8+9. Design Penelitian Eksperimental (I-II)
8+9. Design Penelitian Eksperimental (I-II)
8+9. Design Penelitian Eksperimental (I-II)
MEMILIH RANCANGAN
YANG COCOK (TUJUAN,
SUMBERDAYA, WAKTU,
dana, DLL.)
DESKRIPTIF
BELAH LINTANG
OBSERVASIONAL
PROSPEKTIF /
ANALITIK
KOHORT
RETROSPEKTIF /
KASUS KONTROL
KUASI
EKSPERIMENTAL
EKSPERIMENTAL /
INTERVENSIONAL
EKSPERIMENTAL
MURNI
EKSPERIMENTAL /
INTERVENSIONAL
EKSPERIMENTAL KUASI
MURNI EKSPERIMENTAL
KELOMPOK PEMBANDING/KONTROL
• tidak dikenai intervensi yang diselidiki
efektivitasnya
• bukan berarti tanpa perlakuan
KEUNTUNGAN
1. Merupakan disain terbaik untuk
mengendalikan/ menyeimbangkan
(balancing) confounding variables
(variabel pengganggu).
2. Validitas internal tinggi.
3. Disain ini mempunyai pembanding
yang bersamaan waktunya (concurrent).
Jadi intervensi luar tdk mempengaruhi
hasil akhir.
4. Analisis mudah.
KERUGIAN
1. Rancangannya kompleks.
2. Kadang-kadang tidak etis.
3. Populasi studi dapat berbeda
dengan populasi target / sasaran.
4. Validitas eksternal rendah.
5. Double blind kadang sulit dilakukan.
BENTUK DESAIN EKSPERIMEN:
X O
O1 X O2
Pretest Treatment Postest
Kalau pada desain “1” tidak ada pretest, tetapi pada desain
ini “2” terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan.
Pengaruh perlakuan: O1 – O2. Desain ini mempunyai beberapa kelemahan,
karena akan menghasilkan beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tsb
antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak ada perbedaan O1 dan O2),
maturitation (subjek mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan
kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku),
serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekan yang paling fatal adalah tidak
akan menghasilkan apapun.
• Perlakuan dikenakan pada sekelompok unit
eksperimen dengan 2 kali pengukuran (pretest dan
posttest)
• Desain ini merupakan perbaikan dari disain the one
shot case study
Keuntungan :
Dapat dilakukan perbandingan pretest dan posttest (ada
pretest dan kedua test –pretest dan posttestdilakukan
terhadap unit eksperimen yang sama)
Kelemahan :
Validitas internal kurang, tidak ada jaminan bahwa
perbedaan antara O1 dan O2 hanya disebabkan oleh
perlakuan T
Banyak terdapat error karena : efek testing, efek instrumen,
efek maturasi, efek historis, error regresi, bias pemilihan, dan
efek mortalitas (secara umum disebut sebagai efek
confounded)
Efek ‘confounded’
History : selama mendapat perlakuan, sebagian subyek pindah ke
tempat yang lebih baik atau orang tua lebih menaruh perhatian
terhadap kegiatan anak
Maturation : menjadi lebih dewasa, lelah atau menjadi kurang
perhatian / makin antusias
Testing Effect : pengalaman mendapat pretest dapat menyebabkan
perubahan (motivasi, sikap, dll) pada subyek penelitian
Changing effect of Instrumentation : perubahan pada cara test, cara
skoring, teknik observasi atau wawancara menyebabkan perubahan
pada pre dan posttest Effect
Statistical regression : apabila terdapat kelompok atau nilai-nilai
ekstrim yang dibandingkan dalam pre dan posttest
Selection bases and mortality : apabila terjadi separate sample
(subyek yang sama tidak mengambil kedua test – pre dan posttest-)
perbedaan subyek penelitian pre dan posttest
3. SOLOMON FOUR-GROUP DESIGN
O1 X O2
O1 - O2
- X O1
- - O1
O1 X O2
O1 O2
Faktor - faktor yang mengganggu
validitas internal :
1. History
2. Maturasi
3. Testing
4. Instrumentasi
5. Seleksi
6. Mortalitas Eksperimental
Gangguan terhadap validitas eksternal :
1. Interaksi antara efek seleksi dan
variabel eksperimental
2. Efek reaktif terhadap pre-test
3. Efek reaktif terhadap prosedur
eksperimental
4. Interferensi perlakuan ganda
MANIPULASI VARIABEL
KONTROL
PENUGASAN RANDOM
(SAMPEL & PENUGASAN KELOMPOK)
PERLAKUAN (TREATMENT)
• Yaitu kelompok yang dikenai intervensi dan diselidiki efektivitasnya
• intervensi bisa tunggal atau kombinasi
KELOMPOK PEMBANDING :
• tidak dikenai intervensi, diselidiki efektivitasnya,
• bukan berarti tanpa perlakuan
SAKIT
TIDAK
SAKIT
SUBYEK
SAKIT
TIDAK
SAKIT
SAKIT
SUBYEK
TIDAK
SAKIT
INTERVENSI :
Paling sederhana : pendidikan gizi-kesehatan,
Pemberian terapi zat besi
Pemberian terapi diet
Pemberian terapi kausal : makanan kaya serat, zat besi,
flavonoid, isoflavon, dll
Harus dirumuskan/ dideskripsikan dengan jelas ,
sehingga pemberiannya konsisten/ sama untuk
semua subyek
contoh : penyuluhan harus tertulis (isi &
caranya) supaya dapat diberikan oleh siapapun
