Lesi Vesikobulosa

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 54

Novita Putri Ranggaswuni, S.

KG
1913101020010
Lesi
Vesikobulosa
Viral Disease
Herpes Simplex Infection

Bersifat self limiting disease (7-10


hari)

Etiologi:

• herpes simplex virus (HSV) I: oral, II: genital.


Manifestasi

 Gejala Prodromal
 Vesikel mudah pecah: ulser ireguler, sakit.
Jenis
o Primary Herpetic Gingivostomatitis
o Primary Herpetic Whitlow
o Recurrent Herpes Labialis (RHL)
o Recurrent Intraoral Herpes (RIH)

Diagnosis
 Titer antibodi (IgG, IgM)
 Anti HSV 1 atau 2 Positif
Transmisi
o Kontak langsung dengan sekret tubuh: Saliva, darah.
Pemeriksaan
o Sitologi
o HSV isolation
o Titer antibodi
Diagnosis Diferent
RIH dengan RAS
RHL dengan erythema multiforme
Primary gingivostomatitis dengan ANUG

treatment
 Acyclovir 200mg 5x/hari selama 7 hari
 Tingkatkan sistem imun dan jaga nutrisi (ulser sakit:
susah makan)
 Kontraindikasi kortikosteroid.
Varicella-zoster infection
Bersifat self limiting disease (2-3
minggu)

Etiologi:

• Varicella zoster virus


manifestasi
 Infeksi primer: chickenpox (cacar air) pada anak-
anak. Gejala prodromal (demam, malaise)
bersamaan dengan lesi kulit.

macula aritema -> papul -> vesikel -> pustule -> krusta
pada seluruh tubuh dan gatal.
komplikasi
 Post herpetic neuralgia: sakit pada seluruh
rongga mulut setelah 3 bulan pasca
kesembuhan
 Sindrom ramsay hunt: bells palsy, gangguan
pendengaran (tinnitus, nyeri telinga)

Transmisi
Melalui udara dan kontak langsung

Diagnosis Diferent
Infeksi sekunder dengan herpes simpleks: perbedaannya
menyebar tidak segmental dan bilateral
Treatment

