Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Rentang Sehat Sakit
Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Rentang Sehat Sakit
Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Rentang Sehat Sakit
KOMUNITAS DALAM
RENTANG SEHAT DAN
SAKIT
Peran Perawat
Komunitas
4.1
• Secara histori, perawat komunitas telah terlibat dalam banyak peran. Dari awal, perawat dalam
profesional khusus ini telah memberikan perhatian pada sakit, mengedukasi kebiasaan kesehatan
yang positif dan perawatan diri, advokat atas nama penduduk/populasi yang membutuhkan,
mengembangkan dan mengelola program kesehatan, memberikan kepemimpinan, dan kolaborasi
dengan profesional lain dan konsumen untuk mengimplementasikan perubahan dalam pelayanan
kesehatan. Pengaturan yang mana perawat dapat praktik bervariasi. Rumah umumnya menjadi satu
tempat untuk praktik, tetapi demikian juga klinik, sekolah, pabrik-pabrik, dan lokasi komunitas
dasar lainnya. Sekarang ini, peran dan pengaturan dari profesional perawat komunitas sudah
memperluas lebih jauh.
Inti Fungsi Kesehatan Masyarakat
1. Penilaian
Fungsi penting di kesehatan masyarakat, penilaian, maksudnya perawat komunitas harus mengumpulkan dan
menganalisa informasi yang akan mempengaruhi kesehatan dari orang untuk dilayani
2. Pengembangan Kebijakan
Pengemangan kebijakan ditingkatkan oleh sintesis dan analisis dari informasi yang diperoleh selama penilaian.
3. Jaminan
perawat komunitas melakukan fungsi jaminan pada tingkat komunitas ketika mereka memberikan layanan kepada
sasaran populasi, meningkatkan kualitas kegiatan jaminan, dan mempertahankan keamanan yang aman dari
pengawasan penyakit menular dan merebaknya infeksi. Sebagai tambahan, mereka berpartisipasi pada penelitian,
menyediakan ahli konsultasi, dan menyediakan pelayanan dengan berdasarkan komunitas pada standar perawatan.
Peran clinical
• Peran clinical dalam kesehatan komunitas adalah perawat
memastikan bahwa pelayanan kesehatan disediakan tidak hanya
untuk individu dan keluarga, tapi juga untuk kelompok dan
populasi.
• Tiga penekanan clinical, khususnya, berguna untuk pertimbangan
disini : holistik, promosi kesehatan, dan perluasan keterampilan.
Peran pendidik
• Peranpendidik terutama berguna dalam promosi
kesehatan untuk sedikitnya dua alasan.
1.klien
komunitas biasanya tidak sakit akut dan dapat
menyerap dan bertindak pada informasi kesehatan
2.peran pendidik dalam keperawatan komunitas adalah
signifikan karena khalayak yang lebih luas dapat tercapai
Peran advokat
• Perawat komunitas sering kali bertindak sebagai advokat untuk klien, memohon
alasan mereka atau bertindak atas nama mereka.
• Tujuan advokat
1.untuk membantu klien memperoleh kemandirian atau self-determination.
2.membuat sistem lebih responsif dan relevant untuk kebutuhan klien
• Tindakan advokasi
1.bersikap asertif
2.mengambil resiko
3.berkomunikasi dan bernegosiasi dengan baik
4.mengidentifikasi sumber daya dan memeroleh hasil
Peran manajer
• perawat
terlibat dalam empat fungsi dasar yang
membuat proses manajemen, yaitu :
1.Perawat sebagai perencana
2.Perawat sebagai pengorganisasi
3.Perawat sebagai pemimpin
4.Perawat sebagai controlling dan evaluasi
Peran kolaborasi
• Perawat komunitas menganggap peran kolaborator, yang
berarti bekerja sama dengan orang lain secara umum
berusaha keras, untuk bekerja sama sebagai mitra.
• Utilitarian
Utilitarian berasal dari bahasa latin yaitu utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi
manfaat itu harus menyangkut bukan hanya satu dua orang melainkan
masyarakat sebagai keseluruhan.
• Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata deon yang berasal dari Yunani yang
artinya kewajiban. Suatu perbuatan akan baik jika didasari atas pelaksanaan
kewajiban, jadi selama melakukan kewajiban berarti sudah melakukan
kebaikan.
Menyelesaikan Konflik Moral dan Dilema Etis
1. Perjelas dilema etika: Masalah siapa itu? Siapa yang harus mengambil
keputusan? Siapa yang dipengaruhi oleh keputusan itu? Apa prinsip etika yang
terkait dengan masalah?
2. Kumpulkan data tambahan: Miliki sebanyak mungkin informasi tentang situasi
itu. Up to date pada setiap kasus hukum yang terkait dengan pertanyaan etis.
3. Identifikasi pilihan: Lakukan brainstorming dengan yang lain untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin alternatif. Semakin banyak opsi yang
diidentifikasi, semakin besar kemungkinan solusi yang dapat diterima akan
ditemukan.
4. Buat keputusan: Pilih dari opsi yang diidentifikasi dan tentukan
opsi yang paling dapat diterima, opsi yang lebih layak daripada
yang lain.
5. Bertindak: Melaksanakan keputusan. Mungkin perlu
berkolaborasi dengan yang lain untuk menerapkan keputusan
dan mengidentifikasi opsi.
6. Evaluasi: Setelah bertindak atas keputusan, evaluasi
dampaknya. Apakah tindakan terbaik yang dipilih? Apakah
alternatif lebih baik? Mengapa? Apa yang berjalan dengan
benar dan apa yang salah? Mengapa?