Makanan/minuman : sama jenis, tampilan,
dosis, waktu pemberian
• Blind / tersamar : peneliti tak tahu respondennya dapat
produk yang mana
• Randomisasi : semua responden/subyek mendapat
kesempatan yang sama untuk mendapat intervensi produk
tertentu. Cara randomisasi sederhana : undian, nomor
ganjil, dll. Yang baik : randomisasi dengan komputer atau
tabel random
• Uji klinik dengan self control : kontrolnya responden
sendiri, sesudah mendapat terapi dibanding sblum diterapi
• Cross-over : responden dapat produk pertama, diikuti
washout period, kemudian dapat produk kedua dan
sebaliknya pada kelompok lain
Rancangan Rambang Lugas (Completely
Randomized Design)
Rancangan Sama Subyek (Within Subject
Design)
Rancangan Faktorial (Factorial Design)
Rancangan Pola Silang (Cross-Over Design)
Rancangan Blok Tak Lengkap Berimbang
(Balanced Incomplete Design)
• Quasi experiments disebut juga dengan eksperimen
pura-pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan
dari true experimental design yang sulit dilaksanakan.
• Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak
digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
• Desain ini digunakan jika peneliti dapat melakukan
kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi
tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang
sesungguhnya.
• Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak
diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.
Pengendaliannya terhadap variabel – variabel
non eksperimental tidak begitu ketat dan
penentuan sampelnya tidak melalui
randomisasi.
Rancangan percobaan dan teknik analisis data
dapat menggunakan rancangan dan teknik
analisis sebagaimana yang berlaku untuk
penelitian eksperimental
• Eksperimen kuasi/semu adalah eksperimen yang memiliki
perlakuan (treatments), pengukuran-pengukuran dampak
(outcome measures), dan unit-unit eksperiment (experimental
units), namun tidak menggunakan penempatan secara acak.
• Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan
eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain tidak
mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi,
dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-
ancaman validitas.
• Di sebut eksperimen semu karena tidak memiliki ciri-ciri
rancangan eksperimen yang sebenarnya (seharusnya
variabel-variabelnya dikontrol atau di manipulasi).
• Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang cukup
untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya
• Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan
dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.
• Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan experimen.
• Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-
experimental design.
• Quasi Experimental Design digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian.
• untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok
kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental.
• Desain Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan kelompok kontrol
disamping kelompok eksperimen, namun
pemilahan kedua kelompok tersebut tidak
dengan teknik random.
• Penelitian eksperimental semu bertujuan
untuk menjelaskan hubungan-hubungan,
mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu
peristiwa, atau keduanya
Eksperimen semu dilakukan tanpa randomisasi, tetapi
menggunakan kelompok kontrol
NON R O1 X O2
NON R O3 - O4
b. Desain Eksperimen Seri
• Equivalent Time Sample Design
• Desain eksperimen yang dilakukan berdasarkan
satu (beberapa) seri pengukuran variabel
tergantung terhadap suatu kelompok subjek
• Subjek kelompok eksperimen juga sebagai
kelompok kontrol
NON R O1 O2 O3 X O4 O5 O6
c. Desain Eksperimen Seri Ganda
Control Group Time Series experimental
• Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk
penelitian tidak dipilih secara random.
• Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest
sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum
diberi perlakuan.
• Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten.
• Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan.
• Control Group Time Series experimental .....
• Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest
control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara random.
• Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian
diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan
postest.
• Control Group Time Series experimental......
