Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Uji Hipotesis Beda

Dua Rata-Rata
W. Sujanarko
Uji Beda Dua Rata-Rata Berpasangan
(Paired Test)
W.S. Kalbis L15346
Uji Beda Dua Rata-Rata Sampel
Berpasangan (Paired Test)

Dibutuhkan untuk mencek perbedaan yang


bermakna antara dua nilai rata-rata ketika sampel-
sampel tersebut tidak independen :

Seperti  - sebelum dan sesudah perlakuan


- beda perlakuan
- dengan atau tanpa perlakuan
Contoh 1
 Dilakukan uji klinis untuk mengetahui efektivitas obat tidur yang baru pada
10 orang penderita insomnia. Setiap penderita diterapi dengan plasebo
selama seminggu dilanjutkan seminggu dengan obat baru. Setiap akhir
terapi dievaluasi dengan skor rasa kantuk dengan nilai 0-30.

Skor Rasa Kantuk


Selisih _ _
No urut (d=x2-x1)
Plasebo (x1) Obat (x2) [d-d] [d-d]2

1 22 19 -3 -1,7 2,89
2 18 11 -7 -5,7 32,49
3 17 14 -3 -1,7 2,89
4 19 17 -2 -0,7 0,49
5 22 23 1 2,3 5,29
6 12 11 -1 0,3 0,09
7 14 15 1 2,3 5,29
8 11 19 8 9,3 86,49
9 19 11 -8 -6,7 44,89
_ 10 7 8 1 2,3 5,29
d = -1,3
-13 186,1
Jawab 
1. d0 : [d1-d2] = 0 da : [d1-d2] ≠ 0
2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 2 arah  titik kritis t(9;0,5) = 2,262

3. Uji statistik : t  karena sampel kecil


4. Daerah penolakan H0 berada pada t<-2,262 atau t>2,262.
5. Statistik hitung :
_
 ∑d=-13  d = -1,3
_
 ∑[d-d]2 = 186,1  s2 = 186,1/9 = 20,68  s = √20,68 = 4,5

d - d0 -1,3 - 0 -1.3 - 0,9


t= = = =
s/√n 4,5/√10 1,438
6. Kesimpulan :
Statistik hitung t = -0,9 > -2,262 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 diterima  tidak ada perbedaan bermakna keampuhan obat dan
plasebo pada derajat kemaknaan 5% (p>0,05).
Contoh 2

Dosen Dosen Statistik Kalbis menguji coba


metoda pengajaran baru pada mahasiswanya
dalam upaya meningkatkan kompetensi
mahasiswa.
Nilai ujian per mahasiswa sebelum dan sesudah
perubahan metoda terlihat pada tabel.
Apakah metoda pengajaran baru menunjukkan
peningkatan yang bermakna pada nilai ujian
mahasiswa?
Nilai Mahasiswa Shubungan dengan
Perubahan Metoda Ajar

Nilai Mahasiswa

Nomor Sebelum Setelah Selisih


Mahasisw Perubahan Perubahan d = x2 - x1
a (i) (x1 ) (x2 ) (d = deviasi)
1 80 90 10
2 75 80 5
3 75 76 1
4 80 75 -5
5 76 80 4
6 98 100 2
7 75 70 -5
8 85 95 10
9 70 90 20
10 82 90 8
Total 50
Jawab
1. Uji hipotesis satu sisi:

H0: d = 0 (2- 1 = 0)
Ha: d  0

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 1 arah  titik kritis t(9;0,05) = 1,83


3. Uji statistik : t  karena sampel kecil
4. Daerah penolakan H0 berada pada t>1,83
Jawab
5. Statistik hitung :
_
• ∑d=50  d = 50/10 = 5
_
• ∑[d-d]2 = 510  s2 = 510/9 = 56,7  s = √56,7 = 7,53

d - d0 5-0 5 2,13
t= = = =
s/√n 7,53/√10 2,35

6. Kesimpulan :
Statistik hitung t = 2,13 > 1,83  H0 ditolak  artinya perubahan nilai
ujian per mahasiswa secara bermakna lebih besar dari nol pada
derajat kemaknaan 5% (p<0,05).
Uji Hipotesis Perbedaan Nilai Mahasiswa Sebelum dan
Sesudah Metoda Pengajaran Baru
Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata
Independen
W.S Kalbis L15436
Uji Beda Dua Rata-Rata
Sampel Independen
Dibutuhkan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi,
dengan melihat rata-rata dua sampelnya.
Tidak ada hubungan antara dua sampel yang akan
diuji.
Pada uji sampel berpasangan, satu kasus
diobservasi lebih dari sekali, dalam uji independent
sample ini , satu kasus hanya didata sekali saja.
Contoh 1
 Berikut adalah data nilai prestasi kerja karyawan yang mendapat
training dengan yang tidak mendapat training.