Kerangka kerja pembuatan keputusan etis yang dirujuk sebagai model DECIDE
adalah metode praktis untuk membuat penilaian dan keputusan etis (Thompson,
Melia, & Boyd, 2000). Langkah-langkahnya sebagai berikut:
D — Define the problem (or problems): Apa fakta-fakta kunci situasi? Siapa yang
terlibat? Apa hak mereka dan tugas serta hak dan kewajiban Anda?
E — Ethical review: Apa prinsip etika yang ada situasi, dan prinsip atau prinsip apa
yang seharusnya diberi prioritas dalam membuat keputusan?
C — Consider the options: Opsi apa yang Anda miliki di situasi? Tindakan
alternatif apa yang ada? Apa bantuan, sarana, dan metode yang perlu Anda
gunakan?
I — Investigate outcomes: Mengingat setiap opsi yang
tersedia, apa konsekuensi cenderung mengikuti dari setiap
tindakan terbuka untukmu? Apa hal paling etis yang harus
dilakukan?
D — Decide on action: Setelah memilih opsi terbaik yang
tersedia, menentukan rencana tindakan spesifik,
menetapkan tujuan yang jelas, dan kemudian bertindak
tegas dan efektif.
E — Evaluate results: Setelah memulai suatu tindakan,
nilai bagaimana perkembangannya, dan ketika
disimpulkan, evaluasi apakah mencapai tujuan atau tidak.
Prinsip-Prinsip Etik
• Ellis Yania R, Hartley Celia L.1980.Nursing In Today World Challenges: Issues And
Trends. Philadelphia:JB Lippincontt Co.
• McCloskey.1990.Complex Ethical Dilemmas For Nurses And Nursing. St.Louis: The
CV Mosby Co.
• Ismani, Nila, HJ.2001.Etika Keperawatan.Jakarta: Widya Medika.
• Allender & Spradley. 2005. Community Health Nursing Promoting Health Nursing
• Elizabeth T. Anderson & Judith Mcfarlane. 2010. Community as partner: theory and
practice in nursing 6th ed
Proses Keperawatan
Komunitas
Endang Dwi S 1610711055
Fina Alfya Syahri 1610711058
Ardhita Qory Anjani 1610711063
Model Pengkajian
• Model system Neuman (1970) awalnya dikembangkan di
University of California, Los Angeles, oleh Betty Neuman, Ph.D .,
RN. Tujuan dari model ini adalah untuk memberikan gambaran
baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai mahluk
Wholistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi
aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis
seiring dengan adanya respon-respon system terhadap stressor
baik dari lingkungan internal maupun eksternal.
Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan
data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting
mengenai klien.
a. Core atau inti
• Data demografi
Kelompok atau komunitas yang terdiri: umur, pendidikan,
jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan
serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman):
1. Perumahan
2. Pendidikan
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan.
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6. Sistem komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah
Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis
makanan sesuai status ekonomi tersebut.
8. Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh
komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.
a. Demografi
Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun perempuan. Data
diperoleh melalui. Puskesmas atau kelurahan berupa laporan tahunan atau rekapitulasi
jumlah kunjungan pasien yang berobat.
b. Statistik vital
Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan angka kematian
balita. Angka kesakitan dan kematian tersebut diperoleh dari penelusuran data sekunder
baik dari Puskesmas atau Kelurahan.
c. Karakteristik Penduduk
Variabel karakteristik penduduk meliputi :
1. Fisik
Jenis keluhan yang dialami oleh warga terkait anaknya. Perawat mengobservasi ketika ada program posyandu.
2. Psikologis
Efek psikologis terhadap anak maupun orang tua yaitu berupa kesedihan karena anaknya berisiko tidak bisa
bermain dengan anak-anak sebaya lainnya dan pertumbuhan anak pun akan terhambat atau sulit untuk
berkembang.
3. Sosial
Sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit masih acuh dan tidak memberikan
tanggapan berupa bantuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, namun orang tua
membawa anak ke posyandu rutin untuk ditimbang.
4. Perilaku
Seperti pola makan yang kurang baik mungkin mempengaruhi penyebab anak mengalami
gizi kurang, diare dan penyakit lainnya, terlebih banyak orang tua yang kurang mampu
dalam hal ekonomi.
2. Sub Sistem Komunitas
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap
penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor
untuk menjamin mendapatkan makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itu
kerentanan terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya risiko
peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.
b. Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa
tersebut memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program
kerja yang dilaksanakan 1 bulan sekali, namun untuk ketersedian posbindu
belum ada.
c. Ekonomi
Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya yang
berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk
dimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untuk mempermudah
akses mendapatkan layanan kesehatan. Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe
pelayanan keamanan yang ada, tingkat kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis
dan tipe gangguan keamanan yang ada.
e. Kebijakan dan pemerintahan
Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang sudah dilakukan, kebijakan
terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, serta adanya partisipasi masyarakat dalam
f. Komunikasi
Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk, khususnya komunikasi
formal dan informal yang digunakan dalam keluarga. Jenis bahasa yang digunakan terutama dalam
penyampaian informasi kesehatan gizi, daya dukung keluarga terhadap balita yang sakit.
g. Pendidikan
Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang pengertian tentang
penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara mengatasi, bagaimana cara perawatan ,serta
cara mencegahnya. Mayoritas penduduk berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
h. Rekreasi
Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi atau kemanfaatan
dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dari sarana rekreasi yang ada.
