Elda Lanjut 12
Elda Lanjut 12
Elda Lanjut 12
R1 R2 R3 R4
C1 C2
C1 C2
B1 B2
Vce1 Vce2
Vbe1 Vbe2
E1 E2
C1
Vbe1 Vce2
Vcc
Vcc
R2 Vbe2
T2=(R2+R1)C1
T1=R3C2
• Pada gambar 2.a suatu kondisi Transistor 2 (Tr2 ON), sehingga terjadi arus
pengisian yang mengalir melalui Vcc R3 C2 Vce2. Waktu pengisian
kapsitor T1=R3.C2. Disini tegangan Vbe1 akan mengikuti perubahan
tegangan yang terjadi pada kapasitor C2 (Vc2), dimana tegangan Vc2 akan
menuju Vcc dan tegangan Vbe1 akan menuju tegangan konduksinya pada
Transistor 1 (Tr1).
• Pada gambar 2.b, menunjukan rangkaian proses discharge, terjadinya
arus pembuangan melalui C1 R2 R1, sampai muatan pada C1
berangsur kosong yang mengakibatkan transistor 2 (Tr2 OFF). Dengan
waktu pengosongan muatan T3=C1(R1+R2). Disini tegangan Vbe2 akan
tetap pada posisi Tr2 saturasi (Vbe2 = 0,6 Volt).
R2 C1 R3
C2
Vbe2 Vce1
Vcc
Vcc
R4 Vbe1
T3 =(R3+R4)C2
T4=R2C1
• Pada Gbr 3a.suatu kondisi transistor 1 (Tr1 ON), sehingga terjadinya proses
pengisian muatan pada kapasitor dari Vcc(+) R2 C1 Vcc(-), dan waktu
pengisiannya T2=R2C1. Jadi pada saat tegangan C2 munuju + Vcc, tegangan Vbe1 akan
menuju tegangan konduksinya, sehingga dengan demikian terjadi konduksi pada
Tr2.
• Pada gbr 3b. Menunjukkan rangkaian proses pengosongan dari tegangan C2
R3R4 C2, sampai Tr2 turn off, serta tegangan pada kapasitor C1 dn konduksinya
TR1, akan menyebabkan tegangan Vbe2 jatuh ke –Vcc dan ini akan menyebabkan TR2
OFF. Waktu yang dibutuhkan untuk discharge T4=(R3+R4)C2.
• Dengan terjadinya perubahan-perubahan pada TR1 dan TR2 ini, akan terjadi
perubahan pengisian dan pembuangan pada C1 dan C2 dimana sekarang C1 akan
melakukan pengisian terlihat pada gambar 3a dan C2 akan terjadi pengosongan
muatan terlihat pada gambar 3.b.
Proses pengisian dan pengosongan C2 dan C1 ini adalah sama seperti dijelaskan diatas, yang
akhirnya TR1 OFF dan TR2 ON dan seterusnya dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini:
Vcc
T1 T3
Vce2
t
Vcc
T2
Vce1 T4
t
Vbe2
T4
-Vcc
Vbe1
T1
-Vcc
Vcc
Vce2 t
Vcc
Vce1 t
Vcc Vcc
pin3
Ra 8 4
7 2 vcc
3
Rb 555
6 3 1 vcc pin2
3
c 2
0
o
Waktu
Gambar 5. Rangkaian dan Bentuk Gelombang pada terminal pin 2 dan pin 3
Diagram Blok dari IC 555
Vcc pin8
R
Tegangan
Treshold kontrol
pin 6 pin5
R
Triger
Cmpr R pin 2
Cmpr
0V
Reset
pin 4 R S Memory Discharge
Flip Flop
pin 7
Output
Q Q
Stage
Output 0V
pin3 pin1
1.44
f0
( R A 2 RB )C1
R A RB
duty cycle 100
R A 2 RB
PW 0.693( R A RB )C1
Astable Multivibrator Waveforms
Penentuan Frekuensi Pada Oscillator Astabil
t Vdc t
SCR Vdc R
SCR Vdc R
2 1 5
c
c
o
R1 R2 R3 R4
C1 C2
C1 C2
B1 B2
ce1 Vce2
Vbe1 Vbe2
E1 E2
Gambar 7. Aplikasi Rangkaian Penyalaan Penyearah Gambar 8. Aplikasi Rangkaian Penyalaan Penyearah
Setengah Gelombang Menggunakan
Setengah Gelombang Menggunakan
Rangkaian Astabil TTL
Rangkaian Astabil IC 555
Pemanfaatan Rangkaian Astabil Sebagai
Pulsa Penyalaan Pada penyearah Gelombang Penuh
vin(t)= Vm Sint
t Vdc t
vin(t)= Vm Sint Vdc
t t
CT SCR1 Vdc R
SCR2 SCR1
Vdc R
SCR2
Vcc
Gambar 9 Aplikasi Astabil Menggunkan TTL Gambar 10 Aplikasi Astabil Menggunakan IC 555
Sebagai Pulsa Penyalaan Rangkaian Sebagai Pulsa Penyalaan Rangkaian
Penyearah Terkendali Gelombang Penuh Penyearah Terkendali Gelombang Penuh
Aplikasi Rangkaian Kendali Astabil Dari IC
555 Untuk mengendalikan Inverter Satu Fasa
L
Vdc
Vcc
R5
L
R1
8 4 TR3
Ra 7 R4
Sinyal Penyalaan C
3 R3
Rb 555 R2
6 TR2
TR1
c 2 1 5
Transformator
c
o
Gambar 11. Aplikasi Rangkaian Multivibrator Astabil Sebagai Rangkaian Penyalaan inverter Satu Fasa
UJIAN TENGAH SEMESTER – ELEKTRONIKA DAYA
SEMESTER GENAP 2010/2011
L
Vdc
Vcc
R5
L
R1
8 4 TR3
Ra 7 R4
Sinyal Penyalaan C
3 R3
Rb 555 R2
6 TR2
TR1
c 2 1 5
Transformator
c
o
B1 B2
Vce2
• Monostabil berguna untuk membentu
Vce1
C1 Vbe1 Vbe2 kembali pulsa-pulsa yang rusak/caca
E1 E2 pembangkit sinyal pengendali gerban
R2 RE menunda waktu dll.
