Bab 4a Pemantauan Pertembuhan, Status Gizi Dan PTM Dalam PAG
Bab 4a Pemantauan Pertembuhan, Status Gizi Dan PTM Dalam PAG
Bab 4a Pemantauan Pertembuhan, Status Gizi Dan PTM Dalam PAG
Balita
Anak
Gizi
Sekolah Dewasa
Kurang Ibu Hamil Dewasa
dan dan
dan Gizi Remaja Ibu Kurang dan
Remaja Lansia
Buruk, Putri Hamil Energi Lansia
Gizi dengan
Kurus Anemia Anemia Kronik dengan
Lebih PTM
dan (KEK) Malnutrisi
dan
Sangat
Gemuk
Kurus
Tidak Naik
Naik
Bila ditemukan balita gizi kurang, gizi buruk, kurus dan sangat kurus yang
dirujuk ke Puskesmas, maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perorangan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 7
Balita Pendek / Stunting
Ketika ditemukan
• Balita dengan status gizi berdasarkan indikator
TB/U dengan kategori pendek dan sangat balita dengan
pendek merupakan salah satu prioritas masalah gizi lebih
masalah gizi untuk diatasi di Indonesia.
dan atau pendek
• Penanggulangan stunting melalui pendekatan
sensitif dan spesifik sesuai dengan Konsep maka perlu
Rencana Aksi Menangani Masalah Stunting dirujuk ke fasilitas
(Sumber: Ratas Menteri yang dipimpin oleh
Wapres, 9 Agustus 2017) pelayanan
kesehatan yang
lebih tinggi
Balita Gemuk / Obes
10
RENCANA INTERVENSI STUNTING
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
KEMENDIKBUD
• PAUD dengan muatan pendidikan
gizi dan kesehatan KEMENKEU
• Pendidikan Kesehatan • Dana Insentif Daerah
Reproduksi dan gizi untuk anak
sekolah dan Remaja
KEMENTAN
KEMENPUPR • Ketahanan pangan
• Sarana air bersih dan sanitasi • Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga
11
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta Kurus dan
Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Prevalensi/ proporsi balita gizi kurang, gizi buruk, balita
Antropometri kurus, balita sangat kurus, BGM, 2T, N/D
Sumber data: laporan rutin dan data indikator keluarga sehat
Laboratorium -
Fisik/ Klinis -
P Riwayat Gizi
Hasil survei konsumsi (Jika ada), gambaran food recall 10 RT
Akses ketersediaan dan keamanan pangan
Cakupan balita mendapat PMT dan kapsul vitamin A
Pola asuh/budaya/keyakinan (cth: pantangan makanan)
Pengetahuan dan perilaku ibu dalam PMBA
Cakupan D/S, imunisasi balita, PHBS, SDIDTK
Prevalensi penyakit , wabah
Riwayat Klien Daya beli masyarakat
Geografis, akses ke Posyandu dan pelayanan kesehata1n2
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan G Unitzuik B
meli
u rhuatkbessearaan
m e rujuk pada cut off point
Sangat Kurus di Tingkat at mKau sarlu
ahskd
esaen
hatan
d a pat masalah
Masy ar
Prevalensi/ proporsi balita gizi kurang, gizi buruk,kesmasbalita
P Riwayat Gizi
Hasil survei konsumsi (Jika ada), gambaran food recall 10 RT
Akses ketersediaan dan keamanan pangan
Cakupan balita mendapat PMT dan kapsul vitamin A
Pola asuh/budaya/keyakinan (cth: pantangan makanan)
Pengetahuan dan perilaku ibu dalam PMBA
Cakupan D/S, imunisasi balita, PHBS, SDIDTK
Prevalensi penyakit , wabah
Riwayat Klien Daya beli masyarakat
Geografis, akses ke Posyandu dan pelayanan kesehata1n3
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Tingginya prevalensi / proporsi balita kurus dan sangat kurus di
Problem wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun 2017
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak
Kurangnya akses terhadap fasyankes termasuk keterbatasan PMT
Etiologi Kondisi sosial ekonomi dan budaya, rendahnya daya beli
Kurangnya penerapan PHBS
Kurang dukungan kebijakan pemerintah setempat
D Sign/ Symptom
Asupan energi dan protein < 70% AKG, Praktek PMBA tidak sesuai,
Rendahnya cakupan D/S dan N/D , tingginya angka kesakitan pada
balita, Rendahnya cakupan pemberian Vitamin A dan Imunisasi, Tidak
ada sumber air bersih / sanitasi buruk terkait pengolahan makanan
I Pemberian
Makan
multimikronutrien (taburia) jika tersedia
Balita sangat kurus dengan komplikasi, rawat inap di
TFC pemberian F75, F100 sesuai TAGB
Balita sangat kurus tanpa komplikasi, rawat jalan di
Pos PGBM, pemberian RUTF (jika tersedia)
Pemberian kapsul vitamin A bagi kasus gizi buruk
I Melakukan koordinasi:
Lintas program (Dokter, Tim Asuhan Gizi, Pengelola