3. Persepsi komunitas
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu
penyakit balita masih acuh, mungkin dipengaruhi
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun
kurangnya pengetahuan kesehatan mengenai suatu
penyakit
SUMBER DATA
Perawat kesehatan masyarakat dapat mengakses banyak sumber data nasional resmi dan
tidak resmi. Sumber resmi mengembangkan dokumen berdasarkan data yang
dikumpulkan oleh pemerintah. Statistik Kesehatan Nasional (NCHS) di Pusat
Pengendalian dan pencegahan Penyakit (CDC) secara khusus didirikan untuk
pengumpulan dan penyebaran data yang berhubungan dengan kesehatan. Lembaga ini
adalah badan statistik kesehatan utama negara, mengumpulkan data dari berbagai sumber.
Data ini memberikan informasi untuk banyak fungsi, termasuk status kesehatan untuk
berbagai populasi dan subkelompok, identifikasi kesenjangan, memantau tren,
mengidentifikasi masalah kesehatan, dan mendukung penelitian yang dirancang untuk
memusatkan perhatian Amerika pada masalah-masalah kesehatan nasional utama,
termasuk tujuan yang realistis bagi lembaga nasional, negara bagian, dan lokal untuk
bekerja selama lebih dari satu dekade.
d. Sumber Negara dan Lokal
Untuk perawat, sumber data penilaian negara yang paling signifikan berasal dari
departemen kesehatan negara bagian. Badan resmi ini bertanggung jawab untuk
mengumpulkan statistik vital negara dan data morbiditas. Sistem Pengawasan Kesehatan
Perilaku (BRFSS) adalah survei kesehatan telepon terbesar di dunia yang memantau
risiko kesehatan di tingkat negara bagian (CDC, 2012). Didukung oleh CDC, informasi
digunakan di berbagai tingkatan untuk mengidentifikasi risiko dan mencegah penyakit.
Sebagai sumber daya bagi departemen kesehatan setempat, departemen kesehatan negara
menyediakan layanan dukungan yang tak ternilai dan merupakan sumber utama data yang
terkait dengan kesehatan di tingkat negara bagian. Lembaga non-resmi memiliki cabang
atau markas negara bagian dan mengumpulkan informasi mereka di tingkat negara
bagian. Cabang-cabang lembaga non-resmi lokal memiliki dokumen-dokumen dari
negara bagian yang dikompilasi dan data nasional tentang populasi, penyakit, atau kondisi
yang mereka tangani. Kamar Dagang AS (2012) menerbitkan Buku Data Kota dan Kota,
dan anggaran negara bagian dan county atau situs web badan kesehatan umum juga dapat
memberikan informasi yang bermanfaat.
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA
Pertama, data harus divalidasi: Apakah mereka akurat, lengkap, mewakili populasi, dan
saat ini (Northwest Centre for Public Health Practice, n.d.)Beberapa prosedur validasi
dapat digunakan:
4. Perawat dan kemampuan kemitraan untuk mengurangi risiko dan / atau mempengaruhi solusi
5. Biaya pengurangan risiko dalam hal keuangan, sosial, dan etika modal
7. Ketersediaan keahlian untuk memecahkan masalah dalam kemitraan, koalisi, atau masyarakat
8. Keparahan dari hasil jika dibiarkan tidak terselesaikan atau konsekuensi dari kelambanan
• Hal ini sering termasuk jadwal pelaksanaan, serta pendanaan atau pengorganisasian
sumber daya fisik / informasi / staf / manajemen, kolaborasi dengan lembaga luar, staf
pelatihan dan bekerja dengan relawan masyarakat yang diperlukan untuk pelaksanaan
program, serta benar-benar melaksanakan tindakan yang dibuat oleh intervensi tersebut
selama fase perencanaan (Issel, 2009).
Implementasi membutuhkan fleksibilitas dan adaptasi terhadap kejadian yang tak terduga. Kegiatan atau
Tindakan Proses implementasi membutuhkan serangkaian tindakan keperawatan atau kegiatan:
1. Perawat menerapkan teori yang sesuai, seperti teori sistem atau teori perubahan, pada tindakan yang
dilakukan.
2. Perawat membantu memfasilitasi lingkungan yang kondusif untuk melaksanakan rencana (misalnya, ruang
yang tenang untuk mengadakan sesi pengajaran kelompok atau permintaan dukungan dari pejabat setempat
untuk proyek pembersihan lingkungan).
3. Perawat dan anggota tim kesehatan lainnya mempersiapkan klien untuk menerima layanan dengan menilai
pengetahuan, pemahaman, dan sikap mereka serta dengan secara hati-hati menafsirkan rencana tersebut
kepada klien. Interaksi ini memelihara komunikasi terbuka dan kepercayaan antara perawat dan klien.
Profesional dan klien (atau perwakilan jika agregatnya besar) membentuk perjanjian kontraktual tentang isi
rencana dan bagaimana hal itu dilakukan.
4. Rencana tersebut dilakukan, atau dimodifikasi dan kemudian dilakukan oleh
profesional dan klien. Modifikasi membutuhkan pengamatan dan pertukaran yang konstan
selama implementasi, karena tindakan ini menentukan keberhasilan rencana dan sifat dari
perubahan yang diperlukan.
STANDAR 5 C: KONSULTASI
• Perawatkesehatan komunitas menyediakan konsultasi
pada berbagai kelompok komunitas dan pemerintah
untuk memfasilitasi implementasi program dan
pelayanan.