Rangkaian Osilator Monostabil dari IC 555
+Vcc
4 6
Triger
Input 2
555 7
Output 3 6
Gambar 2a. 1
0V
Triger
input
2/3 Vcc
Pin 6,7
T
output
T=1.1Rc
Gambar 7. Rangkaian ICC 555 Stabil dan Bentuk Gelombangn Pada pin 6, dan 7
555 Timer One-Shot Waveforms
PW 1.1RC
Intermittent One-Shot Operation
• A valid input trigger fulfills one of these relationships:
VT 1
3 VCC
VT 1
2 Vcon
• Invalid input signals may result in intermittent operation.
KONSTRUKSI DARI IC 555
Vcc pin8
R
Tegangan
Treshold kontrol
pin6 pin5
R
Cmpr
Triger
R pin 2
Cmpr
0V
Reset
pin4 Memory
Flip Flop Discharge
pin7
Output
Stage
Output 0V
pin3 pin1
Oscilator Bistabil
S G1 Q
R Q
G2
Gambar 8. Rangkaian Osilator Bistabil
Rangkaian Oscilator Bistabil
Vcc
R1 R2
Q
C1
C2
R4
R3
B1 B2
Vce1 Vce2
Vbe1 Vbe2
E1 E2
RS RR
Set Reset Q
AC
AC
AC
Detektor fasa c
Detektor fasa b
Detektor fasa a
Penyearah aktif
Rf1 Rf3 Rf4
D3 Rf11
D1 Rf5 Cf1
vcc vcc Rf10
Rf2 D2 Rf7 Rf9 Rf9
Rf6 Rf8
Penyearah aktif Vm
RANGKAIAN SENSOR ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK
Ra
Ra Rf1 Rf3 Rf4
D1 Rf1 Rf3 Rf4
220 Vac 5 Vac
50 Hz Rb D1
50 Hz
CT
D2 Rf5 C
D2 Rf5 C
PT Rf2
Rf2
AC
AC
Gambar 13. Rangkaian Sensor Tegangan Gambar 14. Rangkaian Sensor Arus Bolak
Bolak Balik Balik
Prinsip Kerja Filter Aktif dan Integrator
• Faktor Riak penyearah gelombang penuh satu fasa dapat diperoleh dari bentuk
faktor riak
Vac 1
RF
Vdc 2 4 fRC 1
• Sehingga dengan f=60 Hz, R=5k,dan RF=1%, maka nilai kapasitansi C dapat
diperoleh sbb
1 1 1 1
C 1 1 59,759mF
4 fR 2 RF 4 60 5.000 2 0,01
• Maka dipilih C=59,759mF/10Volt dan resistansi R=5K/5mW
TUGAS ELEKTRONIKA DAYA II
SEMESTER GENAP 2010/2011
a3
a
Output
One shot
pa
100k 470ohm
E
B2
0,1mF
B1
10ohm
VE B1critis hVB 2 B1 VD
• Dimana VD adalah teganga jatuh pada dioda yang besarnya sekitar 0,6 Volt
• Aplikasi utama daripada UJT adalah untuk osilator, sebagai ditunjukkan pada
gambar dibawah ini, yaitu RC-osilator. Osilator dengan UJT sangat mudah
dibuat, frekuensinya juga sangat stabil. Hanya saja bentuk sinyal tidak sinus.
• Adapun operasi dari osilator UJT dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Melalui RT muatan diisikan ke dalam CT dari VCC, dengan kecepatan yang
ditetapkan oleh konstanta waktu RTCT. Pada saat ini antara E-B1 adalah off. Dan
pada saat ini pula tegangan pada B1 mendekati nol, sedangkan tegangan pada B2
mendekati VCC.
2. Jika pengisian muatan oleh RT kepada CT, mencapai tegangan level kritis VE-B1,
maka UJT ON. Arus dari CT mengalir terbuang melalui R1 dengan cepat. Hal
ini menyebabkan tegangan pada B2 turun dan tegangan B1 naik, yang tinggi
keduanya tergantung pada R2 dan R1.
