Diana Kusumastuti Permen 22 Tahun 2018 - 29 April
Diana Kusumastuti Permen 22 Tahun 2018 - 29 April
Diana Kusumastuti Permen 22 Tahun 2018 - 29 April
Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
BANGUNAN GEDUNG
KANTOR
BANGUNAN
GEDUNG RUMAH NEGARA
NEGARA
BANGUNAN GEDUNG
LAINNYA
KLASIFIKASI
Berdasarkan KOMPLEKSITAS
• BG Kantor dan BGN lainnya dengan jumlah lantai
Sederhana: BGN sd. 2 lantai
dengan teknologi- • BG Kantor dan BGN lainnya dengan luas sd.
500m2
spesifikasi sederhana • Rumah Negara Tipe C,D, dan E
Tidak Sederhana: BGN • BG kantor dan BGN lainnya dengan jumlah lantai
KLASI dengan teknologi- lebih dari 2 (dua) lantai;
BG kantor dan BGN lainnya dengan luas lebih dari
FIKASI
•
spesifikasi tidak 500 m2; dan
sederhana • Rumah Negara meliputi Rumah Negara Tipe A dan
Tipe B.
1 Menteri/ Ketua Lembaga 28,00 40,00 40,00 60,00 20,00 15,00 24,00 14,00 6,00 247,00 8
2 Wakil Menteri K/L 16,00 14,00 20,00 18,00 10,00 10,00 15,00 10,00 4,00 117,00 2
3 Eselon IA/ Anggota Dewan 16,00 14,00 20,00 18,00 10,00 10,00 15,00 10,00 4,00 117,00 5
R.Staf pada setiap
4 Eselon IB 16,00 14,00 20,00 9,00 5,00 7,00 4,40 5,00 3,00 83,40 2 jabatan diperhitungkan
berdasarkan jumlah
5 Eselon IIA 14,00 12,00 14,00 12,00 5,00 7,00 4,40 3,00 3,00 74,40 2
personel @ 2,2 - 3 m2/
6 Eselon IIB 14,00 12,00 10,00 6,00 5,00 5,00 4,40 3,00 3,00 62,40 2 personel, sesuai
dengan tingkat jabatan
7 Eselon IIIA 12,00 6,00 3,00 3,00 24,00 0
R. Toilet
8 Eselon IIIB 12,00 6,00 3,00 bersama
21,00 0
9 Eselon IV 8,00 8,80 2,00 18,80 4
B. RUANG PENUNJANG
JENIS RUANG LUAS KETERANGAN
1 2 3
1 2 3 4
- Menteri
KHUSUS 400 1000
- Kepala Lembaga Tinggi/ Tertinggi Negara
Keterangan :
1. Untuk :
- Untuk Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus.
- Untuk Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A.
Untuk Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu
2. Besar/Pendopo
Sepanjang tidakyang dihitung sesuai
bertentangan dengankebutuhan dan kewajaran.
luasan persil yang ditetapkan dalam RTRW, toleransi kelebihan luas
tanah yang diijinkan,
- DKI Jakarta untuk:
: 20%
- Ibukota Provinsi : 30%
- Ibukota Kab/ Kota: 40%
- Perdesaan : 50%
S TA N DA R J U M L A H L A N TA I
Bangunan Gedung Negara
JUMLAH LANTAI
Bangunan Gedung Negara harus mendapat
sepanjang tidak bertentangan persetujuan terlebih
dengan peraturan daerah setempat, dahulu dari Menteri
ditetapkan paling banyak 8
(DELAPAN) LANTAI
BIAYA PERENCANAAN
TEKNIS
BIAYA
PEMBANGUNAN
BIAYA PENGAWASAN
TEKNIS
BIAYA PENGELOLAAN
KEGIATAN
BIAYA PERENCANAAN TEKNIS
perjalanan dinas;
rapat;
penyusunan laporan;
pekerjaan arsitektur
Biaya Standar
(berdasarkan Standar harga
satuan, koefisien, luas pekerjaan perampungan
bangunan)
pekerjaan utitiltas
BIAYA
KONSTRUKSI perizinan selain IMB
FISIK
penyiapan dan pematangan
Biaya lahan
Nonstandar peningkatan arsitektur-
(berdasarkan kebutuhan struktur
nyata & harga pasar wajar