STANDAR 5 D: AKTIVITAS PENGATURAN
• Perawatkesehatan komunitas mengidentifikasi,
menginterpretasi, dan mengimplementasikan hukum
kesehatan masyarakat, pengaturan, dan kebijakan.
STANDAR 6: EVALUASI
• Perawat kesehatan komunitas melakukan
evaluasi status kesehatan komunitas.
Evaluasi adalah langkah "terakhir" dari proses keperawatan yang terkait dengan
penilaian. Praktik keperawatan bersifat dinamis, dan, untuk landasan intervensi
komunitas agar tepat waktu dan relevan, basis data komunitas, diagnosis keperawatan,
dan rencana program kesehatan harus dievaluasi secara rutin. Efektivitas intervensi
keperawatan komunitas tergantung pada penilaian ulang berkelanjutan terhadap
kesehatan komunitas dan pada revisi intervensi terencana yang tepat.
Prinsip-Prinsip Evaluasi
Rancangan
Memperkuat Gunakan beberapa evaluasi untuk Buat proses Perkenankan
Bangun kapasitas.
program. pendekatan mengatasi partisipatif fleksibilitas.
masalah nyata.
Proses Evaluasi
KOMPONEN EVALUASI
Relevansi
Progress
Cost Efficiency
Effectivness (impact)
Outcome
Model Program Evaluasi
Donabedian Model
Model ini dikenal dengan modelnya yang
sederhana dan dengan dasar metode pengukuran
yang berkualitas. Model Donabedian merupakan
model yang menyediakan kerangka kerja untuk
memeriksa layanan kesehatan dan mengevaluasi
kualitas perawatan kesehatan. Menurut model ini,
informasi tentang kualitas peraawtan dapat diambil
dari tiga kategori: “struktur”, “proses” dan “hasil”
Quality Health Outcomes Model
Model ini menyertakan klien dalam model dan tujuan hubungan
dua-dimensi diantara komponen-komponen yang ada. Inervensi
selalu bertindak melalui sistem dan klien agar menciptakan
model yang dinamis. Keunikan dari model ini adalah dalil
bahwa “ hubungan yang dinamis dengan indikator tidak hanya
berdasarkan tindakan saja, tapi secara bergantian mempengaruhi
komponen”. Pada model ini, komunitas adalah klien.
Omaha System
Sistem Omaha memliki pendekatan pengukuran yang membuatnya menjadi model yang berguna untuk
menentukan kualitas asuhan keperawatan yang disediakan untuk menentukan kualitas asuhan keperawatan
yang disediakan keperada individu, keluarga dan komunitas. Pada evaluasi berfokus pada indikator proses,
pengukuran outcome klien, dan kepuasan terhadap perawatan (Martin, Leak & Aden 1997)
Model ini terdiri dari 6 step meliputi :
• mengumpulkan data
• menentukan masalah
• mengidentifikasi masalah
MODEL PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
KESEHATAN
KESEHATAN DI TIGA
( HEALTH TEACHING
LEVEL PENCEGAHAN
MODELS )
DOMAIN BELAJAR
1. Domain Kognitif
Domain kognitif melibatkan pikiran dan proses berpikir. Ketika makna dan hubungan
dari serangkaian fakta dipahami, pembelajaran kognitif dialami. Domain kognitif
berhubungan dengan penarikan atau pengakuan pengetahuan dan pengembangan
kemampuan dan keterampilan intelektual (Bloom, 1956). Ada enam tingkatan utama
dalam domain kognitif (Gronlund, 1970): pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pengetahuan
Pengetahuan, tingkat pembelajaran terendah menurut taksonomi Bloom (1956),
melibatkan ingatan. Jika siswa mengingat materi yang sebelumnya dipelajari, mereka
telah memperoleh pengetahuan. Tingkat ini dapat digunakan dengan klien yang tidak
dapat memahami alasan atau alasan mendasar, seperti anak kecil atau orang yang
mengalami stroke. Pasien stroke mungkin perlu mengingat bahwa obat harus diminum
setiap hari, bahwa olahraga teratur memulihkan fungsi, dan bahwa minum alkohol harus
dihindari, meskipun mereka mungkin tidak memahami alasan di balik tindakan ini. Anak
usia lima tahun mungkin perlu mengidentifikasi makanan yang sehat daripada memahami
mengapa mereka bergizi. Tujuan perilaku tingkat pengetahuan mungkin adalah, "Klien
dapat mengingat nama enam buah untuk dimakan sebagai cemilan bergizi." Kata kerja
tingkat pengetahuan lainnya termasuk mendefinisikan, mengulangi, daftar, dan nama.
Pemahaman
Tingkat kedua belajar kognitif, pemahaman, menggabungkan mengingat dengan
pemahaman. Mengajar bertujuan menanamkan setidaknya pemahaman minimal. Perawat
ingin klien memahami makna dan mengenali pentingnya perilaku kesehatan yang
disarankan. Contoh dari tujuan perilaku tingkat pemahaman mungkin adalah, "Klien
hamil akan menggambarkan diet seimbang selama kehamilan." Kata kerja lain yang
sesuai di tingkat pemahaman termasuk membahas, menjelaskan, mengidentifikasi,
menceritakan, dan melaporkan.
