Saluran Tertutup-HIDROLIKA

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

HIDROLIKA SALURAN

TERTUTUP
(WATER HAMMER)

KELOMPOK II
R.J Hartanto Sihombing 20170611014060
Diana Bayu Ningtias.P 20170611014026
Sherin Ursulla M Bolang 20170611014074
Fitri Asih 20170611014030
Ilman Yakimi 20170611014014
PEMAHAMAN SALURAN

Saluran adalah sebuah media yang di gunakan untuk mengalirkan fluida.


Dalam bidang teknik sipil kata saluran sangat identik dengan irigasi.
Irigasi sendiri adalah sebuah upaya atau cara yang di lakukan manusia untuk
mengalirkan lahan pertanian.
Dalam saluran irigasi saluran dibagi menjadi 2 yaitu :
 Saluran Tertutup
 Saluran Terbuka
• SALURAN TERTUTUP

Saluran tertutup adalah saluran yang tidak berhubungan langsung dengan


udara luar. Contoh saluran tertutup sering kita jumpai pada perkotaan. Seperti
pada gorong-gorong di pinggir jalan raya atau pipa-pipa besar di pinggir jalan.
• SALURAN TERBUKA

Saluran terbuka adalah saluran yang permukaan airnya berhubungan langsung


dengan udara luar.
Saluran terbuka sering kita temui pada area pedesaan. Contohnya pada daerah
sungai untuk pengairan irigasi.
PERBEDAAN ALIRAN TERTUTUP
DAN ALIRAN TEBUKA

Aliran tertutup adalah aliran yang terjadi akibat adanya perbedaan tekanan.
Pada saluran tertutup ( seluruh luasan terisi oleh fluida ). Disini di artikan
Aliran tertutup maka saluran yang di gunakan juga tertutup. Contoh dalam
kasus ini adalah jaringan pipa air yang ada di rumah kita.
Aliran terbuka adalah aliran yang terjadi akibatnya perbedaan tinggi elevasi
muka air pada suatu wilayah akibat pengaruh dari gravitasi.
SALURAN TERTUTUP PERPIPAAN

Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang


digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh (Triatmojo
1996 : 25).
Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada pipa
adalah adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada
saluran terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga
masih ada rongga yang berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya
sama dengan aliran pada saluran terbuka (Kodoatie, 2002: 215). Misalnya
aliran air pada gorong-gorong.
Perbedaan yang lainnya adalah saluran terbuka mempunyai kedalaman air (y),
sedangkan pada pipa kedalam air tersebut ditransformasikan berupa (P/y).
Oleh karena itu konsep analisis aliran pada pipa harus dalam kondisi pipa terisi
penuh dengan air.
Aliran viskos dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam. Apabila pengaruh kekentalan
(viskositas) adalah cukup dominan sehingga partikel-partikel zat cair bergerak secara
teratur menurut lintasan lurus maka aliran disebut laminar. Aliran laminar terjadi apabila
kekentalan besar dan kecepatan aliran kecil. Dengan berkurangnya pengaruh kekentalan
atau bertambahnya kecepatan maka aliran akan berubah dari laminar menjadi turbulen.
Pada aliran turbulen partikel-partikel zat cairbergerak secara tidak teratur
 Hukum Newton tentang kekentalan zat cair
Hukum Newton (dalam Triatmojo 1996 :2) tentang kekentalan menyatakan
bahwa tegangan geser antara 2 (dua) partikel zat cair yang berdampingan
adalah sebanding dengan perbedaan kecepatan dari kedua partikel (gradien
kecepatan) seperti terlihat dalam gambar 2.1 yang berbentuk
 Aliran Laminer dan Turbulen
Aliran viskos dapat dibedakan menjadi 2 (dua) tipe yaitu aliran laminer dan
tubulen.
• Dalam aliran laminer partikel-partikel zat cair bergerak teratur mengikuti
lintasan yang saling sejajar. Aliran ini terjadi apabila kecepatan kecil atau
kekentalan besar. Pengaruh kekentalan adalah sangat besar sehingga dapat
meredam gangguan yang dapat menyebabkan aliran menjadi turbulen.
Dengan berkurangnya kekentalan dan bertambahnya kecepatan aliran
maka daya redam terhadap gangguan akan berkurang, yang sampai pada
suatu batas tertentu akan menyebabkan terjadinya perubahan aliran dari
laminer ke turbulen.
• Pada aliran turbulen gerak partikel-partikel zat cair tidak teratur. Aliran ini
terjadi apabila kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil.
 Percobaan Osborn Reynolds
Pada tahun 1884 Osborn Reynolds (dalam Triatmojo 1996 : 3) melakukan
percobaan untuk menunjukan sifat-sifat aliran laminer dan aliran turbulen.
Alat yang digunakan terdiri dari pipa kaca yang dapat melewatkan air dengan
berbagai kecepatan (gambar 2.2). Aliran tersebut diatur oleh katub A. Pipa
kecil B yang berasal dari tabung berisi zat warna C. Ujung yang lain berada
pada lobang masuk pipa kaca.
Menurut Reynolds, ada tiga faktor yang mempengaruhi keadaan aliran yaitu
kekentalan zat cair μ (mu), rapat masa zat cair ρ (rho), dan diameter pipa
D. Hubungan
antara μ , ρ , dan D yang mempunyai dimensi sama dengan kecepatan adalah

