Siklus Carnot
Siklus Carnot
Siklus Carnot
Kelompok 1
1. Sofan Setiawan (1610501031)
2. Faraida Izza N.A (1610501046)
3. Al Azizta Putri (1610501092)
4. Nila Indriya Sari (1610501096)
1. Siklus Carnot
Gambar 1
Sumber : Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1
Gambar diatas menunjukkan sebuah siklus Carnot
menggunakan gas ideal sebagai bahan kerja dalam
silinder dengan sebuah piston. Langkah yang terjadi
adalah sebagai berikut :
1. Gas berekspansi secara isothermal pada suhu TH,
menyerap panas QH (ab)
2. Ekspansi terjadi secara adiabatic sampai suhu
turun ke Tc (bc).
3. Kompresi terjadi secaraisotermal pada TC,
menegluarkan panas |Q c| (cd).
4. Kompresi secara adiabatic kembali ke keadaan
semula pada suhu TH (da).
Kita dapat menghitung efisiensi termal e dari mesin
Carnot pada kasus khusus dimana bahan kerja adalah
gas ideal. Untuk melakukan perhitungan ini,
pertama-tama harus rasio QC/QH dari kalor yang
dipindahkan dalam kedua proses isothermal dan
memakai persamaan (1) untuk mencari e.
Untuk gas ideal,energy dalam U hanya bergantung
pada suhu, sehingga akan konstan pada proses
isothermal manapun. Untuk ekspansi isothermal ab,
∆Uab = 0, dan QH setara dengan kerja Wab yang
dilakukan oleh gas selama ekspansi isothermal pada
suhu TH.
Perhitungan kerja telah dilakukan pada gas ideal dan
proses isotermal, dengan menggunakan hasil yang
diperoleh, di dapatkan :
QH = Wab = nRTH ln
Serupa dengan :
QC = Wcd = nRTC ln = -nRTC ln
Karena Vvd lebih kecil dari pada Vc, QC adalah
negative (QC = -|QC|); panas mengalir keluar gas
selama kompresi isothermal pada suhu TC.
Rasio kedua kuantitas kalor tersebut adalah :
.
Hal sederhana ini menunjukkan bahwa efisiensi mesin Carnot
bergantung hanya pada suhu kedua reservoir. Efisiensi akan
besar jika perbedaan suhu besar, dan akan sangat kecil jika
kedua suhu hampir setara. Efisiensi tidak akan tepat sama
dengan satu, kecuali TC = 0; akan kita lihat kemudian hal ini
juga mustahil.
Pendinginan Carnot
Karena masing-masing langkah dalam siklus Carnot adalah
reversibel, maka seluruh siklus dapat dibalik, hal ini mengubah
mesin menjadi pendingin. Koefisien kinerja dari pendingin Carnot
diperoleh dengan mengkombinasikan definisi umum dari K.
Persamaan untuk siklus Carnot :
Kemudian substitusikan
persamaan, = kedalamnya.
Hasilnya adalah
Ketika perbedaan suhu TH – TC kecil, K jauh lebih besar pari pada
satu; dalam kasus ini panas dalam jumlah besar dapat
“dipompakan” dari suhu rendah ketinggi dengan hanya dibutuhkan
sedikit kerja. Tetapi semakin besar perbedaan suhu, semakin
kecil harga K dan dibutuhkan sedikit kerja. Tetapi semakin besar
kerja yang diperlukan untuk memindahkan jumlah panas yang
dibutuhkan.
Siklus Carnot dan Hukum Kedua
Mesin Carnot beroperasi di antara dua suhu yang
sama karena setiap langkah dalam siklus Carnot adalah
reversibel, seluruh siklus dapat dibalik.
Jika dijalankan terbalik, maka sebuah mesin akan
menjadi pendingin. Tidak ada pendingin yang memiliki
koefisien kinerja lebih besar daripada sebuah
pendingin Carnot, jika beroperasi di antara dua suhu
yang sama.
Semua mesin Carnot yang beroperasi di antara dua
suhu yang sama memiliki efisien yang sama, tidak
tergantung pada jenis bahan kerjanya.
• Persamaan efisiensi mesin Carnot, yaitu pernyatan untuk
efisiensi mesin Carnot, meletakkan batas tertinggi
efisiensi untuk sebuah mesin sesungguhnya seperti turbin
uap. Untuk memaksimalkan batas tertinggi ini dan
efisiensi aktual dari mesin yang sesungguhnya, perancang
harus membuat suhu masukan TH setinggi mungkin dan
suhu keluaran TC serendah mungkin.
• Untuk sebuah turbin uap pada suatu pembangkit daya
listrik, TC dapat merupakan suhu sungai atau air danau;
maka kita menginginkan suhu pendidih (boiler) TH setinggi
mungkin.
• Polusi termal (thermal pollution), adalah konsekuensi tak
terhindarkan dari hukum kedua termodinamika, maka
perencanaan yang cermat menjadi sangat penting untuk
meminimalkan akibat ekologis dari pembangkit daya baru.
Aplikasi Siklus Carnot