Aplikasi
Aplikasi adalah tingkat ketiga dari pembelajaran kognitif, di mana pembelajar tidak
hanya mampu memahami materi tetapi juga menerapkannya pada situasi baru. Aplikasi
mendekati kemungkinan perawatan diri ketika klien menggunakan pengetahuan mereka
untuk peningkatan kesehatan mereka sendiri. Tes aplikasi adalah transfer pemahaman ke
dalam praktek. Oleh karena itu, untuk mendorong aplikasi, perawat dapat merancang
rencana pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada klien yang dapat
dipraktekkan. Sebagai contoh, sebuah program menggunakan pendekatan ini untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap dan keyakinan mengenai kanker
payudara. Kesadaran dan partisipasi mamografi meningkat secara signifikan di antara
perempuan Latin yang berpartisipasi dalam intervensi pendidikan kanker payudara
multimedia (Valdez, Banerjee, Ackerson, & Fernandez, 2002).
Analisis
Tingkat keempat belajar kognitif adalah analisis; pada tingkat ini,
pelajar memecah materi menjadi beberapa bagian, membedakan antara
unsur-unsur, dan memahami hubungan di antara bagian-bagiannya.
Tingkat pembelajaran ini menjadi langkah awal menuju pemecahan
masalah. Pelajar dengan saksama memeriksa semua variabel atau
elemen dan hubungannya satu sama lain untuk menjelaskan situasinya.
Sebuah keluarga yang mempelajari pola komunikasinya sendiri untuk
mengidentifikasi sumber konflik menggunakan analisis. Seorang ibu
menganalisis ketika dia berusaha untuk menentukan penyebab
tangisan bayi. Setelah melihat situasi total, ia memecahnya menjadi
variabel-variabel seperti rasa lapar, rasa sakit, stimulasi berlebihan,
kesepian, jenis tangisan, dan intensitas menangis. Dia memeriksa
bagian-bagian ini dan menarik kesimpulan tentang hubungan mereka.
Sintesis
Sintesis, tingkat kelima dari pembelajaran kognitif, adalah kemampuan
tidak hanya untuk memecah dan memahami elemen-elemen suatu situasi,
tetapi juga untuk membentuk elemen-elemen menjadi suatu keseluruhan
yang baru. Sintesis menggabungkan semua tingkat awal dari
pembelajaran kognitif untuk berujung pada pembuatan rencana atau
solusi yang unik. Klien yang mencapai pembelajaran pada tingkat ini
tidak hanya menganalisis masalah mereka tetapi juga mencari solusi
untuk mereka. Sebagai contoh, seorang perawat dapat membantu klien
kesehatan mental dalam kelompok terapi untuk memeriksa depresi
mereka yang sering dan kemudian membuat rencana mereka sendiri untuk
meringankannya. Pasangan muda yang ingin melatih toilet anak mereka
yang berusia 2 tahun dapat mempelajari dimensi fisiologis dan psikologis
dari pelatihan toilet, menganalisis situasi mereka sendiri, dan kemudian
mengembangkan strategi (rencana mereka sendiri) untuk melatih anak.
Evaluasi
Tingkat tertinggi pembelajaran kognitif adalah evaluasi: pada
tingkat ini, pelajar menilai kegunaan materi baru dibandingkan
dengan tujuan yang dinyatakan atau kriteria tertentu (Gronlund,
1970). Klien dapat belajar menilai perilaku kesehatan mereka
sendiri dengan membandingkannya dengan standar yang ditetapkan
oleh orang lain — seperti tidak merokok sama sekali, merokok
dengan berat badan normal, atau berolahraga tiga kali seminggu.
Contoh tujuan perilaku pada tingkat evaluasi mungkin, "Klien di
kelas gizi akan dapat mengukur konten kolesterol dalam satu porsi
hidangan rendah kolesterol yang mereka bawa untuk dibagikan."
Kata kerja lain di tingkat ini termasuk menilai , menilai, memilih,
dan memperkirakan.
2. Domain Afektif
Domain afektif di mana pembelajaran terjadi melibatkan emosi,
perasaan, atau pengaruh. Pembelajaran semacam ini berkaitan dengan
perubahan minat, sikap, dan nilai-nilai (Bloom, 1956). Di sini, perawat
menghadapi tugas untuk mencoba mempengaruhi apa yang dihargai
dan dirasakan klien. Perawat ingin klien mengembangkan kemampuan
untuk menerima ide yang mempromosikan pola perilaku yang lebih
sehat bahkan jika ide tersebut bertentangan dengan nilai-nilai klien
sendiri. Sikap dan nilai-nilai dipelajari (Bigge, 1992). Mereka
berkembang secara bertahap, karena cara perasaan dan respons
seseorang dibentuk oleh keluarga, teman sebaya, pengalaman, dan
pengaruh sosial. Perasaan dan tanggapan ini adalah hasil dari imitasi
dan pengkondisian. Dengan cara ini, klien mendapatkan keyakinan
dan praktik yang berhubungan dengan kesehatan mereka.
3. Domain Psikomotor
Ranah psikomotor mencakup keterampilan kinerja yang terlihat dan dapat dibuktikan
yang memerlukan semacam koordinasi neuromuskular. Klien di masyarakat perlu belajar
keterampilan seperti mandi bayi, pengambilan suhu, pemeriksaan payudara atau testis,
latihan pernapasan prenatal, latihan rentang gerak, irigasi kateter, berjalan dengan
tongkat, dan cara mengganti pembalut. Untuk pembelajaran psikomotor berlangsung, tiga
kondisi harus dipenuhi: (1) peserta didik harus mampu keterampilan, (2) peserta didik
harus memiliki citra sensorik tentang bagaimana melakukan keterampilan, dan (3) peserta
didik harus mempraktekkan keterampilan. Perawat harus yakin bahwa klien secara fisik,
intelektual, dan emosional mampu melakukan keterampilan.