Reynodls menunjukan bahwa aliran dapat diklasifikasikan berdasarkan suatu


angka tertentu. Angka tersebut diturunkan dengan membagi kecepatan aliran
didalam pipa dengan nilai , yang disebut dengan angka Reynolds. Angka
Reynolds mempunyai bentuk berikut ini
Berdasarkan pada percobaan aliran di dalam pipa, reynolds menetapkan
bahwa untuk angka Reynolds dibawah 2000, gangguan aliran dapat diredam
oleh kekentalan zat cair, dan aliran pada kondisi tersebut adalah laminer.
Aliran akan turbulen apabila angka Reynolds lebih besar dari 4000. Apabila
angka Reynolds berada diantara kedua nilai tersebut 2000<Re<4000 aliran
adalah transisi. Angka Reynolds pada kedua nilai di atas (Re =2000 dan Re =
4000) disebut dengan batas kritik bawah dan atas.
 Hukum Tekanan Gesek
Reynolds menetapkan hukum tekanan gesek (dalam Triatmojo 1996 : 5).
Percobaan yang telah di lakukan memberikan hasil berupa suatu grafik hubungan
antara kehilangan energi fh dan kecepatan aliran V. Gambar 2.4 menunjukan
kedua hubungan tersebut yang dibuat dalam skala logaritmik untuk diameter
tertentu.

Bagian bawah dari grafik merupakan garis lurus, dengan kemiringan 45°, yang
menunjukan bahwa fh sebanding dengan V, yang merupakan sifat aliran laminer.
Sedang bagian atas merupakan garis lurus dengan kemiringan n, dengan n antara
1,75 dan 2,0 yang tergantung pada nilai Re dan kekasaran.
 Aliran Laminer Dalam Pipa
Dalam aliran laminer partikel-partikel zat cair bergerak teratur mengikiuti
lintasan yang saling sejajar. Aliran laminer lebih mudah terjadi bila kecepatan
aliran relatif kecil sedangkan viskositas cairan besar dan pengaruh kekentalan
cukup dominan dibandingkan dengan kecepatan aliran, sehingga partikel-
partikel zat cair akan bergerak teratur menurut lintasan lurus (Triatmojo 1996
: 6).
Secara matematis aliran laminer akan terjadi bila perbandingan momentum
dan gaya viskous ada di bawah 2000, atau yang lebih dikenal dengan bilangan
Reynold (Re) < 2000. Bilangan Reynold (Re) dapat ditulis dalam bentuk
rumus sebagai berikut:

dengan V = kecepata rerata, D = diameter pipa, ν = kekentalan kinematik


Kehilangan energi selama pengaliran melalui pipa diturunkan dengan
menggunakan gambar 2.5, kehilangan energi pada pengaliran antara titik 1 dan
2 adalah : Karena V1 = V2, maka :

Apabila nilai ΔP dari persamaan disubsitusikan ke dalam bentuk


diatas, maka akan diperoleh:
 Aliran Turbulen dan Tegangan Reynolds.
Menurut Reynald V Gilles dalam Bambang Triatmojo (1996 : 58), untuk pipa-
pipa halus dan kasar hukum-hukum tahanan universal dapat diturunkan dari :

dengan :
f = faktor gesek
0 τ = tegangan geser pada dinding pipa.
ρ = kerapatan air (density)
V = kecepatan aliran.
Untuk menentukan tegangan geser yang ditimbulkan oleh turbulensi,
dipandang aliran zat cair melalui suatu elemen dengan luas dA (lihat gambar
2.7).