3. Pada saat muatan CT hampir habis, UJT akan OFF kembali. Dan proses pada
tahap 1 diatas terulang lagi
• Out put osilator dapat diambil dari B2, B1 maupun dari E. R1 pada osilator UJT
dapat tidak dipasang, jika output pada B1 tidak dikehendaki. Sebaliknya R2
tetap diperlukan untuk menghindari pembebanan yang terlalu tinggi pada UJT.
R2 selanjutnya dapat dihitung dari persamaan:
– R2 = 0,7VBB/VCC +(1-h)R1/h.
• Dimana VBB adalah Tegangan antara B2 dan B1. dan faktor Intrisic stand off ratio
(h) adalah;
VB1
h
VB1 VB 2
• Faktor Intrisic stand off ratio (h) dapat juga diperoleh dari persamaan
V pk VD
h
VBB
• Dimana Vpk adalah tegangan “firing voltage”. Arus yang diperlukan untuk ini
Ipk. Arus ini besarnya sekitar 10mA.
• Didalam prakteknya untuk osilator RT dapat dihitung dari persamaan :
VCC V pk
RT max
I pk
• dan
VCC Va1
RT min
I a1
• Dimana Va1 dan Ia1 adalah tegangan dan arus minimum pada kurva
karakteristik UJT
Bentuk Gelombang Pada masing-masing Terminal Pada UJT
Gelombang Pada Terminal E
7V
t
• Ada dua metode pengendali an sudut delay pada rangkaian pengendali phasa.
• Metode pulsa penyalaan tunggal, sinkronisasi pembangkit pulsa pertama dapat
ditempatkan pada posisi khusus terhadap tegangan input ac nol.
• Metoda Pulsa penyalaan train, bentuk gelombang sinkronisasi dapat ditunda
sampai lokasi dan gate AND dengan bentuk tegangan square.
• Penyalaan sudut tunda pada rangkian konverter dapat dikendalikan dengan
mengendalikan dengan nilai tahanan (R) secara manual .
• Pada kendali secara manual kapasitor (C ) dicharging ke nilai tegangan puncak
Vp dengan lambat, jika nilai tahanan tinggi. Dengan nilai Vp yang sama
kapasitor dicharging mencapi Vp puncak secara cepat bila nilai tahanan R
rendah/kecil.
• Penyesuaian pulsa penyalaan train pertama dibangkitkan dapat cepat atau
lambat.
• Melaui pengendalian nilai efektif dari tahanan R efektif , sudut tunda dapat
dikendalikan.
• Bagaimanapun metode ini tak tepat untuk kontrol loop tertutup dimana sinyal
kendali adalah tegangan arus searah.
LANJUTAN PULSA PENYALAAN PADA UJT
• Pada metode kendali tegangan arus searah, kapasitor selalu dicharging pada
tegangan catu daya nol seperti pada kontrol manual, nilai R dan C adalah tetap.
• Kontrol tegangan dc pada kapasitor diperoleh dari mulai dititik kapasitor mulai
star charging.
• Tegangan kapasitor vc ditentukan dengan rumus;
vc VBB 1 e t / RC
• Bila to adalah waktu yang diperlukan untuk mencapi titik puncak tegangan Vp
(hVBB)
1
to CR ln
1 p
V
VBB
• Atau sudut tunda menyabaikan dari tegangan bias DC
1
to 2pCR ln
1 Vp
VBB
LANJUTAN PULSA PENYALAAN PADA UJT
• Jika waktu konstanta CR adalah lebih besar dibandingkan waktu to, dengan
menguunakan ekpansi ;
x 2 x3
e x 1 x ...
2! 3!
t
o
CR to to
V p VBB 1 e VBB 1 1 CR VBB
CR
• Sehingga waktu to adalah
V p .CR
to det ik
VBB
• Jadi sudut tunda a= to adalah
V p .CR
a 2pf radian
VBB
• Persamaan diatas digunakan untuk t0 < CR/10
LANJUTAN PULSA PENYALAAN PADA UJT
• Untuk penerapan to > CR/10 • Frekunsi osilator dari rangkaian UJT
• Maka sudut tunda untuk penyalaan adalah :
