003-PPE Suma-Pedoman Penyusunan Dok LH
003-PPE Suma-Pedoman Penyusunan Dok LH
003-PPE Suma-Pedoman Penyusunan Dok LH
Proses Penilaian
Proses Proses
dan Pemeriksaan Pelaksanann
Penapisan & Penyusunan Izin
Dokumen LH Izin
Penentuan Dokumen Lingkungan
serta Penerbitan Lingkungan
Kewenangan Lingkungan Hidup
Izin Lingkungan
Instansi LH Masyarakat
Sumber: modifikasi dari The United Nations University, RMIT University, and the United Nations Environment Programme (UNEP)
under a Creative Commons License 2007
Esensi Dasar Amdal & UKL-UPL dalam PP 27/2012
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk proses pengambilan keputusan (i.e. Penerbitan Izin
Lingkungan, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya dengan
Penjaminan Investasi, Due Diligence, pengawasan lingkungan)
Pengambil Keputusan
Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
Background Project background and the most important environmental issues involved
Policy Context Basic development issue or problem being addressed (e.g. flooding, water
shortage, etc)
The relationship to environmental policies and plans
Alternatives to the proposal (including the best practicable environmental
Alternatives option (BPEO) or equivalent designation)
Public involvement Key public views
Concerns of affected communities
Areas of agreement and disagreement
Impact analysis Costs and benefits
Distribution of gains and losses
Conclusion and main economic benefits, significant environmental effects and proposed
recommendations mitigation measures
a
Rencana pengelolaan Evaluasi Kegiatan di
dan pemantauan LH f b sekitar Lokasi Rencana
Usaha dan/atau kegiatan
2 Dampak Lingkungan
identifying the
future
consequences of a
(biogeofisik-kima & current or
Prediksi Sosial-Ekonomi) dari proposed action.
Rencana Pembangunan
3 Pengambilan
Evaluasi 4 Keputusan
Mitigasi
Sumber: International Association for Impact Assessment (IAIA), 1999
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
Saran, pendapat dan Tanggapan dari:
•PENGUMUMAN
• KONSULTASI PUBLIK
AMDAL
DAMPAK
DAMPAK
Prakiraan= Besaran & sifat
POTENSIAL
POTENSIAL
A
A penting dampak untuk setiap
RENCANA
RENCANA DPH PENILAIAN
PENILAIAN
KELAYAKAN
KELAYAKAN
KEGIATAN
KEGIATAN
DAMPAK
DAMPAK
POTENSIAL
POTENSIAL DAMPAK
DAMPAK
P- LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
DAMPAK
DAMPAK
B
B PENTING
PENTING
KOMPONEN KEGIATAN PENTING
PENTING HIPOTETIK
HIPOTETIK HIPOTETIK
HIPOTETIK
1 1
1
1
DAMPAK
DAMPAK
POTENSIAL
POTENSIAL
IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI
C
C EVALUASI
EVALUASI
DAMPAK
DAMPAK
PENTING
PENTING
PRAKIRAAN
PRAKIRAAN
DAN
DAN
DAMPAK
DAMPAK
PENTING
P+ RENCANA
RENCANA
DAMPAK DAMPAK PENTING
DAMPAK DAMPAK HIPOTETIK
HIPOTETIK EVALUASI HIPOTETIK PENGELOLAAN DAMPAK
PENGELOLAAN DAMPAK
POTENSIAL POTENSIAL EVALUASI HIPOTETIK
POTENSIAL DAMPAK
DAMPAK POTENSIAL 2
2 DAMPAK 2
2 LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
POTENSIAL
POTENSIAL
DAMPAK
D
D
DAMPAK
DAMPAK TP +
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK
PENTING
PENTING
HIPOTETIK
HIPOTETIK
DAMPAK
DAMPAK
PENTING
PENTING
• Dampak Penting
DAMPAK
POTENSIAL
POTENSIAL
EE
3
3 HIPOTETIK
HIPOTETIK
3
3
• Dampak
RONA
RONA
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN lingkungan
Evaluasi = telaahan terhadap
DAMPAK
DAMPAK lainnya
POTENSIAL
POTENSIAL
FF keterkaitan dan interaksi seluruh
Analisis atas DPH karekterisk dampak
Kegiatan di Sekitar lingkungan
Surat Persetujuan KA Surat Kelayakan Lingkungan
PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS PENGENDALIAN
Pembangunan
1. Dampak: Suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas (alamiah atau oleh manusia
i.e. Pembangunan pelabuhan). Dampak Biogeofisik-kimia dan sosekbud, primer, sekunder, tersier.
2. Secara umum dalam AMDAL, dampak pembangunan: Perubahan yang tidak direncanakan yang
diakibatkan oleh aktivitas pembangunan
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
Dampak Lingkungan dalam AMDAL
Konsep Dampak Lingkungan yang
digunakan dalam AMDAL
Dengan
Kualtas Proyek
Lingkungan
b
(Q)
Tanpa
Proyek
a
t0 t1 Waktu (T)
Keterangan:
a) Dampak pembangunan terhadap lingkungan : Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada
pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan; (Clarck, 1978);
b) Dampak pembangunan terhadap lingkungan: perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa pembangunan (baseline) dan yang diperkirakan akan ada dengan
adanya pembangunan tersebut (SCOPE Munn 1979)
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
Dampak Lingkungan menurut UNEP
Dampak lingkungan dapat dideskrisikan sebagai perubahan parameter lingkungan yang
disebabkan/diakibatkan oleh suatu aktivitas tertentu. Perubahan tersebut adalah perbedaan antara
parameter lingkungan dengan proyek dibandingkan dengan tanpa proyek (sebagaimana diilustrasikan
dalam gambar). Perubahan tersebut diprediksi atau diukur dalam periode waktu tertentu dalam suatu
area atau ruang yang telah ditentukan
Lingkungan/
Dampak Ekosistem
Rencana Kegiatan i.e.
Pertambangan Komponen Lingkungan
1. Biogeofisik-kimia: i.e.
hidro-oceanografi, hidrologi,
Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan antara lain ; batimetri, topografi,
geomorfologi, dan/atau
1. Rencana lokasi kegiatan i.e. luas lahan yang akan digunakan
geoteknik, kualitas air;
untuk pertambangan; 2. Sosekbud: i.e. demografi,
2. Deskripsi proses utama, termasuk perkiraan besarannya akses publik, dan potensi
3. Sumber daya yang digunakan dan perkiraan besarnya; relokasi
4. Limbah yang akan dihasilkan, jenis, dan perkiraan besarnya; 3. Kesehatan masyarakat:
5. Rencana mitigasi dampak yang sudah direncanakan dari awal prevalensi penyakit,
(terintegrasi dalam desain rencana kegiatan). perubahan kesmas.
Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Proses Produksi dan
Karekteristik fisik
Sumberdaya yang
Rencana Usaha dan/atau
digunakan:
Proses dalam tahap operasi
kegiatan:
(i.e. Proses manufaktur, Komponen-komponen utama
proses ektraksi, jenis dan kegiatan, lokasi dari setiap
jumlah ouput yang dihasilkan, komponen utama, koridor lintasan,
jenis dan jumlah bahan baku pengaturan horizontal dan vertikal,
dan energi yang dibutuhkan, terowongan, kegiatan2 pada setiap
B3 yang digunakan, disimpan tahapan (i.e. Konstruksi dan operasi),
dan dihasilkan, transportasi kegiatan pendukung (air,
bahan baku pembuangan limbah, jalan dll)
Fasilitas Tambang
Quarry
Bukaan Pit
Tanah Pucuk
Kolam Pengendapan
Perubahan
Perubahan
Parameter LH
Parameter LH
Perubahan Parameter LH Perubahan Parameter LH
Rencana Dampak
Lingkungan Dampak
Pembangunan Lingkungan
A
Dampak A
Lingkungan
Rencana A
Pembangunan
Dampak Kumulatif
Dampak
Lingkungan
Rencana A Dampak
Pembangunan Lingkungan
Dampak C
Rencana Lingkungan
Pembangunan B
Inter aksi Dampak
Sumber: L J WALKER and J JOHNSTON, 1999. Guidelines for the Assessment of Indirect and Cumulative Impacts as well as Impact
Interactions. Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities
Tipologi Dampak Lingkungan
Katergori Dampak
Tipe Damppak Lingkungan
No Lingkungan
(Types of Impacts)
(Category of Impacts)
1. type biophysical, social, health or economic
2. nature direct or indirect, cumulative, etc.
3. magnitude or severity high, moderate, low
4. extent local, regional, transboundary or global
5. timing immediate/long term
6. duration temporary/permanent
7. uncertainty low likelihood/high probability
8. reversibility reversible/irreversible
9. significance* unimportant/important
*Impact significance is not necessarily related to the impact magnitude. Sometimes very small impacts, such
as the disturbance of the nest of a pair of endangered birds, may be significant. When determining the
significance of the potential impacts of a proposal, all of the above factors should be taken into consideration.
Sumber: The United Nations University, RMIT University, and the United Nations Environment Programme (UNEP) under a Creative
Commons License 2007
Tipologi Dampak Lingkungan dan Tipe Dampak
Lingkungan
Tipe Dampak Lingkungan
Tipologi/
Kualitas Air Flora-Fauna dan etc
Karakteristik
Kehidupan Liar
Dampak
Lingkungan
nature
magnitude
extent/location
timing
duration
reversibility
likelihood (risk)
significance
Adapted from The World Bank (1995)
Dampak Lingkungan : Pencemaran Lingkungan
Erosi
Tanah
Agriculture
Saluran air limbah, seepage
Leachate & seepage Bangunan Air Aliran permukaan dari
bocor merembes (rembesan) ke air
dari TPA dan Limbah lahan pertanian: nitrogen, tanah: nitrogen
ke air tanah: fosfor dan pestidida
permukaan lahan: nitrogen dan Aliran sungai yang and pestida
residu minyak, senyawa patgoen Saluran air limbah, tercemar
organik, nitogen dan dengan outfall di membawa Deposisi
kontaminants lainnya sungai: BOD, nutrient, sediment astmosferik: hujan
sediment dan dll. ke dalam asam dan sedimen
Air Tanah (Ground Water) bakteri danau
Pencemaran air disebabkan oleh berbagai sumber dan proses yang berbeda, dan
perubahan penggunaan lahan dapat secara signifikan mengubah jumlah dan tipe
pencemaran pada sebuah sistem sungai
Sumber: digambar ulang dari (Marsh, W.M. and J.M. Grosso (1996) Environmental Geography: Science, land use and Earth
Systems. Kohn Wiley & Sons. New York
Identifikasi Dampak Lingkungan Rencana Pembangunan Industri Kertas
Pembangunan
Industri Kertas
Persiapan Operasional
Kerusakan urbanisasi
hutan
Kenaikan Produksi
Kenaikan air Kenaikan Laju Erosi Gen
Limbah di Kota
larian Erosi
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 183
Dampak Lingkungan: PERUBAHAN ALIRAN LIMPASAN (RUN-OFF)
AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN
Puncak Banjir
Debit Banjir
Sesudah
Simulasi
Setelah
Pembangunan
AIR
MERESAP
Puncak Banjir
Sebelum/1960 Sebelum
Koef Run-Off 35% Simulasi
Tempo
Dulu
(Jam) 0
Wa 5
k tu
Set
e lah 10
AIR TDK Pun
cak 15
MERESAP Cur
ah
Hu j
Sesudah/ 2004 an
Koef Run-Off 90% RIVER-JICE-JAPAN/ 2003/ RUN OFF KOTA BANDUNG/ OTTO SUMARWOTO/ SOBIRIN/ 2004
Dampak Lingkungan: Perubahan Run-off akibat
Konversi (Alih Fungsi) Lahan hutan alam -hutan beton
Semakin besar ruang terbuka hijau dikonversi menjadi bangunan-bangunan beton permanen,
semakin besar aliran permukaan yang muncul. Hal inilah yang menjadi salah penyebab
terjadinya banjir di kawasan perkotaan
ROBERT J KODOATIE DAN ROESTAM SJARIEF / 2006
Vegetation and Nutrient Cycling: The Hubbard Brook
Experimental Forest
Copyright © 2002 Pearson Education, Inc., publishing as Benjamin Cummings
Contoh: Dampak Rencana Reklamasi PT. Kapuk Naga Indah
DAMPAK PERMASALAHAN LINGKUNGAN
UTAMA
·Limpasan sedimen akan membahayakan
ekosistem terumbu karang di sekitar
pulau-pulau alami yang ada.
·Limpasan sedimen akan mempengaruhi
daerah penangkapan ikan nelayan.
·Dampak backwater akan mempengaruhi
paras muka air sungai (banjir) yang bermuara
di wilayah reklamasi.
·Sedimentasi juga mempengaruhi sentra
kegiatan perikanan di barat Teluk Jakarta.
·Sedimentasi berdampak terhadap kestabilan
muara sungai serta mempengaruhi
perendaman air tawar dan sungai-sungai
yang bermuara secara langsung di kawasan
pembangunan tersebut.
·Penurunan kualitas air secara umum akan
terjadi di sepanjang garis pantai dan perairan
tiga (3) pulau reklamasi yang mencakup luas sebagai kawasan reklamasi.
berikut: 242 ha; 279 ha; dan 277 ha. Ketiga pulau ·Konflik antara upaya pengawetan dan
tersebut diperuntukan sebagai kawasan hunian dan perlindungan hutan dan kehidupan liar di
infrastruktur publik Suaka Margasatwa Muara Angke dan
pembangunan di kawasan timur.