LEARNING THEORIES
Sebuah teori belajar adalah pandangan yang sistematis dan terintegrasi ke dalam sifat
proses di mana orang berhubungan dengan lingkungan mereka sedemikian rupa untuk
meningkatkan kemampuan mereka untuk menggunakan diri mereka dan lingkungan
mereka secara lebih efektif. Perawat memiliki dan menggunakan teori belajar tertentu,
baik secara sadar atau tidak sadar, dan teori itu, pada gilirannya, menentukan cara
mengajar mereka. Sangat berguna untuk mengetahui apa itu teori pembelajaran dan
bagaimana itu memengaruhi peran perawat sebagai pendidik kesehatan. Beberapa teori
belajar yang dikembangkan oleh psikolog pendidikan di abad ke-20 tetap berpengaruh.
Mereka dikelompokkan ke dalam empat kategori: perilaku, kognitif, sosial, dan
humanistik. Baru-baru ini, teori belajar orang dewasa Malcolm Knowles (1980, 1984,
1989) telah mempengaruhi pengajaran klien. Pemeriksaan singkat untuk kategori ini dan
teori spesifik masing-masing berikut.
Teori Pembelajaran Perilaku
Behavioral theory (juga dikenal sebagai stimulus respon atau teori pengkondisian)
mendekati studi belajar dengan berfokus pada perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
diubah. Dikembangkan pada awal abad ke-20, teori perilaku bekerja terutama dikaitkan
dengan tiga nama terkenal: Ivan Pavlov (1957), Edward Thorndike (1932, 1969), dan B.
F. Skinner (1974, 1987). Bagi seorang behavioris, belajar adalah perubahan perilaku —
respons terhadap rangsangan tertentu. Oleh karena itu, guru behaviorialistic berusaha
untuk secara signifikan mengubah perilaku pembelajar melalui serangkaian rangsangan
yang dipilih. Teori stimulus "ikatan" mengusulkan bahwa, dengan pengkondisian,
penyebab tertentu (rangsangan) membangkitkan efek-efek tertentu (tanggapan). Guru
mempromosikan perolehan koneksi respons stimulus yang diinginkan sehingga transfer
pembelajaran dapat terjadi dalam situasi lain yang memiliki elemen respons stimulus
yang sama.
Teori Pembelajaran Kognitif
Jean Piaget adalah teoritikus kognitif yang paling dikenal luas.
Teori perkembangan kognitifnya berkontribusi pada teori Kohlberg
(perkembangan moral) dan Fowler (pengembangan iman). Piaget
(1966, 1970) percaya bahwa perkembangan kognitif adalah proses
yang teratur, sekuensial, dan interaktif di mana berbagai
pengalaman baru harus ada sebelum kemampuan intelektual dapat
berkembang. Karyanya dengan anak-anak membuatnya
mengembangkan lima fase perkembangan kognitif, dari lahir
hingga usia 15 tahun. Setiap tahap menandakan transformasi dari
yang sebelumnya, dan seorang anak harus bergerak melalui setiap
tahap secara berurutan.
Teori Pembelajaran Sosial
Tujuan dari teori belajar sosial adalah untuk menjelaskan perilaku
dan memfasilitasi pembelajaran. Seorang ahli teori sosial yang
penting, Bandura (1977, 1986), menggambarkan tiga cara
keyakinan disfungsional berkembang:
1. Dalam asosiasi kebetulan, hasil biasanya didahului oleh banyak
kejadian, dan klien memilih peristiwa yang salah sebagai prediktor
hasil. Sebagai contoh, Juanita memiliki pengalaman negatif dengan
seorang pria yang memakai alat bantu dengar. Setelah itu, semua
pengalamannya dengan pria yang memakai alat bantu dengar
negatif. Dia mencapai kesimpulan bahwa semua pria yang memakai
alat bantu dengar tidak diinginkan. Keyakinan klien ini menjadi
ramalan yang dipenuhi dengan sendirinya.
2. Dalam generalisasi yang tidak pantas, satu pengalaman negatif menimbulkan perasaan negatif untuk
pengalaman masa depan. Sebagai contoh, Shauna memiliki sebuah tas yang direnggut oleh seorang remaja
dan digeneralisasikan bahwa semua remaja itu jahat. Ryan yang berusia tiga tahun tanpa sengaja meminum
beberapa susu manja. Dia menyamaratakan bahwa susu itu rasanya tidak enak dan sekarang menolak
meminumnya.
3. Dalam persepsi sel-ketidakefektifan, "Orang yang menilai diri mereka sebagai kurang kemampuan
mengatasi, apakah penilaian diri secara obyektif dibenarkan atau tidak, akan melihat semua jenis bahaya
dalam situasi dan membesar-besarkan potensi bahaya mereka" (Bandura, 1986, hal. 220). Sebagai contoh,
seorang klien yang lebih tua, William, memberi tahu perawat kesehatan masyarakat tentang dua pemeriksaan
keamanan sosial yang hilang, tetapi ia menolak untuk naik bus ke kantor pos. Dia menyatakan bahwa dia
tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada petugas pos dan telah membaca tentang warga senior yang
dirampok di bus. Dia menolak untuk menindaklanjuti penghasilannya yang hilang.