dgn MAKS. total 150% biaya
standar) green building
Kelengkapan BG (pekerjaan
ME)
BIAYA NON STANDAR
Presentase komponen pekerjaan non standar
JENIS PEKERJAAN PERMEN 45/2007 PERMEN 22/2018
Alat Pengkondisian Udara 10-20% dari X 7-15% dari X
Elevator/Escalator 8-12% dari X 8-14% dari X
Tata Suara (Sound System) 3-6% dari X 2-4% dari X
Telepon dan PABX 3-6% dari X 1-3% dari X
Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 6-11% dari X 6-11% dari X
Elektrikal (termasuk genset) 7-12% dari X 7-12% dari X
Sistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari X 7-12% dari X
Sistem Penangkal Petir Khusus 2-5% dari X 1-2% dari X
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 2-4% dari X 1-2% dari X
Interior (termasuk furniture) 15-25% dari X 15-25% dari X
Gas Pembakaran 1-2% dari X 1-2% dari X
Gas Medis 2-4% dari X 2-4% dari X
Pencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari X 1-3% dari X
Pondasi dalam 7-12% dari X 7-12% dari X
Fasilitas penyandang cacat & ke-butuhan khusus 3-8% dari X 3-5% dari X
Sarana/Prasarana Lingkungan 3-8% dari X 3-8% dari X
Basement (per m2) 120% dari Y Koefisien Pengali Lapis Besmen
Peningkatan Mutu *) 15-30% dari Z Paling Banyak 30% dari Z
Perizinan selain IMB - Paling Banyak 1% dari X
Penyiapan dan pematangan lahan - Paling Banyak 3,5% dari X
Pemenuhan persyaratan BGH - Paling Banyak 9,5% dari X
Penyambungan utilitas - Paling Banyak 2% dari X
PAGAR PAGAR
GEDUNG RUMAH
GEDUNG RUMAH
NEGARA NEGARA NEGARA NEGARA
TIDAK
SEDERHANA
TIPE C/D/E BELAKANG BELAKANG
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
PASCA KONSTRUKSI
Kegiatan persiapan untuk
PERSIAPAN mendapatkan:
Rencana kebutuhan • Status barang dari
Rencana pendanaan pengelola barang
Rencana penyediaan • SLF
dana • Pendaftaran BGN
DOK.
PENDAF-
TARAN
PERSIAPAN
RENCANA PERSETUJUAN
KEBUTUHAN
PEMBANGUNAN
1. Menteri Keuangan (APBN),
2. Menteri Dalam Negeri (APBD Provinsi)
3. Gubernur (APBD Kab./Kota)
Dalam hal pelaksanaan proyek tahun jamak tidak dapat dilakukan dengan
pentahapan, untuk efektifitas dan efisiensi harus dilaksanakan dengan
kontrak tahun jamak
PENDAPAT TEKNIS PERSETUJUAN (Menteri
(Menteri PUPR/ Kepala Keuangan / Kepala daerah
OPD Pembina BG) bersama DPRD)
PERENCANAAN TEKNIS
1. data dan informasi;
KONSEPSI 2. analisis;
RANCANGAN 3. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
4. program ruang;
10% 5. organisasi hubungan ruang;
6. skematik rencana teknis; dan
7. sketsa gagasan.
PELELANGAN KONSTRUKSI 5%
Laporan akhir pekerjaan perencanaan :
PENGAWASAN 1. dokumen perencanaan teknis;
BERKALA 2. laporan pengadaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi fisik;
3. laporan penyelenggaraan paket lokakarya Value Engineering, jika terdapat kegiatan VE;
15% 4. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa perencanaan konstruksi;
5. laporan akhir pengawasan berkala termasuk perubahan perancangan.