 Acyclovir800 mg 5x/hari selama 7 hari


 Post herpetic neuralgia: acetaminophem
dan karbamazepin
Hand Foot and Mouth Disease/ Flu
Singapura
 Self limiting disease (5-8 hari)
 Etiologi: coxsackie virus tipe A16 -> hand foot and mouth
disease (HFMD): tipe A4 -> herpangina
 Manifestasi: gejala prodromal (demam, malaise)
 Gambaran klinis: Tampak lesinya sama dengan
herpangina, tapi lokasi di ekstremitas (tangan dan kaki)
dan anterior mulut (mukosa bukal, lidah, hard palate)
 Transmisi: melalui fecal-oral
 Epidemic: terjadi pada anak-anak <10 tahun
pada musim kemarau
 Treatment:
terapi causative: tidak perlu
terapi suportif: diet lunak, tinggi
protein, multivitamin,
hindari makanan panas
terapi paliatif: aloclair (kumur atau gel)
Herpangina
 Self limiting disease (5-8 hari)
 Etiologi: coxsackie virus tipe A16 -> hand foot and mouth
disease (HFMD): tipe A4 -> herpangina
 Manifestasi: gejala prodromal (demam, malaise)
 Gambaran klinis: Macula -> papul -> vesikel -> ulser
dikelilingi eritema pada posterior faring, tonsil, soft palate
(posterior mulut), sakit
Measles (Rubeola)
 Etiologi: Virus
 Penyebaran: udara, kontak langsung dengan alat yang
digunakan penderita, aliran darah ibu ke janin.
 Manifestasi: terjadi10 hingga 12 hari setelah terkena virus.
Demam akan berlangsung 4 hingga 7 hari.
 Gejala: Hidung beringus mata merah dan sakit
tenggorokan.
 Gambaran klinis: ruam merah yang biasanya dimulai di
wajah dan menyebar ke leher, dada, badan, kaki, dan
tangan.
 Tretment: Tidak ada pengobatan khusus,
gejala reda dalam waktu 7-10 hari, ruamn
hilang seiring berjalannya waktu.
Parasetamol atau ibuprofen dapat
digunakan untuk mengurangi demam,
meringankan rasa sakit, dan nyeri.
 Pencegahan: diimunisasi dengan vaksin
measles, mumps, dan Rubella (MMR) atau
campak, gondok dan rubella (CGR).
Immunologic Disease
Pemphigus vulgaris
 Etiologi : autoimun
 Manifestasi: lesi vesikobulosa, nikolsky sign, sakit
 Gambaran klinis: Lesi terdapat pada kulit dan
mukosa, bula kemudian pecah menjadi shallow
irregular ulcers
Mucous membran pemphigoid
(MMP)/cicatrical pemphigoid
 Umumnya menyerang membran mukosa
(oral dan konjuctival) lebih ekstensif daripada
kulit.
 Lesi umum di mulut: desquamative gingivitis
Bullous pemphigoid
 Lesiutama biasanya pada kulit, jaringan
pada oral, namun lesi oral BP lebih kecil,
terbentuk lebih lama daripada PV
Dermatitis Herpetiformis
Dermatitis herpetiformis adalah penyakit autoimun
yang berdampak pada kulit. Penyakit ini merupakan
kondisi ruam gatal yang berkaitan dengan gluten-
sensitive enteropathy (GSE). Ini terjadi ketika sistem
kekebalan imun tubuh bereaksi dengan gluten yang
dicerna oleh tubuh.
 Gejala
gatal, kulit terbakar seperti melepuh. Kulit yang
terbakar ini muncul di kulit kepala, wajah, siku, lengan
bawah, lutut, bahu, punggung, dan bokong
 Diagnosis
Pemeriksaan catatan medis dan mengamati lepuhan
pada permukaan kulit. Jika perkembangan penyakit
bertambah parah, dapat melakukan tes darah atau
biopsi sel kulit.
 Treatment
rendam kulit dalam air dingin untuk meredakan
bengkak, gatal, dan lakukan diet gluten. obat-
obatan seperti steroid, losion kalamin, dapson
antihistamin atau sulfapyridine dapat mengurangi
inflamasi (bengkak, kemerah-merahan), dan
mengurangi berat dan lamanya penyakit.
Linear Immunoglobulin A Disease (LAD)
 penyakit vesiculobullous subepidermal
autoimun yang mungkin idiopatik atau
diinduksi obat. berkaitan dengan penyakit
yang sebelumnya di alami yaitu dermatosis
bulosa kronis pada masa kanak-kanak.
 DD: pemfigoid bulosa dan dermatitis
herpetiformis.
 Diagnosis: biopsi kulit. Pewarnaan khusus sampel kulit di
laboratorium biasanya menunjukkan pengendapan
antibodi Immunoglobulin A (IgA) di kulit. Tes darah dapat
menunjukkan antibodi IgA yang bersirkulasi dalam darah.

 Treatment:

Pada orang dewasa, kondisinya memiliki perjalanan yang


tidak terduga tetapi cenderung kronis (berlanjut selama
bertahun-tahun). Perawatan jangka panjang biasanya
diperlukan untuk menekan kondisi dan menjaga kulit bersih
dari lepuh.