Teori Pembelajaran Humanistik
Teori humanistik mengasumsikan bahwa ada kecenderungan alami bagi orang untuk
belajar dan bahwa pembelajaran berkembang dalam lingkungan yang mendorong. Dua
humanis paling terkenal adalah Abraham Maslow dan Carl Rogers. Abraham Maslow
mengembangkan hierarki klasik kebutuhan manusia di tahun 1940-an. Ini menunjukkan
bahwa kebutuhan pertama seseorang adalah fisiologis (misalnya udara, makanan, air).
Setelah kebutuhan ini terpenuhi, orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keselamatan
dan keamanan. Ketiga adalah kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki; kemudian
datanglah kebutuhan harga diri (perasaan positif terhadap harga diri). Hanya setelah
kebutuhan-kebutuhan ini terpenuhi, orang-orang bekerja menuju aktualisasi diri atau
"menjadi semua yang kita bisa" (Maslow, 1970). Dalam keperawatan kesehatan
masyarakat, kebutuhan klien harus dipertimbangkan ketika merencanakan program
pendidikan kesehatan.
Teori Pembelajaran Orang Dewasa
Knowles
Dalam 20 hingga 30 tahun terakhir, berbagai teknik telah dikembangkan untuk membantu
orang dewasa belajar. Salah satu penemuan utama adalah bahwa orang dewasa sebagai
pembelajar berbeda dari anak-anak. Mereka tidak belajar secara berbeda, tetapi
merupakan jenis pembelajar yang berbeda. Knowles (1984) menyarankan bahwa ada
empat karakteristik pelajar dewasa, dan karakteristik ini memiliki implikasi untuk
pembelajaran orang dewasa. Orang dewasa mandiri dalam pembelajaran mereka; mereka
memiliki pengalaman seumur hidup untuk menarik ketika belajar; kesiapan mereka untuk
belajar difokuskan pada requriements untuk peran pribadi dan pekerjaan mereka; dan
orang dewasa memiliki perspektif waktu yang berpusat pada masalah di mana para
pembelajar memiliki kebutuhan untuk belajar agar dapat diterapkan dan dicoba dengan
cepat.
Tiga kemampuan asimilasi (bereaksi terhadap situasi baru dengan
menggunakan keterampilan yang sudah dimiliki), akomodasi (cukup
matang sehingga masalah yang belum terpecahkan sekarang dapat
diselesaikan), dan adaptasi (kemampuan untuk mengatasi tuntutan
lingkungan) digunakan untuk buat transformasi. Perawat harus
memahami tahap pembelajaran audiens mereka untuk memastikan
bagaimana pendekatan mengajar untuk tahap perkembangan itu. Perawat
dapat melihat bagaimana penggunaan boneka dengan anak usia 3 tahun
dapat menjadi tambahan yang bermanfaat untuk presentasi tentang
keamanan, sedangkan sekelompok remaja belasan tahun dengan diabetes
dapat menanggapi informasi tentang konsekuensi mengambil atau tidak
mengambil insulin mereka.
HEALTH TEACHING MODELS
PENDER’S HEALTH
CLOUTTERBLUCK
HEALTH BELIEF PROMOTING
MINIMUM DATA
MODEL (HBM) MODEL
MATRIX (CMDM)
(HPM)
MODEL MODEL
PRECEDE PROCEED
CLOUTTERBLUCK
MINIMUM DATA
MATRIX (CMDM)
menghasilkan informasi berbasis klien yang komprehensif
• Informasi yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat kritis analisis dan
sintesis yang diperlukan untuk menghasilkan perawatan kesehatan yang berkualitas
hasil
• Model ini mengasumsikan interdisipliner perspektif dan mendidik perawat untuk
mengenali dan membagi keragaman klien ke dalam perawatan agar dapat
membantu perawat dalam konseptualisasi klien di luar instuisi, perspektif individu,
dan biomedis (Cloutterbuck & Cherry, 1998)
• Membantu perawat untuk membedakan kehidupan situasional atau rantai
kejadian yang telah membahayakan kesehatan klien.
• Terdiri dari satu set variabel empiris yang "Diketahui
mempengaruhi status kesehatan konsumen (masyarakat),
perilaku, dan hasil-hasil ”(Cloutterbuck & Cherry, 1998)
• Satu set variabel empiris :
KENAPA ?
Perawat lebih fokus kepada pencegahan sekunder dan rehabilitasi nya agar proses
penyembuhan dan kesehatan tidak terganggu.
Sedangkan pada tingkat primer, perawat tidak terlalu memfokuskan pikirannya untuk
proses kesehatannya
CONTOH
Wanita berusia 88 tahun dengan patah tulang pinggul yang telah kembali ke rumah setelah
3 minggu terapi fisik pada fasilitas keperawatan terampil. Perawat menilai lingkungan
klien, gaya berjalan, keterbatasan fungsional, keamanan, dan kepatuhan terhadap obat-
obatan, dan para inisiat membutuhkan rujukan. Pengajaran berfokus pada rehabilitasi dan
pencegahan masalah sekunder yang mungkin terjadi mempengaruhi proses penyembuhan
dan kesehatan serta keselamatan klien secara umum
Intervensi keperawatan 3 tingkat pencegahan :
• Prevensi Primer
Stimulasi dan bimbingan dini/awal dalam kesehatan keluarga dan asuhan
anak/balita.