Pada gambar diatas v’ adalah kecepatan tegak lurus dA dan u’ adalah fluktuasi
kecepatan atau perbedaan kecepatan pada kedua sisi luasan. Massa zat cair
yang melalui luasan dA dalam satu satuan waktu adalah:
dengan menggunakan persamaan momentum: atau
Tegangan geser τ karena fluktuasi turbulen diperoleh dengan membagi
persamaan di atas dengan dA: atau

Tegangan geser yang diberikan oleh persamaan (2.6) dikenal sebagai tegangan
Reynolds.
 Pipa halus
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Blasius, dia mengemukakan
rumus gesekan f untuk pipa halus dalam bentuk:

Sedangkan percobaan Nikuradse memberikan persamaan yang agak


berbeda dengan Blasius. Persamaan tersebut adalah :
 Pipa Kasar
Tahanan pada pipa kasar lebih besar dari pada pipa halus, untuk pipa halus
nilai f hanya tergantung pada angka Reynolds. Untuk pipa kasar nilai f tidak
hanya tergantung angka Reynolds, tetapi juga pada sifat-sifat dinding pipa
yaitu kekasaran relatif k/D, atau ) / (Re, D k f φ = dengan k = kekasaran
dinding pipa, D = diameter pipa.
SALURAN TERTUTUP
BERPENAMPANG LINGKARAN
DENGAN ALIRAN PENUH (ALIRAN
SALURAN TERTUTUP )

vGeometri saluran tertutup berpenampang lingkaran yang dialiri penuh


seperti tampak pada Gambar 4.1(a) adalah :
SALURAN TERTUTUP YANG TIDAK
DIALIRI PENUH (ALIRAN
SALURAN TERBUKA

Aliran di dalam saluran tertutup yang tidak penuh dikategorikan sebagai aliran
saluran terbuka seperti tampak pada Gambar 4.1(b) apabila kedalaman aliran
adalah sebesar setengah dari diameter penampang maka :
KONSEP ALIRAN MELALUI PIPA

Ada tiga persamaan dasar dalam Mekanika Fluida dan Hidrolika yang berkaitan
dengan pengaliran air dalam pipa yaitu persamaan Kontinuitas, Momentum dan
pers. Energi.
Untuk aliran mantap dan satu dimensi persamaan energi dapat disederhanakan
menjadi persamaan Bernoulli. Ketiga bentuk persamaan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pers. Konstinuitas
Q= A1 - V2 = A2-V2 = konstan
Dengan :
Q : debit aliran
A : luas tampang aliran
V : kecepatan rerata aliran pada tampang tersebut. Indeks 1 dan 2 menunjukan
nomor tampang aliran yang ditinjau.
2. Pers. Momentum

Dengan :
F : gaya yang ditimbulkan oleh aliran zat cair
: rapat massa aliran

3.Pers. Bernoulli
PERJALANAN GELOMBANG
TEKANAN

GAMBAR
PERJALANAN GELOMBANG
TEKANAN
a. Gambar (a)

Air di dalam reservoir mengalir ke dalam pipa masih dalam keadaan sempurna dimana kecepatan aliran konstan karena tidak ada perlakuan

b. Gambar (b)

Terjadi penutupan secara tiba-tiba sehingga kecepatan aliran sama dengan nol di daerah dekat katup. Tekanan juga akan bertambah serta
gelombang akan dapat menuju reservoir

c. Gambar (c)

Tekanan balik yang terjadi akan terus bertambah memenuhi seluruh pipa sehingga gelombang awal yang terjadi pada pipa bertambah sampai
memenuhi pipa dan kecepatan dalam pipa menjadi sama dengan nol

Gambar (d)

