PERMENKES No.9 2017 TTG APOTIK

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

PERATURAN MENTERI KESEHATAN R.I.

No. 9 Tahun 2017


tentang

APOTIK
-
APOTIK = Sarana pelayanan Kefarmasian, tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker.
FASILITAS KEFARMASIAN = Sarana yang digunakan
untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
TENAGA KEFARMASIAN = Tenaga yang melakukan
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri dari
APOTEKER dan TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN.
-
APOTEKER = Sarjana Farmasi yg telah lulus sebagai
Apoteker dan telah mengucapkan
Sumpah Jabatan Apoteker.
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN = TTK = Tenaga yg
membantu Apotekerdalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian, yg terdiri dari
atas :
- Sarjana Farmasi.
- Ahli Madya Farmasi.
- Analis Farmasi.
Surat Tanda Registrasi Apoteker = STRA =
Bukti tertulis yg diberikan oleh konsil
tenaga kefarmarmasian kepada
Apoteker yg telah diregistrasi.
Surat Izin Apotik = SIA = Bukti tertulis yg diberikan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten /
Kota kepada Apoteker sebagai izin
untuk menyelenggarakan Apotik.
Surat Izin Praktek Apoteker = SIPA = Bukti tertulis
yg diberikan oleh Pemda Kab./ Kota
kepada Apoteker sbg pemberian
kewenangan utk melakukan praktek
kefarmasian.
Surat Izin Praktek Tenaga Teknis Kefarmasian ( SIPTTK ) =
Bukti tertulis yg diberikan oleh Pemda Kab. / Kota,
kepada tenaga teknis kefarmasian sebagai
pemberian kewenangan utk menjalankan praktik
kefarmasian.
RESEP = permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi
atau dokter hewan kepada Apoteker, baik
dalam bentuk kertas maupun elektronik utk
menyediakan sediaan farmasi dan/atau alat
kesehatan bagi pasien.
SEDIAAN FARMASI = - Obat, bahan obat,
- Obat tradisional dan
- Kosmetika.
Bahan Medis Habis Pakai = BMHP = Alat Kesehatan
yg ditujukan utk penggunaan sekali pakai
( single use) yg daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
Alat Kesehatan = instrumen, aparatus, mesin dan /
atau implan yg tidak mengandung obat yg
digunakan utk mencegah, mendiagnosa,
menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan
pada manusia dan / atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Organisasi Profesi = Ikatan Apoteker Indonesia.
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN =
(= Badan POM ) adalah Badan yg tugas dan
tanggung jawabnya di bidang Pengawasan
Obat dan Makanan

BALAI BESAR / BALAI PENGAWAS OBAT dan


MAKANAN = BBPOM / BPOM = adalah
Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kese-
hatan Dirjen pada Kementerian Keseha-
tan yg tugas dan tanggung jawabnya di
bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
Tujuan Pengaturan Apotik adalah untuk :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian
di Apotik .
b. Memberikan perlindungan kepada pasien dan
masyarakat dalam pelayanan kefarmasian di Apotik.
c. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasi
an dalam memberikan pelayanan kefarmasian di
Apotik .

Yang dapat mendirikan Apotik adalah Apoteker


dengan modal sendiri dan /atau modal pemilik modal
(perorangan atau perusahaan )
Tanggung pekerjaan kefarmasian sepenuhnya adalah
tanggung jawab Apoteker.
PEMERINTAH DAERAH Kabupaten / Kota bertanggung
jawab :
- Memberikan izin pendirian Apotik.
- Memberikan izin praktek / izin kerja tenaga kefarmasian.
- Mengatur penyebaran Apotik di daerahnya.

BANGUNAN APOTIK ( SARANA dan PRASARANA ) harus :


1. Memiliki fungsi keamanan, kenyamanan,
dan kemudahan dlm pelayanan kefarmasian.
2. Memberikan perlindungan kepada semua
orang yg dilayani.
3. Bersifat permanen.
4. Dapat merupakan bagian dan/atau terpisah
dari pusat perbelanjaan, apartemen, ruko,
rukan atau rusun.
SARANA APOTIK / Ruangan Apotik terdiri dari :
1. Tempat Penerimaan resep dan penyerahan obat.
2. Tempat Pelayanan resep dan peracikan obat.
3. Tempat Konseling.
4. Tempat Penyimpanan sediaan farmasi dan Alkes.
5. Tempat Arsip Penyimpanan resep selama 5 tahun.

PRASARANA APOTIK paling sedikit terdiri dari :


1. Instalasi air bersih.
2. Instalasi listrik.
3. Sistem tata udara.
4. Sistem proteksi kebakaran.
PERALATAN APOTIK terdiri dari :
1. Rak obat.
2. Alat peracikan.
3. Bahan pengemas.
4. Lemari pendingin/ es.
5. Lemari narkotika.
6. Lemari psikotropika.
7. Meja , kursi, komputer.
8. Kartu stok obat.
9. Kartu pencatatan pengobatan pasien
( medication record ).
10. Salinan resep, kuitansi.
Semua sarana, prasarana dan peralatan harus
terpelihara dan berfungsi dengan baik.
APOTEKER , Apoteker Pendamping dan Tenaga Teknis
Kefarmasian HARUS MEMILIKI surat izin praktek ( SIPA).
Setiap Apotik harus memiliki surat izin apotik (SIA).
SIA dikeluarkan oleh :
1. Menteri Kesehatan dan dilimpahkan kepada Pemda
Kab./ Kota.
2. Berlaku 5 ( lima ) tahun dan dapat diperpanjang.

