Sterilisasi
Sterilisasi
Sterilisasi
Kegunaan:
- untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya Urea Broth
ataupun untuk sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin.
- Meminimalkan kuman udara masuk untuk ruangan kerja secara aseptis
Sterilisasi secara fisik
a. Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang
terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln
tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan
ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi
Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini:Clostridium
perfingens dan Cl. Botulinum
Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf menggunakan suhu 121 C , apabila sedang bekerja
maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus
stearothermophilus .
b. Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu
UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol.
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik
kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil
alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif.
Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya disinfeksinya. Dengan atau iodium,
isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah campuran
formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
a. Rongga (space)
b. Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
c. Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
d. Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
e. Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
menguap
f. Sebaiknya menyediakan hand lation àmerawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan
Penggunaan larutan desinfektan, misalnya, membantu menjaga air untuk mengepel agar tidak
tercemar. Kain pel harus di cuci dan di keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi
pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk membersihkan
permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian, maka dapat
mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah dibandingkan sebelum di bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih mudah dicapai.
b. Universal Precaution
pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui darah .
Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu ataupun tidak tahu
status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa semua pasien berpotensi
menularkan berbagai penyakit.
c. Cuci Tangan
Adalah pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan yang
mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan atau yang lainya
(cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika melakukan
prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles.
d. Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau steril,tidak
berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah medis sampai
menjadi arang.
d. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis
Desinfekatan :
1. Aseptik/Asepsis :
Suatu istilah umum yg digunakan untuk
menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh
manapun yg sering menyebabkan infeksi.
Tujuannya :
Mengurangi jumlah mikroorganisem baik pada
permukaan hidup maupun benda mati agar alat-
alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
2. Antisepsis :
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada
kulit, selaput lendir atau bagian tubuh lainnya
dengan menggunakan bahan antimikrobial
(antiseptik)
3. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme
kecuali beberapa endospora bakteri pada benda
mati dengan merebus, mengukus atau penggunaan
desinfektan kimia
Sterilisasi :
METODE STERILISASI
Syarat – Syarat
Tindakan Aseptis
Syarat - Syarat Tindakan Aseptis
Teknik aseptik mengacu pada praktek yang digunakan untuk menghindari kontaminasi
organisme patogen. Tujuan utama dari teknik aseptik adalah untuk melindungi pengguna
dari kontaminasi oleh organisme patogen selama prosedur medis dan keperawatan dan
untuk melindungi dari hal-hal yang berpotensi menular dari mikroorganisme tersebut. Hal
ini dapat dicapai dengan memastikan bahwa hanya peralatan steril (Wilson 2006).
Aseptik medis
Aseptik medis adalah teknik atau prosedur yang dilakukan
untuk mengurangi jumlah mikroorganisme disuatu objek,
serta menurunkan kemungkinan penyebaran dari mikro
organisme tersebut
Ex: Mencuci tangan
Aseptik bedah
Aseptik bedah atau teknik steril termasuk prosedur yang digunakan untuk
membunuh mikroorganisme. Setelah objek menjadi tidak steril maka objek
tersebut telah terkontaminasi, misalnya alat-alat perawatan luka yang telah
dipakai atau tersentuh objek yang tidak steril.
Ex: Perawatan luka operasi (mengganti balutan)
TERIMAKASIH