2pfCR
V p Vc radian
1
a f
VBB 2pRC
• LATIHAN
Vcc
• Tentukan Tegangan kritis
10 V Emiter_Base_1.
• Berapa sudut tunda penyalaan
100k 470ohm
E
B2
0,1mF
B1
10ohm
Aplikasi Penerapan Osilator UJT
Untuk pengendali DC Chopper
1,6mH
Vcc
12 V
10k Triger
27k 270 ohm 8 4 15k
Input
E 6 7 560ohm
B2 100mF 10k
0,001mF 555
0,001mF B1 2 6
1 5
10k
10 k
5,6 k 10 k
6,2 V
470 k 10 k
10 k
Gambar 12. Rangkaian Aplikasi Untuk DC Chopper menggunakan UJT dan Osilator Monostabil
MID SEMESTER
ELEKTRONIKA DAYA LANJUT
SEMESTER GENAP 2012/13 - HARI RABU 18 APRIL 2014
WAKTU : 10.00 – 11.40 WIB DOSEN PENGAMPU : SUWITNO, ST.MT
1. Suatu rangkaian penyalaan menggunakan UJT seperti ditunjukkan gambar
dibawah ini
• Tujuan:
• Dapat merangkaian dan mengevaluasi rangkaian pengontrolan/dioda ac
• Dapat menentukan daerah pengontrolan tegangan (maksimumdan minimum dari
sudut penyalaan)
• Dapat menerangkan cara kerja rangkaian
0,1mF 0,047mF
2
1 1 1
Zc Z c 900 dan Zc
jC C C
Vin • Formulasi untuk konverter ac to ac
Vm t satu fasa terkendali penuh
1/ 2
α V 1 sin 2a
p a
Vg
t
V0 rms m p
2 2
Vo
Vm • Sinyal input, penyelaan dan output
t • Tegangan out akan besar jika sudut
alfa semakin kecil
Io
Im
t
Jika diketahui tegangan input dari Diac = 120 Volt, 60Hz, dengan tahanan R
= 250 k dan reaktansi kapasitif (Xc) = 27 k
170Vpk
R = 250k Vs
t
840
Vs = 170 Vpk
Xc = 27k Vc 18Vpk
t
Vc = 18 Vpk
Gambar 14. Diagram Phasor dan Bentuk Gelombang Tegangan Input dan tegangan kapasitor
Contoh Soal
• Suatu diac dengan tegangan break down 40Volt dimanfaatkan pada rangkaian gambar
diatas dengan tahanan variabel 1000 s/d 25000 ohm, C =470nF, dan tegangan supply 240
Volt 50 Hz. Berapa sudut penyalaan minimum dab maksimum yan dihasilkan diac
tersebut.
• Penyelesaian :
• Untuk tahanan R =1000
• Impedansi pada kapasitor (Zc) =1/C =1/(2p.50.470x10-9)=6.773 ohm dan sudut = -900.
• Arus yang mengalir pada resistasi R dan C ketika diac tidak konduksi adalah
• id = 240x21/2.sin(t+)/Zd.
• Dimana Zd = (R2+(1/C)2)1/2, dan = tan-1(1/RC).
• Dengan R = 1000 ohm , Zd = (1.0002+6.7732)1/2 = 6.846,42 = 6.846 .
• = tan-1(1/2p50.1000.470x10-9) = 81,60.
• id =339,4 sin(t+81,60)/6.846 = 0,049578 sin(t+81,60) Ampere.
• Jadi tegangan dikapasitor (vc) adalah id.Zc .
• Jadi vc = 0,0496 sin(t+81,60) x 6.773 < -900ohm = 335,769 sin(t+81,60-900)Volt
• vc = 335,769 sin(t-8,40)Volt
• Ketika diac konduksi dengan tegangan kritis = 40 Volt, sehingga sudut penyalaan minimum
t = a adalah (t-8,40) = sin-1(40/335,8)=6,840. Jadi a =8,40+6,840=15,240.
Solusi menentukan sudut penyalaan maksimum pada Diac
200
150
100
50
-50
-100
-150
-200
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
Gambar Komparator
Sinyal Penyalaan
besaran 0
-200
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
waktu
Penyalaan Positif
0.5
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
Penyalaan Negatif
1 waktu
0.5
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
waktu
AC
AC
AC
Detektor fasa c
Detektor fasa b
Detektor fasa a
Penyearah aktif
Rf1 Rf3 Rf4
D3 Rf11
D1 Rf5 Cf1
vcc vcc Rf10
Rf2 D2 Rf7 Rf9 Rf9
Rf6 Rf8
Penyearah aktif Vm
Sensor Tegangan AC
Rangkaian dasar pengukuran pada arus bolak-balik (ac) yang terdiri dari sensor
pengukuran tegangan dan sensor pengukuran arus. Secara elektronika sensor
tegangan ac dapat ditunjukkan gambar dibawah ini
220 Vac D1
5 Vac
50 Hz 50 Hz D2 Rf5 C
PT Rf2
AC
Sensor arus AC
Ra
D2 Rf5 C
Rf2
AC
Prinsip Kerja Filter Aktif dan Integrator
Gelombang Input
Vm Sin t
t
0
338V
a=8,40
919V
Gelombang Vc (R=25.000 ohm)
t
0
a=101,60
Gelombang Input
Vm Sin t
t
0
338V
=8,40
919V
Gelombang Vc (R=25. 000 ohm)
t
0
= 101,60
a=8,40
a=101,60
Bentuk Gelombang input tegangan, Trigger, dan tegangan output siklokonverter
Volt
339 V
Gelombang Input
Vm Sin t
t