Penyakit IgA Linear sering merespons Dapson dengan sangat


baik. Perawatan lain termasuk: Prednisolon, Sulfapyridine,
Colchicine, Tetracyclines, Erythromycin, Azathioprine,
Cyclosporine atau Mycophenolate Mofetil. Krim steroid
topikal juga dapat digunakan. Terapi imunoglobulin
intravena dapat digunakan pada orang yang gagal
menanggapi pengobatan yang disebutkan di atas.
Hereditary Disease
Epidermolysis Bullosa
Epidermolisis bulosa (EB) adalah kelompok
penyakit keturunan yang menyebabkan kulit
menjadi rapuh dan mudah melepuh. Lepuhan
dapat terjadi akibat cedera ringan, paparan
cuaca panas, gesekan atau garukan.
 Gejala:
Kulit mudah melepuh, terutama di tangan dan
kaki
Kulit tampak menipis
Kulit gatal dan nyeri
Benjolan kecil berwarna putih seperti jerawat
Lepuhan di sekitar mata dan hidung
Lepuhan dan jaringan parut di kulit kepala
Rambut rontok
Lepuhan di dalam mulut dan kerongkongan
Gigi berlubang akibat pembentukan enamel
yang buruk
Kesulitan menelan
Gangguan pernapasan
Kelainan bentuk kuku atau kuku lepas.
 Diagnosis: Biopsi dan tes genetik
 Treatment: Antibiotik dapat di anjurkan bila
terdapat tanda penyebaran infeksi, seperti
demam atau pembengkakan kelenjar getah
bening.
Reactive Lesions
Traumatic Ulcer
Diagnosis
Rencana Perawatan
Banding
SAR Hilangkan faktor etiologi
Bechet’s syndrome
Sifilis Evaluasi kembali setelah 1-
Squamous cell 2 minggu
carcinoma
Jika ulser masih persisten,
harus ditinjau kembali
diagnosisnya

Jika dicurigai adanya


keganasan, dapat dibiopsi
Bacterial Infections
Sifilis
Disebabkan oleh
bakteri Treponema
pallidum.

Menular melalui
kontak seksual,
tranfusi darah yang
terinfeksi atau dari
ibu yang terinfeksi
terhadap anaknya.

Dapat juga melalui


kontak langsung.
Sifilis
• Gejala & Gambaran
Klinis
• Lesi muncul setelah 3-90 hari terpapar
• Timbul ulser yang tidak sakit
• Lesi tidak menghasilkan eksudat
• Lokasi biasanya di organ genital
• Regional limfadenopasti yang
umumnya kaku dan pembengkakan
yang tidak sakit
• Lesi soliter meskipun kadang-kadang
lesi multiple juga terlihat
• Lesi oral umumnya pada bibir, lidah,
palatum, gingiva dan tonsil
• Lesi sembuh tanpa terapi 3-12 minggu
sedikit atau tanpa scar.
Sifilis Sekunder
• Gejala & Gambaran Klinis
• Dimulai sekitar 2-10 minggu
• Menyebar sampai kulit  makula papula
cokelat kemerahan
• Ulser mukosa ditutupi mukoid
eksudat/mucous patch
• Plak verukal meninggi condilomata lata
• Sakit tenggorakan, malaise, sakit kepala,
kehilangan berat bedan, demam, sakit
muskoloskeletal
• Ruam yang muncul kemerahan dan makula
papula
• Terbentuk mucous patch dengan sedikit
peninggian berbentuk irreguler dan bewarna
putih keabuan
• Nekrosis epitel superfisial mungkin terjadi
 sakit dan terpapar jaringan ikat
dibawahnya
Sifilis Tersier
• Gejala & Gambaran Klinis
• Butuh beberapa tahun untuk
muncul dan ditemukan
• Manfestasi neural sifilis meliputi
general paresis (paralisis)
• Lesi granuloma focal (gumma)
terjadi
• Secara IO  palatum terlibat 
palatal perforasi
• Glositis general dengan mucosal
atrofi
• Bebas dari gejala dan tanda 
sifilis latent  1-30 tahun.
• Hipertrofi ventrikular kiri =
gagal jantung mungkin terjadi
• Psychosisi, demensia, dan
kematian
Sifilis Koengenital
• Gejala & Gambaran Klinis
• Bayi yang terinfeksi syphilis menunjukkan
gejala 2-3 minggu pasca dilahirkan.
• Gejala awal meliputi demam, lambatnya
pertumbuhan, anemia, circumoral radial skin
fissure dan desquamasi maculopapular.
• Temuan klinis pasien syphilis konginetal
disebut sebagai Triad Hutchinson, yaitu:
a) Hutchinson’s incisor (gigi insisif menyerupai
bentuk obeng), mulberry molar (bagian oklusal
molar seperti digrinding).
b) Occular interstisial keratitis, biasanya terjadi
sekitar usia 5-25 tahun melibatkan permukaan
kornea, sehingga berkurangnya daya lihat.
c) Gangguan pada N.Vestibulokoklearis.
Sifilis Koengenital
• Gejala & Gambaran Klinis
Selain triad hutchinson dapat juga terjadi
hydrocephalus, palatum dalam, mental retardation,
Diagnosis Banding Rencana Perawatan

