Gerd

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD/

Penyakit Refluks Gastroesofageal)

Disusun oleh:
Yuanita Hasna
DEFINISI

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD/


Penyakit Refluks Gastroesofageal) didefinisikan
sebagai suatu gangguan di mana isi lambung
mengalami refluks secara berulang ke dalam
esofagus, yang menyebabkan terjadinya gejala
dan/atau komplikasi yang mengganggu.
EPIDEMIOLOGI

• Insidensi terjadinya GERD tinggi pada negara-


negara barat.
• Dilaporkan sebanyak 13,4% -16,3 % pasien
menderita GERD di Taiwan, Malaysia, dan
Jepang.
PREVALENSI GERD DI ASIA
2,5-4,8% (<2005) 5,2-8,5% (2005-2010)
ETIOLOGI

• Rintangan Anti-refluks (Anti Refluks Barrier)


• Mekanisme pembersihan esofagus
• Daya perusak bahan refluks
• Isi lambung dan pengosongannya
GERD terjadi akibat ketidakseimbangan
antara faktor pertahanan pelindung esofagus
(barrier antirefluks, esophageal acid
clearance,tissue resistance) dan faktor
perusak seperti asam lambung
Patofisiologi
GERD merupakan penyakit multifaktorial di mana esofagitis dapat
terjadi sebagai akibat dari refluks kandungan lambung ke dalam
esofagus apabila:
• Terjadi kontak dalam waktu yang cukup lama antara bahan
refluksat dengan mukosa esofagus.
• Terjadi penurunan resistensi jaringan mukosa esofagus,
walaupun waktu kontak antara bahan refluksat dengan esofagus
tidak cukup lama.
• Terjadi gangguan sensitivitas terhadap rangsangan isi lambung,
yang disebabkan oleh adanya modulasi persepsi neural esofageal
baik sentral maupun perifer.
Mekanisme terjadinya GERD
MANIFESTASI KLINIS

• Heart burn
• Regurgitasi
Gejala klasik: • Disfagia

• nyeri dada non-kardiak


Gejala • suara serak
ekstraesofagus • Laringitis
• batuk karena aspirasi
Typical symptoms
(Heartburn/regurgitation)
Atypical symptoms Complications

With Chest pain Oesophageal


oesophagitis (visceral erosions
hyperalgesia) and/or ulcers

Without Hoarseness Stricture


oesophagitis (‘reflux
laryngitis’)

Asthma, Barrett’s
chronic cough, oesophagus
wheezing

Dental erosions Oesophageal


adenocarcinoma
DIAGNOSIS

• Anamnesis yang cermat merupakan alat utama


untuk menegakkan diagnosis GERD
• Standar baku diagnosis GERD adalah
endoskopi saluran cerna bagian atas (SCBA)
dengan ditemukannya mucosal break di
esophagus
Diagnosis banding

• Hiatus hernia
• Akhalasia
• Stenosis pylorus hipertrofi kongenital
• Obstruksi / atresia duodenum
• Mekonium ileus
PENATALAKSANAAN

Menghilangkan gejala / keluhan


Menyembuhkan lesi esofagus
Mencegah kekambuhan
Memperbaiki kualitas hidup
Mencegah timbulnya komplikasi
Modifikasi Gaya Hidup
• Mengurangi berat badan pada pasien yang
kegemukan
• Menghindari pakaian ketat
• Meninggikan posisi kepala saat tidur
• Menghindari makan sebelum tidur
• Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
Modifikasi Gaya Hidup
• Mengurangi konsumsi lemak dan mengurangi
jumlah makanan yang di makan
• Menghindari makanan seperti coklat, pepermint,
teh, kopi, dan minuman bersoda
• Menghindari konsumsi obat-obat yang dapat
menurunkan tonus LES seperti anti kolinergik,
teofilin, diazepam, opiat, antagonis kalsium,
agonis beta adrenergik, progesteron
Terapi Medikamentosa
Terapi Medikamentosa
• Antasid
• Antagonis Reseptor H2
• Obat prokinetik
• Sukralfat (Aluminium hidroksida + sukrosa
oktasulfat)
• Penghambat Pompa Proton (Proton pump
inhibitor/PPI)
KONSENSUS NASIONAL PENATALAKSANAAN
PENYAKIT REFLUKS GASTROESOFAGEAL
(GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE/GERD)
INDONESIA 2013
Obat-Obat Untuk GERD
PPI paling efektif dalam menghilangkan gejala serta
menyembuhkan lesi esofagitis pada GERD.17

Antasid dan H2Blocker hanya untuk menghilangkan


gejala ringan sampai sedang.18

PPI terbukti lebih cepat menyembuhkan lesi esofagitis


serta menghilangkan gejala GERD dibandingkan H2
Blocker dan prokinetik.19

Mengingat efektivitas dan cepatnya menghilangkan


gejala, pengobatan GERD harus dimulai dengan PPI
ALGORITME TATA
LAKSANA GERD PADA
PELAYANAN PRIMER
TERAPI BEDAH
Terapi Endoskopi

penggunaan energi radiofrekuensi, plikasi gastrik


endoluminal, implantasi endoskopik dengan
menyuntikan zat implan di bawah mukosa
esofagus bagian distal sehingga lumennya
menjadi lebih kecil
KOMPLIKASI

• Komplikasi yang paling sering terjadi yaitu striktur


dan perdarahan. Hal ini akibat adanya rangsangan
kronik asam lambung teradap mukosa esofagus,
sehingga terjadi perubahan mukosa esofagus dari
skuamosa menjadi epitel kolumnar yag metaplastik.
Keadaan ini disebut esofagus Barret (Barret’s
esophagus) dan merupakan suatu keadaan
premaligna. Risiko terjadinya karsinoma pada
Barrett’s esophagus adalah 30 – 40 kali dibandingkan
populasi normal.
PROGNOSIS

• Prognosis GERD sangat baik, sekitar 80-90% yang


terkena dapat sembuh dengan bantuan antasid.
Beberapa lainnya butuh pengobatan lain, teapi tidak
terlalu jelas berapa lama untuk sembuh.

Anda mungkin juga menyukai