0
a=8,40
a=101,60
Vorms
t
0
a=8,40
Vorms
a=101,60
t
0
Sensor Tegangan
input
12V R1
R2
VR1 C1
R3
Keluaran C2
Umpan Balik
12V 5V XOR
R7
AND Vcc
Out 6
12V 5V XOR R
R6 TRIAC
AND
Out 5 Vcc
XOR
R5 12V 5V
AND C
DIAC
Out 4
12V 5V XOR
R4
AND
Vcc
R3 12V 5V XOR
AND
Vcc
R2 12V 5V
XOR
AND
R1
Decoder
Komparator IC 7486
IC C 339 IC 7408
input
12V R1
R2
VR1 C1
R3
Keluaran C2
Umpan Balik
Perancangan dan analisis rangkaian penggeser phasa
• Untuk membuat Inverter tiga phasa maka untuk masing-masing phasanya harus
berbeda 120o maka kita perlu membuat rangkaian penggeser phasa. Komponen-
komponen yang di butuhkan untuk pembuatan ini adalah:
•
• 1.IC 74LS73 (TTL dual JK flip-flop) 2 buah
• 2.IC 74LS74 (TTL dual Dflip-flop) 2 buah
• 3.IC 74LS04 1 buah
• 4.IC 74LS08 2 buah
• Komponen-komponen diatas di rangkai seperti terlihat pada gambar 3.5 dan
gambar 3.6 sebagai pulsa keluarannnya.Tegangan supply yang dibutuhkan adalah
sebesar 5Vdc. Pada gambar terlihat bahwa IC JK flip-flop kondisi J dan K selalu
satu maka IC ini akan berfungsi sebagai toggle dan untuk mempermudah
pembahasan, pada masing-masing keluaran pulsa tertentu di beri tanda Q1,
Q2,Q3,Q4,Q5,Q6 dan Q7..
Gambar 3.5 Rangkaian penggeser phasa
CLK
Q1
Q2
Q3
Q4
CLK
Q3
o o o o o o
60 60 60 60 60 60
Q5
o
120
Q6
Q7
• Keluaran dari Q3 merupakan data yang akan di transfer oleh D flip-flop menjadi
keluaran Q5, data terakhir yang di terima dari Q3 adalah yang akan dikirim setiap
pulsa clock bernilai 1. Keluaran dari Q5 ini akan menjadi trigger untuk Phasa
pertama (U) dan sekaligus menjadi masukan atau data pada D flip-flop
selanjutnya data ini juga akan dikirim menjadi keluaran Q6 setiap pulsa clock
bernilai 1 keluaran ini akan menjadi trigger pada phasa ke 2 (V)dan yang terakhir
adalah memberi keluaran Q6 ini menjadi masukan pada D flip-flop yang ketiga
dan akan ditransfer menjadi keluaran Q7 setelah menerima pulsa clock bernilai
1, keluaran dari Q7 ini merupakan trigger untuk phasa yang ketiga (W). Pada
gambar 3.6 terlihat bahwa pulsa keluaran Q5,Q6 dan Q7 mempunyai beda sudut
phasa .
• Keluaran dari gerbang NOT (invert) adalah sebagai trigger negative untuk masing-
masing phasa.
LANJUTAN
L
Rs
LANJUTAN RANGKAIAN SNUBBER
dVAK VB
dt max LCs
dVAK Vm
dt max LCs
• Sehingga dengan memilih parameter L,C, dan R pada rangkaian snubber, gradien
tegangan dv(t)/dt yang melalui SCR dapat dibatasi terhadap nilai yang
diterimanya, jadi batas dicharge arus yang melalui SCR, terjadi ketika SCR
diberi penyalaan on.
RANGKAIAN SNUBBER
RL RL
Vs Vs
C C
Rs Rs
Beban
FD
untuk mencegah tekanan laju
perubahan arus di/dt pada saat
Ls Rs penyalaan. Ls dipilih sedemikian
hingga selama penyalaan VCE = 0.
Vs Ds Dari gambar c. berlaku formulasi :
Tr • VCE = Vs-Lsdi/dt
cs
I bebant 2
VCE
2C s toff
• Jika dipilih Cs sedemikian sehingga VCE = VCC pada akhir waktu toff, maka nilai
Cs adalah
I bebantoff
CS
2VCC
• Tegangan jatuh pada saklar dapat dianalisis jika Ibeban = Isaklar pada akhir waktu
ton, maka
V t
LS CC on
2 I beban
LANJUTAN
• Contoh
• Untuk menanggulanggi gradien tegangan saat saklar off dan gradien arus saat saklar switcing
pada konverter inverter , berdasarkan pemilihan peralatan switching dengan data sheet sebagai
berikut : ton = 900ns, toff =11ms, VCC = 24V, arus beban Ibeban = 12,35 A.
• Tentukan nilai kapasitansi kapasitor untuk snubber gradien tegangan
• Tentukan nilai induktansi untuk snubber gradien arus
• Nilai reisitansi snubber
• Nilai arus dioda dan PIV
12,35 11106
CS 2,831mF
2 24
24 900 109
LS 0,874mH
2 12,35
Vs 24V
Rs 20% * 20% * 20
I beban 12,35 A
I beban Ls 12,35 A 0,875mH
ID 8nA
TRs 2px 20
TUGAS
ELEKTRONIKA LANJUT SEMESTER GENAP 2010/2011
• Inverter Satu fasa Segiempat Modulasi Lebar Pulsa Tunggal dan Modulasi Lebar
Pulsa Banyak.