Gelombang yang memenuhi pipa akan bertambah dan kecepatan aliran gelombang tertentu menuju kearah sumbu penutupan dan berakhir
pada waktu t = 21/c dan gerakan gelombang balik mengakibatkan adanya aliran yang ditekan menuju reservoir dengan kecepatan.

e. Gambar (e)

Gelombang tersebut akan terus kearah sumbu penutupan sampai batas waktu tertentu sehingga menekan air untuk kembali ke reservoir dengan
kecepatan Vo menuju keadaan stabil

f. Gambar ( f )

Gelombang yang telah sampai ke sumber penutupan akan mengalami osilasi kebawah, dimana V = Vo , V = O. Terjadi kembali kearah
sekitar sumber penutupan. Hal ini akan berlangsung sampai tekanan air akan mencapai keadaan stabil.
PENERAPAN WATER HAMMER

Aplikasi sistem perpipaan untuk distribusi fluida banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Fenomena water hammer merupakan salah satu
parameter yang harus diperhitungkan dalam merancang sebuah sistem
perpipaan. Fenomena ini terjadi akibat kenaikan gelombang tekanan ketika
aliran dihentikan secara tiba-tiba, dimana gelombang tekanan yang terjadi bisa
bernilai positif maupun negatif.

Sebagai contoh terdapat pada Pompa Hydraulic ram (Hydram) adalah pompa
air dijalankan dengan tenaga air itu sendiri. Pompa ini memanfaatkan “Water
hammer effect” untuk menghasilkan tekanan yang memungkinkan sebagian
dari air yang masuk memberi tenaga kepada pompa, diangkat ke titik lebih
tinggi dibandingkan head awal dari air tersebut.
POMPA HIDRAM

Bagian-bagian utama Pompa hidram ini terdiri dari pipa pemasukan (drive
pipe), pipa pengeluaran atau pipa pengantar (delivery pipe), katup limbah
(waste valve), katup pengantar (delivery valve), katup udara (air valve) dan
ruang udara (air chamber).
GAMBAR POMPA HIDRAM
AKIBAT WATER HAMMER

a. pompa dan katup dapat pecah karena lonjakan tekanan pada waktu terjadi
bentturan air
b. pipa dapat kempis karena tekanan negatif (tekanan vakum) yang terjadi
didalam pipa belakang pompa atau katup
c. jika putaran balik dari pompa tidak dapat dicegah dapat timbul kerusakan
akibat putaran air
d. Peralatan plambing akan rusak akibat tekanan yang ditimbulkan pukulan
air
e. Pasangan instalasi akan rusak karena getaran yang diakibatkan pukulan air
f. Sambungan-sambungan instalasi akan cepat bocor/rusak
GAMBAR

WATER HAMMER

Katup tertutup (air kondisi diam)

Katup terbuka (air bergerak)

Katup menutup (terjadi lonjakan tekanan)


GAMBAR

Pipa PDAM Jebol akibat


water hammer
PENCEGAHAN WATER HAMMER

1. untuk menghindari tekanan negatif dan pemisah kolom zat cair,dapat


digunakan tiga cara yaitu pada gaya , laluan fluida dan tangki peredam
2. pencegahan lonjakan tekanan
a. penutupan lambat
b. pelepasan tekanan.
c. Menghindarkan tekanan kerja yang terlalu tinggi
d. Menghindarkan kecepatan aliran yang terlalu tinggi
e. Menggunakan dua katup bola pelampung pada tangki air
f. Memasang alat pencegah pukulan air
g. Memasang rongga udara di dalam instalasi
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penjabaran diatas adalah Fenomena
water hammer merupakan salah satu parameter yang harus diperhitungkan
dalam merancang sebuah sistem perpipaan. Fenomena ini terjadi akibat
kenaikan gelombang tekanan ketika aliran dihentikan secara tiba-tiba, dimana
gelombang tekanan yang terjadi bisa bernilai positif maupun negatif, sebagai
contoh penerapan Water Hammer adalah pada pompa hidram. Selain itu
peristiwa Water Hammer juga dapat menyebabkan kerusakan,
diantaranya pompa dan katup dapat pecah karena lonjakan tekanan, pipa dapat
kempis karena tekanan negatif (tekanan vakum), dan lain-lain.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai