Mekanisme Pengajuan SPP

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

PENGAJUAN

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN


(SPP)
6.6.1.Kerangka Hukum

Surat Permintaan Pembayaran diajukan oleh Bendahara


Pengeluaran kepada Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran melalui PPK SPKD berdasarkan
SPD yang telah dikeluarkan.

Permendagri 13/2006 (pasal 198 dan 210) membagi SPP


dalam 4 bentuk yaitu SPP Uang Persediaan (UP), SPP
Ganti Uang (GU), SPP Tambahan Uang (TU), dan SPP
Langsung (LS) dengan peruntukkan dan perlakuan yang
berbeda.
6.6.2.Deskripsi Kegiatan

Berdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakan


dengan SPD, bendahara pengeluaran mengajukan SPP
(Surat Permintaan Pembayaran) kepada pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui Pejabat
Penatausahaan Keuangan SKPD.

SPP diajukan dengan SPD sebagai dasar jumlah yang


diminta untuk dibayarkan kepada SKPD. SPP memiliki 4
jenis, yang terdiri dari:
•SPP Uang Persediaan (SPP-UP); dipergunakan untuk mengisi uang
persediaan tiap-tiap SKPD. Pengajuan UP hanya dilakukan sekali
dalam setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang persediaan
akan menggunakan SPP GU.

•SPP Ganti Uang (SPP-GU); yang dipergunakan untuk mengganti


uang persediaan yang sudah terpakai. Diajukan ketika Uang
Persediaan (UP) habis. Misal, pada bulan Januari sudah terpakai uang
UP sebesar Rp 9.750.000, maka GU yang harus diajukan melalui SPP
GU pada bulan Februari adalah sebesar Rp 9.750.000 untuk
mengembalikan saldo Uang Persediaan ke jumlah semula.

•SPP Tambahan Uang (SPP-TU); yang dipergunakan hanya untuk


memintakan tambahan uang, apabila ada pengeluaran yang
sedemikian rupa sehinggga saldo UP tidak akan cukup untuk
membiayainya. Akan tetapi, pembuatan TU ini haruslah didasarkan
pada rencana perkiraan pengeluaran yang matang.

•SPP Langsung (SPP-LS); diajukan untuk membayar gaji (LS-Gaji);


ataupun membeli barang dan jasa (LS-Barang dan jasa) baik
dilakukan sendiri maupun melalui pihak ketiga
Pengajuan dana TU harus berdasar pada program dan
kegiatan tertentu.
Misalnya, sebuah SKPD mempunyai saldo UP Rp
17.500.000, Untuk bulan Februari sudah dilaksanakan
pengeluaran sebesar Rp 15.000.000,- , sehingga pada awal
Maret harus diajukan SPP GU sebesar Rp 15.000.000,- untuk
mengembalikan posisi UP ke saldo normalnya. Pada bulan
Maret direncanakan adanya kegiatan swakelola yang sifatnya
tidak rutin senilai Rp 10.000.000,- yang jika dilaksanakan
dengan uang UP diperkirakan tidak akan cukup karena
kegiatan rutinnya diperkirakan butuh Rp 12.000.000. Dengan
demikian, atas kegiatan tersebut diajukan SPP TU tersendiri.
Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP TU ini harus
dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila tidak habis, harus
disetorkan kembali.
ILUSTRASI MEKANISME UP
SPJ/
NO TANGGAL URAIAN UP GU GU NIHIL TU REALISASI SALDO KAS

