Ir Kardjono

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 12

Kerangka Karangan
Anggota :

Febry Yanty NIM : 15030001


M. Doni NIM : 15030020
Rike Prisilia Oktaviani NIM : 15030019
Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline
sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap
disebut outline final.

Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-


garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan
sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan
menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam
pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan
mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
Manfaat Kerangka Karangan

a. Untuk menyusun kerangka karangan secara teratur.

b. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.

c. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.

d. Memudahkan penulis untuk mencari materi.


Topik, Tema, dan Judul Karangan
Tiga hal ini seringkali tumpang tindih, namun pada dasarnya memiliki
konsep yang berbeda. Menurut Finoza (2009: 217-221) topik merupakan pokok
pembicaraan atau pokok pembahasan berbeda dengan tema yang dalam
perumusannya berisi topik beserta tujuan. Adapun judul juga memiliki konsep yang
berbeda yaitu penjabaran dari topik.

Namun dalam pelaksanaannya judul karangan bisa sama saja dengan topik
karangan akan tetapi topik karangan bukanlah sebuah judul. Sebab, topik harus
mencakup hal yang luas semestara judul bersifat tajam dan memiliki variabel yang
jelas.
Bagi penulis terutama pemula pembuatan topik, tema, dan judul
karangan harus seusai minat dan hal yang dikuasai. Misalnya seorang mahasiswa
menyukai film dan musik. Dari dua topik ini bisa dibuat menjadi beberapa
karangan yang tercermin dari judul. Perhatikan tabel berikut:

Topik Tema Judul


Film Film sebagai sebuah media a. Film Sebagai Peredam Konflik
pembelajaran untuk dapat saling Beragama
menghormati antarsesama. b. Menyatukan Perbedaan Lewat Film
c.Belajar Saling Menghormati Lewat
Laskar Pelangi

Musik Musik dapat dijadikan sebagai obat a. Mau Mengurangi Stres? Dengarkan
untuk mengurangi stres dan teman Musik!
belajar. b. Belajar Sambil Mendengarkan Musik?
Siapa Takut!
c. Belajar dengan Santai Dengarkan Musik
Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Setelah menemukan topik serta tema yang akan dijadikan karangan. Maka
langkah selanjutnya adalah mentukan kerangka karangan. Adapun langkah dalam
membuat kerangka karangan menurut Danim (2010: 35) adalah menjabarkan
turungan yang relevan dengan topik yang telah dibuat. Dengan demikian
pembuatan kerangka karangan harus sesuai dengan topik yang terbentuk dari
gagasan yang lebih terperinci.

Adapun pola kerangka karangan terdiri dari pola alamiah dan pola logis
(Keraf, 1994: 136; Finoza, 2009: 227). Kedua pola ini masih terdiri dari beberapa
subpola.
Pola alamiah terdiri dari pola urutan waktu dan pola ruang sedangkan
pola logis terdiri dari pola sebab-akibat, umum-khusus, klimas-antiklimaks, dan
pemecahan masalah. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Pola Alamiah

Pola alamiah memiliki dua pola, yaitu pola urutan waktu dan pola
ruang. Pola urutan waktu berlandaskan pada tahapan suatu peristiwa atau
kejadian. Tahapan peristiwa ini identik dengan penggalan. Urutan waktu bisa
terlihat dengan tahun atau menggunakan kata-kata yang merujuk pada waktu
atau situasi waktu.
Perhatikan contoh berikut :

Topik: Perkembangan Bahasa Indonesia

I. Bahasa Indonesia Pada Masa Penjajahan Belanda


II. Bahasa Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang
III. Bahasa Indonesia Pada Masa Orde Lama
IV. Bahasa Indonesia Pada Masa Orde Baru
V. Bahasa Indonesia Pada Masa Kini
2. Pola Logis

Pola logis merupakan pola yang terbentuk dari pikiran pengarang dengan
meletakkan gagasan serta konsep berdasarkan efek yang ingin dicapainya. Dalam
pila logis terdiri dari beberapa pola seperti berikut ini:
Pola sebab-akibat merupakan pola yang mengawali pembahasannya
dengan sebab kemudian disampaikan akibatnya, begitupun sebaliknya.
Perhatikan contoh pola sebab-akibat berikut:

Topik: Dampak Pemanasan Global

I. Penebangan Liar
II. Efek Rumah Kaca
III. Polusi Udara
IV. Banjir dan Longsor Sebagai Efek Rumah Kaca
Pola klimaks dan antiklimaks adalah pola yang mementingkan bagian
penting dari suatu karangan.

Perhatikan contoh pola antiklimaks berikut:

