Titiktikatian
Titiktikatian
Titiktikatian
Dari grafik terlihat adanya “garis kejenuhan” (C). Senyawa di bawah garis kejenuhan
menunjukkan bahwa pada kadar tersebut larut jenuhnya dapat berefek antibakteri. Di atas
garis kejenuhan senyawa tersebut tidak mempunyai kelarutan yg cukup untuk memberi efek
antibakteri. Titik potong antara garis aktifitas senyawa seri homolog & garis kejenuhan
tergantung pada daya tahan bakteri. Bakteri yg lebih kebal (resisten) butuh kadar lebih
tinggi utk membunuhnya, sehingga titik potong terjadi lebih awal.
Hubungan jumlah atom C dgn aktivitas antibakteri seri homolog
n-alifatis alkohol
Prinsip ferguson, senyawa berstruktur spesifik dan tidak spesifik
Banyak senyawa kimia dengan struktur berbeda tetapi mempunyai sifat fisik sama, seperti ester,
kloroform dan nitrogen oksida, dapat menimbulkan efek narkosis atau anestesi sistemik. Hal ini
menunjukkan bahwa sifat fisik lebih berperan dibanding sifat kimia.
Fuhner (1904), mendapatkan bahwa untuk mencapai aktivitas sama, anggota seri homolog yang
lebih tinggi memerlukan kadar lebih rendah, sesuai persamaan deret ukur sebagai berikut :
Hal tersebut terjadi pada seri homolog obat penekan sistem saraf pusat, seperti turunan alkohol,
keton, amin, ester, uretan dan hidrokarbon. Perubahan sifat fisik tertentu dari suatu seri homolog,
seperti tekanan uap, kelarutan dalam air, tegangan permukaan dan distribusi dalam pelarut yang
saling tidak campur, kadang-kadang juga sesuai dengan deret ukur.
Senyawa Berstruktur Spesifik & Tidak Spesifik
Pada interaksi obat-reseptor ada dua nilai yang sangat penting yang
distribusi muatan elektronik dalam obat dan reseptor, serta bentuk
konformasi obat dan reseptor. oleh karena itu aktivitas obat tergantung
pada tiga faktor struktur yang penting, yaitu :
a. Modifikasi isosterisme
b. Isomer dan aktivitas biologis obat
c. Jarak antar atom dan aktivitas biologis
Modifikasi isosterisme
Pada modifikasi isosterisme tidak ada hukum yang secara umum dapat memperkirakan
apakah akan terjadi peningkatan atau penurunan aktifitas biologis.
Meskipun demikian isosterisme masih layak dipertimbangkan sebagai dasar rancangan obat
dan modifikasi molekul dalam rangka menemukan obat baru.
contoh modifikasi isosterisme :
1. Pergantian gugus sulfida(-S-) pada sistem cincin fenotiazin dan cincin tioxanten, dengan
gugus
etilen (-CH2CH2-), menghasilkan sistem cincin dihidrodibenzazepin dan dibenzosiklo-
heptadien
berkhasiat berlawanan.
2. Turunan dialkiletilamin
R-X-CH2-CH2-N-(R')2
X= O, NH, CH2, S : senyawa antihistamin
X= COO, CONH, COS : senyawa pemblok adrenergik
3. Turunan ester etiltrimetilamonium
4. Obat antidiabetes turunan sulfonamida
5. Prokain dan prokainamid
6. Antimetabolit purin
Isomer dan aktivitas biologis
obat Isomer Geometrik dan Aktivitas Biologis
Isomer geometri atau isomer cis-trans adalah isomer yang
Isomer Optik dan Aktivitas disebabkan adanya atom-atom atau gugus-gugus yang terikat
Biologis secara langsung pada suatu ikatan rangkap atau dalam suatu
Isomer optik (Enantiomorph, sistem alisiklik tersebut membatasi gerakan atom dalam
Optical antipode) adalah isomer mencapai kedudukan yang stabil sehingga terbentuk
yang disebabkan oleh senyawa yang isomer cis-trans.
mempunyai atom C asimetrik.
Isomer Konformasi dan Aktivitas Biologis
Isomer optik mempunyai sifat kimia
Isomer konformasi adalah isomer yang terjadi karena ada
fisika sama dan hanya berbeda
perbedaan pengaturan ruang dari atom-atom atau gugus-
pada kemampuan dalam memutar
gugus dalam struktur molekul obat. Isomer konformasi lebih
bidang cahaya terpolaritas atau
stabil pada struktur senyawa non aromatik.
berbeda rotasi optiknya. Masing-
masing isomer hanya dapat
memutar bidang cahaya Diastereoisomer dan Aktifitas Biologis
terpolarisasi ke kiri atau ke kanan Diastereoisomer adalah isomer yang disebabkan oleh
saja dengan sudut pemutaran senyawa yang mempunyai dua atau lebih pusat atom
sama. asimetrik, mempunyai gugus fungsional sama dan
Isomer optik kadang-kadang memberikan tipe reaksi yang sama pula. Kedudukan gugus-
mempunyai aktivitas biologis yang gugus substitusi terletak pada ruang yang relatif berbeda
berbeda karena ada perbedaan sehingga diastereoisomer mempunyai sifat fisik, kecepatan
dalam interaksi isomer-isomer reaksi dan sifat biologis yang berbeda pula.
dengan reseptor biologis.
Jarak antar atom dan aktivitas biologis