Program KIA, Kesling, Imunisasi)
Koordinasi Lintas sektor (Kepala Desa, Camat, PKK, Kemendes,
Asuhan Gizi Pertanian, Perindustrian, Perikanan, Perternakan, dll)
Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 16
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 25
PRINSIP TERJADINYA MASALAH GIZI
(Keseimbangan antara Asupan dan Kebutuhan)
• Internal (umur,
• Ketersediaan jenis kelamin,
• Perilaku konsumsi fisiologis, status
• Sosial ekonomi Asupan Kebu gizi)
tuhan • Eksternal
• Aktivitas fisik
(aktivitas fisik,
lingkungan)
43
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Proporsi Ibu hamil trimester I dengan status gizi berdasarkan
IMT pra hamil : Gizi kurang/KEK, normal, kelebihan BB dan
obes
Antropometri Proporsi Ibu hamil dengan penambahan berat badan tidak
sesuai standar (kohor)
Proporsi Ibu hamil Risiko KEK, Bayi dengan BBLR
Untuk melihat besaran
Laboratorium
Proporsi Ibu hamil
Proporsi Ibu hamil anemia
anemia (Hb
(Hb <
< 11g/
11g/ d
dmml)l)asalah
asalahkesehatan
kesehatan
P Fisik/ Klinis -
merujuk pada cut off
dapat
D Etiologi
menghambat penyerapan zat besi
Tingginya angka kesakitan ibu hamil
Rendahnya cakupan K1 dan K4
Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
Kurangnya dukungan keluarga pada ibu hamil
Akses yang kurang terhadap fasyankes
Kurangnya pengetahuan
46
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Rendahnya asupan protein pada ibu hamil ( < 70%
AKG)
Sign/
Symptom Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
pada ibu hamil
I Edukasi Gizi
Penyuluhan tentang gizi ibu hamil saat kunjungan di
puskesmas, posyandu, pada pertemuan kelompok
pendukung, kelas ibu balita, dll
Penyediaan sarana KIE berupa poster, leaflet dan
brosur
Konseling Gizi -
I Koordinasi
Asuhan Gizi
pendistribusian TTD
Meningkatkan ketersediaan pangan bekerja
sama dengan penyuluh pertanian, termasuk
ketersediaan sumber protein hewani
Menjaga kebersihan perumahan dan sanitasi
lingkungan dengan lintas program dan
camat/kades 49
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Jumlah ibu hamil anemia setelah intervensi
Cakupan ibu hamil anemia yang mendapat TTD
Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD
Prevalensi/proporsi anemia pada ibu hamil pasca
intervensi
ME Cakupan ANC
Perencanaan kebutuhan dan distribusi TTD ibu
hamil
Terselenggaranya penyuluhan tentang anemia pada
ibu hamil serta manfaat TTD pada saat kelas ibu
atau kunjungan ANC
Bila tujuan intervensi tidak tercapai, maka perlu dilakukan pengkajian ulan
50 g
Bila ditemukan kasus ibu hamil anemia gizi besi, maka penanganan Proses
Asuhan Gizi perorangan di puskesmas adalah sebagai berikut:
Antropometri
BB, TB dan Lingkar lengan Atas (LiLA)
Riwayat Pola makan ibu hamil, food recall asupan protein dan zat
Gizi besi, kepatuhan konsumsi TTD
Formulir skrining gizi yang dilakukan pada ibu hamil dapat dilihat pada lampiran 4.
52
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu
Tingkat Masyarakat
Tingkat Individu
Intervensi
Melaksanakan intervensi
sesuai etiologi (E)
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 61
Dewasa dan Lansia
Malnutrisi
masalah yang
sering ditemuai
Saat Aku
Lanjut Usia
Prevalensi/Proporsi:
Antropometri Dewasa dan lansia gizi kurang/gizi buruk/gizi lebih
P Laboratorium
Prevalensi/Proporsi:
Dewasa dan lansia gula darah tinggi/ kolesterol tinggi
Prevalensi/Proporsi:
Klinis/Fisik Dewasa dan lansia kesulitan mengunyah/ tekanan
darah tinggi
P Riwayat
Klien
Akses ketersediaan dan keamanan pangan
D •
•
•
•
Asupan Makan
Kurang Aktivitas Fisik
Rendah Daya Beli
Keterbatasan akses terhadap makanan
Tingginya proporsi dewasa dan
lansia gizi kurang di PKM A Thn
2016(P) dikaitkan dengan sulitnya
Sign/Symptom akses terhadap fasyankes (E) yang
• Rendahnya asupan energi (< 80 % AKG) ditandai dengan rendahnya
cakupan kunjungan ke Posbindu
• Tingginya asupan energi (> 110 AKG)
dan Puskesmas (S).
68
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Menurunkan prevalensi/proporsi malnutrisi pada
Tujuan Dewasa dan Lansia di wilayah kerja Puskesmas A
dari 15 % menjadi 10 % pada tahun 2019.