Proses Pengolahan dan Pemurnian Mineral serta Dampaknya
Terhadap Lingkungan
Residues/Waste
e.g. Metals
Smelting/Refining
Refined Metals Sintering Fire refining By-Products
Copper Nickel Eletrorefining Sulphuric Acid
Roasting
Lead Zinc Carbonyl refining Liquid Sulphur Dioxide
Silver Cobalt Smelting
Leaching Sulphur
Gold Cadmium Converting Electrowinning Gypsum
Fine refining Casting Other by-products
Sumber: Adapted from Environment Canada, Strategic Options for the Management of Toxic Substances from the Base Metals Smelting
Sector, Report of Stakeholder Consultations, June 23, 1997 dalam Base Metals Smelters and Refineries, Environment Canada 2006
Tahapan Proses Produksi Tembaga dan Energy yang Diperlukan serta Dampaknya Terhadap
Lingkungan Hidup
Mining
Milling
Smelting
Refining
Life Cycle of a Metal Resource
Beberapa Fakta!
• 1 (satu) ton produksi alumunium memerlukan
energy setara 5 barrels oil (210 galon gasoline);
• Alumunium smelting: 1 ton almunium = 7.4 ton
polutan pencemar udara (particulate matter,
sulfur oxides, VOCs);
• 1 ton tembaga (Copper) = 99 tons limbah
(waste)
Dampak Lingkungan Pengolahan dan
Pemurnian Mineral
Penyebaran
butiran-butiran
partikel slag oleh
Angin di media
lingkungan (tanah)
Sumber: ETTLER,
Environmental impact
of ore smelting:
the African &
European experience
Penyebaran butiran-butiran partikel slag oleh Angin di media
lingkungan (tanah)
Sumber: ETTLER, Environmental impact of ore smelting: the African & European experience
Contoh Tabel Identifikasi Dampak
Potensial untuk Kegiatan Pertambangan
Dampak Sosial
Suatu perubahan sosial yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas pembangunan;
Perubahan sosial yang tidak direncanakan yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan
Dampak
Aktivitas Unit Sosial Dimensi Aras (Level) Aspek-Aspek Sosial
Struktur Masyaraka
al t (society)
Kultural Komunita
s Kependudu
(communi kan
ty) Sosial
“Pembangun “Masyarak Kelembag Ekonomi
an” (Proyek) at” aan Sosial
Ekologi Organisasi Budaya
/ Kesehatan
Kelompok Masyarakat
Sumber: Fredian Tonny Nasdian (IPB) Rumahtan
gga
Dampak Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi
a. Kerjasama; d. Persaingan; a. Nilai-Nilai (Orientasi Nila,
a. Posisi dan status Tradisional-Modern);
b. Akultrasi; e. Konflik
sosial; b. Norma (kebiasaan,
c. Asimilasi
b. Stratifikasi Sosial; tatakelaluan, adat)
c. Kelembagaan dan c. Lifestyle
Organisasi Sosial Proses-Proses Sosial d. Persepsi
e. Sikap
Sumber: Fredian Tonny Nasdian (IPB ) - Amdal Penilai Pusdiklat KLH 2010
Komponen dan Sub-Komponen Aspek Sosial
Struktur Ekonomi rumah Kebudayaan
penduduk tangga
Proses Sosial
Proses
Ekonomi SDA
Penduduk Pranata Sosial/
Tenaga Perekonomian lokal Kelembagaan
Kerja & Regional Masyarakat
1 2 Pelapisan Sosial
Kekuasaan dan
al
3 Budaya kewenangan
s i l
So da Sikap dan
ek Am Persepsi
sp m
A la Masyarakat
da
Adaptasi
Ekologis
Dampak Sosial Kegiatan Pertambangan (JICA 2010)
a. Dampak terhadap Kondisi a. Involuntary Resettlement dan
kehidupan penduduk dan Pemukiman Kembali pengurangan dampak;
upaya minimisasi dampak; Masyarakat terkena b. Kompensasi dan asistensi kepada
b. Ketersedian infrastruktur Dampak (Resettlement) masyarakat terkena dampak;
(sekolah, rumah sakit jalan); c. perbaikan kehidupan dan standar
c. Transportasi kendaran proyek hidup dikembangkan berdasarkan
dan gangguan terhadap kajian sosek;
Kondisi kehidupan d. Pembayaran kompensasi;
transportasi masyaraat;
d. Penyebaran dan penularan
masyarakat e. Penyiapan kebijakan kompensasi;
penyakit dari pekerja ke (Living and Livelihood) f. Perhatian kepada kelompok rentan;
masyarakat lokal i.e. HIV g. Kerangka organisasi untuk
melaksanakan resettlement i.e.
Dampak terhadap situs arkeologi, Warisan Budaya Kapasitas dan anggaran;
sejarah, budaya dan agama dan (Heritage) h. Pemantauan dampak resettlement;
perlindungannya i. Mekanisme pengaduan
Ganguan terhadap local landscape Bentang Lahan/Alam a. Ketaatan terhadap PUU terkait
(Landscape) dengan kondisi tempat kerja;
b. Keselamatan kerja i.e. Instansi
a. Pengurangan dampak peralatan kesalamata kerja untuk
terhadap budaya dan gaya Minioritas etnik dan mencegah kecelakan kerja dan
hidup masyarakat ethnik masyarakat adat (Ethnic pengelolaan B3;
minoritas dan masyarakat Minoroties and c. Perencanaan dan implementasi
hukum adat; Indegenous People) program K3 dan pelatihan bagi
b. Penghormatan terhadap hak- pekerja;
hak masayarakat ethik d. Memastikan aparat keamanan
minoritas dan MHA terkait Kondisi tempat kerja melindungi individu yang terlibat
dengan lahan dan SDA (Working Condition) dan masyarakat setempat.
Deskripsi
Kajian ASPEK KESMAS dalam Penyusunan KA-ANDAL
Rencana
Kegiatan Prioritas
Dampak Dampak
Dampak
Penting Penting
Potensial
Rona Hipotetik Hipotetik
Lingkungan
Hidup
1 Berhubungan dengan
1. Besar/luas rencana usaha berkaitan dengan:
cemaran; 1. Perubahan kualitas LH - Vektor Penyakit;
2. Pengerahan SDM Interaksi antar penduduk;
2 Berhubungan dengan
2. 3. Penggunaan bahan toksik Resiko kesehatan
perindukan vektor; (akut/kronis)
4. Penurunan secara berarti pemenuhan makanan & gizi
3 Berhubungan dengan
3. 5. Penurunan kualitas SDM karena penurunan daya
perilaku masyarakat dukung
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
Sumber: Health Canada: Canadian Handbook of Health Impact Assessment-2004
KA-ANDAL: Identifikasi Dampak Potensial
• Penyebaran bahan pencemar di media lingkungan • Perubahan lahan yang dapat
• Jalur-jalur pemajanan yang mungkin terjadi (di menimbulkan genangan air
masa depan) • Perubahan vegetasi yang
• Telaah data dan informasi berdasarkan studi menunjang atau menghambat
toksikologi, studi epidemiologi dan studi berkernbang biaknya vektor
kesehatan lingkungan • Telaah data atau informasi dan
• Pengalaman negara lain untuk kasus sejeni studi kesehatan ingkungan
survei malarlometrik dan studi
epidemiologi tentang penyakit
Perindukan •
bersumber binatang
Pengalaman negara lain untuk
Cemaran vektor kasus sejenis
1 2
Perilaku /Kebiasaan
3 masyarakat
• Pemanfaatan air
• Penggunaan bahan “reppelent” atau pelindung
• Penggunaan Insektisida
• Berhubungan dengan sanitasi
• Berhubungan dengan pengelolaan makanan
• Berhubungan dengan masalah kesehatan (berobat,
kontak penderita, dsb)
KA-ANDAL: Evaluasi Dampak Potensial
Berasosiasi
Dampak penting hipotesis:
prediksi yang menggambar
potensi dan besarnya dampak
Perubahan kesehatan yang kemungkinan Masyarakat Terpajan
lingkungan dapat timbul (“population at risk”).