Untuk memperoleh SIA diperlukan :


1. Permohonan tertulis dari Apoteker.
2. Fotokopi STRA dan menunjukkan STRA asli.
3. Fotokopi KTP.
4. Fotopkopi NPWP Apoteker.
5. Fotokopi denah lokasi dan bangunan.
6. Daftar prasarana, sarana dan peralatan.
Pada penerbitan SIA sekaligus diterbitkan juga SIPA dari apoteker
yang masa berlakunya sama.
Setiap PERUBAHAN :
a. Alamat / lokasi apotik. )
b. Apoteker pemegang SIA. ) harus ada izin baru.
c. Nama apotik. )
Maka dilakukan perubahan izin  izin baru.

PENYERAHAN Sediaan Farmasi dan BMHP dari


Apotik boleh kepada :
a. Apotik lainnya;
b. Puskesmas;
c. Instalasi Farmasi R.S.
d. Instalasi Farmasi Klinik;
Hanya utk memenuhi kekurangan persediaan.
PENYERAHAN sediaan Farmasi dan Alkes kepada :
e. Dokter praktek; ) harus punya SIMO
f. Bidan praktek mandiri )
g. Pasien dengan R/ dokter.

PENAMPILAN Apotik harus MEMASANG :


a. Papan nama Apotik; }
b. Papan nama praktik Apoteker; }
Didepan apotik atau dipinggir jalan.
Setiap Apoteker dan TTK, HARUS BEKERJA sesuai
dengan MENERAPKAN :
a. Standar profesi;
b. Standar Prosedur Operasional ( SPO ) ;
c. Standar pelayanan ;
d. Etika profesi;
e. Menghormati hak pasien.
Setiap SEDIAAN FARMASI yang disediakan di
Apotik HARUS MEMENUHI SYARAT :
a. Bermutu ;
b. Berkhasiat / bermanfaat ;
c. Aman ;
d. Terjangkau .
KEWENANGAN Apoteker di Apotik :
1. Melayani R/ dokter , dokter gigi, dr. Hewan.
2. Dapat mengganti obat nama dagang dengan
obat nama dagang lain atas persetujuan dokter
dan / atau pasien.
3. Apabila terdapat kekeliruan atas R/ , maka
Apoteker harus menghubungi Dr. penulis R/
4. Memberikan salinan R/ sesuai dengan aslinya,
jika pasien meminta.
5. Melakukan pemesanan obat, obat keras, narkotik
dan psikotropik.
6. Menyimpan R/ minimal 5 tahun.
7. Dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
- Apabila Apoteker pemegang SIA meninggal dunia
ahli waris, wajib melaporkan kepada kepala Daerah-
setempat dan tembusan kepala DKK setempat.
- Kepala Daerah setempat harus menunjuk
Apoteker pengganti sementara paling lama
3( tiga) bulan.
- Apoteker pengganti sementara harus melapor-
kan kepada Kepala Daerah setempat dalam
waktu 3 x 24 jam disertai penyerahan dokumen
R/ apotik, Narkotika, Psikotropika , Obat Keras
dan kunci lemari Narkotika dan Psikotropika.
PELANGGARAN terhadap Permenkes ini diberikan
sanksi administratif berupa :
- Peringatan tertulis.
- Penghentian sementara kegiatan.
- Pencabutan SIA.

PENGAWASAN terhadap :
- Kelengkapan administratif dilakukan oleh kepala
DKK setempat.
- Pelanggaran terhadap komoditas Narkotika,
Psikotropika, Obat Keras dan Obat Bebas Terbatas
dan Obat Bebas dilakukan oleh BPOM setempat
Di daerah terpencil yg tidak terdapat Apoteker ,
Menteri Kesehatan R.I. dapat menempatkan Tenaga
Teknis Kefarmasian yg telah memiliki STRTTK pada
Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar ( Puskesmas ) yg
diberi wewenang utk meracik dan menyerahkan obat
pada pasien.

Di daerah terpencil yang tidak ada Apotek, Dokter atau


Dokter Gigi yg telah memiliki Surat Tanda Registrasi mem
punyai wewenang meracik dan menyerahkan obat kepada
pasien.
TOKO OBAT = Sarana pelayanan kefarmasian yang
menjual Obat Bebas Terbatas dan Obat Bebas.
Penanggung Jawab = Tenaga Teknis Kefarmasian
yang memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis
Kefarmasian ( STRTTK ).
Izin = dari Walikotamadya / Bupati Kepala Daerah
setempat.
Harus menerapkan Standar Pelayanan Toko Obat.

Anda mungkin juga menyukai