1 02/10/2007 MENDAPAT UP 10.000.000 - - - - 10.000.000

2 05/10/2007 BELANJA - - - - 6.000.000 4.000.000

3 15/11/2007 MENDAPAT GU - 6.000.000 - - - 10.000.000

4 20/11/2007 MENDAPAT TU - - - 10.000.000 - 20.000.000

5 25/11/2007 BELANJA TU - - - - 7.000.000 13.000.000


MENDAPAT GU NIHIL
6 05/12/2007 ATAS TU - - 7.000.000 - - 13.000.000

7 05/12/2007 SETOR SISA TU - - - (3.000.000) - 10.000.000

8 07/12/2007 BELANJA - - - - 5.000.000 5.000.000

9 31/12/2007 MENDAPAT GU NIHIL - - 5.000.000 - - 5.000.000

10 31/12/2007 SETOR SISA UP (5.000.000) - - - - -

5.000.000 6.000.000 12.000.000 7.000.000 18.000.000 -


6.6.3.Pihak Terkait
1. Bendahara
Dalam kegiatan ini, bendahara mempunyai tugas sebagai
berikut :
Mempersiapkan dokumen SPP beserta lampiran-
lampirannya
Mengajukan SPP kepada PPK SKPD
2. PPK SKPD
Dalam kegiatan ini, PPK mempunyai tugas sebagai berikut :
Menguji kelengkapan dan kebenaran SPP yang diajukan oleh
bendahara
3. PPTK
Dalam kegiatan ini, PPTK mempunyai tugas sebagai berikut :
Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam
proses pengajuan SPP LS
Langkah 1 (Persiapan Dokumen)
• Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
sebagai lampiran dalam pengajuan SPP.
• a. Untuk SPP-UP (SPP1=Pengantar, SPP2=Ringkasan, SPP3=Rincian)
• Salinan SPD
• Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
• Lampiran Lain yang Diperlukan
• b. Untuk SPP-GU
• Surat pengesahan SPJ atas penggunaan dana SPP-GU sebelumnya
• Salinan SPD
• Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
• Lampiran Lain yang Diperlukan
• c. Untuk SPP-TU
• Surat pernyataan Pengguna Anggaran
• Surat pengesahan SPJ atas penggunaan dana SPP-TU sebelumnya
• Salinan SPD
• Surat Keterangan penjelasan keperluan pengisian TU
• Lampiran Lain yang Diperlukan
• d. Untuk SPP-LS Gaji & Tunjangan
• Dokumen-dokumen pelengkap daftar gaji yang terdiri atas:
– pembayaran gaji induk;
– gaji susulan;
– kekurangan gaji;
– gaji terusan;
– uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji induk/gaji susulan/
kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas;
– SK CPNS;
– SK PNS;
– SK kenaikan pangkat;
– SK jabatan;
– kenaikan gaji berkala;
– surat pernyataan pelantikan;
– surat pernyataan masih menduduki jabatan;
– surat pernyataan melaksanakan tugas;
– daftar keluarga (KP4);
– fotokopi surat nikah;
– fotokopi akte kelahiran;
– surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP) gaji;
– daftar potongan sewa rumah dinas;
– surat keterangan masih sekolah/kuliah;
– surat pindah;
– surat kematian;
– SSP PPh Pasal 21; dan
– peraturan perundang-undangan mengenai penghasilan pimpinan dan anggota DPRD
serta gaji dan tunjangan kepala daerah/wakil kepala daerah.
• e. Untuk SPP-LS Barang & Jasa
• Surat pernyataan dari Pengguna Anggaran.
• Dokumen-dokumen terkait kegiatan yang terdiri atas:
• salinan SPD;
• salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait;
• SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani
wajib pajak dan wajib pungut;
• surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran dengan pihak ketiga serta mencantumkan nomor
rekening bank pihak ketiga;
• berita acara penyelesaian pekerjaan;
• berita acara serah terima barang dan jasa;
• berita acara pembayaran;
• kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga dan
PPTK sertai disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran;
• surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluan oleh bank
atau lembaga keuangan non bank;
• dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah
luar negeri;
• berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak
ketiga/rekanan serta unsur panitia pemeriksaan barang
berikut lampiran daftar barang yang diperiksa;
• surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang
dilaksanakan di luar wilayah kerja;
• surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan
pekerjaan dari PPTK apabila pekerjaan mengalami
keterlambatan;
• foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian
pekerjaan;
• potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku/surat pemberitahuan jamsostek); dan
• khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan
harganya menggunakan biaya personil (billing rate), berita
acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti
kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu
pekerjaan dan bukti penyewaan/pembelian alat penunjang
serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam
surat penawaran.
Langkah 2 (Pembuatan Dokumen
SPP)
• Dokumen SPP mempunyai 3 bagian (lembar)
yang harus disiapkan dan diisi oleh bendahara.
Masing-masing bagian mempunyai kolom-kolom
yang harus diisi disesuaikan dengan jenis SPP
