Kinetika Reaksi Orde 0-2 2018

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 71

Stabilitas Obat

(Drug Stability)

Kinetika Reaksi

Oleh:
S u p r @ p t O, M.Sc., Apt.
FAKULTAS FARMASI UMS 2018
Kinetika Reaksi Kimia

Review Lagi!
Kinetika Reaksi Kimia
aA + bB + … = Produk

1 d  A 1 d B 
Laju   
Laju reaksi adalah … a dt b dt
 ....  k  A B 
a b

k : konstanta laju
Orde reaksi
 Orde reaksi keseluruhan adalah jumlah
pangkat (a+b) dari konsentrasi-
konsentrasi molekul yang bereaksi (A
dan B)

 Orde reaksi menurut salah satu reaktan,


A atau B, adalah pangkat dari
konsentrasi reaktan tersebut, a atau b.
Contoh: reaksi etil asetat dengan NaOH

CH3COOC2H5 + NaOH(soln) CH3COONa + C2H5OH

Kecepatan reaksinya adalah:

d CH3COOC2 H 5  d NaOH
Laju     k CH3COOC2 H 5  NaOH
1 1

dt dt

Maka :
Reaksi tsb adalah orde pertama terhadap etil asetat dan orde pertama
terhadap NaOH ;

Orde reaksi keseluruhan adalah Orde dua


Persamaan Kecepatan Reaksi
Orde Reaksi Kimia
 Orde di sini digunakan untuk pengertian
"apparent order".
 Kecepatan reaksi adalah proporsional dengan
jumlah tabrakan, sedangkan jumlah tabrakan
adalah proporsional dengan konsentrasi masing-
masing reaktan.
k2
D + W PRODUK
Obat Air
Lanjutan …..
Hilangnya obat ditulis sebagai diferensial, - dD/dt,
maka:
- dD/dt α [D] [W]
dengan memasukkan k2 (konstante kecepatan reaksi),
persamaan menjadi:
- dD/dt = k2 [D] [W]
k2 = (konsentrasi)-1 (waktu)-1

Persamaan ini sebagai contoh reaksi orde kedua


(second order reaction).
Lanjutan …..
Definisi orde (untuk Overall order):
Jumlah eksponen (pangkat) dari konsentrasi reaktan dalam
persamaan kecepatan reaksi.

Bila W (air) dibuat dalam jumlah yang jauh lebih besar


dibandingkan dengan D (obat), maka persamaan menjadi:
-dD/dt = k1 [D] ; k1=(waktu)-1
dengan k1 = k2 [W] atau k1 = k2 [H20]

Persamaan reaksi ini adalah mengikuti kinetika orde


pertama semu (pseudo/apparent first order)
Lanjutan …..
Jika jumlah obat ditambahkan secara berlebihan,
misal pada sediaan suspensi, yakni jumlah obat
[D] seakan konstan, maka persamaan menjadi:
-dD/dt = k1 [D] = ko

dengan: ko = k1 [D] = k2 [D] [W]


ko = (konsentrasi)(waktu-1)

Reaksi demikian disebut orde nol semu (apparent


zero order).
Contoh:
 Ampisilin (Amp) stabilitasnya dalam larutan pada pH 8,
dengan reaksi sbb:
[Apm+] + [OH-] Produk
H2O
 Kecepatan reaksi (rate) = k [Apm+][OH-]
dengan k = 1,26 Ms, orde kedua.
 Jika larutan dibuffer pada pH 8, ternyata kecepatan
reaksi berubah menjadi orde satu semu, dengan:
 Kecepatan reaksi (rate) = k’ [Apm+]
k’ = k [OH-]
Satuan konstanta laju reaksi
• Reaksi orde-nol :

dA mol/liter
k    mol liter 1detik 1
dt detik
• Reaksi orde-pertama :

dA 1 mol/liter 1
k     detik 1
dt A detik  mol/liter detik
• Reaksi orde-kedua :

dA 1 mol/liter liter
k     liter mol 1detik 1
dt A detik mol/liter
2
2 mol detik
Reaksi Orde Nol
 Pengamatan terhadap pudarnya warna produk
multisulfa yg ditandai dg turunnya absorbansi
spektrofotometri pada panjang gelombang 500
nm menunukkan bahwa penurunan tsb
mengikuti laju orde nol (Garrett dan Carper)
 Laju penurunan absorbansi tersebut (A) seiring
waktu adalah:
dA
  k0
dt
dA
  k0
dt

