Resiko Dan Hazard Dalam Asuhan Keperawatan 19-20
Resiko Dan Hazard Dalam Asuhan Keperawatan 19-20
Resiko Dan Hazard Dalam Asuhan Keperawatan 19-20
UPAYA MENCEGAH DAN MEMINIMALKAN RISIKO DAN HAZARD DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
MAHASISWA MAMPU MENGIDENTIFIKASI:
Jenis Hazard
2. Hazard Kimia
ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan kimia.
Contohnya bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, getah sintetik, gentia
n kaca, pelekat antiseptik, aerosol, insektisida, dan lain-lain.
3. Hazard Biologis
Hazard ini seluruhnya berasal dari makhluk hidup dan berdamp
ak pada kesehatan, berupa jamur, bakteri, virus.
4. Hazard ergonomi
yang termasuk didalam kategori ini antara lain desain tempat kerja yang tidak sesuai,
postur tubuh yang salah saat melakukan aktifitas, desain pekerjaan yang dilakukan, p
ergerakan yang berulang-ulang
HAZARD KESEHATAN
5. Hazard Mekanis
semua jenis bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak atau bersif
at mekanis. Contoh: mesin-mesin pemotong, bahaya getaran
6. Hazard Listrik
Hazard listrik adalah hazard yang ditimbulkan dari arus listrik pe
ndek, listrik statis
7. Hazard Psikososial
Stress, kekerasan ditempat kerja, waktu kerja yang padat, kura
ngnya waktu istirahat
Jenis-jenis safety hazard
Mechanical Hazard
bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak
yang dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk, terpotong,
terjepit, tergores, terbentur, dan lain-lain.
Electrical Hazard
Chemical Hazard
Bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif
Ada sekitar dua puluh tindakan keperawatan, delegasi, dan mandat
yang dilakukan dan yang mempunyai potensi bahaya biologis, meka
nik, ergonomik, dan fisik terutama pada pekerjaan mengangkat
pasien, melakukan injeksi, menjahit luka, pemasangan infus, menga
mbil sampel darah, dan memasang kateter.
RESIKO DAN HAZARD DALAM PROSES ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
“Seorang perawat di salah satu RS mengalami kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat tersebut sed
ang melakukan pengkajian. Seperti yang dikutip dalam suatu artikel di media online:
“Ketika perawat Y, 29 tahun, melakukan pendekatan untuk mengumpulkan data, salah satu pasiennya men
gamuk, berteriak dan memukul-mukul kepalanya ke dinding. Dia mencoba menghentikan dan menenang-
kannya tapi pasiennya secara emosional malah menendang dadanya, membuat dia terluka, dan membuat
mentalnya tergoyang seharian.”
Analisis Kasus
Hazard: Perawat mendapatkan kekerasan fisik sekaligus verbal pada saat melakukan pengkajian kepada
pasien.
Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
(Pasien, Perawat, manajemen RS)
1. Perawat harus melakukan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk apapun kepada pihak
rumah sakit
2. Memberikan pengertian kepada pasien agar memperlakukan sesama manusia dengan dasar mar
tabat dan rasa hormat
3. Dalam melakukan kontak kepada pasien, perawat seharusnya menjadi pendengar yang baik sala
h satu teknik pengumpulan data pada pengkajian adalah wawancarta. Saat melakukan wawancar
a perawat harus mampu menempatkan diri sebagai tempat curhat pasien sebaik mungkin
4. Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang cara menghindari tindakann keker
asan verbal dan fisik
5. Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati, perawat d
apat melakukan pengkajian kepada keluarga pasien terlebih dahulu.
Continue…
6. Saat mengkaji, perawat tidak boleh menyampaikan kata-kata yang menyingung pasie
n dan keluarga.
7. Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan dari
pasien terlebih dahulu.
8. Manajemen rumah sakit perlu memfasilitasi perawat mempersiapkan diri untuk meng
hadapi hazard dan resiko.
9. Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha menutupi terhadap laporan-laporan k
ekerasan fisik maupun verbal terhadap perawat
10. Memodifikasi lingkungan yang nyaman dirumah sakit mulai dari poli, ruangan rawat in
ap, sampai ke unit gawat darurat dan ruang intensif untuk menentramkan suasana h
ati pasien dan keluarga.
Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
Berdasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja.
Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri pasca
menangani pasien yang menderita penyakit yang sama
Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri. Berdasar
kan informasi, perawat tsb diduga tertular pasca menangani dan melakukan tindakan a
wal pada pasien positif difteri tsb, perawat yg terkena difteri berinisial Ru dan bertugas
di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Gunung Jati. Ru diketahui mrpkn perawa
t pertama yg menangani pasien difteri yang masuk RS
Analisa kasus 2
Hazard yg ada dikasus:
Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit Difteri dari pasien pasca menangani dan
melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.
Upaya pencegahan kasus 2
1. RS menyediakan APD yg lengkap (mask 1. Menjaga diri dari infeksi dgn memper
er, handscoon, scout dll) tahankan teknik aseptik
2. Menyediakan sarana utk mencuci tangan 2. Perawat mematuhi SOP yg sudah ad
atau alkohol gliserin utk perawat a di RS dan berhati-hati atau jangan
3. RS menyediakan pemilahan tempat sam terburu-buru dlm melakukan tindakan
pah medis dan nonmedis
4. RS menyediakan SOP utk tindakan kepe
rawatan
KASUS 3
Penularan virus hepatitis B terjadi dalam insiden “kecelakaan”. Kecelakaan berupa tertusuk jarum terjadi saat
Nakes mencoba menutup jarum suntik terutama saat selesai melakukan tindakan seperti setelah selesai me
lakukan pemberian obat atau pengambilan sampel darah. Dengan metode penutupan yg salah dan kurang
hati-hati, banyak Nakes yg akhirnya tertusuk jarum.
“Rata-rata empat dari tindakan menutup jarum suntik bekas pakai, satu diantaranya tertusuk jarum” Peneliti d
ari Universitas Indonesia, dr. Lukman Hakim Tarigan Mmeds, ScD, di Jakarta
Analisa Kasus:
Hazard: Terinfeksi Hepatitis B akibat tertusuk jarum suntik saat menutup jarum suntik setelah digunakan dari
pasien.
Upaya pencegahan Kasus 3
Keselamatan awal seorang pasien ditentukan dari cara seorang perawat melakukan
proses pengkajian
Perawat harus mampu mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien scr akurat,
tepat dan aktual
Perencanaan mrpk dasar bagi seorg perawat dalam melaksanakan implementasi kep
erawatan.
Diagnosa kep. Adl menganalisis data subjektif dan objektif utk membuat diagnose ke
perawatan. Diagnosa mrpk dasar utk perawat merumuskan tindakan kep.
Jk terdpt kesalahan pd saat perawat melakukan proses diagnose atau terdaat hal yg t
elewatkan, k rencana tindakan yg akan disusun mjd tidak tepat.
Maka, PERAWAT HARUS MAMPUBERPIKIR SCR KRITIS DAN TEPAT SHG TIDA
K TERJADI KESALAHAN ATAU RESIKO DAN HAZARD YG DPT MENGANCAM
NYAWA.
TAHAP IMPLEMENTASI ASKEP
Perawat saat melakukan proses implememtasi hrs menjamin bahwa tindakan yg aka
n dilakukan adl tindakan yg tepat. Perawat juga hrs mampu menilai kemampuan scr p
ribadi dlm melaksanakan proses implementasi agar tdk terjadi kesalahan saat memb
erikan tindakan pd pasien
Pasien safetru ditentukan jg dr peralatan medis dan lingkungan sekitar pasien. Hal t
sb perlu diperhatikan agar pasien dpt terhindar dari infeksi lain akibat melakukan ko
ntak dgn benda asing atau lingkungan diluar tubuhnya
TAHAP EVALUASI ASKEP
Evaluasi mengacu kpd penilaian, tahapanm dan perbaikan. Tahap ini perawat menem
ukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (cer
min bagi perawat thd setiap tindakan yg telah dilakukannya)
Jk pd tahap evaluasi perawat menemukan tindakan atau kejadian yg salah, maka hal
-hal tsb dpt segera diperbaiki shg mencegah tjdnya kondisi buruk pd pasien serta me
njaga keselamatan pasien
Oleh krn, proses kep sgt berhubungan erat dg patien safety. Jk seorng perawat mel
akukan kesalaan saat menjalani salah satu proses kep, dlmmenangani pasien, mk k
esalahan tsb akan memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yg dpt menganam ny
awa
TAHAP PERENCANAAN ASKEP