Topik: Kemenangan Timnas Sepak Bola Indonesia Atas Malaysia

1. Timnas Sepak Bola Kalah dengan Bangga

2. Timnas Sepak Bola Kalah Pada Laga Tandang

3. Timnas Sepak Bola Menang Pada Laga Kandang


Pola umum-khusus merupakan pola yang meletakkan topik yang lebih besar kemudian
menyampaikan topik-topik yang lebih kecil. Berlaku juga sebaliknya. Perhatikan pola umum-
khusus berikut:
Topik: Menulis
I. Pengertian Menulis
II. Fungsi Menulis
III. Jenis Tulisan
A. Fiksi
1. Cerpen
2. Puisi
3. Novel
4. Naskah Drama
B. Non fiksi
1. Artikel
2. Berita
3. Opini
4. Karya Ilmiah
IV. Teknik Menulis
Pola pemecahan masalah dimulai dengan masalahnya untuk kemudian
disampaikan pemecahannya. Perhatikan contoh berikut:
Topik: Polemik Bahasa Alay
1. Bahasa Alay Merajalela
1.1 Bahasa dalam Pesan Singkat
1.2 Bahasa dalam Jejaring Sosial
1.3 Bahasa Alay di Twitter
1.4 Bahasa Alay di Facebook
1.5 Bahasa dalam Tindak Tutur
2. Bahasa Alay Merusak Bahasa Indonesia
3. Mengembalikan Bahasa Indonesia yang Baik
3.1 Melakukan Penyuluhan
3.2 Bahasa Alay Hanya untuk Pergaulan
3.3 Bahasa Alay Tidak Digunakan dalam Forum Resmi
3.4 Mencontohkan Bahasa Indonesia yang Baik
4. Bahasa Alay dan Bahasa Indonesia Bergandengan
Dalam membuat kerangka karangan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah
penjabaran secara numerik atau numerik-alfabetis seperti contoh-contoh yang telah
disebutkan di atas.
Jenis-Jenis Karangan

Setelah menyusun kerangka karangan, langkah selanjutnya adalah


menetukan jenis karangan. Jenis karangan terbagi menjadi dua yakni berdasarkan
karakteristiknya dan berdasarkan sifatnya. Jenis karangan berdasarkan
karakteristiknya terbagi menjadi tiga yakni karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non
ilmiah. Sedangkan berdasarkan sifatnya terbagi menjadi lima, yaitu deskripsi,
narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.
1. Jenis Karangan Berdasarkan Karakteristiknya

Terbagi menjadi tiga, yakni karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah (Finoza,
2009: 325). Perhatikan table yang disampaikan Finoza (2009: 326) berikut ini:

Karakteristik Karangan Ilmiah Karangan Semi Ilmiah Karangan Nonilmiah

Sumber Pengamatan, faktual Pengamatan, faktual Nonfaktual (rekaan)

Sifat Objektif Objektif + subjektif Subjektif


Alur Sistematis, metodis Sistematis, kronologis, Bebas
kilas balik (flashback)

Bahasa Denotatif, ragam (denotatif+konotatif) Denotatif/konotatif,


baku, istilah khusus semiformal semiformal/informal,
istilah umum/daerah

Bentuk Argumentasi, Eksposisi, persuasi, Narasi, deskripsi,


campuran deskripsi, campuran campuran
2. Jenis Karangan Berdasarkan Sifatnya

a. Karangan Deskripsi
Kata deskripsi diambil dari bahasa Inggris dengan description yang
merujuk pada kata kerjanya to describe yang berarti melukiskan atau
menguraikan. Dengan demikian, karangan deskripsi merupakan karangan yang
berusaha menggambarkan benda, manusia, atau tempat tertentu. Hal yang
perlu diperhatikan dalam membuat karangan deskripsi adalah detail objek
yang disampaikan harus tepat sehingga mampu diterima oleh pembaca. Dalam
karya sastra, deskripsi sangat membantu dalam menguatkan tokoh maupun
menggambarkan latar tempat suatu cerita. Adapun dalam karya ilmiah,
deskripsi berguna untuk memberikan analog ataupun menyampaikan keadaan
faktual suatu objek.
b. Karangan Narasi

Merupakan karangan yang menceritakan atau menyampaikan

urutan peristiwa secara kronologis. Kata narasi diambil dari bahasa

Inggris yaitu naration yang bermakna bercerita. Karangan jenis ini biasa

digunakan dalam karya fiksis berupa cerita pendek maupun novel,

bahkan kini mulai tumbuh puisi yang bernarasi yang disebut dengan

puisi prosaik.
c. Karangan Eksposisi

Kata eksposisi berasal dari bahasa Inggris yaitu naration yang


bermakna membuka atau memulai. Jenis karangan eksposisi merupakan
jenis karangan yang menjelaskan suatu konsep, menerangkan cara,
mengupas, atau menguraikan sesuatu. Karangan eksposisi digunakan
dalam menyampaikan konsep-konsep ilmiah sehingga seringkali
karangan jenis ini ada dalam surat kabar yang cenderung dipenuhi hal
baru. Selain itu, karangan eksposisi juga biasa digunakan dalam buku-
buku yang menyampaikan tips atau cara.
d. Karangan Argumentasi

Kata argumentasi diambil dari bahasa Inggris yaitu to argue yang


bermakna membuktikan atau menyampaikan suatu alasan. Karangan
argumentasi adalah karangan yang berusaha meyakinkan pembaca
tentang suatu gagasan atau pendapat dengan menyampaikan bukti,
contoh, atau alasan lain yang tidak dapat dibantah. Karangan
argumentasi sering terdapat pada rubrik opini di surat kabar maupun
majalah. Selain itu, terdapat pula pada rubrik editorial.
e. Karangan Persuasi

Kata persuasi diambil dari bahasa inggris yaitu to persuade yang berakna membujuk
atau menyarankan. Karangan persuasi merupakan karangan yang berisi ujukan,
rayuan, dan ajakan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu. Dalam karangan
persuasi ini penting menyampaikan bukti yang faktual sehingga pembaca dapat
percaya terhadap gagasan yang disampaikan oleh penulis.

Anda mungkin juga menyukai