• Sebuah inverter satu fasa rangkaian jembatan berisi 4 buah chopper, bila trnasistor
Q1 dan Q2 turn On secara simultan, maka tegangan keluaran pada beban sebesar
Vs dan bila transistor Q3 dan Q4 turn On pada saat yang sama, tegangan keluaran
pada beban akan sebesar –Vs.
• Pada inverter modulasi lebar pulsa tunggal kontrol tegangannya hanya terdapat
satu pulsa setiap setengah perioda, dan lebar pulsanya adalah bervariasi untuk
mengontrol tegangan keluaran inverter.
LANJUTAN INVERTER
• Pada gambar 4.20 diperlihatkan pembangkitan sinyal gate dan tegangan keluaran
dari inverter satu fasa rangkaian jembatan penuh.
V Carrier Signal
Ac Refrence
Signal
Ar
t
0
g1
b
Vs
p 2p t
0
p/2-b/2 p/2 p/2+b/2
-Vs
2p p b p
2
• Contoh:
• Suatu inverter satu fasa tunggal dengan catu daya baterai 24 Volt DC, diberi sinyal
penyalaan tunggal dengan b =300, dan b=600,
1. Tentukan tegangan efektif keluaran inverter pada saat beta yang dinyatakan diatas
2. Diperlukan lebar penyalaan berapa derajat jika di inginkan tegangan efektif keluaran
inverter 20 Volt
• Suatu inverter satu fasa tunggal dengan catu daya baterai 48 Volt DC, diberi sinyal
penyalaan tunggal dengan b =450, dan b=1200,
1. Tentukan tegangan efektif keluaran inverter pada saat beta yang dinyatakan diatas
2. Diperlukan lebar penyalaan berapa derajat jika di inginkan tegangan efektif keluaran
inverter 46 Volt
vs t Vdc a n cos nt bn sin nt
n 1, 2 , 3..
vs t Vdc c n sin nt
n 1, 2 , 3,...
vs t Vdc c n cosnt
n 1, 2 , 3,...
dengan ;
cn an 2 bn 2
an b
tan 1 dan tan 1 n
bn an
Vs Vdc 2 1 2 1 2 1 2 1 2
a1 a2 ... b1 b1 ..
2 2 2 2
• Arus beban sesuai deret Fourier adalah
s dc n n
n 1 , 2 , 3..
I c sinnt
dc n
n 1 , 2 , 3......
1 1 1 1
I s
I
dc
2
a a ... b b ..
1
2
2
2
1
2
2
2
2 2 2 2
LANJUTAN INVERTER
Vn
HFn
V1
dimana; Vn : tegangan efektif komponen harmonisa ke –n
V1 : tegangan efektif komponen dasar.
•Distorsi harmonisa total (Total Harmonic Distortion = THD) adalah;
1
THD
V1
V
n 2, 3,..
n
2
• Suatu inverter satu fasa tunggal dengan catu daya baterai 24 Volt DC, diberi sinyal
penyalaan tunggal dengan b =300, dan b=600,
1. Tentukan tegangan efektif pundamental keluaran inverter pada saat beta yang
dinyatakan diatas
2. Tentukan tegangan efektif harmonisa yang muncul pada inverter sampai tingkat
harmonisa ke lima
• Penyelesaian
1. Tentukan tegangan efektif pundamental keluaran inverter pada saat beta yang
dinyatakan diatas
4Vs b 4 24 300 4Vs b 4 24 600
V1 sin sin 5,5925 volt V1 sin sin 10,8038 volt
p 2 2 p 2 2 p 2 2 p 2 2
2. Tentukan tegangan efektif harmonisa yang muncul pada inverter sampai tingkat
harmonisa ke lima untuk beta 300.
n.300 n.600
Vo t Vo t
4Vs 4Vs
sin 7,9089Volt sin 23,1878Volt
n 1, 3, 5.. np 2 n 1, 3, 5.. np 2
TUGAS RUMAH
• Suatu inverter satu fasa tunggal dengan catu daya baterai 48 Volt DC, diberi sinyal
penyalaan tunggal dengan b =450, dan b=1200,
1. Tentukan tegangan efektif pundamental keluaran inverter pada saat beta yang
dinyatakan diatas
2. Tentukan tegangan efektif harmonisa yang muncul pada inverter sampai tingkat
harmonisa ke lima
• Faktor distorsi dari harmonisa orde kedua adalah;
2
1 Vn
DF
V1
2
n 2 , 3,.. n
Vo b
Vs
t
0 2p
p/2 p
-Vs
•Variasi indeks modulasi M dari 0 sampai dengan 1, akan merubah bentuk lebar
pulsa dari 0 sampai dengan p/p, dan tegangan keluaran dari 0 sampai Vs. Tegangan
keluaran untuk inverter jembatan satu fasa ditunjukkan pada gambar 4.21 diatas.