 Laju tersebut konstan


 Laju tersebut tidak tergantung pada
(independen terhadap) konsentrasi
pewarna yang digunakan
Reaksi orde Nol:
dA
  k0
dt
Jika diintegrasikan antara absorbansi awal (A0)
dan absorbansi pd waktu t (At) maka:
At t
A0
dA   k 0  dt
0

At  A0   k 0t
At  A0  k 0t
At  A0  k0t
 Persamaan garis lurus
 Jika persamaan tsb diplotkan dg A pd sumbu
y dan t pd sumbu x maka slope garis lurus
yang terbentuk adalah –k0
 Pada pengamatan multisulfa tadi, didapat
harga k = 0,00082 absorban per jam pada
suhu 60oC
Orde nol:
ko = 6,94 x 10-4 dt-1;
t1/2 = 7,2 x 104 dt (20
jam);
t90 = 1,44 x 104 dt (4
jam)
Waktu paruh (t1/2)
 Waktu yang dibutuhkan untuk meluruh/hilangnya
zat, menjadi separuhnya.
 Waktu yang diperlukan untuk mengubah A
menjadi ½ A.
 Untuk orde nol :
Ao
t1 / 2 
2k o
Waktu kadaluwarsa (t90)
 Waktu suatu zat telah terurai sampai tinggal
90% dari konsentrasi mula-mula (yaitu ,
terurai 10%).
 Untuk orde nol :

0,1  Ao
t90 
ko
Sediaan suspensi merupakan Apparent zero
order kinetics

 Obat terdekomposisi dalam larutan


 Pada suspensi, konsentrasi obat dlm larutan
(obat terlarut) sama dengan kelarutannya (S)
 Ketika obat terlarut mengalami dekomposisi
(peluruhan/degradasi) maka akan dilepas
obat dari padatan (obat tersuspensi) shg
konsentrasi obat terlarut konstan
 Jadi, obat tersuspensi bertindak sebagai reservoir
bagi obat terlarut yang terus-menerus memberi
ganti porsi obat terlarut yang terdegradasi
 Persamaan laju degradasi obat dalam larutan
biasa (tidak ada reservoir) adalah:
d [A]
  k[A]
dt
 Dengan [A] adalah konsentrasi obat yang masih
utuh (undecomposed) pd waktu t dan k adalah
konstanta laju orde satu
d [A]
  k[A]
dt
 Pada suspensi, [A] dibuat konstan oleh pasokan
dari padatan tersuspensi, shg konstanta laju
reaksinya menjadi:
k[A] = k0
 Sehingga persamaan laju reaksinya mjd:

d [ A]
  k0 Apparent zero-
dt order
Contoh:
 Aspirin dalam sediaan cair mengandung 325
mg/5 ml (6,5 g/100 ml). Kelarutan aspirin pada
25oC adalah 0,33 g/100 ml. Bahan tambahan
lain membuat produk tsb mempunyai pH 6,0.
Konstanta degradasi orde satu aspirin dalam
larutan adalah 4,5 x 10-6 det-1.
 Hitung waktu kadaluwarsa (shelf life) sediaan cair
tersebut pada suhu 25oC!
Jawab:
k0 = k x [aspirin dalam larutan]
= (4,5 x 10-6 det-1) x (0,33 g/100 ml)
=1,5 x 10-6 g/100 ml det-1
Reaksi orde pertama

dc Jika diintegralkan antara c0 pd


  kc waktu t = 0 dan ct pada waktu t
dt tertentu maka:
c dc t
c0 c  k 0 dt
ln c  ln c0  k (t  0)
ln c  ln c0  kt
log c  log c0  kt
2,303
Dalam bentuk eksponensial, persamaan:

menjadi

dan persamaan

menjadi
The concentration
begins at c0 and
decreases as the rx
becomes progresively
slower

asymptot
Waktu paruh (t1/2)
 Waktu yang dibutuhkan untuk
meluruh/hilangnya zat, menjadi separuhnya.
 Untuk orde pertama :
0,693
t1/ 2 
k1
Waktu kadaluwarsa (t90)
 Waktu suatu zat telah terurai sampai tinggal
90% dari konsentrasi mula-mula (yaitu , terurai
10%).
 Untuk orde pertama:

0,105
t90 
k1
Figure 1.
Concentration-
time curve for a
first-order
reaction
Contoh Soal
Contoh soal
Latihan!
 Dalam monografi aspirin tertulis, bahwa aspirin
mempunyai kondisi paling stabil pada pH 2,5.
Pada pH tsb tetapan laju reaksi pada suhu 25oC
adalah 5 x 10-7 /detik (pseudo first order).
 Hitunglah waktu paruh dan batas umur simpan
(shelf life) aspirin tsb!
 Jawaban:

……………………………..
Reaksi Orde Pertama (Lanjutan)

Penentuan kinetika/orde reaksi dapat


ditinjau dari dua sisi:
1. Ditinjau dari Reaktannya (D)

2. Ditinjau dari Produk Degradasi (P)


Ditinjau dari Reaktannya (D):
k
D P
Jika koefisien D = P, maka persamaan:
[D] = [D]o e-kt
ln([D]/[D]o) =-kt
Bila diplot hubungan antara ln([D]/[D]o)
dengan t, maka slope = -k
ln([D]/[D]o) = -kt
ln([D]/[D]o)

Slope = -k

t
Ditinjau dari Produk (P):

[D] + [P] = [D]o= [P]~ dan [P]o = 0


[D] = [D]o - [P]

Ini disubstitusikan pada persamaan:


[D] = [D]o e-kt
[D] o -[P] = [D] o e-kt
dibagi dengan [D]o sehingga menjadi:
1 -([P]/[D]o) = e–kt
Lanjutan …..
1 - ([P]/[D]o) = e–kt ln {1 – ([P]/[D]o)}

1 - ([P]/[D]o) = e–kt
ln {1 – ([P]/[D]o)} = - kt Slope = - k

Plot ln {1 – ([P]/[D]o)} vs t
memberi garis lurus
dengan slope = - k t
Lanjutan …..
 [D] o - [P] = [D] o e-kt
 Ditata ulang [P] = [D] o - [D] o e-kt

Atau [P] = [D] o (1- e-kt)

 ln [P] = ln[D]o + kt - ln [D]o


 ln [P] = kt
 Plot ln [P] vs t memberi garis lurus dengan
slope = k
Ln[P] = kt
Ln [P]

Slope = k

t
Reaksi degradasi:
k
aD bP
Bila ditinjau dari reaktan (D):
Rate = - 1/a (d[D]/dt) = k [D]
ln[D] = ln[D]o – akt
Bila ditinjau dari Produk (P):
ln{1 - ( a [P] / b [D]o)} = - akt
ln[D] = ln[D]o – akt
ln([D]
Intercept = ln [D]o

Slope = - ak

t
ln{1 - ( a[P] / b[D]o)} = - akt
ln{1 – (a[P] / b[D]o)}

Slope = - ak

t
Kita lanjutkan
Kinetika reaksi orde dua
(second-order)
Reaksi Orde Kedua

 Laju reaksi bimolekuler (dwi molekuler)


biasanya merupakan reaksi orde dua

A + B produk

d [ A] d [ B]
   k[ A][ B]
dt dt
d [ A] d [ B]
   k[ A][ B]
dt dt
 Jika a dan b adalah konsentrasi mula-mula dari A
dan B, dan x adalah konsentrasi masing-masing
spesies yang bereaksi selama waktu t, maka:

 k a  x b  x 
dx

dt
jika a  b

 k a  x 
dx 2

dt
Reaksi orde kedua :
d  A d B 
   k  AB 
dt dt
x dx t

0 a  x 2
 k  dt
0

 k a  x b  x 
dx
  1   1 
dt     kt
a x a0
jikaa  b
x
 kt
a a  x 
 k a  x 
dx 2

dt 1  x 
k  
at  a  x 
Lanjutan: jika a  b
x dx t
0 a  x b  x  0
 k dt

2,303 b( a  x )
log  kt
a b a (b  x)
2,303 b( a  x )
k log
t ( a  b) a (b  x)
Orde Dua (Second-order)
k
D + D P

Rate = d[D] / dt = - k (D]2


Setelah diintegralkan diperoleh persamaan sbb:
I/[D] = l/[D]o + kt
Atau (dikalikan [D]o[D])
[D] =[D]o- k[D]o.t[D]
Kurva Orde Dua
I/[D] = l/[D]o + kt [D] =[D]o- k[D]o t[D]

I/[D] [D]

Intersept = [D]o

Slope = k Slope = -k[D]o

Intersept = l/[D]o t [D]


t
Reaksi degradasi orde dua yang
lain:
D + B k P
Bila [D] ≠ [B] maka:
Rate = - d[D] / dt = k [B] [D]
Bila D sebagai reaktan pembatas dan B adalah
reaktan berlebihan maka:
[B] = [B]o - [D]o + [D] = ∆o + [D] = [B]~+ [D]
Rate = - d[D] / dt = k [D] (∆o + [D]
-d[D]/{[D] (∆o + [D])} = kdt
Lanjutan …..
-d[D]/{[D] (∆o + [D])} = kdt
Setelah diintegralkan:
ln ([B]/[D]) = ln ([B]o / [D]o) + {[B]o - [D]o} k t
ln ([B] / [D])

t
Lanjutan …..
Apabila [D]o = [B]o maka:
Rate = - d[D]/dt
= k ([D] -∆o/2) ([D] + ∆o/2)

Rate = - d[D]/dt = k{[D]2 - ∆o2/4}


D+B k P

 Bila [D]o = [B]o, dan dimisalkan X adalah


konsentrasi D dan B yang telah bereaksi pada
waktu t.
 dX/dt = k ([D]o - X) ( [B]o - X),
 karena [D]o = [B]o maka:
 dX/dt = k ([D]o - X)2
Lanjutan …..
dX/dt = k ([D]o - X)2
 setelah diintegralkan diperoleh persamaan:
 {1/([D]o - X)} - {1/([D] o -0)} = k t
 X/{[D] o ([D]o -X)} = k t
 k = {1 /([D]o t)} {X/([D] o – X)}

 t1/2= {1/(k[D]o)}
 t90 = {1/9(k[D]o)}
A+B Produk
Contoh soal reaksi orde 2
Jawaban
Contoh soal orde 2:

H3C-CO-O-C2H5 + Na OH k H3C-CO-ONa+ C2H5OH


0,010 M 0,010 M
setelah 20 menit, ester yang telah bereaksi
5,66 x 10-4 M.

Hitung: a). k dan b) t1/2


Jawab:

a). k = {1/([D]o t} {X / ([D]o -X)}


={(1 / 0,01 x 20 mnt)} {(5,66 x 10-4 M) /(0,01 – 5,66 x
10-4)(M)}
= 6,52 M-1 menit –1
= 6,52 liter mol-1 menit –1

b). t1/2 = {1/(k [D] o)}


= 1 / (6,52)(10-2) menit
=15,3 menit
Penentuan orde reaksi
(Determination of order)

Ada beberapa cara penentuan orde reaksi:


 Metode substitusi (Substitution method)

 Metode grafik (Graphic method)

 Metode waktu paruh (Half-life method)


Metode substitusi
(Substitution method)
Metode grafik
(Graphic method)
Metode waktu paruh
(Half-life method)
Referensi
Prestasi Mahasiswa Farmasi UMS
Farmasi UMS kembali menorehkan
Prestasi di kancah International. Tidak
tanggung-tanggung medali Emas diraih
dalam IYIA (The 5th International Young
Inventors Award) 2018 di Bali.
Berkat inovasi yang diberi nama i-Mertion,
yang merupakan produk Penelitian dan
Penyempurnaan dari Sidory (Simple
Detector of Mercury) - alat yang digunakan
untuk mendeteksi merkuri dalam kosmetik
yang berbahan dasar dari bahan alam
(curcumin) dan diformulasikan dalam
bentuk nanopartikel, Tim dari Fakultas
Farmasi UMS berhasil meraih medali
Emas Kategori Science & Biotechnology
yang disusul Osaka University dari Jepang
di Posisi Kedua dan Warsaw University
dari Polandia di Posisi Ketiga.
Prestasi Mahasiswa Farmasi
UMS
Prestasi Mahasiswa Farmasi
UMS

 Juara 2 lomba Tahfidz

Anda mungkin juga menyukai