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
merupakan tahap perwujudan dokumen DILAKUKAN OLEH
perencanaan menjadi bangunan gedung yang PENYEDIA JASA
siap dimanfaatkan. KONSTRUKSI`
berupa kegiatan: harus mendapatkan
a. pembangunan baru; pengawasan teknis oleh
b. perluasan; penyedia jasa pengawasan
c. lanjutan pembangunan bangunan gedung konstruksi atau penyedia jasa
yang belum selesai; dan/atau manajemen konstruksi, dan
d. pembangunan dalam rangka perawatan pengawasan berkala oleh
(rehabilitasi, renovasi, dan restorasi) penyedia jasa perencanaan
termasuk perbaikan sebagian atau seluruh konstruksi.
bangunan gedung.
dokumen pelaksanaan
meliputi: konstruksi
a. pelaksanaan konstruksi sampai dengan
serah terima pertama (Provisional Hand
Over/PHO) pekerjaan; dan
b. pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan
konstruksi sampai dengan serah terima
akhir (Final Hand Over/FHO) pekerjaan.
PENGAWASAN TEKNIS
Oleh PENYEDIA JASA Meliputi kegiatan: rekomendasi
MANAJEMEN KONSTRUKSI a. pengendalian waktu; kelaikan fungsi
(MK), atau PENYEDIA JASA b. pengendalian biaya; bangunan gedung
c. pengendalian pencapaian sasaran fisik sesuai dengan
PENGAWASAN (kuantitas dan kualitas); dokumen IMB kepada
KONSTRUKSI d. tertib administrasi Pembangunan PA untuk pengurusan
Bangunan Gedung Negara. SLF
Meliputi pengawasan :
a. tahap perencanaan (jika menggunakan MK);
b. persiapan konstruksi;
c. tahap pelaksanaan konstruksi s.d serah terima pertama (PHO) pekerjaan konstruksi;
d. tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi s.d serah terima akhir (FHO) pekerjaan konstruksi.
Pendaftaran sebagai Pendaftaran dilakukan oleh K/L atau OPD Pengguna Anggaran
Bangunan Gedung Negara kepada:
a. Menteri melalui Dirjen Cipta Karya untuk BGN dengan sumber
Surat Keterangan Bukti pembiayaan dari APBN yang akan menjadi BMN, yang
Pendaftaran Bangunan dilaksanakan di tingkat pusat, termasuk perwakilan RI di luar
Gedung Negara dengan negeri; atau
diberikan Huruf Daftar b. Gubernur / bupati / walikota melalui OPD yang bertanggung
Nomor (HDNo) jawab dalam pembinaan BGN, untuk BGN dengan sumber
pembiayaan dari APBD yang akan menjadi Barang Milik
Daerah.
PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN TERTENTU
Penyelenggaraan pembangunan tertentu
Bangunan Gedung Negara terdiri atas:
1. pembangunan Bangunan Gedung Negara
dengan desain berulang;
2. pembangunan Bangunan Gedung Negara
dengan desain purwarupa (prototype);
3. pembangunan Bangunan Gedung Negara
terintegrasi;
4. pemeliharaan dan/atau perawatan
Bangunan Gedung Negara.
PEMELIHARAAN DAN/ATAU
PERAWATAN
Pemeliharaan bangunan merupakan usaha
mempertahankan kondisi bangunan dan upaya untuk
menghindari kerusakan komponen atau elemen
bangunan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi.
Perawatan bangunan merupakan usaha memperbaiki
kerusakan yang terjadi agar bangunan dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya.
Pemeliharaan dan/atau perawatan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
a. umur bangunan;
b. penyusutan;
c. kerusakan bangunan.
Biaya pemeliharaan ditetapkan paling banyak 2% dari
harga standar per m2 (meter persegi) tertinggi tahun
berjalan
UMUR BANGUNAN DAN
PENYUSUTAN
• Umur bangunan merupakan jangka waktu bangunan
gedung masih tetap memenuhi fungsi dan keandalan
bangunan, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan (50 tahun).
• Penyusutan merupakan nilai penurunan atau
depresiasi bangunan gedung yang dihitung secara
sama besar setiap tahunnya selama jangka waktu
umur bangunan. Ditetapkan sebesar:
a. 2% per tahun U/ bangunan permanen;
b. 4% per tahun U/ bangunan semi permanen
c. 10% per tahun U/ bangunan konstruksi darurat
• nilai sisa (salvage value) paling sedikit sebesar 20%
KERUSAKAN BANGUNAN