•Jika b adalah lebar setiap pulsa, tegangan keluaran efektif dapat dicari dalam bentuk
; p
b
pb
p 2
Vs d t Vs .
2
Vo
2
2p / p p b p
2
p
• Menggunakan deret Fourier , bentuk umum tegangan keluaran sesaat adalah ;
Vo t B n sin nt
n 1, 3, 5,..
•Koefieien Bn pada persamaan 4-25 dapat ditentukan berdasarkan sepasang pulsa
yaitu sepasang pulsa positif dengan durasi b dimulai pada t = a. dan sepasang pulsa
negatif dengan lebar sama dimulai pada t = p+a. Secara efektif dari semua pulsa
dapat dikombinasikan secara keseluruhan untuk memperoleh tegangan keluaran
efektif.
•Jika pulsa positif dari sepasang ke-m dimulai pada t = am. dan berakhir pada t
=p +am., koefisien fourier dari sepasang pulsa adalah; p
Vs m
a b p a m b
cos ntd t cos ntd t
p am
bn
p a m
2V s nb b b
bn a
m p a
2
sin sin n sin n
np
m
2 2
• Koefisien Bn dari persamaan 4-25 dapat dicari dengan menjumlahkan secara
efektif seluruh pulsanya yaitu;
p
2V s nb b b
Bn a p a
2
sin sin n sin n
m 1 np
m m
2 2
• Dengan jumlah pulsa (p) yang lebih banyak, amplitudo dari harmonisa orde rendah
dapt diperkecil, tetapi amplitudo dari beberapa harmonisa order tingginya
bertambah besar.
p
nb b b
Vo t
2V s
sin sin n a m sin n p a m sin nt
m 1 np 2 2 2
• Suatu inverter satu fasa banyak dengan catu daya baterai 24 Volt DC, diberi sinyal
penyalaan banyak dengan jumlah 6 pulsa dan sudut penyalaan awal a = 50 dengan b
=150, dan b = 200,
1. Tentukan tegangan efektif pundamental keluaran inverter pada saat beta yang
dinyatakan diatas
2. Tentukan tegangan efektif harmonisa yang muncul pada inverter sampai tingkat
harmonisa ke lima
• Penyelesaian
1. Tentukan tegangan efektif pundamental keluaran inverter pada saat beta yang
dinyatakan diatas
pb 6 150
Vo Vs . 24 16,971 Volt
p p
2. Tentukan tegangan efektif harmonisa yang muncul pada inverter sampai tingkat
harmonisa ke tiga untuk beta 150.
p
nb b b
Vo t
2V s
sin sin n a
m sin n p a 11,333Volt
m 1 np
m
2 2 2
4.4.3. Inverter Satu Fasa Segiempat Modulasi Lebar Pulsa Sinusoidal
• Pada inverter jenis ini lebar semua pulsa adalah sama seperti pada modulasi lebar
pulsa banyak, hanya saja lebar masing-masing pulsa berubah atau bervariasi
tergantung dari amplitudo sinyal referensi berbentuk pulsa sinusoidal.
• Faktor distorsi dan harmonisa orde rendah secara segnifikan dapat
dikurangi.Sinyal gate seperti diperlihatkan pada gambar 4.22 dibangkitkan dengan
membandingkan sinyal referensi bentuk sinusoidal dan sinyal pembawa yang
berbentuk segitiga.
• Modulasi jenis ini umumnya digunakan dalam aplikasi industri dan dikenal
dengan SPWM (Sinusoidal Pulse Width Modulation).
• Frekuensi sinyal referensi fr akan menentukan frekuensi keluaran inverter fo dan
Ar : amplitude maksimum, M : control indeks modulasi = Ar/Ac., Vo tegangan
keluaran efektif.
• Jumlah pulsa tiap setengah perioda adalah tergantung dari frekuensi sinyal
pembawaannya. Dua transistor (Q1 dan Q4) tidak dapat konduksi pada saat yang
sama, tegangan keluaran sesaat dapat dilihat pada gambar 4.22a.
• Dengan sinyal gate yang sama dapat dibangkitkan dengan menggunakan sinyal
pembawa segitiga unidirectional seperti ditunjukkan pada gambar 4.22b.
Tegangan keluaran efektifnya dapat diatur dengan merubah indeks modulasi M.
Carrier Signal
Reference Signal
V 1/fc
Ac
Ar
t
0
g1
t
p 2p
g4
t
p 2p
Vo bm
Vs
t
0
p 2p
am
-Vs
• untuk n = 1,3,5,…..
• Jenis modulasi ini mengeliminasi harmonisa lebih kecil atau sama untuk (2p-1).
Untuk jumlah pulsa p = 5, harmonisa orde terendah adalah harmonisa ke-9 (n = 9).
Teganganharmonisa ke-9 hampir sama dengan harmonisa ke -15 dan harmonisa
ke-11 hampir sama dengan harmonisa ke-13.