Pemberian Makan -
I Edukasi Gizi
Gizi seimbang, Konsumsi buah dan sayur
Teknik mengolah makan
Menerapkan perilaku CERDIK, PHBS, GERMAS
Penyediaan sarana KIE
Konseling Gizi -
Diagnosis gizi
ditemukan sebanyak 20% lansia
Pengkajian Gizi sesuai dengan kebutuhan (P)
mengalami gizi kurang.
berkaitan dengan kurangnya
Prevalensi jumlah lansia dengan
konsumsi energi dan protein < motivasi memenuhi asupan
80% sebesar 35% energi dan protein, daya beli
daya beli kurang terhadap yang rendah (E) ditandai oleh
makanan sumber protein, buah 20% lansia mengalami status
dan sayur menurut data survey
gizi kurang dan prevalensi
Lansia usia rata – rata 60 – 70 asupan energi dan protein <
tahun dan masih bisa beraktifitas
ringan, rata – rata tinggal sendiri 80% sebesar 35%(S)
sehingga mempengaruhi motivasi
makan lansia
Monev
Meningkatkan asupan energi dan IMT lansia dan pelaksanaan program
protein sehingga dapat mengurangi masak dan makan bersama lansia
jumlah lansia dengan status gizi
kurang
Evaluasi
Implementasi
penurunan angka status gizi lansia
Mengaktifkan posbindu dan prevalensi lansia asupan energi
Mengadakan kegiatan masak dan dan protein < 80%
makan bersama dangan dana
bantuan bagi lansia setiap hari selasa
dan jumat
Mengadakan penyuluhan gizi berkala
Advokasi pemanfaatan dana desa
peduli lansia
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 73
5. Dewasa dan
Lansia dengan
PTM
Berat Badan
Gejala yang
sering • mudah lelah, haus, sering BAK
ditemukan
Pengkajian Gizi
Pola Makan
Asupan Gizi
Kebiasaan Makan
Pengkajian Gizi
Usia
Jenis Kelamin
Kondisi Lingkungan
Sosial Ekonomi
Aktifitas Fisik
Penggunaan Obat
Riwayat Penyakit
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 81
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Diagnosis Gizi
Diagnosis Gizi
Kurangnya aktifitas
Kebiasaan makanan tinggi energi,
karbohidrat dan lemak yang berlebihan
Gula darah belum terkontrol
Diagnosis Gizi
Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus diabetes melitus
adalah :
Problem
• Kelebihan berat badan
(P)
1 Etiologi
• Berterkaitan dengan pola makanan yang tinggi energi,
karbohidrat dan lemak serta aktifitas kurang
(E)
• Ditandai dengan IMT > 27, asupan energi dan lemak >
Sign &
Symptom
100% kebutuhan, gula darah sewaktu > 120 mg/dl
(S)
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 85
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus diabetes melitus
adalah :
Problem
• Ketidaksiapan perubahan pola makan
(P)
Intervensi Gizi
Intervensi Gizi
Pengetahuan,
Berat badan,
Pengkajian Gizi
Berat Badan
Tinggi Badan
Pengkajian Gizi
Profil Mineral
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 93
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi
Pengkajian Gizi
Pengkajian Gizi
Pengkajian Gizi
Usia
Jenis kelamin
Kurangnya aktifitas fisik
Riwayat penyakit personal dan keluarga
Penggunaan obat-obatan
Faktor lingkungan dan sosio budaya
Diagnosis Gizi
Kelebihan konsumsi natrium
Diagnosis Gizi
Asupan Garam (Natrium) dan energi berlebih
Minum alkohol
Merokok
Stres berkepanjangan 98
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi
Diagnosis Gizi
Tekanan darah di atas normal
asupan gizi
IMT
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 99
Penetapan Diagnosis Gizi
Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus hipertensi adalah :
Problem
• Kelebihan konsumsi natrium
(P)
Intervensi Gizi
Intervensi Gizi
Intervensi Gizi
Tekanan Darah
Berat Badan
Diagnosis gizi
Pengkajian Gizi
IMT = 30 kg/m2 (obesitas)
TD = 150/100 mmHg Kelebihan berat badan (P)
Asupan = tinggi energi, lemak, berkaitan dengan pola makanan
karbohidrat, sering gorengan, yang tidak seimbang dan
jarang konsumsi buah berlebihan serta kurangnya
aktifitas (E)
Riw. Personal = obat captopril 25
mg, kurang aktifitas ditandai oleh IMT 30 kg/m2 dan
asupan > 100% kebutuhan (S)
Jenis kelamin wanita, usia 52
tahun
Tujuan
Intervensi Monitoring
Monev
menurunkan berat badan 0,5 IMT satu bulan berikutnya
kg/minggu dan memperbaiki
Asupan gizi
pola makanan
Implementasi
Edukasi gizi : memberikan Evaluasi
pengetahuan gizi mengenai. perubahan IMT dan asupan gizi
Diet rendah garam dengan
jumlah sesuai kebutuhan, pola
makanan gizi seimbang,
anjuran meningkatkan
aktifitas fisik