yang diajukan. SPP tersebut kemudian dibuat 4
rangkap dengan distribusi; Lembar asli untuk
Pengguna Anggaran (PPK), Salinan 1 untuk
Kuasa BUD, Salinan 2 untuk Bendahara
Pengeluaran, dan Salinan 3 untuk arsip.
• a. SPP bagian 1
• SKPD diisi dengan nama dan kode satuan kerja perangkat daerah
• Unit kerja diisi dengan nama dan kode unit kerja di SKPD tersebut
• Alamat diisi dengan alamat satuan/ unit kerja perangkat daerah
• No. DPA-SKPD/ DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD diisi dengan tempat
pengesahan DPA-SKPD/ DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD yang menjadi
dasar pengajuan SPP
• Tanggal DPA-SKPD/ DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD diisi dengan
tanggal pengesahan DPA-SKPD/ DPPA-SKPD/ DPAL-SKPD yang
berkaitan dengan pengajuan SPP
• Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran APBD
• Bulan diisi dengan bulan pengajuan SPP
• Urusan pemerintahan diisi dengan nama dan kode urusan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh SKPD
• Nama program diisi dengan nama dan kode program SKPD yang
berkaitan dengan pengajuan SPP
• Nama kegiatan diisi dengan nama dan kode kegiatan SKPD yang
berkaitan dengan pengajuan SPP
• Untuk kasus pengajuan SPP UP, GU dan LS Gaji, nama
program dan kegiatan tidak perlu diisi jika penggunaan
dana untuk beberapa kegiatan.
• Huruf a Jumlah pembayaran yang dimintakan diisi
dengan jumlah rupiah dalam angka dan jumlah rupiah
dalam kata-kata sesuai permintaan SPP.
• Huruf b untuk keperluan diisi dengan uraian keperluan
pengajuan SPP
• Huruf c Nama bendahara/ pihak ketiga diisi dengan
nama bendahara pengeluaran (Jika pengajuan SPP
bukan LS) dan/ nama pihak ketiga (Jika pengajuan SPP-
LS)
• Huruf d alamat diisi dengan alamat bendahara
pengeluaran atau alamat pihak ketiga
• Huruf e No. Rekening bank diisi dengan nomor rekening
bank bendahara pengeluaran atau pihak ketiga
b. SPP bagian 2
• Jenis kegiatan diisi sesuai dengan melingkari jenis kegiatan, yaitu:
– Gaji dan tunjangan (SPP LS gaji)
– Barang dan jasa (SPP LS barang dan jasa)
– Pengembalian pendapatan (SPP GU)
– Lainnya (SPP TU)
• Nomor dan nama kegiatan diisi dengan nomor dan kode unit kerja
perangkat daerah
• Alamat diisi dengan alamat satuan/ unit kerja perangkat daerah
• No 4-10 Hanya diisi khusus untuk Pengajuan SPP LS barang dan jasa
pihak ketiga:
• Nama perusahaan diisi dengan nama perusahaan yang menjadi pihak
ketiga/ rekanan dalam pengadaan barang
• Bentuk perusahaan diisi dengan melingkari jenis perusahaan
• Alamat perusahaan diisi dengan alamat jelas perusahaan
• Nama pimpinan perusahaan diisi dengan nama jelas
• Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama bank dan nomor
rekening bank milik pihak ketiga
• Nomor kontrak diisi dengan nomor surat kontrak (antara SKPD dan pihak
ketiga, khusus SPP LS barang dan jasa pihak ketiga)
• Untuk pekerjaan/ keperluan diisi dengan uraian nama pekerjaan atau uraian
keperluan pengeluaran
• Dasar pengeluaran diisi dengan nomor SPD dan tanggal SPD serta jumlah
rupiah yang tercantum dalam SPD (jumlah rupiah mengaju kepada jumlah
dana yang di-SPD kan saat ini).
c. SPP bagian 3
• Tahun anggaran diisi dengan tahun pelaksanaan anggaran
• Kolom 1 No. Diisi dengan nomor urut
• Kolom 2 kode rekening diisi dengan kode rekening jenis belanja
untuk SPP-UP/GU/TU/LS
– Untuk UP, kode rekening dan rincian objek bisa dikosongkan
(tidak perlu sampai ke rincian objek), karena belum ada
kegiatan/ hanya mengisi kas SKPD. Dengan kata lain, belum
ada kegiatan yang harus dipertanggungjawabkan.
– Untuk SPP GU, diisi dengan kode rekening dan uraian kegiatan
yang sudah memakai dana UP tersebut, sampai dengan rincian
objeknya.
– Untuk SPP TU, diisi dengan kegiatan yang membutuhkan dana
TU tambahan sampai dengan kode rekening dan rincian
objeknya
– Untuk SPP LS, diisi sampai dengan kode rekening dan rincian
objek
• Kolom 3 uraian diisi sesuai dengan uraian kode rekening pada
kolom 2
• Kolom 4 jumlah diisi dengan jumlah rupiah
Langkah 3 (Pengisian Register SPP)
• Setelah proses pembuatan dokumen selsai dilakukan,
bendahara mencatatkan SPP yang diajukan tersebut
dalam register yang telah disiapkan.
• Cara Pengisian Register SPP
• Kolom 1 diisi dengan nomor urut SPP-UP/ SPP-GU/
SPP-TU/ SPP-LS (Gaji, barang dan jasa)
• Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya SPP-UP/
SPP-GU/ SPP-TU/ SPP-LS (Gaji, barang dan jasa)
• Kolom 3 diisi dengan nomor SPP-UP/ SPP-GU/ SPP-
TU/ SPP-LS (Gaji, barang dan jasa) yang diajukan
• Kolom 4 diisi dengan uraian SPP yang diajukan SPP-
UP/ SPP-GU/ SPP-TU/ SPP-LS (Gaji, barang dan jasa)
• Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPP-UP/ SPP-GU/
SPP-TU/ SPP-LS (Gaji, barang dan jasa)

Anda mungkin juga menyukai