• Tegangan output sesaat inverter denganb modulasi sinusoidal
p
nb b b
Vo t
2V s
sin m sin n a m m sin n p a m m sin nt
m 1 np 2 2 2
2V s b b b
V0 rms sin m sin a m m sin p a m m
2p 2 2 2
MENENTUKAN HARMONISA PADA INVERTER SATU FASA
g1
t
0
T0/2 T0
Sinyal Kendali ke Transistor Q3&Q4
g2
t
0
T0/2 T0
V0
Vs
t
0
T0/2 T0
-Vs
2 To / 2
V0 Vs dt Vs
2
To 0
4Vs
vo
n 1, 3, 5,.. np
sin nt
4Vs
V1
p 2
• Arus inverter
sin nt n
4Vs
io
np Re 2 X n
2
n 1, 3, 5,..
arus efektif (rms) beban pada frekuensi harmonisa ke-n, Io(n) adalah
1/ 2
p
2
2 4Vs sin 2 nt n d t
I o n
2p 0 np R 2 X 2
n
4Vs n V1
I o n
2np R X n
2
2 Zn n
Jadi arus keluaran trafo efektif total adalah
4Vs V1
Io
n 1, 3, 5,..
2p Z n n n 1,3,5,.. Z n n
LANJUTAN INVERTER
2
4Vs 4Vs V1
V I
n 1, 3, 5,..
n n
n 1, 3, 5,.. 2np
2np Z n n 1,3,5,.. n Z n
V I n n
h n 1, 3, 5,..
Vdc I dc
LANJUTAN INVERTER
2
V1
n 1, 3, 5,.. n Z n
V1 (1 / Z1 1 / 3Z 3 1 / 5Z 5 ....1 / nZ n )
2
Menentukan Harmonisa Pada Penyearah 1 Fasa
Persamaan arus masukkan untuk penyearah 1 fasa 1/2 gelombang dapat dinyatakan dalam
bentuk deret Fourier sebagai persamaan berikut:
Komponen an :
Atau
an
1
np
Ia sin nt
p
0
Komponen bn
Gambar 5. Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus pada sisi AC Penyearah 1 Fasa1/2 Gelombang dengan Sudut Penyalaan (a)
(a). Bentuk Gelombang Tegangan
(b). Bentuk Gelombang Arus.
Komponen an:
Atau
Komponen bn
Atau
Substitusi nilai Idc. an, dan bn ke persamaan arus i1(t) menghasilkan persamaan:
Gambar 6. Gelombang Harmonisa Penyearah 1 Fasa Gambar 7. Kurva Magnitudo Harmonisa Penyearah 1 Fasa
1/2 gelombang (a=150):
1/2 gelombang (a=150):
DISAIN RANGKAIAN FILTER
Gambar tegangan input dan output penyearah satu fasa gelombang penuh
2Vm
Vdc sin a
p
Koefisien Genap (an) ;
Koefisien Ganjil (bn) ;
Contoh :
Suatu filter LC digunakan untuk mereduksi kandungan harmonisa tegangan keluaran untuk
penyearah satu fasa gelombang penuh. Resitansi beban R=40 ohm, beban induktansi L=10
mH,frekuensi sumber 60Hz,
Tentukanlah nilai dari parameter filter Le dan Ce, jika faktor riakdari tegangan keluaran adalah
10%.
Penyelesaian:
Impedansi beban (Z);
Sehingga nilai parameter filter kapasitor (Ce) adalah :
Jika faktor riak tegangan keluaran penyearah 10%, solusi menentukan parameter filter induktansi (Le)
adalah;
Dengan faktor riak 10%, f = 60 Hz, Ce = 326mF dan harmonisa kedua yang dominan pada
tegangan keluaran penyearah,
Kita temukan bahwa harmonisa ke dua adalah salah satu nilai yang dominan dan tegangan output
efektifnya adalah;
Contoh :
Suatu filter LC digunakan untuk mereduksi kandungan harmonisa tegangan
keluaran untuk penyearah satu fasa gelombang penuh terkrndali dengan
a=300.. Tegangan output=100V dan aru beban 5 A, frekuensi sumber 50Hz,
Tentukanlah nilai dari parameter filter Le dan Ce, jika faktor riakdari tegangan
keluaran adalah 5%.
Penyelesaian:
Impedansi beban (Z);
UJIAN AKHIR SEMESTER - ELEKTRONIKA DAYA LANJUT
PROGRAM STUDI DI SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT-UR
TANGGAL :13 JUNI 2011 - SIFAT UJIAN : OPEN BOOK
DOSEN PENGAMPU MK : SUWITNO, ST,MT
SEMESTER GENAP 2010/2011
• Suatu penyearah satu fasa gelombang penuh
terkendali ditrigger dengan sudut a=450, dengan
sumber tegangan arus bolak balik v(t)=220 sin t
1.Buatlah formulasi untuk menentukan tegangan
harmonisa yang muncul dari keluaran penyearah
tersebut
2.Tentukan nilai jumlah tegangan harmonisa sampai
urutan ke 11
LANJUTAN UAS
•Tentukanlah nilai dari parameter filter Le dan Ce, jika faktor riak dari
tegangan keluaran adalah 2,55 %.
DAFTAR PUSTAKA