Dengan training Tanpa training

Rata2 nilai _ _
prestasi X1 = 300 X2 = 302
Varians S12 = 4 S22 = 4,5

Ukuran sampel n1 = 40 n2 = 30

Dengan taraf nyata 5 % ujilah :


a. Apakah perbedaan rata2 nilai prestasi kerja [μ1-μ2] >0?
b. Apakah ada perbedaan rata2 prestasi kerja [μ1-μ2]≠ 0?
Jawab a)
1. H0 : [μ1-μ2] = 0 Ha : [μ1-μ2] > 0

2. Derajat kemaknaan = 5%  titik kritis Zα = 1,645

3. Uji statistik : Z  karena sampel besar

4. Statistik hitung :

[ x1 -x2 ] - d0 [ 300 - 302 ] - 0 2 4


z= = = =
√ (s12/n1) + (s12/n1) √ (4/40) + (4,5/30) 0,5

5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 4 > 1,645 (berada di daerah penolakan H0).
H0 ditolak  beda rata-rata prestasi kerja > 0.
Jawab b)
1. H0 : [μ1-μ2] = 0 Ha : [μ1-μ2] ≠ 0

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 2 arah  titik kritis zα/2 = z2,5% = 1,96

3. Uji statistik : Z  karena sampel besar

4. Statistik hitung :

( x2 -x1 ) - d0 [ 302 - 300 ] - 0 2 4


z= = = =
√ (s12/n1) + (s12/n1) √ (4/40) + (4,5/30) 0,5

5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 4 > 1,96 (berada di daerah penolakan H0).
H0 ditolak  beda rata-rata prestasi kerja ≠ 0.
Contoh 2
Berikut adalah data nilai UTS Dasar Mahasiswa Kalbis
kelas Reguler dan Sore.

Reguler Mandiri
_ _
Rata2 kelas X1 = 78,9 X2 = 79,0
Varians S12 = 129,5 S22 = 197

Ukuran sampel n1 = 48 n2 = 48

Dengan taraf nyata 5 % ujilah :


a. Apakah ada perbedaan rata2 nilai UTS kedua kelas / [μ1-μ2]≠ 0?
b. Apakah beda rata2 nilai UTS kedua kelas tersebut >0 / [μ1-μ2] >0?
Jawab a)
1. H0 : [μ1-μ2] = 0 Ha : [μ1-μ2] ≠ 0

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 2 arah  titik kritis zα/2 = z2,5% = 1,96

3. Uji statistik : Z  karena sampel besar

4. Statistik hitung :

[ x1 -x2 ] - d0 [ 78,9 - 79 ] - 0 -0,1 -0,04


z= = = =
√ (s12/n1) + (s12/n1) √ (129,5/48) + (197/48) 2,6

5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = -0,04 > -1,96 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 gagal ditolak  beda rata-rata nilai UTS kedua kelas = 0.
Jawab b)
1. H0 : [μ1-μ2] = 0 Ha : [μ1-μ2] >0

2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 1arah  titik kritis zα = z5% = 1,645

3. Uji statistik : Z  karena sampel besar

4. Statistik hitung :

[ x1 -x2 ] - d0 [ 78,9 - 79 ] - 0 -0,1 -0,04


z= = = =
√ (s12/n1) + (s12/n1) √ (129,5/48) + (197/48) 2,6

5. Kesimpulan :
Statistik hitung z = -0,04 < 1,645 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 gagal ditolak  beda rata-rata nilai UTS kedua kelas tidak >0.
Latihan
Contoh kasus: Sebuah penelitian bertujuan
melihat apakah rata-rata kadar nikotin rokok
jarum lebih tinggi dibandingkan rokok wismilak.
Dari ambil sampel secara random, 10 batang rokok
jarum dan 8 batang wismilak. Dilaporkan rata-rata
kadar nikotin rokok jarum 23,1 mg dengan standar
deviasi 1,5 mg sedangkan rokok wismilak 20,0 mg
dengan standar deviasi 1,7 mg. Ujilah pernyataan
tsb, dengan alpha 5%.
Jawab
Diketahui :
n1 = 10 n2 = 8
x1 = 23,1 x2 = 20,0
s1 = 1,5 s2 = 1,7

1. H0  μ1 = μ2
Ha  μ1 > μ2
2. Uji statistik  t-test dengan α=0,05
3. Daerah penolakan : Ho ditolak bila t hitung > t (9;0,05) 
>1,746
Jawab
4. Perhitungan

[ x1 -x2 ] [ 23,1 - 20 ] - 0 4,1


t= = =
2 2
√ (s1 /n1) + (s1 /n1) √ (1,52/10) + (1,72/8)

5. Kesimpulan : H0 ditolak, karena t hitung (4,1) > t tabel


(1,746)  Rata-rata kadar nikotin rokok jarum lebih
besar daripada rokok wismilak

Anda mungkin juga menyukai