1. Formulasi tablet amoxicillin mengandung amoxicillin sebagai zat aktif dan bahan penolong seperti avicel, PVP, Mg stearat, talk, dan laktosa.
2. Tablet dibuat dengan metode granulasi kering karena amoxicillin tidak stabil pada kelembaban dan suhu tinggi.
3. Tablet dievaluasi melalui uji hancur, bobot, ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan disolusi untuk memenuhi persyaratan kualitas.
67%(3)67% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
4K tayangan12 halaman
1. Formulasi tablet amoxicillin mengandung amoxicillin sebagai zat aktif dan bahan penolong seperti avicel, PVP, Mg stearat, talk, dan laktosa.
2. Tablet dibuat dengan metode granulasi kering karena amoxicillin tidak stabil pada kelembaban dan suhu tinggi.
3. Tablet dievaluasi melalui uji hancur, bobot, ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan disolusi untuk memenuhi persyaratan kualitas.
1. Formulasi tablet amoxicillin mengandung amoxicillin sebagai zat aktif dan bahan penolong seperti avicel, PVP, Mg stearat, talk, dan laktosa.
2. Tablet dibuat dengan metode granulasi kering karena amoxicillin tidak stabil pada kelembaban dan suhu tinggi.
3. Tablet dievaluasi melalui uji hancur, bobot, ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan disolusi untuk memenuhi persyaratan kualitas.
1. Formulasi tablet amoxicillin mengandung amoxicillin sebagai zat aktif dan bahan penolong seperti avicel, PVP, Mg stearat, talk, dan laktosa.
2. Tablet dibuat dengan metode granulasi kering karena amoxicillin tidak stabil pada kelembaban dan suhu tinggi.
3. Tablet dievaluasi melalui uji hancur, bobot, ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan disolusi untuk memenuhi persyaratan kualitas.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12
Formulasi Tablet Amoxicillin
KELOMPOK 16
ISHAK FITRIONO 1808020263
NABELLA PUTRIANA E 1808020306 INE YULIANA GALUH 1808020343 Preformulasi Amoxicillin Tiap 500 mg mengandung: Amoxicillin 350 mg Avicel 50 mg (10%) PVP 15 mg (3%) Mg Stearat 2,5 mg (0,5%) Talk 5 mg (1%) Laktosa Ad 500mg (ad 100%) Perhitungan Formulasi Untuk 1 tablet
Amoxicillin 350mg
Avicel pH 10%= 10/100 x 500mg = 50 mg
PVP 3%= 3/100 x 500 mg = 15 mg
Mg Stearat 0,5%= 0,5/100 x 500 mg = 2,5 mg
Talk 1%= 1/100 x 500 mg = 5 mg
Laktosa anhidrat ad 100%= 500mg – (350mg + 15mg +
2,5mg + 5mg + 50 mg) = 77,5 mg
Zat Aktif
Amoksisilin adalah antibiotika golongan β-laktam dengan spektrum
luas, digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran napas, saluran empedu dan saluran seni, gonorhu, gastroenteritis, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp., seperti demam tipoid. Amoksisilin merupakan turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap penisilanase. Eksipien • Avicel Sebagai disintegran (penghancur), tujuan menentang pengikat tablet dan gaya fisik yang bertindak dibawah pengepaan untuk membentuk tablet, Mengontrol kecepatan lepasnya obat bila dikombinasikan dengan laktosa • PVP Sebagai pengikat Tujuan: menamba kohesivitas serbuk sehingga memberikan ikatan yang penting untuk membentuk granul • Mg Stearat Sebagai lubrikan untuk mengurangi gesekan antar permukaan tablet atau dinding lubang kempa. • Talk (glidan) Pemberian glidan untuk memperbaiki sifat alir granul dengan mengurangi gesekan antar granul dan gesekan dengan corong mesin. • Laktosa Sebagai zat pengisi untuk menambah bobot tablet Metode Pembuatan Metode yang digunakan adalah metode granulasi kering karena zat aktif amoxicillin memiliki sifat tidak stabil pada kelembaban tinggi dan suhu lebih dari 370, sehingga dibuat dalam metode granulasi kering. Dimana granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas dan lembab atau juga tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, dan dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa langsung.
Granulasi kering adalah proses pembuatan tablet dengan cara mencampurkan
zat aktif dan bahan dalam keadaan kering, untuk kemudian dikempa, lalu dihancurkan menjadi partikel yang lebih besar, lalu dikempa kembali untuk mendapatkan tablet yang memenuhi persyaratan. prinsipnya membuat granul yang baik dengan cara mekanis, tanpa pelarut. metode ini boleh digunakan apabila : -zat aktif memiliki sifat aliran yang buruk (tidak amorf) -zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab -kandungan zat aktif dalam tablet tinggi EVALUASI 1. Uji waktu hancur Dilakukan 6 tablet menggunakan disintegratin tester, persyaratan FI untuk waktu hancur : adalah kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit, untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur Farmakope Indonesia. Edisi IV. Prosedur kerja uji waktu hancur : Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, lalu masukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan menggunakan air bersuhu 370 ± 20C sebagai media kecuali dinyatakan lain dalam monografi. 2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang diangkat 2. Uji Keseragaman Bobot • Farmakope Indonesia. Edisi III : 20 tablet ditimbang satu persatu dan dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya, ≤ 2 tablet tablet yang mempunyai penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg-150 mg 10% 20%
151 mg-300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%
3. Uji keseragaman ukuran • Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selam percetakan, perubahan ketebalan merupakn indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisian granul ke dalam die. Alat yang digunakan pada uji keseragaman ukuran adalah jangka sorong. • Prosedur kerja uji keseragaman ukuran adalah sebagai berikut: 1. Diambil 10 tablet 2. Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet. 4. Uji Kekerasan Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan. kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. (Ansel, 1989:255) Ansel, C.H. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: UI Press. • Prosedur kerja uji kekerasan : 1. Tablet diletakkan diantara pegas penekan, kemudian alat dihidupkan. 2. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan pada tablet. 3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka sebagai penunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan kilogram. 5. Uji Kerapuhan Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan. Prinsip pengukurannya adalah penetapan presentase bobot tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test • Prosedur kerja uji kerapuhan : 1. Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil 2. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) = Wo 3. Tablet dimasukkan ke dalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm 4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil 5. Ditimbang bobot tablet = Wf 6. Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus : F = Wo – Wf x 100% Wo Ket : F = indeks kerapuhan Wo= bobot awal Wf= bobot akhir 6. Uji Disolusi Tablet Amoxicillin • Media disolusi yang digunakan yaitu 900 mL air dengan alat tipe 2 dan kecepatan 75 rpm selama 30 menit. Dengan dapar pH 5,0. Larutkan kurang 27,2 g kalium fosfat monobasa P dalam 3 liter air, atur pH hingga 5,0 ±0,1 dengan penambahan kalium hidroksida 45% (b/b), encerkan dengan air hingga 4 liter • Prosedur : 1. Masukkan sejumlah volume media disolusi seperti yang tertera pada masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan media disolusi hingga suhu 37o ± 0,5o, dan angkat thermometer. 2. Masukkan satu tablet ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan. 3. Ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakuakan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi (Farmakope Indonesia. Edisi IV)