Fertilisasi, Cleavage&Implantasi
Fertilisasi, Cleavage&Implantasi
Fertilisasi, Cleavage&Implantasi
PENGANTAR
PROF PRATIWI-S3 2
FERTILISASI
• Fertilsasi adalah bertemunya ovum dengan
spermatozoa pada ampula tubafalofii ternak
betina (in vivo).
• Pembuahan meliputi beberapa tahap yaitu:
a. Penetrasi spermatozoa pada sel telur
b. Aktivasi sel telur
c. Pembentukan pro-nucleus
d. Perubahan pro-nucleus oleh kromosom
• Penembusan spermatozoa pada sel telur
disebabkan oleh :
1. Motilitas / gerakan spermatozoa
2. Enzyme hyaluronidase dari acrosoma
3. Zona lysin
• Reaksi acrosoma adalah bergabungnya
membran sel spermatozoa dengan membran
terluar acrosoma.
• Terdapat beberapa lubang pada acrosoma
sehingga isi acrosoma, hyaluronidase dan
enzyme seperti tripsin (Trypsin like enzyme)
terlepas dan membantu spermatozoa untuk
menembus cumulus oophorus.
• Pada saat spermatozoa masuk pada membran
vitelina isi spermatozoa masuk ke dalam
sitoplasma sel telur dan ekor spermatozoa
tertinggal.
• Pada kuda dan anjing, kepala spermatozoa
diam pada vitelus sampai terjadi pelepasan
polar body kedua.
• Pada spesies lain, pembuahan mengaktifkan
perkembangan sel telur untuk mempercepat
pendewasaan yang kedua
• Zona peluzida dan membrana vitelina akan
menghambat spermatozoa yang lain untuk
menembus sel telur.
• Bila sel telur gagal menghambat spermatozoa
lain untuk menembus seltelur, maka sel telur
dapat dimasuki oleh dua atau lebih
spermatozoa, disebut polispermy.
• Sel telur yang tidak dibuahi atau mengalami
degenerasi pada uterus akan difagositose
(dimakan oleh sel darah putih).
• Setelah bagian dalam spermatozoa masuk ke
dalam sel telur maka akan tampak dua pro
nucleus yaitu jantan dan betina.
• Pada tahap ini sudah memasuki tahap embrio.
Berikutnya dengan cara mitosis dan meiosis
terjadilah pembelahan sel sehingga menjadi 2 sel,
berikutnya menjadi 4 sel dan seterusnya, stadium
ini disebut stadium morulla.
• Setelah menjadi 32 sel atau 64 sel atau lebih, sel-
sel tersebut terletak di tepi seperti bola, sedang
di tengahnya terdapat cairan yang disebut
blastocoel dan stadium ini disebut blastosit.
• Embrio atau blastosit yang berada di uterus sapi
menghasilkan Bovine tropoblastic protein-1
kompleks (BTP-1) dan BTP-1 tersebut mencapai
target pada reseptor pada endometrium.
• Berikutnya endometrium menghasilkan
endometrium-prostaglandin sinthetase inhibitor
(EPSI). Selanjutnya EPSI menghambat Arachidonic
acid untuk diubah menjadi Prostaglandin F2.
• Bila Prostaglandin F2 tidak terbentuk, maka
hewan tidak terinduksi untuk siklus birahi
berikutnya.
• Blastosit yang terdiri dari 32 atau 64 sel akan
melepaskan diri dari zona peluzida pada hari
ke 9 setelah pembuahan.
• Pada hewan politokus atau hewan yang
beranak banyak blastosit akan mengatur diri
dan menempatkan diri (implantasi) secara
teratur sehingga ruangan uterus mencukupi.
• Sebelum implantasi dapat terjadi migrasi
blastosit antar kornua. Sehingga kornua yang
bunting tidak mesti terletak pada sisi tubuh
yang sama (ipsilateral) terhadap ovarium yang
mengalami ovulasi.
Peristiwa implantasi atau bersarangnya embrio pada
endometrium uterus sangat bervariasi pada hewan