HBM & BASIC of PMT Kompilasi

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

HEALTH BELIEF MODEL &

Basic Of PROTECTION MOTIVATION THEORY

OL
Oleh :
Siti Nurngaini
Wahyuningsih
HARI INI INDAH

SAYA SENANG BELAJAR DENGAN ANDA


Pertama kali
dikembangkan pada tahun
1950 oleh psikolog sosial
GODFREY HOCHBAUM,
IRWIN ROSENSTOCK dan
STEPHEN KEGELS yang
bekerja di jasa pelayanan
kesehatan public AS.
Model ini dikembangkan
dalam merespon kegagalan
pemeriksaan kesehatan Godfrey M. Hochbaum (left);
bebas Tuberculosis (TB) Irwin M. Rosenstock (right)
LANJUTAN....

HBM awalnya dikembangkan sebagai


suatu metode sistematis untuk menjelaskan
dan memprediksi perilaku kesehatan
preventif. Ini berfokus pada hubungan
antara perilaku kesehatan, praktek dan
pemanfaatan layanan kesehatan.

HBM sudah diadaptasi untuk menggali


beragam perilaku kesehatan jangka
panjang dan pendek, termasuk resiko
perilaku dan penularan seksual dari
HIV/AIDS.
Health Belief Model adalah suatu

perangkat yang digunakan para ilmuan untuk mencoba dan

memprediksi perilaku kesehatan, ini didasarkan pada

keyakinan seseorang untuk merubah perilaku kesehatan

mereka terutama dikaitkan dengan beberapa faktor yang

termasuk komponen HBM.


Perceived of
Susceptibility

Perceived of
Demographic Severity
Variable Likelihood of
Behaviour
Benefit

Cost

Cues to action

Bagan 1. Basic of the health belief model (Jane Ogden,


Health Psychology 1996)
Individual Perceptions Modifying Factor Likelihood Action
1. Variabel Demographic
Meliputi umur, jenis kelamin, bangsa, kelompok etnis
2. Kerentanan yang Dirasakan (Perceived of Susceptibility)
Seseorang tidak akan merubah perilaku mereka kecuali
mereka percaya bahwa mereka beresiko.
3. Keparahan atau keseriusan yang dirasakan. (Perceived of
seriousness)
Mengacu pada keyakinan seseorang mengenai efek suatu
penyakit atau kondisi tertentu.
4. Manfaat yang dirasakan (Perceived of Benefits)
Sulit meyakinkan seseorang untuk merubah perilaku jika tidak
ada manfaat sesuatu didalamnya untuk mereka.
5. Biaya (cost)
biaya yang terlibat dalam melakukan perilaku tersebut.
perubahan perilaku akan terjadi juga dipengaruhi oleh biaya yang
digunakan.
6. Isyarat untuk bertindak (Cues to action)
Suatu isyarat bertindak kadang-kadang membantu
menggerakkan seseorang dari keinginan untuk membuat suatu
perubahan. Misalnya nasehat keluarga, media massa, peringatan dari
petugas kesehatan dll.
Perceived of Susceptibility
Persepsi ibu apabila tdk
ANC(anemia, tdk tau
perkmbngn bayi)

Perceived of Severity
Variabel Persepsi ttg resiko tdk ANC
Demografi Ibu (perdarahan,KPD)
(umur,ras) Likelihood of
Cost Behaviour
Biaya bumil untuk Kunjungan ANC
melakukan ANC Teratur
(biaya pemeriksaan

Benefit
Manfaat ANC (Ibu dan
janin sehat, tidak BBLR)

Cues to action
(Dukungan Ortu,
Sosialisasi informasi
kesehatan, keaktifan
nakes)
Basic Of
PROTECTION MOTIVATION
THEORY
• Pada tahun 1975 Rogers mengembangkan
Protection Motivation Theory (PMT) yang
merupakan kelanjutan dari teori Health Belief
Models
• Protection Motivation Theory (PMT) kemudian
di kembangkan oleh Roger (1983) menjadi
teori yang lebih luas mengenai dampak
komunikasi yang menekankan pada proses
kognitif sebagai sarana perubahan perilaku.
• Teori ini beranggapan bahwa orang memiliki
motivasi untuk melindungi dirinya dari bahaya
fisik, sosial, dan psikologis.
Variable independent Var Intervening Var dependent

Severity

Vulnerability Behavioural
Behaviour
Intentions
Response effectiveness

Self-efficacy
1. Severity (keparahan)
Persepsi terhadap besarnya bahaya /masalah. Contohnya ”HIV/AIDS adalah penyakit yang
berbahaya dan belum ada obatnya”.