Imunisasi
Penyuluhan tentang gizi balita
Penyuluhan tentang pencegahan terhadap kecelakaan
Asuhan prenatal
Pelayanan Keluarga Berencana
Perlindungan gigi (dental prophylaxis)
Penyuluhan untuk pencegahan keracunan
• Prevensi Sekunder
Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang anak/balita
Memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala termasuk gigi dan mata terhadap balita.
• Prevensi Tersier
Perawat mengajar kepada keluarga untuk melakukan perawatan
anak dengan kolostomi di rumah.
Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan
anggota gerak untuk latihan secara teratur di rumah.
SUMBER
• Allender, Rector, & Warner. (2014). Community & Public Health Nursing. Promoting
the Public’s Health.
• Effendi, Ferry & Makhfudli. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
TERAPI
TRADISIONAL
DALAM KOMUNITAS
FARAH NABILAH (1610711068)
ANGGRYTA PUTRY L (1610711082)
PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL
• Terapi
modalitas bertujuan untuk membantu proses
penyembuhan dan mengurangi keluhan yang dialami oleh klien.
• Terapikomplementer dapat digunakan mandiri atau tidak
berhubungan dengan terapi biomedis karena diposisikan sebagai
upaya promosi kesehatan, misalnya dengan tindakan pijat
secara rutin dapat mencegah stres
KLASIFIKASI TERAPI
KOMPLEMENTER
o Terapi pikiran tubuh (mind body therapies)
o Terapi berbasis biologi (biologically based therapies
o Terapi manipulatif dan berbasis tubuh (manipulative and
body based therapies)
o Terapienergi yang termasuk dalam katagori energi hayati
dan bioelektromagnetik (energy and biofield therapies)
o Sistem pemeliharaan kesehatan
Terapi Pikiran dan Tubuh
•Terapi ini berfokus pada interaksi otak, pikiran, tubuh, dan kebiasaan
dengan tujuan menggunakan pikiran dalan mempengaruhi fungsi tubuh dan
mempromosikan kesehatan
• Teknik terapi pikiran tubuh berupa Yoga, tai-chi, meditasi, imagery,
hipnosis, biofeedback, dukungan kelompok, terapi seni, terapi musik,
terapi dansa, humor, psikoterapi tubuh, pengakuan, penyembuhan
spiritual, holistic nursing, placebo dll
Terapi Produk Alami
• Terapi produk alami adalah terapi yang menggunakan zat yang
ditemukan pada alam
• Pengobatan non medis yang melibatkan teori dan praktik dari
sistem yang komplet.
• Pengobatantradisional berupa preparat turunan tumbuhan(herbal
dan minyak esensial), pengaturan diet khusu, pengobatan
orthomolecular (nutrisi dan suplemen makanan)
Terapi Manipulasi dan sistem tubuh
Jamu
Pijat
Jamu
• Tahun1988 merupakan awal dimulainya program
pengembangan potensi obat tradisional sebagai
alternative pelayanan kesehatan (Chaudhury &
Rafei, 2001). Obat tradisional Indonesia dikenal
dengan istilah Jamu (WHO, 2010).
• DiIndonesia ada 3 jenis pembagian yaitu jamu
(obat tradisional), obat herbal terstandar, dan
fitofarmaka (BPOM, 2005).
• Obattradisional adalah bahan baku atau ramuan yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sari atau campuran dari bahan
tersebut yang digunakan secara turuun-temurun berdasarkan pengalaman
untuk pengobatan.
• Obat
herbal terstandar adalah sediaan obat bahan yang telah terbukti
keamaan dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji praklinik dan bahan
bakunya telah terstandar.
• Fitofarmaka adalah sediaan obat dari alam yang telah dibuktikan keaman
dan khasiatnya selain dari uji praklinik juga diuji klinik secara ilmiah
serta berbahan baku dan produksinya terstandarisasi.
Pijat
• Banyaknya jenis pijat yang ada di Indonesia
tergantung wilayah tempat tinggal
masyarakat. Pijat memiliki tujuan untuk
rileks, melemaskan otot, dan memperlancar
peredaran darah. Pijat yan paling popular di
Indonesia berasal dari Jawa dan Bali yaitu
SPA.
• SPA merupakan pelayanan kesehatan holistic dengan
memadukan berbagai jenis perawatan tradisional dan
modern yang menggunakan air, pijat, terapi aroma,
latihan fisik, terapi warna, terapi music, makanan
yang member efek pada tubuh, pikiran, jiwa
sehingga mencapai kesehatan yang optimal
(Kemenkes RI, 2014)
• Teknik pijat tradisional Indonesia memiliki perbedaan
dalam hal penamaan, posisi dan tata cara pemijatan, pada
dasarnya ada 7 gerakan dasar khas. Gerakan tersebut
terdiri dari menekan, mengusap, meremas dan mencubit,
menekan sambil memutar, menggetar, menepuk, dan
menghangatkan. Ketujuh gerakan tersebut dilakukan
dengan tekanan ringan hingga dalam.
KESIMPULAN
Biomedis berusaha untuk menghilangkan dan memperbaiki etiologi masalah yang mendasari serta
menekankan pada pengobatan trauma maupun situasi darurat sedangkan tujuan terapi
komplementer dalam sistem keperawatan adalah untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan
dalam diri seseorang.
Perawat memberikan perawatan yang mencakup modifikasi gaya hidup, perubahan diet, olah raga,
pengobatan khusus, konseling, latihan, bimbingan pernafasan, relaksasi, serta resep herbal.