Ir Kardjono
Ir Kardjono
Ir Kardjono
Kerangka Karangan
Anggota :
Namun dalam pelaksanaannya judul karangan bisa sama saja dengan topik
karangan akan tetapi topik karangan bukanlah sebuah judul. Sebab, topik harus
mencakup hal yang luas semestara judul bersifat tajam dan memiliki variabel yang
jelas.
Bagi penulis terutama pemula pembuatan topik, tema, dan judul
karangan harus seusai minat dan hal yang dikuasai. Misalnya seorang mahasiswa
menyukai film dan musik. Dari dua topik ini bisa dibuat menjadi beberapa
karangan yang tercermin dari judul. Perhatikan tabel berikut:
Musik Musik dapat dijadikan sebagai obat a. Mau Mengurangi Stres? Dengarkan
untuk mengurangi stres dan teman Musik!
belajar. b. Belajar Sambil Mendengarkan Musik?
Siapa Takut!
c. Belajar dengan Santai Dengarkan Musik
Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Setelah menemukan topik serta tema yang akan dijadikan karangan. Maka
langkah selanjutnya adalah mentukan kerangka karangan. Adapun langkah dalam
membuat kerangka karangan menurut Danim (2010: 35) adalah menjabarkan
turungan yang relevan dengan topik yang telah dibuat. Dengan demikian
pembuatan kerangka karangan harus sesuai dengan topik yang terbentuk dari
gagasan yang lebih terperinci.
Adapun pola kerangka karangan terdiri dari pola alamiah dan pola logis
(Keraf, 1994: 136; Finoza, 2009: 227). Kedua pola ini masih terdiri dari beberapa
subpola.
Pola alamiah terdiri dari pola urutan waktu dan pola ruang sedangkan
pola logis terdiri dari pola sebab-akibat, umum-khusus, klimas-antiklimaks, dan
pemecahan masalah. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Pola Alamiah
Pola alamiah memiliki dua pola, yaitu pola urutan waktu dan pola
ruang. Pola urutan waktu berlandaskan pada tahapan suatu peristiwa atau
kejadian. Tahapan peristiwa ini identik dengan penggalan. Urutan waktu bisa
terlihat dengan tahun atau menggunakan kata-kata yang merujuk pada waktu
atau situasi waktu.
Perhatikan contoh berikut :
Pola logis merupakan pola yang terbentuk dari pikiran pengarang dengan
meletakkan gagasan serta konsep berdasarkan efek yang ingin dicapainya. Dalam
pila logis terdiri dari beberapa pola seperti berikut ini:
Pola sebab-akibat merupakan pola yang mengawali pembahasannya
dengan sebab kemudian disampaikan akibatnya, begitupun sebaliknya.
Perhatikan contoh pola sebab-akibat berikut:
I. Penebangan Liar
II. Efek Rumah Kaca
III. Polusi Udara
IV. Banjir dan Longsor Sebagai Efek Rumah Kaca
Pola klimaks dan antiklimaks adalah pola yang mementingkan bagian
penting dari suatu karangan.
Terbagi menjadi tiga, yakni karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah (Finoza,
2009: 325). Perhatikan table yang disampaikan Finoza (2009: 326) berikut ini:
a. Karangan Deskripsi
Kata deskripsi diambil dari bahasa Inggris dengan description yang
merujuk pada kata kerjanya to describe yang berarti melukiskan atau
menguraikan. Dengan demikian, karangan deskripsi merupakan karangan yang
berusaha menggambarkan benda, manusia, atau tempat tertentu. Hal yang
perlu diperhatikan dalam membuat karangan deskripsi adalah detail objek
yang disampaikan harus tepat sehingga mampu diterima oleh pembaca. Dalam
karya sastra, deskripsi sangat membantu dalam menguatkan tokoh maupun
menggambarkan latar tempat suatu cerita. Adapun dalam karya ilmiah,
deskripsi berguna untuk memberikan analog ataupun menyampaikan keadaan
faktual suatu objek.
b. Karangan Narasi
Inggris yaitu naration yang bermakna bercerita. Karangan jenis ini biasa
bahkan kini mulai tumbuh puisi yang bernarasi yang disebut dengan
puisi prosaik.
c. Karangan Eksposisi
Kata persuasi diambil dari bahasa inggris yaitu to persuade yang berakna membujuk
atau menyarankan. Karangan persuasi merupakan karangan yang berisi ujukan,
rayuan, dan ajakan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu. Dalam karangan
persuasi ini penting menyampaikan bukti yang faktual sehingga pembaca dapat
percaya terhadap gagasan yang disampaikan oleh penulis.