Dokumen tersebut membahas beberapa jenis hutan berdasarkan kondisi tanah (edafis) di Indonesia, yaitu hutan rawa yang tumbuh di daerah tergenang air tawar, hutan payau (mangrove) yang tumbuh di daerah pasang surut pantai, hutan gambut yang tumbuh di atas tanah gambut yang terendam air, hutan kerangas yang tumbuh di tanah sangat miskin hara, dan hutan kapur yang tumbuh di daerah berbatu kapur.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
393 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis hutan berdasarkan kondisi tanah (edafis) di Indonesia, yaitu hutan rawa yang tumbuh di daerah tergenang air tawar, hutan payau (mangrove) yang tumbuh di daerah pasang surut pantai, hutan gambut yang tumbuh di atas tanah gambut yang terendam air, hutan kerangas yang tumbuh di tanah sangat miskin hara, dan hutan kapur yang tumbuh di daerah berbatu kapur.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis hutan berdasarkan kondisi tanah (edafis) di Indonesia, yaitu hutan rawa yang tumbuh di daerah tergenang air tawar, hutan payau (mangrove) yang tumbuh di daerah pasang surut pantai, hutan gambut yang tumbuh di atas tanah gambut yang terendam air, hutan kerangas yang tumbuh di tanah sangat miskin hara, dan hutan kapur yang tumbuh di daerah berbatu kapur.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis hutan berdasarkan kondisi tanah (edafis) di Indonesia, yaitu hutan rawa yang tumbuh di daerah tergenang air tawar, hutan payau (mangrove) yang tumbuh di daerah pasang surut pantai, hutan gambut yang tumbuh di atas tanah gambut yang terendam air, hutan kerangas yang tumbuh di tanah sangat miskin hara, dan hutan kapur yang tumbuh di daerah berbatu kapur.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13
Hutan Berdasarkan EDAFIS
• Formasi edafis adalah formasi hutan yang dalam
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah, misalnya sifat-sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi tanah, serta kelembapan tanah. Ekosistem hutan yang termasuk ke dalam formasi edafis, yaitu hutan rawa, hutan payau, dan hutan pantai. Schimper (1903 dalam Arief, 1994) menyebutkan hutan- hutan yang termasuk ke dalam formasi klimatis mencakup hutan tepian, hutan rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove. Menurut Davy (1938 dalam Arief, 1994) yang termasuk ke dalam kelompok formasi edafis, yaitu hutan riparian, hutan rawa, hutan mangrove, hutan pantai, hutan kering selalu hijau, hutan sabana, hutan palma atau hutan nipah, dan hutan duri. Menurut Santoso (1996), hutan riparian (riparian forest) dianggap sebagai subtipe hutan hujan tropis, sedangkan hutan nipah (nipha forest) sering dianggap sebagai konsosiasi dari hutan payau atau hutan rawa; bergantung kepada faktor edafisnya. Hutan Rawa • Hutan Rawa adalah hutan yang tumbuh dan berkembang pada tempat yang selalu tergenang air tawar atau secara musiman hutan tersebut tergenang air tawar. Secara periodik daerah-daerah yang terletak di dekat aliran sungai bila musim hujan selalu tergenang akan terbentuk hutan rawa. Selain itu Hutan rawa juga biasanya terdapat di belakang hutan payau atau mangrove. Hutan Gambut • Hutan gambut adalah hutan tropis berdaun lebar di mana tanah yang terendam air mencegah dedaunan dan kayu terdekomposisi sepenuhnya. Seiring waktu berlalu, terbentuk lapisan gambut yang bersifat asam. Hutan gambut umumnya dikelilingi oleh hutan hujan pada tanah yang tidak terendam air dan hutan bakau di air payau. Hutan Payau(Mangrove) • Hutan Payau(mangrove) adalah sebutan untuk sekelompok tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut pantai. Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan Kerangas • Hutan kerangas adalah hutan yang memiliki lahan ekstrim dan rawan atau sangat peka terhadap gangguan misalnya kebakaran.Kata kerangas berasal dari bahasa Dayak Iban yang memiliki arti "tanah yang tidak dapat ditanami padi". Sebutan tersebut diberikan karena kandungan tanah yang membentuk hutan kerangas sangat miskin unsur hara. Vegetasi yang mampu bertahan di hutan kerangas umumnya telah beradaptasi secara luar biasa karena kondisi tanah hutan kerangas memang sangat ekstrim. Salah satu contoh vegetasi hutan kerangas adalah genus Nephentes atau biasa disebut kantong semar, menyerap nutrisi dari hewan dan serangga yang masuk terjebak ke dalam kantung yang dimilikinya. Serangan dan hewan itulah yang kemudian diserap oleh kantong semar sebagai nutrisi supaya tetap bisa bertahan hidup di atas lahan ekstrim hutan kerangas. Jenis tumbuhan lain yang mampu bertahan hidup di hutan kerangas adalah geronggang (Cratoxylum arborescens). Geronggang merupakan jenis pohon pionir di hutan sekunder. Pohon tersebut mampu bertahan dari panas, cepat tumbuh dan dapat hidup dalam sebuah hutan yang pernah terbakar serta didukung oleh batang yang keras sehingga mampu bertahan dari kekeringan. Menurut penelitian hutan kerangas di [Taman Nasional Danau Sentarum], Kalimantan, vegetasi di hutan kerangas tersebut terdiri dari 14 jenis pohon. Hutan Kapur • Hutan Batu Kapur terdapat di daerah tanah yang berupa kapur.Jumlah areal hutan kapur di Indonesia cukup luas sekitar 7,9jt hektar,di hutan ini jarang terdapat tanaman sebab kondisi tanah yang tidak dapat menyimpan air dengan baik. Hutan Rawa Hutan Payau (Mangaroove) Hutan Gambut Hutan Kerangas Hutan Batu Kapur