Chap 3 - Cultural Controls

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

CULTURAL CONTROLS

Cultural control didesain untuk mendorong


terciptanya mutual-monitoring, yaitu sebuah
tekanan bagi individu untuk mematuhi norma–
norma dan nilai yang ada di dalam sebuah
kelompok di mana ia berada.
• Contoh
Tekanan sosial dan moral masyarakat lebih kuat dari
kontrak hukum. Tapi kontrol budaya yang kuat yang
dihasilkan oleh proses saling monitoring dalam
perusahaan. Cultural control akan sangat efektif jika
para anggota memiliki hubungan sosial atau
emosional satu dengan yang lainnya
Budaya perusahaan relatif tetap dari waktu ke
waktu.
Manajer mencoba untuk membuat dan membentuk
budaya perusahaan dalam banyak hal, baik dalam
kata dan contoh tindakan. Kode etik dan
penghargaan kelompok adalah salah satu
metode pembentuk budaya yang paling penting
dan sangat mempengaruhi culture controls
Pendekatan lain yakni transfer intra organisasi
(rotasi karyawan), pengaturan fisik dan sosial, serta
tone at the top.
Codes of conduct (kode etik)

• Dapat berupa peraturan formal yang tertulis, yang


dapat berisi nilai–nilai perusahaan, komitmen,
dan sebagainya.
Sebagian besar perusahaan di atas ukuran minimal
mencoba untuk membentuk budaya perusahaan
mereka melalui apa yang dikenal seperti kode etik,
atau pernyataan misi, visi, atau filosofi perusahaan.
Dokumen tertulis pernyataan umum dari nilai-
nilai organisasi, komitmen kepada stakeholder, dan c
ara-cara di mana manajemen ingin berfungsi.
Masing -masing kode ini atau pernyataan dirancang
untuk membantu karyawan memahami perilaku
seperti apa yang diharapkan bahkan tanpa adanya
aturan atau prinsip tertentu.
Laporan ini dapat mencakup pesan penting tentang
dedikasi terhadap kualitas atau pelanggan kontrol budaya
kepuasan, perlakuan yang adil terhadap staf dan pemasok,
keselamatan karyawan,inovasi, pengambilan risiko,
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika, komunikasi
yang terbuka, dan kemauan untuk berubah. Untuk efek
maksimum, pesan yang termasuk dalam laporan ini
harus diperkuat melalui sesi pelatihan formal, atau
setidaknya melalui beberapa diskusi antara karyawan dan
atasan mereka.
Beberapa kode etik memang gagal karena mereka tidak
didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan arahan yang
tepat dari atas. Manajer puncak tidak selalu muncul
berkomitmen untuk mereka, atau memberikan contoh
buruk melalui perilaku yang tidak pantas.
Group Rewards
(penghargaan kelompok)
• dapat berupa pemberian reward kepada sebuah
departemen atas pencapaian bersama dari
seluruh anggota departemen tersebut.
Memberikan penghargaan berdasarkan prestasi
juga mendorong kontrol budaya.
Dengan penghargaan kelompok, hubungan
antara upaya individu dan hasil yang dihargai
sangat sedikit, mungkin mendekati nol untuk
sebagian besar kelompok selain tim kerja kecil
Pendekatan Lain untuk Membentuk
Budaya Perusahaan
• Intraorganizational transfer, berupa saling
bertukar pengalaman antar depatemen sehingga
secara tidak langsung dapat meningkatkan
kemampuan bersosialisasi antarindividu.
• Physical and social arrangement, dapat berupa
penataan ruang atau desain gedung yang
disesuaikan dengan kebudayaan tertentu, tata cara
berpakaian saat bekerja, serta tata cara
percakapan.
• Tone at the top, bawahan akan melihat dan meniru
apa yang dilakukan oleh atasannya. Sehingga
apabila atasan menginginkan bawahannya
melakukan hal yang baik, ia pun harus melakukan
dan memberikan contoh yang baik.

Anda mungkin juga menyukai