Arthritis Rheumatoid
Arthritis Rheumatoid
Arthritis Rheumatoid
KELOMPOK 1 :
1. SENAWATI
2. HARNIWATI
3. IRMA SRIWAHYUNI
4. MARDIANA
DFINISI
Kata arthritis berasal dari
bahasa Yunani, “arthon”
yang berarti sendi, dan “itis”
yang berarti peradangan.
Secara harfiah, arthritis
berarti radang pada sendi.
Sedangkan Rheumatoid
Arthritis adalah suatu
penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya tangan
dan kaki) mengalami
peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan
seringkali menyebabkan
kerusakan pada bagian
dalam sendi (Febriana,2015).
infeksi
endokrin
autoimun
metabolik
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM
SKELETAL
a. Tulang
Tulang panjang, terdapat dalam
tulang paha, tulang lengan atas.
Tulang pendek (carpals)
bentuknya tidak tetap dan
didalamnya terdiri dari tulang
karang, bagian luas terdiri dari
tulang padat.
tulang ceper yang terdapat pada
tulang tengkorak yang terdiri
dari 2 tulang karang di sebelah
dalam dan tulang padat
disebelah luar.
Bentuk yang tidak beraturan
(vertebra) sama seperti tulang
pendek.
PEERSENDIAN
Klasifikasi struktural persendian :
1. Persendian fibrosa
2. Persendian kartilago
3. Persendian sinovial
Klasifikasi fungsional persendian :
1. SendiSinartrosis atau Sendi Mati
2. Amfiartrosis
3. Diartrosis
Klasifikasi persendian sinovial :
1. Sendi fenoidal
2. Sendi engsel
3. Sendi kisar
4. Persendian kondiloid
5. Sendi pelana
6. Sendi peluru
BIOFISIKA DAN BIOKIMIA SISTEM
IMUNOLOGI
Tangan dan
Pergelangan Tangan
Bahu
Siku
Kaki
Lutut
Pinggul
Tulang Belakang
Pada Leher
FAKTOR RISIKO
Tidak Dapat
Dimodifikasi
1. Faktor genetik
2. Usia
3. Jenis Kelamin
Dapat Dimodifikasi
1. Gaya hidup
- Status sosial ekonomi
- Merokok
- Diet
- Pekerjaan
2. Faktor hormonal
3. Bentuk tubuh
PATOFISIOLOGI
Proses awalnya, antigen (bakteri, mikroplasma atau
virus) menginfeksi sendi akibatnya terjadi
kerusakan lapisan sendi yaitu pada membran
sinovial dan terjadi peradangan yang berlangsung
terus-menerus. Peradangan ini akan menyebar ke
tulang rawan kapsul fibroma ligament tendon.
Kemudian terjadi penimbunan sel darah putih dan
pembentukan pada jaringan parut sehingga
membran sinovium menjadi hiperatropi dan
menebal. Terjadinya hiperatropi dan penebalan ini
menyebabkan aliran darah yang masuk ke dalam
sendi menjadi terhambat. Keadaan seperti ini akan
mengakibatkan terjadinya nekrosis (rusaknya
jaringan sendi), nyeri hebat dan deformitas
(perubahan bentuk) (Dipiro et al., 2008).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
LED: Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h).
Mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala
meningkat
Protein C-reaktif:
Scan radionuklida
A. NON FARMAKOLOGI
Pendidikan
Pemberian terapi
Kompres panas dan dingin
Diet
B. FARMAKOLOGI
Obat Antirematik Pemodifikasi
Penyakit (Disease-Modifying
Anti Rheumatic Drug
(DMARDS
a. Rituximab
b. Klorambusil
C. Metotreksat
Obat Anti-inflamasi Nonsteroid
a. Piroxicam
b. Aspirin
KOMPLIKASI
Osteoporosis
Nekrosis sendi
panggul.
Deformitaas sendi.
Kontraktur jaringan
lunak.
Sindrom Sjogren
(Bilotta, 2011).
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENKAJIAN
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan fisik
- Aktivitas/Istirahat
- Kardiovaskuler
- Integritas Ego
- Makanan/Cairan
- Higiene
- Neurosensori
- Nyeri/Kenyamanan
- Keamanan
- Interaksi Sosial
- Penyuluhan/Pembelajaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien
rumatoid arthritis (Doengoes, 2000) adalah sebagai
berikut :
Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan
oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas
skeletal, nyeri/ketidaknyamanan, intoleransi terhadap
aktivitas atau penurunan kekuatan otot.
Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran
berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi atau ketidakseimbangan mobilitas.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri
saat bergerak atau depresi. Depresi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan : Nyeri akut/kronis
berhubungan dengan distensi jaringan akibat
akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi
sendi.
Tujuan : Nyeri berkurang,
hilang atau teradaptasi.
Kriteria Hasil :
- klien melaporkan penurunan nyeri.
- menunjukkan perilaku yang lebih relaks.
- memperagakan keterampilan reduksi
nyeri yang dipelajari dengan peningkatan
keberhasilan.
- Skala nyeri 0-1 atau teradaptasi.
LANJUTAN……………………..
1. Kaji keluhan nyeri, skala nyeri, serta catat
lokasi dan intensitas, faktor - faktor yang
mempercepat, dan respons rasa sakit nonverbal.
RASIONAL
Membantu dalam menentukan kebutuhan
manajemen nyeri dan efektivitas program.
2. Berikan masase yang lembut
RASIONAL
Meningkatkan relaksasi/ mengurangi tegangan
otot.
IMPLEMENTASI
Implementasi adalah serangkai kegiatan yang di
lakukan oleh perawat untuk membantu klien
dari status masalah kesehatan yang di hadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kreteria hasil yang di harapkan
( gordon, 1994, dalam potter dan perry, 1997)
EVALUASI
Secara umum evaluasi ditunjuk untuk
1. Melihat dan menilai kemampuan klien
dalam mencapai tujuan
2. Menentukan apakah tujuan keperawatan
telah tercapai atau belum
3. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan
keperawatan belum tercapai.