Perencanaan-Keperawatan Anestesiologi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN KEPERAWATAN

ANESTESIOLOGI

Ni Made Sri Rahyanti


Definisi Perencanaan
Merupakan tahap ketiga dari proses
asuhan keperawatan anestesiologi
Pada perencanaan terdapat tindakan
keperawatan yang diusulkan dengan
tujuan spesifik yang ingin dicapai.
Perencanaan tentunya untuk
mengatasi masalah kesehatan
Perencanaan merupakan kerangka
kerja yang didasarkan oleh evidance
based Perencanaan bersifat
berurutan, dinamis, berorientasi
pada masa depan
Empat elemen penting dalam
perencanaan keperawatan anestesiologi

1. Menentukan prioritas
2. Menetapkan tujuan dan kriteria
hasil
3. Menetapkan rencana tindakan
dengan kolaborasi atau
konsultasi jika diperlukan
4. Dokumentasi
Menetapkan tujuan dan kriteria
hasil
Penata anestesi mengidentifikasi
capaian kondisi yang diharapkan
pada pasien
Acuan pembuatan tujuan antara
lain:
 berdasarkan masalah kesehatan
 dapat diukur
 disusun dengan pasien dan
pemberi pelayanan keperawatan
 realistis dan dapat dicapai
Perencanaan
Penata anestesiologi mengembangkan
perencanaan perawatan untuk mengatur
supaya intervensi dapat mencapai hasil yang
diharapkan
Acuan pembuatan perencanaan yaitu
1. Sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
individu klien
2. Dibuat bersama dengan klien, pemberi
pelayanan peraatan lain dan pihak yang
terkait
3. Terdokumentasi
4. Menunjang perawatan yang berkelanjutan
Tujuan dari komponen
perencanaan pada proses asuhan
keperawatan anestesiologi:
Memberikan arahan yang
adekuat untuk menjamin
kualiatas pelayanan
Sebagai sarana untuk
meningkatkan komunikasi staf
pemberi pelayanan keperawatan
Dapat memberikan pelayanan
yang berkelanjutan pada pasien
Proses identifikasi tujuan dan
perencanaan
Berpikirkritis
Membuat prioritas
Membuat tujuan dan hasil yang
diharapkan
Critical Thinking
Berpikir kritis merupakan proses analisa
terhadap suatu masalah dengan berfokus
pada tujuan
Berpikir kritis didasarkan pada prinsip ilmiah
dan metode ilmiah
Berpikir kritis berguna untuk menetapkan
tujuan dan blue print capaian kondisi pasien
Penggunaan ketrampilan ketrampilan
berpikir kritis dalam proses keperawatan
anestesi akan mengarahkan petugas
kesehatan untuk fokus dalam menangani
masalah kesehatan klien dengan profesional
Critical Thinking
Perencanaan terdapat dalam 3 fase:
 Diawal perawatan (initial palnning)
 Selama perawatan (onggoing palning)
 Saat pasien dipulangkan atau discharge planning
Initial
planning : melibatkan
perkembangan diawal pengkajian, sesuai
dengan kondisi awal bertemu klien
Ongoing planning: selama perawatan
dapat terjadi perubahan kondisi klien
sehingga diperlukan perbaikan
perencanaan.
Discharge planning: perencanaan yang
dibuat untuk persiapan pasien pulang
Establishing
Priorities
Membuat prioritas merupakan elemen pertama pada
intervensi
Dalam membuat prioritas, petugas memeriksa masalah
kesehatan yang sudah dirangking sesuai dengan kondisi
fisiologi dan psikologi yang paling penting
Beberapa panduan yang digunakan dalam membuat
prioritas masalah kesehatan: kebutuhan dasar,
keselamatan, dan keinginan klien.
Hirarki kebutuhan Maslow juga umum digunakan untuk
memprioritaskan masalah
Masalah kesehatan yang lebih mengancam nyawa
didahulukan daripada masalah yang tidak mengancam
nyawa
Point tambahan dalam mengembangkan prioritas
adalah harus mempertimbangkan masalah
resiko/potensial
Merumuskan tujuan dan hasil
yang diharapkan
Setelah mengkaji pasien, menentukan
masalah kesehatan, dan prioritas, petugas
kemudian menetapkan tujuan dan kriteria
hasil yang diharapkan
Tujuan merupakan maksud, niat dan hasil
akhir yang diinginkan. Tujuan ditulis berupa
pernyataan yang umum.
Kriteria hasil merupakan pernyataan tujuan
yang spesifik, detail yang menjelaskan metode
yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Kriteria hasil digunakan untuk mengukur
efektifitas dari intervensi/rencana tindakan
Pedoman Menulis Tujuan
Berpusat pada pasien
Faktor tunggal: setiap pernyataan
tujuan menunjukkan satu respon
Hasil dapat diamati
Dapat diukur
Terdapat batasan waktu
Ada kesepakatan antara petugas dan
klien mengenai batas waktu
perawatan
Tujuan yang ditulis harus realistis
Tipe
Intervensi/perencanaan
Intervensi penata anestesi
Intervensi dokter
Intervensi kolaboratif
Pemilihan intervensi
Intervensiditentukan dengan
menggunakan keterampilan klinis
membuat keputusan klinis, yang
menunjukkan 6 faktor dalam
memilih perencanaan
6 faktor yang menjadi pertimbangan
dalam pemilihan perencanaan

Karakteristik masalah kesehatan


Hasil yang diperkirakan
Dasar riet/ilmu pengetahuan
Kemungkinan dapat dikerjakan
Bagaimana penerimaan klien
Kompetensi petugas kesehatan
Selain 6 faktor tersebut, hal lain
yang perlu dipertimbangkan
dalam menentukan perencanaan:
Telaah rencana asuhan yang
telah distandarkan
Kebijakan manual prosedur
Literatur, buku ajar kesehatan
yang bersangkutan
Berkolaborasi dengan profesi
kesehatan lainnya

Anda mungkin juga menyukai