Chancre : SCC, lesi Syphilis primer,


traumatik kronik, TB, sekunder, dan tersier
histoplasmosis awal berikan dosis
tunggal parenteral
penicilin.
Sifilis sekunder :
Kondisi infeksius dan Untuk tahap latent yang
non infeksius  lama diberikan penisilin
mucocutaneous intramuscular.

Sifilis tersier : Doksisiklin.


kerusakan lesi sel
limfoma NK/T Ceftriaxone.
Gonorrhea

Disebabkan oleh bakteri gram negatif


diplokokus Neisseria gonorroeae, yang
menginfeksi epitel columnar dari
traktus genital bawah, rektum, faring,
dan mata.

Infeksi ini terjadi karena kontak seks


langsung dengan penderita gonore
Gonorrhea
• Gejala & Gambaran
Klinis
• Tidak ada tanda klinis yang secara
konsisten berhubungan dengan oral
gonore.
• Munculnya multiple ulser dan
banyaknya daerah eritema.
• Terjadinya nekrosis, purulen dan
perdarahan pada gingiva anterior
mandibula
• Pada infeksi gonoccocal faring
terdapat tanda yaitu banyaknya
eritema yang berkaitan dengan ulser
dan servikal limfadenopati.
• Keluhan utama biasanya sakit
tenggorokan, tapi banyak juga
individu yang tidak mengalami
gejala.
Diagnosis Banding Rencana Perawatan
Penyakit-penyakit yang terdapat
lesi ulser yg multiple dan banyak Gonore yang belum terlalu
eritema dapat dijadikan diagnosis
banding parah dapat diberikan
antibiotik pilihan dengan
Ulser aphthous, ulser herpetik, single dose.
eritema multiform, infeksi
streptococcal dapat dijadikan
Pada wilayah barat, infeksi
pertimbangan
dapat diatasi dengan
Identifikasi cepat dengan antibiotik penisilin dan pada
mengidentifikasi N. gonorrhoeae wilayah timur dan afrika
dengan teknik antibodi diberikan 500 mg
immunofluoroscent dan tes
labratorium lainnya dapat
ciprofloxacin
mendukung penegakan diagnosis.
Tuberculosis (TB)
Disebabkan oleh bakteri aerobic, tidak
membentuk spora yakni
(Mycobacterium tuberculosis).

M. Tuberculosis membawa infeksi


melalui udara, dan membawa
mikroorganisme tersebut ke paru-paru.
Tuberculosis (TB)
• Gejala & Gambaran
Klinis
• Demam
• Berkeringat pada malam hari
• Rasa tidak enak badan
• Kehilangan berat badan
• Batuk berdarah
• Pada dahak ditemukan
M.tuberculosis
• Lesi pada rongga mulut biasanya
mengalami indurasi, kronis, luka
yang tidak sembuh, dan sangat sakit.
• Tulang pada maksila dan mandibula
juga mengalami osteomyelitis
• Nyeri pada saat menelan (karena
adanya ulcer di pharingeal) serta
perubahan suara.
Diagnosis Banding Rencana Perawatan

Primer sifilis TB: Isoniazid, rifampin,


Deep fungal infection pyrazinamide, dan ethambutol.
Sarcoidosis (first line)
Crohn’s disease
Orofacial granulomatus Streptomycin dapat digunakan
SCC sebagai first line jika terjadi
TU kronis kasus multidrug resisten .

Bacille Calmetter-Guerin
(BCG) merupakan vaksin yang
efektif untuk mengontrol TB
selama fase anak-anak.
Leprosy
(Hansen’s Disease)
Disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium leprae. Transmisi
penyakit ini dengan kontak langsung
dengan penderita yang terinfeksi dalam
jangka waktu yang lama.

