PENILAIAN STATUS GIZI-11sep

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PENILAIAN STATUS GIZI

SALLY MUTIA, SKM, MKM


METODE PENILAIAN STATUS GIZI

Pemeriksaan status gizi masyarakat pada prinsipnya


merupakan upaya untuk mencari kasus malnutrisi dalam
masyarakat , terutama pada golongan rentan

- Ibu Hamil, Ibu menyusui (kebutuhan zat gizi meningkat)


- bayi dan anak balita, (cepat mengalami malnutrisi karena
kebutuhan zat gizi meningkat
- Keluarga atau orang yang kebutuhannya tak tercukupi oleh
sistem distribusi makanan yang lazim karena jumlah keluarga
yang besar
- Lansia yang tinggal sendiri atau janda
ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI

GIZI (NUTRITION)
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ
serta menghasilkan energi.

STATUS GIZI
Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk tertentu
atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu. Contoh: Gondok
merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran Iodium
dalam tubuh

MALNUTRITION (GIZI SALAH, MALNUTRISI)


Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun
absolut satu atau lebih zat gizi
Ada empat bentuk malnutrisi :
1. Under Nutrition : kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau
absolut untuk periode tertentu
2. Specific Defisiency : kekurangan zat gizi tertentu, misalnya
kekurangan vitamin A, Iodium, Fe dan lain lain
3. Over Nutrition : Kelebihan Konsumsi pangan untuk periode tertentu
4. Imbalance : karena disproporsi zat gizi, misalnya : kolesterol terjadi
karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High
Density Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

KURANG ENERGI PROTEIN(KEP)


Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu. KEP
merupakan defisiensi gizi (energi dan protein) yang paling berat dan
meluas terutama pada balita dan banyak yang berasal dari keluarga
berpenghasilan rendah.
Penilaian Status Gizi

Langsung Tidak Langsung

-Survei Konsumsi
-Antropometri Makanan
-Biokimia
-Klinis -Statistik Vital
-Biofisik
-Faktor Ekologi
A. PENILAIAN SECARA LANGSUNG

1. Antropometri
a. Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.

b. Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam
tubuh
2. Klinis

a. Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

b. Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat
(rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi
secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu
atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui
tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
3. Blokimia

a. Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah
pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris
yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine,
tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot.

b. Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih
parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik.
4. Biofisik

a. Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode
penentuan status gizi dengan melihat kemampuan
fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan.

b. Penggunaan
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu
seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of
night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap.
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA TIDAK LANGSUNG

1. Survei Konsumsi Makanan

a. Pengertian
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan
status gizi secara tidak langsung dengan melihat
jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi

b. Penggunaan
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat
memberikan gambaran tentang kon¬sumsi berbagai
zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu.
Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan
kekurangan zat gizi.
2. Statistik Vital

a. Pengertian
Pengukuran status gizi dengan statistik vital
adalah dengan menganalisis data beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi.

b. Penggunaan
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian
dari indikator tidak langsung pengukuran status
gizi masyarakat.
3. Faktor Ekologi

a. Pengertian
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan
masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa
faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari
keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-
lain.
b. Penggunaan
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting
untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu
masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi (Schrimshaw, 1964). Secara ringkas,
penilani status gizi
FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH
METODE PENILAIAN STATUS GIZI

Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode


penilaian status gizi mempunyai kelebihan dan kelemaban
masing-masing. Dengan menyadari kelebihan kelemahan
tiap-tiap metode, maka dalam menentukan diagnosis
suatu penyakit digunakan beberapa jenis metode.
Penggunaan satu metode akan memberikan gambaran
yang kurang komprehensif tentang suatu keadaan.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam


memilih dan mengunakan metode adalah sebagai berikut.
1. Tujuan

Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih


metode, seperti ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang
digunakan adalah antropometri. Apabila ingin melihat status vitamin
dan mineral dalam tubuh sebaiknya gunakan metode biokimia.

2. Unit Sampel yang Akan Diukur

Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengamhi


metode penilaian status gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur
meliputi individu rumah tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi.
Apabila unit sampel yang diukur adalah kelompok atau masyarakat
yang rawan gizi secara keseluruhan sebaiknya menggunakan
metode antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah
bisa dipertanggungjawabkan
3. Jenis Informasi Yang Dibutuhkan

Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari


jenis informasi yang diberikan. Jenis informasi itu antara lain:
asupan makanan berat dan badan, tingkat hemoglobin dan situasi
sosial ekonomi. Apabila menginginkan informasi tentang asupan
makanan, maka metode yang digunakan adalah survei konsumsi.

