Sejarah Muhammadiyah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

Disusun
Oleh :
SRI LESNIDA : 1801060015
ELIDA : 1801060026
Dosen Pengampu
Ade Khalizah, MA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN
2019
A. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman


Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh
Muhammad Darwis yang kemudian dikenali sebagai K.H.
Ahmad Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton
Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang.
Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalam keadaan
jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat
mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali
kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadis. Oleh kerana itu beliau memberikan pengertian keagamaan
di rumahnya di tengah kesibukannya sebagai Khatib dan
pedagang.
Pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan
8 Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah
sebuah organisasi yang bernama ”MUHAMMADIYAH”.
Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20
Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah”
(Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912),
yang kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda
pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah”
yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal
Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan
tanggal Hijriyah.
B. Faktor Subyektif Berdirinya
Muhammadiyah

Faktor utama yang mendorong berdirinya Muhammadiyah


adalah hasil pendalaman K.H. Ahmad Dahlan terhadap Al Qur’an dalam
menelaah, membahas, meneliti dan mengkaji kandungan isinya. Dalam
surat Ali Imran ayat 104 dikatakan bahwa: “ Dan hendaklah ada diantara
kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung”. Memahami seruan diatas, K.H. Ahmad
Dahlan tergerak hatinya untuk membangun sebuah perkumpulan,
organisasi atau perserikatan yang teratur dan rapi yang tugasnya
berkhidmad pada pelaksanaan misi dakwah Islam amar ma’ruf nahi
munkar di tengah masyarakat.
C. Faktor Obyektif Berdirinya
Muhammadiyah

1. Kelemahan dan 1) Tradisionalisme


Praktek Ajaran Islam Pemahaman dan praktek Islam
tradisionalisme ini ditandai dengan
pengukuhan yang kuat terhadap
khasanah intelektual Islam masa lalu
dan menutup kemungkinan untuk
melakukan ijtihad dan pembaharuan-
pembaharuan dalam bidang agama.
2) Sinkretisme
Pertemuan Islam dengan budaya lokal disamping
telah memperkaya khasanah budaya Islam, pada
sisi lainnya telah melahirkan format-format
sinkretik, percampuradukkan antara sistem
kepercayaan asli masyarakat-budaya setempat.
C. Faktor Obyektif Berdirinya
Muhammadiyah

2. Kelemahan Lembaga
Pendidikan Islam

kelemahan dalam sistem pendidikan Pesantren yang menjadi kendala untuk


mempersiapkan kader-kader umat Islam yang dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan zaman. Salah satu kelemahan itu terletak pada materi pelajaran
yang hanya mengajarkan pelajaran agama, seperti Bahasa Arab, Tafsir, Hadist,
Ilmu Kalam, Tasawwuf dan ilmu falak. Pesanteren tidak mengajarkan materi-
materi pendidikan umum seperti ilmu hitung, biologi, kimia, fisika, ekonomi dan
lain sebagainya, yang justru sangat diperlukan bagi umat Islam untuk memahami
perkembangan zaman dan dalam rangka menunaikan tugas sebagai khalifah di
muka bumi ini.
C. Faktor Obyektif Berdirinya
Muhammadiyah

3. Kristenisasi

Faktor objektif yang bersifat eksternal yang


paling banyak mempengaruhi kelahiran Muhammadiyah
adalah kristenisasi, yakni kegiatan-kegiatan yang
terprogram dan sistematis untuk mengubah agama
penduduk asli, baik yang muslim maupun bukan, menjadi
kristen. Kristenisasi ini mendapatkan peluang bahkan
didukung sepenuhnya oleh pemerintah Kolonialisme
Belanda. Missi Kristen, baik Katolik maupun Protestan di
Indonesia, memiliki dasar hukum yang kuat dalam
Konstitusi Belanda.
C. Faktor Obyektif Berdirinya
Muhammadiyah

4. Kolonialisme
Belanda

Praktek politik Islam Pemerintah Hindia Belanda yang


secara sadar dan terencana ingin menjinakkan kekuatan Islam,
semakin menyadarkan umat Islam untuk melakukan perlawanan.
Menyikapi hal ini, KH. Ahmad Dahlan dengan mendirikan
Muhammadiyah berupaya melakukan perlawanan terhadap
kekuatan penjajahan melalui pendekatan kultural, terutama upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur
pendidikan.
C. Faktor Obyektif Berdirinya
Muhammadiyah

5. Gerakan Pemaharuan
Timur Tengah

Gerakan Muhammadiyah di Indonesia pada dasarnya merupakan salah


satu mata rantai dari sejarah panjang gerakan pembaharuan yang
dipelopori oleh Ibnu Taymiyah, Ibnu Qayyim, Muhammad bin Abdul
Wahhab, Jamaluddin al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan
lain sebagainya. Persentuhan itu terutama diperolah melalui tulisan-
tulisan Jamaluddin al-Afgani yang dimuat dalam majalah al-Urwatul
Wutsqa yang dibaca oleh KH. Ahmad Dahlan. Tulisan-tulisan yang
membawa angin segar pembaharuan itu, ternyata sangat
mempengaruhi KH. Ahmad Dahlan, dan merealisasikan gagasan-
gagasan pembaharuan ke dalam tindakan amal yang riil secara
terlembaga.
D. Profil KHA. Dahlan

1. Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta padatanggal


1 Agustus 1868
2. Meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal
23Februari 1923.
3. Seorang Pahlawan Nasional Indonesia.
4. Ayahnya adalah K.H. Abu Bakar, seorang ulama
dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan
Yogyakarta pada masa itu.
5. Ibunya adalah putri H. Ibrahim yang jugamenjabat
penghulu Kasultanan Yogyakarta padamasa itu
Gambar: KHA. Dahlan
D. Profil KHA. Dahlan

6. K.H. Ahmad Dahlan merupakan keturun kedua belas dari


Maulana Malik Ibrahim.
7. K.H. Ahmad Dahlan sejak usia 15 tahunan beliau sudah
belajar tentang pemikiran-pemikiranpembaharuan.
8. Pada umur 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi haji dan tinggal
di Mekkah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad
Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran
pembaharuan dalamIslam,seperti Muhammad Abduh, Al-
Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Tamiyah. Ketika pulang
kembali kekampungnya tahun 1888, ia berganti nama
menjadi Ahmad Dahlan
9. Sepulang dari Mekah, ia menikah dengan Siti Walidah,
sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil Gambar: KHA. Dahlan
10. Tahun1912 Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
Muhammdiyah.
E. Pemikiran KHA. Dahlan

Secara umum, ide-ide pembaharuan


Dahlandapat diklasifikasi kepada dua dimensi, yaitu;
1. Pertama, berupaya memurnikan (purifikasi) ajaran
Islam dari khurafat, tahayul dan bid’ah yang selama
ini lebih bercampur dalam akidahdan ibadah umat
Islam.
2. Kedua, mengajak umat Islam untuk keluar
dari jaring pemikiran
tradisional melaluireinterpretasi terhadap doktrin
Islam dalamrumusan dan penjelasan yang dapat
diterimaoleh rasio.

Anda mungkin juga menyukai