Bab 9 Runway Geometric
Bab 9 Runway Geometric
Bab 9 Runway Geometric
Bab 9
Rekayasa Lapangan Terbang
1
Perencanaan Geometrik pada landasan pacu
2
Perencanaan Geometrik pada landasan pacu
3
Perencanaan Geometrik pada landasan pacu
4
Perencanaan Geometrik pada landasan pacu
5
PERENCANAAN GEOMETRIK LANDASAN PACU
6
Grup Tipe Wing span
Pesawat (m)
7
Contoh soal perencanaan geometris landasan pacu
8
Contoh soal perencanaan geometris landasan pacu
• Jawab :
Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200
Ukuran wing span B-737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka
Pesawat terbang rencana B-737-200 termasuk dalam Airplane
Design Group-III.
(Lihat : Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana)
9
Komponen pd Airplane Design Group
Runway
I II III IV V
Lebar Runway 75 ft 100 ft 100 ft 100 ft 150 ft
23 m 30 m 30 m 30 m 45 m
Lebar Bahu 10 ft 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft
Runway 3m 3m 3m 6m 7.5 m
Tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group
10
B-737-200 termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel
Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana) sehingga dari tabel
Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane
Design Group diperoleh :
11
Gambar Rencana :
12
13
14
15
RUNWAY DESIGN
16
DESAIN LANDASAN PACU
18
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG
19
DESAIN LANDASAN PACU
20
DESAIN LANDASAN PACU
21
DESAIN LANDASAN PACU
22
DESAIN LANDASAN PACU
24
DESAIN LANDASAN PACU
25
26
Desain panjang runway :
Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, panjang landasan pacu rencana dasar
(basic length runway) adalah 2.286 m .
Maka untuk kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal :
Untuk operasional lepas landas :
Take-off Distance ... = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-737-200
= 1,15 x 2.286 m
= 2.628,90 m
= 2.628,90 x 3,281 ft
= 8.625,42 ft
Take-off Run ........ = panjang landasan pacu rencana
= 2.286 m
= 2.286 x 3,281 ft
= 7.500,366 ft
Lift-off Distance ... = 0,55 x Take-off Distance
LOD = 0,55 x 2.628,90 m
= 1.445,895 m
= 1.445,895 x 3,281 ft
= 4.743,98 ft
27
Untuk operasional pendaratan (landing) :
Landing Distance (LD) ......... = TOD
= 2.628,90 m
= 8.625,42 ft
Stop Distance (SD) .............. = 0,6 x LD
= 0,6 x 2.628,90 m
= 1.577,34 m
= 1.577,34 x 3,281 ft
= 5.175,25 ft
Clearway (CW) ................... = ( 0,5 .(TOD – LOD))
= ( 0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
= 591,50 m
= 591,50 x 3,281 ft
= 1.940,72 ft
Stopway (SW) ..................... = 0,05 x LD
= 0,05 x 2.628,90 m
= 131,445 m
= 131,445 x 3,281 ft
= 431,27 ft
28
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength
hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) ... = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 2.286 m + (0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
= 2.286 m + 591,50 m
= 2.877,50 m
= 2.877,50 x 3,281 ft
= 9.441,078 ft
29
Refresh
Elemen – elemen dari landasan pacu terdiri dari :
1.Perkerasan ( pavement ) adalah bagian landasan pacu yang berfungsi sebagai bagian yang langsung
menahan beban pesawat, atau yang langsung dipergunakan untuk melayani operasi pesawat.
2. Bahu ( shoulder ) adalah bagian tepi luar perkerasan yang berfungsi untuk :
- Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan dari arah samping, sehingga tidak mudah terkikis
atau rusak.
- Memberikan sokongan untuk menahan semburan jet dari pesawat.
- Memberikan ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan
landasan pacu ( tempat meletakan alat – alat, material, dll ).
3. Bantal hembusan ( blast pad ), adalah bagian ujung landasan, pacu yang berfungsi untuk :
- Memberikan sokongan konstruksi pada bagian ujung, sehingga tidak mudah terkikis ( erosi ).
- Memberikan sokongan untuk menahan semburan jet dari pesawat.
Panjang bantal hembusan ( blast pad ) menurut ICAO adalah 35 meter.
4. Area keamanan ( safety area ), adalah bagian tepi luar dari bahu dan blast pad yang berfungsi sebagai :
- Menahan beban pesawat jika keluar dari landasan pacu ( keadaan darurat ).
- Memberikan ruangan pembantu pada waktu keadaan darurat.
- Memberikan ruangan pembantu untuk tempat peralatan perbaikan landasan pacu.
- Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan dari samping.
- Memberikan ruangan pembantu untuk tempat mobil-mobil pemadam kebakaran.
Bagian ini harus bersih, rata dan mempunyai drainase yang baik.
30
KODE ACUAN AERODROM (AERODROME REFERENCE CODE)
1 2 3 4 5
1 < 800 A < 15 < 4,5
2 800 – 1200 B 15 – 24 4,5 – 6
3 1200 – 1800 C 24 – 36 6–9
4 > 1800 D 36 – 52 9 – 14
E 52 - 60 9 - 14
“Lebar perkerasan tersebut haruslah minimum lebih besar dari rentang terluar
mesin pesawat, sehingga tak memungkinkan masuknya debu/batu-batu kecil ke
mesin pesawat”.
Lebar perkerasan dapat diambil sampai selebar rentang sayap pesawat.
31
Untuk pesawat-pesawat rentang terluar sisi roda pendaratan utama yang
lebar, maka lebar minimum dari perkerasan landasan pacu dapat dihitung
dengan mempergunakan rumus :
WR = TM + 2C
Dimana :
WR = lebar perkerasan minimum
TM = rentang terluar roda pendaratan utama
C = rentang antara bagian terluar dari roda pendaratan utama
dengan tepi perkerasan
32
Kemiringan melintang ( Transversal Slope )
Guna dapat mempercepat mengalirnya air hujan yang jatuh
dipermukaan landasan pacu, maka perlu dibuatkan kemiringan
melintang pada landasan seperti persyaratan yang diberikan oleh
ICAO.
KODE HURUF A B C D E
33
Kelandaian / kemiringan longitudinal ( Longitudinal Slope )
Batasan-batasan kelandaian / kemiringan longitudinal menurut ICAO dapat
dilihat pada table di bawah ini :
34
35
36
1. Bandara Matekane, Lesotho
Terletak di pegunungan tinggi, lepas landas maupun
mendarat di ujung Matekane yang tingginya 2.000 kaki
butuh keahlian luar biasa dari pilot. Prosesnya akan sangat
bergantung pada kondisi angin. Pesawat yang akan parkir di
sini tidak disarankan untuk terbang sebelum mencapai akhir
landasan pacu di ketinggian 1.312 kaki.