2. Vulnerability (Kerentanan)
Persepsi tentang resiko kejadian negatif yang terjadi pada seseorang dan kerentanan
terserang suatu penyakit (Rentan terhadap masalah kesehatan tertentu). Contohnya “Jika
terkena HIV/AIDS, maka bisa berakibat pada kematian.”

3. Response e efficacy (Tingkat efektivitas respon)


 Persepsi tentang efektifitas alternative tindakan yang dipromosikan (untuk menghindari

resiko). Kefektifan dari perilaku yang sudah direkomendasikan dapat merubah atau
mencegah dari dampak yang mungkin terjadi. Contohnya “Penggunaan kondom pada saat
melakukan free seks bisa mengurangi resiko tertular HIV/AIDS”

4. Self efficacy (Keyakinan diri)


 Persepsi individu terhadap kemampuannya untuk melaksananakan tindakan. Orang yang

memilki perasaan self efficacy yang tinggi yakin bahwa dia akan berhasil, sehingga dia akan
melaksanankan tugasnya dengan cepat dan percaya diri. Sedangkan orang dengan self
efficacy yang rendah merasa dia akan gagal, sehingga dia akan menghindar dengan berbagai
cara atau sebelum mencoba dia merasa bahwa dia akan gagal. Contohnya : “Dengan
penggunaan kondom dapat mengurangi resiko tertular HIV/AIDS”.
 Keempat komponen tersebut dapat
memprediksi niat perilaku ( “saya ingin
merubah perilaku saya”) yang mempengaruhi
perilaku seseorang.

 Selanjutnya, Rogers juga meyakini ada peran


dari komponen yang kelima yaitu perasaan
takut sebagai emotional response yang
memiliki respon dalam pendidikan atau
informasi
 Teori PMT menggambarkan
severity, vulnerability, dan
fear berhubungan dengan
penilaian ancaman (dari
luar), sedangkan response
efficacy dan self-efficacy
yang berhubungan dengan
penilaian coping
(mengatasi) yang berasal
Menurut PMT, ada 2 sumber informasi :
Environmental, yaitu verbal persuasion dan
observational learning.
Intrapersonal, yaitu prior experience.

Informasi ini mempengaruhi lima komponen teori PMT,


yang kemudian dapat menimbulkan respon coping
yang adaptif (niat berperilaku) atau maladaptif
(menghindar, menolak) sebagai motivasi
perlindungan
PENGGUNAAN TEORI PMT
(Roger,1975)
Perubahan diit, PMT akan memprediksi sbb:
• Informasi (pengaruh diit tinggi lemak pada
penyakit jantung koroner)→ perasaan takut ↑
→ persepsi individu tentang bahaya penyakit
jantung koroner ↑ (perceived severity)
• Meningkatkan keyakinan bahwa mereka
memiliki risiko mudah terkena serangan
jantung (perceived vulnerebility).
 Jika individu juga merasa percaya diri
bahwa mereka dapat merubah pola diit
mereka (self-efficacy) maka perubahan ini
akan memberikan manfaat (response
effectiveness),
 mereka akan menunjukkan niat yang tinggi
(behavioral intentions) untuk merubah
perilaku mereka (behaviour).
Keaadaan tersebut akan muncul sebagai
respon adaptif terhadap informasi.
Prediksi perubahan perilaku masalah
HIV/AIDS menurut PMT
Informasi : Tidak menggunakan kondom dapat tertular HIV/AIDS
Perceived : Adanya persepsi individu yang dirasakan tentang bahaya HIV/AIDS
severity meningkat
Perceived : Persepsi / keyakinan individu bahwa mereka memiliki risiko/rentan
vulnerability tertular HIV/AIDS meningkat
Self-efficacy : Adanya rasa percaya diri bahwa mereka dapat merubah perilaku
hubungan seks mereka menjadi perilaku seks yang aman
Response : Adanya kesadaran terhadap pentingnya perubahan perilaku sex yang
effectiveness aman
Behaviour : Adanya niat untuk melakukan perubahan perilaku sex yang aman
intention
Behaviour : Adanya perubahan perilaku yang nyata dalam melakukan hubungan
sex yang aman baik terhadap pasangan maupun pelanggan
PMT tidak mempertimbangkan perilaku kebiasaan
termasuk faktor sosial dan lingkungan
Schwarzer (1992), juga mengkritik teori PMT yang
tidak secara explisit menguji perilaku selama waktu
proses dan perubahan.

Anda mungkin juga menyukai