Rinitis Alergi
Rinitis Alergi
Rinitis Alergi
Pembimbing:
dr. Nur Hilaliyah, M. Kes, Sp. THT-KL
Posterior nasal
Cut nasopalatine branches of V2
branch of V2 to
septum
Fisiologi Hidung
• Jalan napas
• Pengatur kondisi udara
• Penyaring dan pelindung
• Indra penghidu
• Resonansi suara
• Proses bicara
• Refleks nasal
RINITISALERGI
Definisi
Penyakit inflamasi disebabkan oleh reaksi pada pasien
atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen
yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia
ketika terjadi paparan ulang dengan alergen spesifik tersebut
(Von Pirquet, 1986)
Kelainan pada hidung dengan gejala bersin, rinore, gatal,
hidung tersumbat setelah mukosa terpapar alergen yang
diperantarai IgE (WHO-ARIA 2001)
PATOFISIOLOGI
Terdiri dari 2 tahap :
Tahap sensitisasi
Reaksi alergi, terdiri dari 2 fase :
Reaksi Alergi Fase Cepat (RAFC) : sejak kontak alergen
sampai 1jam setelahnya
Reaksi Alergi Fase Lambat (RAFL) : yang berlangsung 2-
4 jam dengan puncak 6-8 jam setelah pemaparan dan
berlangsung 24-48 jam
Reaksi Hipersensitivitas Tipe I
ALERGEN
Berdasar cara masuknya, dibagi atas:
Alergen inhalan : debu rumah, tungau, kapuk
Alergen ingestan : udang, telur, ikan, coklat
Alergen injektan : penisilin, sengatan lebah
Alergen kontaktan : bahan kosmetik, perhiasan
Kortikosteroid oral
Terapi jangka pendek
Antagonis Reseptor Leutrien (LTRA)
31
Zafirlukast/Montelukast
Farmakoterapi I
TERAPILAINNYA
Imunoterapi:
Tujuan : pembentukan IgG blocking
antibody dan penurunan IgE. Ada 2
metode imunoterapi yang umum
dilakukan yaitu intradermal dan sub-
lingual.
Komplikasi RA
• Polip hidung
• Otitis media efusi yang sering residif
• Sinusitis paranasal
TERIMA KASIH