• Pengembangan dari desain eksperimen seri
dengan memberikan kelompok kontrol
• Desain ini cukup adekuat untuk mengendalikan
validitas internal kecuali interaksi uji awal dengan
perlakuan dan interaksi seleksi dengan perlakuan
NON R O1 O2 O3 X O4 O5 O6
NON R C1 C2 C3 - C4 C5 C6
d. Desain Eksperimental Bergilir
• Counterbalance (seimbang) Design
• Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, (hanya
urutan perlakuannya berbeda-beda, dan dilakukan secara
random)
• Subjek diuji coba pada semua perlakuan, tetapi dalam rangkaian
yang berbeda dan hanya melakukan Post test
• Tiga Klasifikasi : Kelompok, Waktu dan Perlakuan
• Non R X1O X2O X3O X4O
Non R X2O X4O X1O X3O
Non R X3O X1O X4O X2O
Non R X4O X3O X2O X1O
• Kelemahan: pencemaran dari perlakuan yang lain
• Analisa Statistik: Membandingkan skor perlakuan pertama
dengan skor perlakuan kedua, ketiga dan keempat pada semua
kelompok
e. Desain Eksperimen Sampel Seri
• Desain dengan memberikan perlakuan pada
subjek secara tidak terus menerus
• Non R X1 O1 X0 O2 X1 O3 X0 O4
• Desain ini berusaha menghilangkan pengaruh
luar selama seri pengukuran dengan cara
melakukan pengukuran dalam waktu yang
berurutan setelah perlakuan diberikan
• Analisa Statistik: Uji perbedaan Mean O1 dan
O3 dengan Mean O2 dan O4
DESAIN EKSPERIMEN MURNI
(TRUE)
• Desain yang paling ideal untuk
mempelajari hubungan kausalitas
• Sumber invaliditas dapat dikontrol
• Ciri Khas: pengelompokan subjek dengan
cara random
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
Memenuhi kriteria :
1. Replikasi
2. Randomisasi
3. Kontrol
Keuntungan :
• Validitas eksternal >>,
• ada randomisasi
• Validitas internal >>,
• ada replikasi dan kontrol
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
E0 X E1
R C0 - C1
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
Perluasan rancangan :
E1 X1 E1’
E2 X2 E2’
C - C’
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
c. Desain Eksperimen Solomon
• Solomon Four Group Design
• Membagi subjek menjadi empat secara random
• Dalam desain ini, salah satu dari empat kelompok dipilih secara random.
Dua kelompok diberi pretest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari
kelompok pretest dan satu dari kelompok non-pretest diberi perlakuan
eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi post-test.
• Kelompok 1 dan 2 dilakukan pre test dan kelompok 3 dan 4 tidak ada pre
test
R O1 X O2
R O3 - O4
R - X O5
R - - O6
• Desain ini paling unggul untuk validitas tetapi kurang praktis dan ekonomis
• Analisa Statistik:
• Anakova antara O2 dan O4 dengan menggunakan O1 dan O3 sebagai
kovariabel
• Anava atau Uji t untuk menilai perbedaan O5 dan O6
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
TREATMENT BY SUBJECT DESIGN
- RANCANGAN SAMA SUBYEK
Beberapa perlakuan dikenakan pada subyek yang sama
dengan interval waktu tertentu (untuk menghindari residual
effect)
Keuntungan :
1. Variasi antar individu (unit eksperimen) dapat
dihilangkan
2. Jumlah subyek penelitian dapat diperkecil Penting
untuk penelitian dengan unit eksperimen manusia
Subyek 1 X1 X2 X3
Subyek 2 X1 X2 X3
Subyek 3 X1 X2 X3
Dst...
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
Kelemahannya:
- adanya efek bawaan (residual effect) tiap perlakuan, bisa diatasi dengan
Cross Over Design
Subyek 1 X1 X2 X3
Subyek 2 X2 X3 X1
Subyek 3 X3 X1 X2
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
. Yij = μ + Τi + εij i = 1, 2, …… , t
j = 1, 2,………., n
t = banyaknya perlakuan
n = banyaknya ulangan
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
ULANGAN pada RAL :
Diperoleh dari: Derajat bebas galat RAL ≥ 15
t ( n – 1 ) ≥ 15 t = banyaknya perlakuan
n = banyaknya ulangan
D1 F3 A2 C1 F1 B3 diperoleh:
6x4=
B2 F4 E3 D3 B4 C2 24 satuan
percobaan
A3 D4 F2 E1 C4 E4
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
PENGOLAHAN DATA dan SIDIK RAGAM
Percobaan dengan t perlakuan dan n ulangan
Perlakuan
Ulangan Total
1 2 .............. t
1 Y11 Y21 . . . . . . . . . . . . . Yt1
2 Y12 Y22 .
. . . .
. . . .
. . . .
n Y1n Y2n Ytn
Total Y1. Y2. Yt . Y..
Rerata Y1. Y2. Yt . Y..
DESAIN TRUE EXPERIMENT........
3. Desain Faktorial