Dilain pihak apabila ingin mengetahui tingkat hemoglobin maka


metode yang gunakan adalah biokimia. Membutuhkan informasi
tentang keadaan fisik seperti berat badan dan tinggi badan,
sebaiknya menggunakan metode antropometri. Begitu apabila
membutuhkan informasi tentang situasi sosial ekonomi sebaiknya
gunakan pengukuran faktor ekologi.
4. Tingkat Reliabilitas Dan Akurasi yang Dibutuhkan
Masing-masing metode penilaian status gizi mempunyai tingkat reliabilitas dan
akurasi yang berbeda-beda. Contoh penggunaan metode klinis dalam menilai
tingkat pembesaran kelenjar gondok adalah sangat subjektif sekali. Penilaian
ini membutuhkan tenaga medis dan paramedis yang sangat terlatih dan
mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang ini. Berbeda dengan
penilaian secara biokimia yang mempunyai reliabilitas dan akurasi yang
sangat tinggi, Oleh karena itu apabila ada biaya, tenaga dan sarana-sarana
lain yang mendukung, maka penilaian status gizi dengan biokimia sangat
dianjurkan.

5. Tersedianya Fasilitas dan Peralatan


Berbagai jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status
gizi. Fasilitas tersebut ada yang mudah didapat dan ada pula yang sangat sulit
diperoleh. Pada umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam
penilaian status gizi secara antropometri relatif lebih mudah didapat dibanding
dengan peralatan penentuan status gizi dengan biokimia.
Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang diimport
dari luar negeri dan ada yang didapat dari dalam negeri. Umumnya peralatan
yang diimport lebih mahal dibandingkan dengan yang produksi dalam negeri.
6. Tenaga

Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi peng-


gunaan metode penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam
pengumpulan data status gizi antara lain: ahli gizi, dokter, ahli kimia, dan
tenaga lain.

Penilaian status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli kimia atau analis
kimia, karena menyangkut berbagai jenis bahan dan reaksi kimia yang hams
dikuasai. Berbeda dengan penilaian status gizi secara antropometri, tidak
memerlukan tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja
sudah dapat menjalankan tugasnya. Kader gizi di Posyandu adalah tenaga gizi
yang tidak ahli, tetapi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, walaupun
disana-sini masih ada kekurangannya. Tugas utama kader gizi adalah melakukan
pengukuran antropometri, seperti tinggi badan dan berat badan serta umur anak.
Setelah mendapatkan data, mereka dapat memasukkan pada KMS dan langsung
dapat menginterpretasi data tersebut

Penilaian status gizi secara klinis, membutuhkan tenaga medis (dokter). Tenaga
kesehatan lain selain dokter, tidak dapat diandalkan, mengingat tanda-tanda klinis
tidak spesifik untuk keadaan tertentu. Stomatitis angular, sering tidak benar di-
interpretasikan sebagai kekurangan riboflavin. Keadaan ini di India diakibatkan
dari kebanyakan mengunyah daun sirih atau buah pinang yang banyak
mengandung kapur, yang dapat menyebabkan iritasi pada bibir.
7. Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempengaruhi
metode yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan,
bulanan dan tahunan. Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu
raasyarakat dan waktu yang tersedia relatif singkat, sebaiknya dengan
menggunakan metode antropometri. Sangat mustahil kita menggunakan
metode biokimia apabila waktu yang tersedia sangat singkat, apalagi
tidak ditunjang dengan tenaga, biaya dan peralatan yang memadai.

8. Dana
Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan
untuk menilai status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif
mahal dibanding dengan metode lainnya. Penggunaan metode
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi.
Jadi, pemilihan metode penilaian status gizi hams selalu
mempertimbangkan faktor tersebut di atas. Faktor-faktor itu tidak bisa
berdiri sendiri, tetapi selalu saling mengait. Oleh karena itu, untuk
menentukan metode penilaian status gizi, harus memperhatikan secara
keseluruhan dan mencennati kelebihan dan kekurangan tiap-tiap metode
itu

Anda mungkin juga menyukai