Kampar-Siak-Pekanbaru
Bengkalis – Indragiri Hilir
Kuansing
Figure 2
The area of with Riaupulp (impact) and without Riaupulp (non-impact)
1. Fasiltas Utama:
Jenis Kegiatan: a. Sisi Udara: i.e. run way, taxi way dan apron
b. Sisi Darat: i.e. terminal penumpang, terminal kargodan
Operasional bangunan operasi dan administrasi
Bandar Udara 2. Fasilitas Penunjang: i.e. Hangar dan pergudangan
3. Fasilitas Umum: i.e. air bersih, listrik, bahan bakar pesawat, parkir
Isu-Isu Lingkungan
di Bandar Udara
Menurut KBBI:
Alternatif adalah “pilihan di antara
dua atau beberapa kemungkinan
NEPA merupakan
milestone penerapan 78
AMDAL
Bentuk Kajian Alternatif
UNEP, EIA Resource Manual
(mis. Penggunaan energi (penggunaan bahan baku
• kebutuhan yang lebih efisien dibanding yang tidak beracun)
• input / supply membangun pembangkit
• aktifitas energi baru)
• lokasi, kebutuhan input / supply
• proses (mis- menyediakan
• penjadualan Alternatif transportasi umum dari
aktifitas
Alternatif pada menambah
dalam AMDAL jaringan jalan)
3
232m
2
2. Teknis Resiko kegagalan waduk karena Resiko kegagalan waduk relatif lebih kecil karena
rawan gemba air yang tertampung lebih sedikit
3. Lingkungan Potensi Konflik sosial dan lahan Potensi Konflik sosial dan lahan relatif lebih
relatif lebih besar kecilk
Alternatif Penempatan
Tailing
Contoh Pemilihan Alternatif Rencana Konstruksi Pipa Migas
Alternatif
Kedua
Alternatif
Pertama
ERI = Ecological Relatif Importance of Habitat, EII = Index of Ecological Impact of the Route
Contoh Pemilihan Alternatif Rencana Konstruksi Pipa Migas:
Hasil Akhir Pemilihan Alternatif
Data &
Metode Metode
DPH Informasi Metode
Pengumpulan Prakiraan
2 yang Analis data
data Dampak
dibutuhkan
Data &
Metode Metode
DPH Informasi Metode
Pengumpulan Prakiraan
3 yang Analis data
data Dampak
dibutuhkan
Keterkaitan dan
interaksi antar Metode Evaluasi secara Holistik
dampak terhadap Dampak Lingkungan
lingkungan
Efektivitas & Efisiensi Pengumpulan Data
Dampak Penting
yang telah
diidentifikasi dalam
Proses Pelingkupan Pengumpulan
Jenis Data
yang data
diperlukan yang Efektif &
Model Prakiraan Efisien
Dampak
dari masing-masing
dampak penting
Persiapan Operasional
Kerusakan urbanisasi
hutan
Kenaikan Produksi
Kenaikan air Kenaikan Erosi Gen
Limbah di Kota
larian Laju Erosi
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 183
Metode Prakiraan Dampak
Dimana:
Q = debit air lairan (m3/hari-hujan)
C = koefisien air larian, Cp koefisien air larian pertanian, Ch = koefisien air lairian hutan
I = Intensitas hujan (m/hari-hujan)
A = Luas Daerah proyek (m2), luas hutan yang diperkirakan akan mengalami
kerusakan atau dikonversi menjadi lahan pertanian (perluasan lahan pertanian)
(Chow, 1964)
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Kenaikan Laju Erosi 1. Curah Hujan
2. Jenis tanah dan nilai K
Dampak Penting: (lihat tabel nilai K
Kenaikan laju erosi dikaitkan dengan jenis
Jenis Data tanah)
yang 3. Panjang lereng (m)
Model Prakiraan Dampak: diperlukan 4. Kemirigan lereng (%)
E = RKLSCP 5. Nilai CP untuk hutan dan
E= f{RKL, (C,P)} tanaman campuran (lihat
Dampak total erosi = E x luas tabel nilai CP)
kerusakan hutan 6. Luas kerusakan hutan
Dimana:
E = rata-rata erosi tanah tahunan (ton/ha)
R = indeks erosivitas hujan = 0.41 x H1.09 . H = curah hujan (mm/tahun)
K = faktor erodibilitas tanah (lihat daftar jenis tanah dan nilai K)
L = faktor panjang lereng = (Lo/22), Lo = panjang lereng (m)
S = faktor kemiringan lereng = ((s)1,4)/9, s = kemiringan lereng (%)
C = faktor pengelolaan tanah (lihat tabel nilai CP)
P = faktor praktek pengawetan tanah (lihat tabel nilai CP)
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Jenis Data yang dibutuhkan untuk Dampak Penting
Pencemaran Air 1. Populasi penduduk daerah
hulu dan proyek serta
proyeksinya kedepan;
2. Produksi Kertas ton/tahun)
3. Volume limbah (m3/unit
Dampak Penting: produksi atau
Pencemaran Air m3/orang/tahun
Jenis Data 4. Faktor emisi untuk setiap
parameter i.e. BOD, COD
yang dan TSS)
Model Prakiraan Dampak: diperlukan 5. Debit sungai,
• Beban Pencemaran (BP) 6. Kadar zat pencemar dalam
• Kadar Zat pencemar dalam sungai;
sungai di sebelah hilir 7. Debit limbah;
(mg/liter) 8. Kadar zat pencemar dalam
limbah;
9. Jenis sumber pencemar
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 166 & 196
Metode Pengumpulan dan Analisi Data
Metode
No. Parameter Pengumpulan Metode Analisis Data
Data
e Diskusi kelompok
terarah (FGD)
Metode Formal
Proyeksi penduduk
Analisis kecendrungan
Analisis deret waktu
e Diskusi kelompok
terarah (FGD)
Kesedian masyarakat
Metode WTP membayar untuk
Data Ekonomi: [Willingness to pay]
menghindar atau
menurunkan dampak
Beban
masyarakat
akibat dampak Biaya langsung:
Metode COI
pengobatan & bukan
kesehatan untuk pengobatan
Biaya tidak langsung
[Cost of Illness] akibat hilangnya
produktivitas
ANDAL: Metode Prakiraan Dampak
Terbentuknya Menggunakan metode analogi a. Medan magnet yang a. Data medan magnet dan Dilakukan dengan
Medan Magnet terhadap timbulnya medan dihasilkan medan listrik alami akan membandingkan data
dan Medan magnet dan medan listrik dari operasional SUTT menggunakan data medan magnet dan
Listrik kegiatan serupa dan b. Medan listrik yang sekunder dari buku”medan medan listrik
membandingkannya dengan dihasilkan listrik dan magnet dari operasional SUTT
standar WHO dan SNI untuk operasional SUTT SUTT, karya Prof. Gundala dengan standar WHO
ambang batas medan magnet dan Putra Petir, 1965) dan SNI untuk ambang
medan listrik b. Data sekunder hasil batas medan magnet
(catatan: pemantauan berkala dan medan listrik
Kegiatan yang dijadikan acuan operasional SUTT yang
adalah: pembangunan dan dianalogikan
pengoperasian SUTT 175 kV dari
Kab X ke Kota Y, telah disetujui
berdasarkan SKKL nomor …
tahun 200x oleh Gubernur
Provinsi Y. Catatan: Rona untuk
kegiatan ini serupa dengan
rencana kegiatan yang diusulkan,
sehingga dapat digunakan sebagai
analogi)
Daftar Pustaka dan Lampiran
Daftar Pustaka
Pada bagian daftar pustaka, penyusun menguraikan pustaka atau literatur yang digunakan
untuk keperluan penyusunan dokumen KA. Pengambilan (pencuplikan) sumber referensi
harus mengikuti tata cara penulisan akademis yang dikenal secara luas
Lampiran
Pada bagian lampiran, penyusun dokumen Amdal melampirkan informasi tambahan
yang terkait dengan:
a. Bukti Formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan;
b. copy sertifikat kompetensi penyusun Amdal;
c. copy tanda registrasi lembaga penyedia jasa penyusunan (LPJP)
d. Amdal untuk dokumen Amdal yang disusun oleh LPJP atau tanda registrasi
penyusun perorangan, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun
perorangan;
e. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal, untuk dokumen amdal yang
disusun oleh tim penyusun perorangan;
f. biodata singkat personil penyusun Amdal;
g. surat pernyataan bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan
dan ditandatangani di atas materai;
h. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
Muatan ANDAL Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH No. 08 Tahun 2006 tentang dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal Penyusunan Dokumen Lingkungan
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang • Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
1.2. Tujuan dan Manfaat kegiatan;
1.3. Peraturan • Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
BAB II RENCANA USAHA/KEGIATAN
2.1. Identitas pemrakrasa dan penyusun Amdal
2.2. Uraian rencana usaha/kegiatan
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP
2.3. Alternatif-alternatif yang dikaji dalam Andal AWAL
2.4. Keterkaitan rencana usaha/kegiatan dengan kegiatan
lain disekitarnya PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing-
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL masing DPH;
BAB IV RUANG LINGKUP STUDI
4.1. Dampak penting yang ditelaah; EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
4.2. Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian DAMPAK LINGKUNGAN
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING
6.1. Telaahan terhadap dampak penting;
karekteristik dampak lingkungan secara total
6.2. Pemilihan alternatif terbaik; terhadap lingkungan;
6.3. Telaahan sebagai dasar pengelolaan; • Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
6.4. Rekomendasi penilaian kelayakan LH • Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Disadur dari Dokumen KA (
mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen
PENDAHULUAN Kerangka Acuan. Surat Persetujuan Kesepakatan
• Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau Kerangka Acuan atau Pernyataan Kelengkapan
kegiatan; Administrasi Dokumen Kerangka Acuan)
• Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen
AWAL kegiatan yang menimbulkan dampak, baik komponen
kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (dampak yang bersifat strategis) maupun komponen
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing- kegiatan yang tidak banyak memberikan dampak turunan.
Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen
masing DPH; lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator
untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu
DAMPAK LINGKUNGAN pengelolaan lingkungan hidup
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
karekteristik dampak lingkungan secara total
terhadap lingkungan;
• Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
• Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CONTOH TABEL RINGKASAN ANALISIS DAMPAK
Hasil Prakiraan Dampak
(Catatan:
Terdapat dua opsi melakukan prakiraan:
1. Ada opsi dimana prakiraan hanya membandingkan perubahan
kondisi rona dengan adanya kegiatan dan tanpa adanya
Rona Lingkungan
No DPH kegiatan.Pada opsi ini, perubahan rona secara alamiah tidak Hasil Evaluasi Dampak
Hidup Awal
diperhitungkan
2. Opsi lain adalah membandingkan kondisi tanpa kegiatan
dengan adanya kegiatan, namun juga memperhitungkan
perubahan rona secara alamiah, sehingga untuk opsi ini wajib
ada pula analisis/perhitungan perubahan rona secara alamiah)
Tahap konstruksi
Peningkata C = 0,2 (Hutan tropis) Besarnya dampak: DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
n air larian waktu yang sama,karena kegiatan yang
permukaa I = 200 mm/tahun Dengan perubahan rona menjadi kebun sawit maka diperkirakan Q’ menyebabkan DPH1 dan DPH 2
n dari menjadi 0,45 m3/tahun dilakukan secara bersamaan, sehingga
kegiatan A = 10.000 ha (hutan ada kemungkinan bahwa perubahan
pembukaa tropis) Sehingga terjadi peningkatan ΔQ = 0,05 m3/tahun bentang alam (khususnya terbentuknya
n lahan cekungan), akan berinteraksi dengan
Maka Q air larian Sifat penting dampak: peningkatan air aliran, dapat menjadikan
awal = 0,4 m3/tahun cekungan terisi air yang memungkinkan
menjadi tempat berkembangnya vector
Tidak penting, karena besarannya hanya naik + 10% dari nilai Q
penyakit demam berdarah, maka dari
alamiah
analisis ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi
dampak penting
Gangguan Rona awal lokasi Besarnya dampak: DPH 1 dan DPH 2 bertemu pada ruang
estetika kegiatan adalah waktu yang sama, karena kegiatan yang
akibat perbukitan, namun Berdasarkan indeks visual sensitivity-intencity pada Headley, 2009, menyebabkan DPH1 dan DPH 2
perubahan dengan adanya maka besaran dampak gangguan estetika termasuk kelas “N” dimana dilakukan secara bersamaan, sehingga
bentang kegiatan, akan ada merupakan dampak gangguan estetika yang tidak berpengaruh, ada kemungkinan bahwa perubahan
alam dua bukit yang mengingat tidak adanya pengurangan substansial pada kualitas bentang alam (khususnya terbentuknya
menjadi dataran dan visual cekungan), akan berinteraksi dengan
terdapat peningkatan air aliran, dapat menjadikan
kemungkinan cekungan terisi air yang memungkinkan
adanya tiga menjadi tempat berkembangnya vector
cekungan bekas Sifat penting dampak: penyakit demam berdarah, maka dari
“borrow pit” Tidak penting, karena gangguan ini tidak berpengaruh terhadap analisis ini, DPH 1 dan DPH 2 menjadi
masyarakat lokal dampak penting
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak
Pembangunan
Industri Kertas
Persiapan Operasional
Kerusakan urbanisasi
hutan
Kenaikan Produksi
Kenaikan air Kenaikan Laju Erosi Gen
Limbah di Kota
larian Erosi
Sumber: Soemarwoto, Otto. 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Hal 183
Dampak Lingkungan dalam AMDAL
Konsep Dampak Lingkungan Melakukan Prakiraan kondisi LH
yang digunakan dalam AMDAL pada waktu t dengan proyek (Qdp)
Dengan
Kualtas Proyek (Qdp)
Lingkungan
b
(Q)
Tanpa Proyek
(Qdp)
a
t0 t1 Waktu (T)
Keterangan:
a) Dampak pembangunan terhadap lingkungan : Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada
pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan; (Clarck, 1978);
b) Dampak pembangunan terhadap lingkungan: perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diperkirakan akan ada tanpa pembangunan (baseline) dan yang diperkirakan akan ada dengan
adanya pembangunan tersebut (SCOPE Munn 1979)
Sumber: Soemarwatoto, 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Univerisity Press
Besar Dampak & Penting Dampak
Kualitas
Standar Kondisi LH Area
Lingkunga
Lingkungan dengan Dampak
n Hidup
(BML/KBKL) proyek Penting
A
c O4
b
B
Besar
O1 Dampak
O5
O2
Kondisi
a O6 LH
C O3 tanpa
proyek
0 T1 T2 T2n T3
Besar Dampak & Sifat Penting Dampak
• Besar dampak (magnitude of • Nilai penting Nilaiyang kita
impact): merujuk pada derajat berikan pada dampak
perubahan lingkungan tersebut untuk pengambilan
(besar/kecil) i.e. Suhu dalam oC, keputusan
hasil dalam ton/ha, oksigen • Makna penting perubahan
terlarut dalam mg/l; (dampak) lingkungan
• Dampak besar (big magnitude of terhadap kehidupan sosial
impact): merujuk pada perubahan dan ekologi akibat adanya
lingkungan yang tergolong besar rencana kegiatan/usaha
(misal kematian seekor badak Jawa mempunyai nilai besar rendah, tetapi
nilai penting yang tinggi
Soemarwoto, 2009
Metode Prakiraan Dampak
Macam metode prakiraan dampak (untuk berbagai
komponen atau paramater lingkungan, termasuk sosial
& kesehatan):
Metode Formal
Model Fisik (physical model)
Eksperimen (experimental method)
Model matematik
Metode Non Formal
Teknik Analog
Penilaian ahli (professional judgment)
Hilir
Sumber: Soemarwoto, Otto, 1999 Hal.211-212
Contoh Data Prakiraan Dampak Penting: Dampak Penambangan
Timah di Laut terhadap Kekeruhan di Laut (AMDAL Terpadu PT
Timah 2009)
40
20
Top Soil (cm)
10
Tahun
2.5
Penambangan
2.0
1.5
H-minimum
1.0
H-maksimum
0.5
0.0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu setelah penambangan (Tahun) Sumber: Soeryo Adiwibowo, 2013
Dampak Tambang Timah thd Satwa Liar (SEMDAL PT Tambang
Timah Persero, 1991)
Tipologi/
Karakteristik Nilai Penting Sifat Penting
Dampak x Dampak
(Impact Importance)
= Dampak
(Impact Significance)
(Impact Characteristics) (e.g., value)
(e.g., spatial extent)
Karakteristik
Evaluasi Dampak Rencana Arahan
secara Usaha dan/atau Pengelolaan
Holistik Kegiatan secara Lingkungan
Dampak Total terhadap Hidup
LH INTERAKSI DAMPAK Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
Penentuan
Kelayakan
1. Bentuk hubungan keterkaitan an interkasi DPH besertta Lingkungan
karakteriknya i.e. Frekuensi terjadinya dampak, durasi dan Hidup
intensitas;
2. Komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling
banyak menimbulkan dampak lingkungan; Kriteria Kelayakan
3. Area yang perlu mendapat perhatian Lingkungan Hidup
Metode Evaluasi Dampak
Metode penampalan (overlays) McHarg
Daftar uji berskala, Adkins & Burke
Metode matrik
– Matrik interaksi Leopold
– Matrik Fisher & Davies
– Matrik Adiwibowo
Metode bagan alir
Kombinasi metode matrik dan bagan alir
Metode Evaluasi Dampak
Lokasi yang penting
secara ekologis
Kualitas air
Penampalan
Pertimbangan
Komponen
lansekap
Peta
Pembangunan
Pabrik
Pembangunan Jalan
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
2 4 6 8 10
OKSIGEN TERLARUT (mg/L)
World Bank guidelines for environmental sustainability
RKL PENDAHULUAN
PERNYATAAN PELAKSANAAN
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
BAB I PENDAHULUAN
• Matrik/tabel untuk dampak lingkungan
(dampak penting hasil kajian Andal dan
BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN
dampak lingkungan lainnya);
LINGKUNGAN HIDUP
• Peta lokasi pengelolaan LH sesuai dengan
kaidah kartograf
BAB III RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
3.1. Dampak penting dan sumber dampaj penting
HIDUP
3.2. Tolok uku dampak
• Matrik/tabel untuk pemantauan dampak
lingkungn (dampak penting hasil kajian Andal
DAFTAR PUSTAKA
dan dampak lingkungan lainnya);
LAMPIRAN
• Peta lokasi pemantauan LH sesuai dengan
kaidah kartografi
RKL
BAB I PENDAHULUAN JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG
DIBUTUHKAN
BAB II RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP PERNYATAAN PELAKSANAAN
dst
Keterangan: PLH = Pengelolaan Lingkungan Hidup
Contoh Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak Indikator keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan Lokasi pengelolaan Periode pengelolaan
No. Lingkungan pengelolaan lingkungan Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Dampak lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup
yang dikelola hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Penurunan Kegiatan Konsentrasi debu yang a. Melakukan a. Di dalam tapak minimal sehari dua a. Instansi Pelaksana yaitu PT X
kualitas udara mobilisasi alat timbul tidak melebihi penyiraman jalan proyek yang menjadi kali selaku pemrakarsa dan kontrakor
ambien dan bahan baku mutu udara secara berkala sumber pencemar pelaksana kegiatan konstruksi
(parameter pada tahap ambien untuk kualitas udara,
debu) konstruksi parameter debu b. Memasang plat b. Instansi Pengawas yaitu BLHD
penghalang pada ban b. Di jalan angkut yang Kabupaten X, DInas PU Kab X,
kendaraan angkut melalui permukiman BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
warga
c. Instansi Penerima Laporan yaitu
c. Lokasi rinci dapat BLHD Kabupaten X, DInas PU
dilihat pada peta 2.1 Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
Prov Y
2. Peningkatan Erosi tanah Stabilnya laju a. Menanami area sekitar a. Di area sekitar a. Penanaman a. Instansi Pelaksana penanaman
laju karena sebab sedimentasi di area waduk dengan waduk dalam radius sekali dan pemberian pemahaman di
sedimentasi di alamiah sekitar waduk selama tanaman penahan 5 km dengan batas sosial yaitu PT X selaku
waduk maupun umur waduk erosi pemeliharaa pemrakarsa
antropogenik b. Di batas sosial yang n setiap b. Instansi pelaksana pemberian
pada area b. Memberikan mungkin bulan sekali pemahaman di luar batas sosial
yang pemahaman kepada memberikan yaitu pemda kab X
berdekatan penduduk yang kontribusi terhadap b. Pemberian c. Instansi Pengawas yaitu BLHD
dengan beraktivitas di daerah peningkatan erosi pemahama Kabupaten X, DInas PU Kab X,
waduk rawan erosi guna antropogenik n dilakukan BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
mengurangi kegiatan sekali d. Instansi Penerima Laporan yaitu
yang dapat menjadi c. Di luar batas sosial setahun BLHD Kabupaten X, DInas PU
sumber erosi yang masih mungkin
Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
antropogenik memberikan
Prov Y
kontribusi terhadap
peningkatan erosi
antropogenik
Actions during
design, construction and
Mitigation operation to minimise
or eliminate habitat
loss
Evaluate Review
Environmental Applicable
Impacts Standards
Design
Environmental
Protection Measures
Evaluate Assess
Implementation Environmental
Costs Effectiveness
Select Final
Environmental
Protection Measures
Pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup Bandar Udara, paling
sedikit dilakukan terhadap
komponen:
a. udara;
b. energi;
c. kebisingan; untuk menjaga dan
d. air; meningkatkan kualitas
e. tanah; dan lingkungan
f. air limbah dan limbah
Sumber: PP No. 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan
padat dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara – Pasal
44 dan Pasal 45
Contoh: Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup Bandar Udara
• Badan Usaha Bandar Udara atau Unit Penyelenggara Bandar Udara wajib
menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan di Bandar Udara
dan sekitarnya sesuai dengan ambang batas dan baku mutu yang ditetapkan
Pemerintah. (Pasal 31);
• Untuk menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Badan Usaha Bandar Udara atau Unit
Penyelenggara Bandar Udara dapat membatasi waktu dan frekuensi, atau
menolak pengoperasian pesawat udara (Pasal 42)
• Limbah dan zat kimia yang ditimbulkan dari pembangunan, operasional dan
perawatan Bandar Udara dan pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38, harus dikelola terlebih dahulu sebelum dibawa ke luar Bandar Udara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Yang dimaksud
dengan “dikelola” yaitu menggunakan ulang (reuse), mengurangi (reduce), dan
mendaur ulang (recycle) (Pasal 40).
• Badan Usaha Bandar Udara atau Unit Penyelenggara Bandar Udara
menyediakan tempat dan menetapkan prosedur pengelolaan limbah dan zat
kimia pengoperasian pesawat udara dan Bandar Udara (apasal 41)
Contoh Matrik RKL di Bandara BABO, Tangguh,
Papua
10/10/19 161
Contoh Matrik RKL di Bandara BABO, Tangguh,
Papua
10/10/19 162
Contoh Matrik RPL di Bandara BABO, Tangguh,
Papua
10/10/19 163
10/10/19 166
Bagaimana menetapkan Lokasi
Sampling (kualitas udara & kebisingan)
Kebisingan
DAMPAK PENTING - 1
171 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Land Clearing
172 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
173 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Rencana Pengelolaannya
174 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Rencana Pemantauannya
•Pemantauannya:
• Memantau jenis tanaman di areal DAS dan revegetasi
• Memantau kelulusan hidup setiap jenis tanaman
• Memantau perkembangan biodiversitas
•Hasil pemantauan:
•Biodiversitas di areal revegetasi selamanya tidak akan pernah
menyamai biodiversitas HL yaitu 3,7, tetapi dapat menyelamatkan
tanaman lindung, langka & endemis.
175 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
DAMPAK PENTING - 2
176 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Proses Stripping
177 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Beban Erosi dari Stripping
178 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
RENCANA PENGELOLAANNYA
Sifat dampak Stripping:
Dampak pembukaan lahan (Land clearing + Stripping)
» Perubahan bentang alam bersifat tidak terpulihkan
» Beban erosi; yaitu sedimen (TSS) dan Cr +6 dapat dikelola
Rencana Pengelolaannya
181 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Sumber: Andal & RKL-RPL PT Vale
Debbie Dam
Check Dam at Rante Pond Dyke and Pond
182 ANDAL, RKL dan RPL– Kegiatan Penambangan, Pembangunan Jalan dan Pembangunan Pabrik Preparasi Bijih di Blok Bahodopi
Pengelolaan air tambang
Rencana Pemantauan
Pemantauan dilakukan sesuai dengan peraturan tentang pengelolaan limbah B3 yang
berlaku.
Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan RKL
Peran serta masyarakat i.e. Pembentukan • Kelompok/Lapisan
forum komunikasi lingkungan, pranata masyarakat mana;
sosial dan kompensasi • Di lokasi mana;
• Bilamana;
Rencana
Pengelolaan • Mencegah Dampak
Lingkungan (RKL) • Mengendalikan Penting
• Menanggulangan Sosial
Instansi
Masyarakat Pemrakarsa
Pemerintah
Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan RPL
1. Teknik pengambilan
sampel Instrumen atau alat
2. Jumlah sampel ukur yang dimiliki
3. Lokasi pemgambilan
pemrakarsa
sampel
Dampak
Pemantauan Penting
Rencana Pemantauan
Sosial
Informasi kualitas
Lingkungan (RPL) lingkungan dari
masyarakat
terkena dampak
Instansi
Masyarakat Pemrakarsa
Pemerintah
Kajian Aspek Kesmas dalam Penyusunan RKL
Rencana
Dampak
Pengelolaan • Mencegah/Minimalisasi
Lingkungan (RKL) dampak negatif Penting
• Memaksimalkan manfaat Kesehatan
Masyarakat
& regulations)
Tahap Pra- 1)
Konstruksi 2)
3)
…
Tahap 1)
Konstruksi 2)
3)
…
Tahap 1)
Operation and 2)
Maintenance 3)
(OM) …
Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Environmental Management Plan (RPL)
B. Monitoring (Pemantauan)
Proposed Parameters Location Measurements Frequency of Responsibilities Cost
Mitigation to be (incl. Methods Measurement (incl. review and (equipment
Measure Monitored & equipment) reporting) & individuals)
Pre-
Construction
Phase
Construction
Phase
Operation
and
Maintenance
Phase
Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
A. Mitigation: Construction Phase
Project Activity Potential Proposed Mitigation Measures Institutional Costs
Environmental Responsibili
Impacts ty
Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
A. Mitigation: Construction Phase
Project Activity Potential Proposed Mitigation Measures Institutional Costs
Environmental Responsibili
Impacts ty
Use of land within power Damage to Appropriate clearing techniques (hand clearing, not Contractor/ US$
plant construction area, vegetation mechanized clearing) will be utilized. Any trees of Plant 5000
along gas pipeline route, protected species will be relocated. In case Operating
and along the relocation is not possible, the project developer will Company
transmission line route pay a special fee to the local environmental fund.
Use of land within power Loss of fertile Fertile topsoil will be removed, stored in an Contractor/ US$
plant construction area, topsoil and isolated area away from construction activities, and Plant 5000
along gas pipeline route, soil erosion covered with plastic to prevent runoff/erosion. Operating
and along the Upon construction completion, topsoil will be Company
transmission line route returned and the area revegetated with plants
similar to the original vegetation/native to the area.
Construction works Air pollution When necessary, construction site will be sprayed Contractor/ US$
by dust with water, particularly during hot, dry, windy Plant 2000
conditions. Operating
Company
Construction works Noise from Construction will be confined to normal work- Contractor/ -
construction hours (8AM to 6PM). If construction must be Plant
works conducted before/after these hours, local public Operating
will be notified at least one week in advance. Company
Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
A. Mitigation: Operation Phase
Liquid Fuel Air emissions of •Low-NOx burners and water injection •Power plant $0.8
Combustion NOx, SO2, CO, to control NOx; operator million
particulate matter, •Firing only low-sulfur (<0.1% by wt.) •Power plant
and volatile organic distillate fuel oil to control SO2; supply and
compounds (VOCs) •Good combustion control to control installation
CO, PM and VOCs; (S&I) contractor
•Stack height at least 45 m to facilitate
dispersion.
Equipment Noise from Acoustic enclosures for the combustion •Power plant $150,000
Operation equipment turbines to ensure that noise does not operator
exceed 80 dB(A) at 1 m •S&I contractor
Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
B. Monitoring: Construction Phase
What Where How When
Potential parameter is to be is the parameter to be is the parameter to be is the parameter to
Environmental monitored? monitored? monitored? be monitored?
Impacts
Damage to Clearing techniques and Power plant site, Visual and by Monthly throughout
vegetation relocation procedures pipeline and comparison with pre- construction period
utilized; record of fees to transmission line construction photo
environmental fund routes survey
Loss of fertile Soil storage procedures Soil storage sites Visual Weekly during site
topsoil and soil and location preparation and
erosion construction period
Noise from Noise level, dB[A] All active Measurements by a During construction
construction works construction sites licensed organization
using certified
measurement devices
Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
B. Monitoring: Construction Phase
Damage to
vegetation
Loss of fertile
topsoil and soil
erosion
Air pollution by
dust
Noise from
construction works
Example: Environmental Management Plan
For a Power Plant Construction Project in X-land
B. Monitoring: Operation Phase
What Where How When
Potential parameter is to be monitored? is the is the is the
Environmental parameter to parameter to parameter to
Impacts be monitored? be monitored? be
monitored?
Air emissions of Emissions of air pollutants: (1) NOx calculated as At the stack of By continuous Initial test at
NOx, SO2, CO, NO2; (2) SO2; (3) CO; (4) PM. The applicable the power plant monitoring commissioning
and particulate standards are: (1) NO2 ≤ 400 mg/m3; (2) SO2 ≤ 850 equipment and annual
matter (PM) mg/m3; (3) CO ≤ 150 mg/m3; (4) PM ≤ 100 mg/m3 supplied with the subsequently.
power plant Continuous for
NOx and CO.
Air emissions of Ground level concentrations: (1) NOx; (2) SO2; (3) In adjacent By buying data Once before
NOx, SO2, CO, PM. The applicable environmental standards are: (1) residential areas from the local air commissioning
and particulate NOx: Annual average ≤ 40 μg/m3; Max 24-hour and/or nearest air quality of the plant and
matter (PM) average ≤ 150 μg/m3; Max 30-min average ≤ 500 quality monitoring annually when
μg/m3 (2) SO2 Annual average ≤ 40 μg/m3; Max 24- monitoring station the plant is in
hour average ≤ 150 μg/m3; Max 30-min average ≤ 500 stations operation
μg/m3 (3) PM Annual average ≤ 50 μg/m3; Max 24-
hour average ≤ 125 μg/m3; Max 30-min average ≤ 280
μg/m3
Noise from Noise level, dB[A]. Applicable limits are 80 dB[A] on- At 1 meter from Measurements by Once before
construction works site and 65 dB[A] off-site. operating turbines a licensed commissioning
and in nearest organization of the plant and
residential areas using certified annually when
measurement the plant is in
devices operation
Sumber: Victor B. Loksha ECA Safeguards Team Europe and Central Asia Region The World Bank, 2008
3
Pedoman Pengisian Formulir UKL-UPL
Deskripsi
Komponen Rencana
Besaran Pengelolaan Pemantauan
Usaha dan/atau Dampak Lingkungan Lingkungan
Kegiatan Penyebab Lingkungan Dampak
Hidup Hidup
Dampak Lingkungan
Sumber: Process Guidance Note 6/36(06): Secretary of State's Guidance for Tobacco Processes, Defra 2006
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolaan serta Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN SAMPAH NON PRODUKSI
Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN LIMBAH KE UDARA
Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN BISING
Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
PENGELOLAAN BAU
Sumber: Amin Nugroho (Staf. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik dan PPLH Lemlit UNDIP Semarang)
Izin PPLH dan Surat Pernyataan
D. Jumlah dan Jenis Izin IZIN PPLH yang Dibutuhkan
E. Surat Pernyataan
G. Lampiran
Formulir UKL-UPL juga dapat dilampirkan data dan informasi lain yang dianggap perlu
atau relevan, antara lain:
1. bukti formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan;
2. bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku (kesesuaian tata ruang ditunjukkan dengan adanya
surat dari Badan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Nasional (BKPTRN), atau
instansi lain yang bertanggung jawab di bidang penataan ruang);
3. informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu);
4. peta yang sesuai dengan kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasi dengan skala
yang memadai yang menggambarkan lokasi pengelolaan lingkungan hidup dan
lokasi pemantauan lingkungan hidup; dan
5. data dan informasi lain yang dianggap perlu.
Kriteria yang Dapat Digunakan sebagai Dasar Penerbitan
Persetujuan UKL-UPL terhadap Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib UKL-UPL
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Rencana tata ruang yang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Kebijakan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan;
3. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan
masyarakat (emic view);
5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas
ekologis yang merupakan: (a) entitas dan/atau spesies kunci (key species); (b) memiliki nilai
penting secara ekologis (ecological importance); (c) memiliki nilai penting secara ekonomi
(economic importance); dan/atau (d) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
7. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan dimaksud; dan
4
Pedoman Pengisian SPPL
Pada prinsipnya bersedia untuk dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan seluruh pengelolaan
dan pemantauan dampak lingkungan sebagaimana tersebut di atas, dan bersedia untuk diawasi oleh
instansi yang berwenang.
(...............NAMA…….........)
Nomor bukti penerimaan oleh instansi LH
Tanggal:
Penerima:
Terima
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
kasih
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan