Studi Kasus
Studi Kasus
Studi Kasus
ORGANISASI
(STUDI KASUS YAMAHA)
Abdurrahim (F1C018001)
Aditya Kusuma Wikanto (F1C117001)
Afra Rayhan Nur Adzima (F1C018002)
Randi Cahya Lelio (F1C116034)
Wawan Saputra (F1C017098)
Wisnu Kawirian (F1C017099)
Wisnu Ramdani (F1C116037)
PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah
untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari
oleh periset dari berbagai bidang ilmu,
terutama sosiologi,ekonomi, ilmu politik, psikologi,
dan manajemen.
ANALISIS KASUS YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING (YIMM) DAN PT ASTRA HONDA
MOTOR (AHM) DALAM PUTUSAN KPPU NOMOR 04/KPPU-I/2016
Sanksi administratif merupakan satu tindakan yang dapat diambil oleh KPPU
terhadap pelaku usaha yang melanggar UU No. 5 Tahun 1999. Sanksi
administratif ini diatur dalam Pasal 47, yang berupa:
1) Penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 sampai 13, Pasal 15 dan Pasal 16;
2) Perintah untuk menghentikan integrasi vertical sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14;
3) Perintah untuk menghentikan penyalahgunaan posisi dominan;
4) Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan
usaha dan pengambil alihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28;
5) Penetapan pembayaran ganti rugi;
6) Pengenaan denda minimal Rp.1.000.000.000 (satu miliar rupiah) dan
setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.0000 (dua puluh lima miliar rupiah).
SANKSI PIDANA POKOK
Pasal 48 UU No. 5 Tahun 1999 menentukan bahwa sanksi pidana pokok meliputi
pidana denda minimal Rp. 25.000.000.000 (dua puluh lima miliar rupiah) dan
maksimal Rp. 100.000.000.000 (seratus miliar rupiah). Pidana denda tersebut
dapat diganti dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan.
Sanksi pidana ini diberikan oleh pengadilan (bukan merupakan wewenang
komisi) apabila:
1) Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4, 9-14, 16-19, 25-27,
dan 28. Pelaku diancam dengan pidana serendah-rendahnya Rp.
25.000.000.000 (dua puluh lima miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp.
100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) atau pidana kurungan pengganti
denda selama-lamanya 6 (enam) bulan;
2) Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5-8, 15, 20-24 dan 26.
Pelaku diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp. 5.000.000.000 (lima
miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 25.000.000.000 (dua puluh lima miliar
rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 5 (lima)
bulan;
3) Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41. Ancaman
pidananya adalah serendah-rendahnya Rp. 1.000.000.000 (satu miliar
rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah) atau
pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 3 (tiga) bulan.
SANKSI PIDANA TAMBAHAN