Inokulasi bakteri melalui saluran


pernafasan juga dipercaya sebagai cara
transmisi penyakit ini.
Leprosy
• Gejala & Gambaran
Klinis
• Umumnya kulit dan saraf-saraf
tepi terkena, karena organisme
tumbuh dengan baik pada
temperatur dibawah 37° C.
• Lesi pada kulit muncul dengan
bentuk eritema plak atau nodul.
• Lesi yang sama bisa muncul pada
intraoral atau intranasal
• Seiring waktu deformitas
maksilofasial dapat terjadi,
destruksi pada anterior maksila
yang disebut facies leprosa.
• Resorbsi tulang
Penegakan Diagnosis Rencana Perawatan

Penting untuk menengakkkan


diagnosis dengan menggali
anamnesis apakah pasien ada
berkontak dengan pasien Obat yang paling umum
yang terinfeksi atau tinggal di digunakan adalah dapson,
daerah endemik rifampin, klofazimin dan
minocycline
Lesi ada pada oral dan kulit

Dibutuhkan biopsi untuk


penegakan diagnosis
Actinomycosis
Infeksi bakteri yang secara klinis dan
mikroskopik serupa dengan infeksi
jamur.

Disebabkan Actinomyces israelii juga


disertai keterlibatan Nocardia
asteroides.
Actinomycosis
• Gejala & Gambaran Klinis
• Kebanyakan infeksi terlihat pada
torax, abdomen, kepala dan leher.
• Umunya didahului trauma atau
kelanjutan dari infeksi
disebelahnya.
• Terlihat seperti bengkak pada
mandibula yg dapat menyebabkan
infeksi pyogenik.
• Lesi dapat mengeras dan
membentuk satu atau lebih draining
sinus.
• Kulit yang terlibat lesi mengeras
dan memiliki konsistensi ‘woody
hard’.
• Dapat menyebabkan osteomielitis
bila melibatkan maksila.
Diagnosis Banding Rencana Perawatan
Jangka panjang, penisilin
dosis tinggi.
Osteomielitis
Pada kasus parah berikan
Scrofula : melibatkan penisilin IV disertai
pemberian penicilin oral
infeksi jaringan lunak selama beberapa bulan
pada lidah. sampai tahun.

Infeksi Staphylococcus Pada kasus tidak terlalu


berat berikan penilisin oral
atau eritromisin dan
tetrasiklin.
Selain itu lakukan drainase
abses, debridemen dan
bedah eksisi dari scar dan
saluran sinus.
Noma
Penyakit ini dikarenakan malnutrisi pada anak-anak dan
dikarakteristikkan dengan terjadinya kerusakan pada jaringan
orofasial

Jaringan nekrosis yang terjadi karena invasi dari bakteri anaerob

pada host yang memiliki kesehatan sistemik yang kompromis.


Noma merupakan hasil dari kontaminasi oral dengan infestasi berat
bakteri Fusobacterium neckropkorum

Bakteri oportunistik ini memasuki jaringan rongga mulut


yang memiliki pertahanan rendah dikarenakan malnutrisi, dll
Noma
• Gejala & Gambaran Klinis
• Noma tipikalnya terjadi pada anak-anak.
• Penyakit yang berhubungan dengan noma yaitu
noma neonatorum yang terjadi pada bayi yang
lahir dengan BB rendah.
• Lesi awal noma berupa ulser yang terasa sakit,
biasa terdapat pada gingiva, mukosa bukal dan
tersebar secara cepat hingga akhirmya menjadi
nekrotik.
• Gigi yang berada di area yang terkena noma
akan goyang
• Penetrasi organisme ke pipi, bibir, palatum
dapat saja terjadi, hasilnya terdapat nekrosis
yang berbau busuk
Rencana Perawatan
Terapi termasuk merawat kondisi yang
mempengaruhi terjadinya noma.

Kebutuhan cairan, elektrolit dan nutrisi


dapat diperbaiki diiringi dengan
penggunaan anibiotik seperti klindamisin,
piperacillin, dan aminoglycoside
gentamicin.

Debridemen pada jaringan nekrotik untuk


mencegah destruksi yang lebih luas.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai