadership (active, strong, decisive chair)

Proactive Approach
IIB.9. Committee Composition
When establishing an audit committee, the
breath rather than the depth of knowledge should be
emphasized. Individuals should be knowledgeable in
financial matters and in industry issues. Diversity and
balance enhance effectiveness. A good rule of thumb
is to include one CPA and one lawyer to assure
expertise in key financial and legal matters.
Furthermore, members should not be associated with
senior management on a friendship basis or
otherwise. Remember that quality tends to attract
quality. The appointment of one outstanding
individual could make the task of recruiting additional
members much easier.
Di Indonesia, komite audit dipimpin oleh salah
seorang komisaris, yaitu komisaris independen, dan
anggotanya terdiri dari orang yang memahami
bidang keuangan/ akuntansi, orang yang memahami
bidang operasional perusahaan dan terkadang
anggota ditambah 1 orang yang memahami hukum/
lawyer. (Komisaris independen, belakangan ini
(2000-2008), umumnya ditunjuk individu dari
perguruan tinggi).
Thank You

Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai